Anda di halaman 1dari 45

NO NAMA PULAU RAGAM

Bali Hindu / Bali Majapahit


1 Bali Bali
Bali Aga

Banjar Kuala / Batang Banyu / Pahuluan


2 Banjar Kalimantan
Banjar
Batak Angkola
Batak Karo
Batak Mandailing
Batak Pakpak Dairi
3 Batak Sumatera
Batak Simalungun
Batak Tapanuli
Batak Toba
Dair
4 Betawi Jawa Betawi
5 Bugis Sulawesi Bugis
6 Cirebon Jawa Cirebon
Dayak Abai,

Dayak Air Durian / Dayak Air Upas / Dayak


Batu Payung / Dayak Belaban / Dayak
7 Dayak Kalimantan Kendawangan / Dayak Membulu / Dayak
Menggaling / Dayak Pelanjau / Dayak
Sekakai / Dayak Sempadian

Dayak Air Tabun / Dayak Banj


8 Gorontalo Sulawesi Gorontalo
Jawa
Osing / Using
Tengger
9 Jawa Jawa Samin
Bawean / Boyan
Naga
Nagaring
10 Madura Jawa Madura
11 Makassar Sulawesi Makassar
Melayu Asahan
Melayu Deli
Melayu Riau
Langkat / Melayu Langkat
12 Melayu Sumatera
Melayu Banyu Asin
12 Melayu Sumatera

Asahan, Melayu
Melayu Lahat
Melayu semendo
Bantik
Minahasa
Pasan / Ratahan
Ponosakan
13 Minahasa Sulawesi Tombulu
Tonsawang
Tonsea / Tosawang
Totembuan
Toulour
14 Minangkabau Sumatera Minangkabau
15 Nias Sumatera Nias
16 Sasak Nusa Tenggara Sasak
Aceh / Achin / Akhir / Asji / A-Tse /
Ureung Aceh
Alas
Aneuk Jamee
Gayo
Gayo Lut
17 Suku Asal Aceh Sumatera Gayo Luwes
Gayo Serbe Jadi,
Kluet
Sigulai
Simeulue
Singkil
Tamiang
Banten
18 Suku Asal Banten Jawa
Badui / Baduy

Jambi

Kerinci
19 Suku Asal Jambi Sumatera Anak Dalam / Anak Rimbo
Batin
Kubu
Pindah
bai / Tidung / Tingalan / Tudung
Abal
Ahe
Anas / Toi

Suku Asal
20 Kalimantan
Kalimantan lainnya
Apalin / Palin
Ata Kiwan
Auheng
Suku Asal
20 Kalimantan
Kalimantan lainnya Ayus / Bentian / Karau / Lemper / Leo Arak /
Bentian / Karau / Lemper / Leo Arak

Badeng
Bahau
Baka
Bakung Metulang
Balangan

Lampung,

Penghulu
Abung / Bunga Mayang / Sembilan Marga /
Siwo Megou
Suku Asal Belalau
21 Sumatera
Lampung Buay Lima
Krui
Megau Pak Tulang Bawang
MR Melintang Rajabasa-Peminggir
Nagarigung
Peminggir Semangka / Skala Brak / Telu

Alfuru

Alune
Amahai
Ambelau
Ambon
Aputai
Aru
Asilulu
Babar
Banda
Barakai
Bati
22 Suku Asal Maluku Maluku Batuley
Benggoi
Bobot
Buru
Dagada
Dai
Damar
Dawelor
Dawera
Desite
Dobel
Eli Elat
Emplawas
Erai
Abui
Adabe
Alor / Belagar / Kelong / Manete / Mauta /
Seboda / Wersin, Atanfui / Atani / Atoni /
Atoni Meto / Dawan
Babui
Bajawa
Suku Asal Nusa Bakifan
23 Nusa Tenggara
Tenggara Timur Barawahing,
Barue
Belu
Blagar
Boti
Bunak / Marae
Dadua
Deing
Ende

Abau

Abra
Adora
Aikwakai
Aiso
Amabai
Amanab
Amberbaken
Arandai
Arguni
Asienara
24 Suku Asal Papua Papua Atam/Hatam
Atori
Baham
Banlol
Barau
Bedoanas
BigA
Buruwai
Karufa
Busami
Iha
Kapaur
Inanwa
Atinggola,
Suwawa
Mandar
Babontehu

Amatoa / Ammatowa / Orang Kajang


Suku Asal Sulawesi Ampana
25 Sulawesi
lainnya Anak Suku Seko
Aserawanua
Babongko / Bobangko
Bada / Lore / Napu
Bajao / Bajau / Bajo / Bayo / Wajo
Balaesang
Balantak / Tanuto
Anak Laut / Laut,
Akik / Akit,
Bonai,
Hutan,
Kuala,
Rawa,
Sakai,
Talang Mamak,
Suku Asal Sumatera Ulu Muara Sipongi,
26 Sumatera Lubu,
lainnya
Pesisir,
Siberut,
Siladang,
Mentawai,
Belom,
Gumbak Cadek / Muslim Gunung Ko,
Keme,
Lambai / Lamuri ,
Lin
Palembang,
Daya
Enim
Gumai
Kayu Agung
Kikim
Kisam
Komering
Lematang
Lintang
Suku Asal Sumatera Lom
27 Sumatera
Selatan Mapur
Sekak
Meranjat
Musi Banyuasi
Musi Sekayu
Sekayu
Ogan
Orang Sampan
Pasemah
Pedamaran
Pegagan
Suku Nusa
28 Tenggara Barat Nusa Tenggara Suku Nusa Tenggara Barat lainnya
lainnya
29 Sunda Jawa Sunda
30 TIONGKOK Asing

Amerika, Arab,
Australia, India,
Inggris, Jepang,
31 Korea, Malaysia, Asing
Pakistan, Philipina,
Singapura,
Thailand, Belanda

Jumlah
Jumlah POPULASI PERSENTASE BAHASA RUMAH ADAT PAKAIAN A
Bahasa Bali  Angklung-Angklung,
2 3,946,416 1.67

2 4,127,124 1.74

8 8,466,969 3.58

1 6,807,968 2.88
1 6,359,700 2.69
1 1,877,514 0.79

3 3,009,494 1.27

1 1,251,494 0.53

7 95,217,022 40.22

1 7,179,356 3.03
1 2,672,590 1.13

8 5,365,399 2.27
8 5,365,399 2.27

9 1,237,177 0.52

1 6,462,713 2.73
1 1,041,925 0.44
1 3,173,127 1.34

12 4,091,451 1.73

2 4,657,784 1.97

6 1,415,547 0.6

13 1,968,620 0.83
13 1,968,620 0.83

10 1,381,660 0.58

26 2,203,415 0.93
15 4,184,923 1.77

24 2,693,630 1.14
13 7,634,262 3.22

19 2,204,472 0.93
22 5,119,581 2.16

1 1,280,094 0.54

1 36,701,670 15.5
1 2,832,510 1.2

1 162,772 0.07

214 236,728,379 96.97


TARIAN ADLAGU ADA MAKANANKEBUDAYADESKRIPSI
NO SUKU BANGSA DAERAH BAHASA

BALI HINDU / BALI


1 BALI Bahasa Bali 
MAJAPAHIT

2 BALI AGA BALI Bahasa Bali


2 BALI AGA BALI Bahasa Bali

Banjar Kuala / Batang


3 BAHASA BANJAR
Banyu / Pahuluan

KALIMANTAN
KALIMANTAN

BAHASA BANJAR

4 BANJAR
5 DAYAK ABAI bahasa Abal
1

ANGKLUNG ANGKLUNG
Bagian angkul-angkul merupakan pintu masuk utama rumah adat
Bali. Bentuk bagian rumah adat ini mirip seperti Gapura Candi
Bentar. Namun, terdapat atap yang menggabungkan kedua pilar
angkul-angkul

Bale lantang
Jantung sebuah desa Bali Aga adalah rumah panjang penduduk yang
disebut bale lantang (juga bale agung ("balai besar") atau bale
banjar ("balai desa")), sebuah bangunan dewan suci rumah.[2] Struktur ini
dibangun di atas fondasi batu bata dan berorientasi secara longitudinal
pada poros menanjak-menurun. Pertemuan dewan desa diadakan di
sebuah bale lantang, yang berlangsung setiap bulan baru dan purnama.
Kepala rumah tangga berkumpul dan mengambil tempat mereka di
dalam bale lantang sesuai urutan status sosial yang ketat, yang
mengharuskan mereka untuk duduk dalam dua baris paralel sesuai urutan
senioritas mereka. Anggota paling senior selalu berada di ujung menanjak
(kaja) pada sisi kangin (matahari terbit)

BA'ANJUNG

Rumah Baanjung (Ba'anjung) adalah nama kolektif untuk rumah tradisional


suku Banjar dan suku Dayak Bakumpai.[1] Suku Banjar biasanya
menamakan rumah tradisonalnya dengan sebutan Rumah Banjar atau
Rumah Bahari. Umumnya, rumah tradisional Banjar dibangun dengan
beranjung (bahasa Banjar: ba-anjung), yaitu sayap bangunan yang
menjorok dari samping kanan dan kiri bangunan utama, karena itulah
disebut Rumah Ba'anjung (ber-anjung). Anjung merupakan ciri khas rumah
tradisional Banjar, walaupun ada pula beberapa jenis Rumah Banjar yang
tidak beranjung. Rumah tradisional Banjar pada umumnya beranjung dua
yang disebut Rumah Ba-anjung Dua, namun kadangkala rumah banjar
hanya hanya beranjung satu, biasanya rumah tersebut dibangun oleh
pasangan suami isteri yang tidak memiliki keturunan.Sebagaimana
arsitektur tradisional pada umumnya, demikian juga rumah tradisonal
Banjar berciri-ciri antara lain memiliki perlambang, memiliki penekanan
pada atap, ornamental, dekoratif dan simetris.
BA'ANJUNG

Rumah Baanjung (Ba'anjung) adalah nama kolektif untuk rumah tradisional


suku Banjar dan suku Dayak Bakumpai.[1] Suku Banjar biasanya
menamakan rumah tradisonalnya dengan sebutan Rumah Banjar atau
Rumah Bahari. Umumnya, rumah tradisional Banjar dibangun dengan
beranjung (bahasa Banjar: ba-anjung), yaitu sayap bangunan yang
menjorok dari samping kanan dan kiri bangunan utama, karena itulah
disebut Rumah Ba'anjung (ber-anjung). Anjung merupakan ciri khas rumah
tradisional Banjar, walaupun ada pula beberapa jenis Rumah Banjar yang
tidak beranjung. Rumah tradisional Banjar pada umumnya beranjung dua
yang disebut Rumah Ba-anjung Dua, namun kadangkala rumah banjar
hanya hanya beranjung satu, biasanya rumah tersebut dibangun oleh
pasangan suami isteri yang tidak memiliki keturunan.Sebagaimana
arsitektur tradisional pada umumnya, demikian juga rumah tradisonal
Banjar berciri-ciri antara lain memiliki perlambang, memiliki penekanan
pada atap, ornamental, dekoratif dan simetris.
RUMAH BETANG

Pada suku Dayak tertentu, pembuatan rumah Betang haruslah


memenuhi beberapa persyaratan berikut di antaranya pada hulunya
haruslah searah dengan matahari terbit dan sebelah hilirnya ke arah
matahari terbenam. Hal ini dianggap sebagai simbol dari kerja keras
untuk bertahan hidup mulai dari matahari terbit hingga
terbenam.Semua suku Dayak, terkecuali suku Dayak Punan yang
hidup mengembara, pada mulanya berdiam dalam kebersamaan
hidup secara komunal di rumah betang/rumah panjang, yang lazim
disebut Lou, Lamin, Betang, dan Lewu Hante.
2

Aling-Aling
Bagian Aling-Aling merupakan pembatas antara Angkul-Angkul dengan
halaman yang merupakan tempat suci. Bangunan Aling-Aling dipercaya
dapat memberikan aura positif.
3

Pura Keluarga
Di bangunan Aling-Aling terdapat dinding pembatas yang disebut sebagai
penyengker. Didalamnya terdapat ruangan yang biasa digunakan untuk
berbagai aktifitas. Beberapa rumah adat Bali ini juga
menggunakan patung sebagai dinding pembatas atau penyengker
4

Bale Manten
Bagian rumah adat selanjutnya adalah Bale Manten. Bangunan ini
diperuntukkan sebagai tempat tidur terutama untuk anak gadis yang
belum menikah. Terletak di sebelah utara bagian rumah adat dengan
bentuk persegi panjang dan bale di bagian kanan kirinya.
RUMAH ADAT
5

Bale Dauh
Merupakan bagian yang disebut juga sebagai ruang tamu, yaitu khusus
digunakan untuk menerima tamu. Meski demikian, bagian dalam dari Bale
Dauh juga difungsikan sebagai tempat tidur anak remaja laki-laki.Bale
Dauh terletak di bagian barat rumah adat. Posisi lantainya harus lebih
rendah daripada Bale Manten. Hal yang unik dari Bale Dauh yaitu adanya
tiang penyangga di ruangan. Namun, jumlah tiang berbeda antara satu
rumah dengan rumah yang lain.
RUMAH ADAT
6

Bale Sepakat
Bagian selanjutnya terdapat Bale Sepakat. Merupakan bangunan yan
berbentuk seperti gazebo dengan empat tiang. Bale Sepakat digunakan
sebagai tempat bersantai anggota keluarga sebagaimana ruang keluarga
dalam rumah modern.
7

Bale Gede
Bangunan Bale Gede inilah yang sering digunakan dalam melaksanakan
acara adat. Oleh sebab itulah letak bangunan ini harus lebih tinggi dari
bangunan lainnya. Selain itu, Bale Gede juga digunakan untuk tempat
berkumpul, menyajikan makanan khas Bali atau membakar aneka sesaji.
Sesuai dengan namanya, Bale Gede mempunyai ukuran bangunan yang
lebih besar daripada bangunan rumah adat lainnya. Berbentuk persegi
panjang dengan 12 tiang yang menjulang.
8

Jineng atau Klumpu


Bangunan Jineng dalam rumah adat berbentuk menyerupai gua yang
dibangun dari material kayu dan ditutup dengan atap jerami. Bagian
rumah adat ini berfungsi sebagai menyimpang gabah (bijih padi) yang
sudah kering dijemur.Namun, bangunan Jineng saat ini sudah jarang
ditemui. Jika ada, maka bangunan Jineng sudah berbentuk modern yang
terbuat dari material batu bata dan semen.
9

Pawaregen
Bangunan adat Pawaragen merupakan bagian rumah adat yang
difungsikan sebagai dapur. Berukuran sedang dan terletak di barat laut
atau barat selatan rumah adat. Terdapat dua area di dalam Pawaragen
yaitu area memasak dan area penyimpanan alat-alat dapur.
PAKAIAN ADAT

Lumbung
Sebagaimana kegunaan Lumbung bagi masyarakat Jawa, di Bali Lumbung
juga digunakan untuk menyimpan bahan makanan pokok seperti jagung,
beras dan lainnya. Berbeda dengan Jineng yang digunakan sebagai tempat
penyimpanan gabah.
TARIAN ADAT LAGU ADAT MAKANAN KHAS KEBUDAYAA
DESKRIPSI

Asal usul suku Bali terbagi ke dalam tiga periode atau


gelombang migrasi: gelombang pertama terjadi
sebagai akibat dari persebaran penduduk yang terjadi
di Nusantara selama zaman prasejarah; gelombang
kedua terjadi secara perlahan selama
masa perkembangan agama Hindu di Nusantara;
gelombang ketiga merupakan gelombang terakhir yang
berasal dari Jawa, ketika Majapahit runtuh pada abad
ke-15—seiring dengan Islamisasi yang terjadi di Jawa
—sejumlah rakyat Majapahit memilih untuk
melestarikan kebudayaannya di Bali, sehingga
membentuk sinkretisme antara kebudayaan Jawa
klasik dengan tradisi asli Bali.

Anda mungkin juga menyukai