Anda di halaman 1dari 8

Nama : Feni Denita

Npm :1811030307

Kelas : B/V

Mk : Evaluasi Program Pendidikan

Dosen Pengampu : Dedi Lazwardi, M.Pd

TUGAS INDIVIDU

A. Pengertian Evaluasi dan program


Kata evaluasi kian lumrah didengar dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan
evaluasi pun telah menjadi instrumen penting dalam pengambilan
keputusan guna menentukan kebijakan keberlangsungan suatu program.
Apa pengertian evaluasi program? Apa yang membedakan evaluasi
program dengan kegiatan lain?
1. EVALUASI
Menurut Alkin, evaluasi meliputi pokok-pokok dalam metode
penelitian sosial untuk menyediakan informasi yang dapat dipercaya
sehingga informasi tersebut dapat membantu dalam pembentukan
kebijakan publik, rancangan program, dan penilaian efektifitas dan
efisiensi kebijakan-kebijakan sosial dan program-program sosial. Dengan
kata lain evaluasi merupakan penerapan metode penelitian sosial untuk
menggali informasi yang digunakan untuk pembentukan kebijakan publik.
Berbeda dengan Alkin, Owen mengemukakan bahwa evaluasi
merupakan proses menyediakan informasi yang dirancang untuk
membantu dalam pengambilan keputusan tentang objek yang
dievaluasi[3], pendapat ini senada dengan Cronbach yang mendefinisikan
evaluasi merupakan suatu proses kegiatan pengumpulan informasi sebagai
dasar pembuatan keputusan tentang program yang dievaluasi. Begitu
pula Worthen dan Sanders mengartikan evaluasi sebagai suatu proses
identifikasi dan pengumpulan informasi untuk membantu para pengambil
keputusan untuk memilih keputusan dari sejumlah alternatif keputusan
yang tesedia.
Merujuk pada beberapa definisi evaluasi di atas, dapat disimpulkan
bahwa evaluasi merupakan serangkaian metode penelitian sosial yang
meliputi proses pengumpulan informasi sebagai dasar untuk menilai
sebuah program berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan
dengan maksud untuk membantu keputusan mengenai objek yang
dievaluasi. Berdasarkan batasan definisi ini, dapat dipahami bahwa
kegiatan evaluasi mengandung beberapa unsur utama, yaitu
1) pengumpulan informasi melalui metode penelitian,
2) pemberian nilai berdasarkan kriteria dan
3) membantu pengambilan keputusan.

2. APA ITU PROGRAM?
Arikunto menjelaskan bahwa program merupakan sistem, dimana
sistem adalah satu kesatuan dari beberapa bagian atau komponen program
yang saling kait-mengkait dan bekerja sama satu dengan yang lainnya
untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dalam sistem. Jika Arikunto
mendefinisikan program sebagai sebuah sistem dalam cakupan yang lebih
luas dan berbeda, Herman sebagaimana dikutip Tayibnapis yang
berpendapat bahwa program ialah segala sesuatu yang dicoba lakukan
seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh.
Merujuk kepada definisi program di atas dapat disimpulkan bahwa
meskipun program diartikan berbeda oleh masing-masing ahli, namun
program dapat dipahami sebagai serangkaian kegiatan atau aktivitas
sistematis yang direncanakan yang dirancang untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam batasan ini, program memiliki empat komponen utama
yaitu:
a) kegiatan/aktivitas,
b) sistematis,
c) direncanakan, dan
d) untuk mencapai tujuan
3. EVALUASI PROGRAM
Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program. Ada beberapa
pengertian tentang program sendiri. Dalam kamus
(a) program adalah rencana,
(b) program adalah kegiatan yang dilakukan dengan seksama.
Melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang
direncanakan (Suharsimi Arikunto, 1993: 297). Menurut Tyler (1950)
yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar
(2009: 5), evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan
pendidikan telah terealisasikan. Selanjutnya menurut Cronbach (1963) dan
Stufflebeam (1971) yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dan Cepi
Safruddin Abdul Jabar (2009: 5), evaluasi program adalah upaya
menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil keputusan.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa evaluasi program
merupakan proses pengumpulan data atau informasi yang ilmiah yang
hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil
keputusan dalam menentukan alternatif kebijakan.

B. Tujuan dan Manfaat evaluasi program


Tujuan Evaluasi Program Arikunto dan Jabar (2009:18) mengatakan
bahwa tujuan diadakannya evaluasi program adalah untuk mengetahui
pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan
kegiatan program. Ada tujuh elemen yang harus dilakukan menurut
Brikerhoff (1986:ix) dalam Arikunto dan Jabar, untuk pelaksanaan
evaluasi, yaitu:
1) penentuan fokus yang akan dievaluasi (focusing the evaluation),
2) penyusunan desain evaluasi (designing the evaluation),
3) pengumpulan informasi (collecting information),
4) analisis dan intepretasi informasi (analyzing and interpreting),
5) pembuatan laporang (reporting information),
6) pengelolaan evaluasi (managing evaluation), dan
7) evaluasi untuk evaluasi (evaluating evaluation).

Tujuan evaluasi program seperti yang duraikan oleh Roswati (2008:66-67)


adalah sebagai berikut:
1) menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang tindak lanjut suatu program di
masa depan,
2) penundaan pengambilan keputusan,
3) penggeseran tanggung jawab,
4) pembenaran/justifikasi program,
5) memenuhi kebutuhan akreditasi,
6) laporan akutansi untuk pendanaan,
7) menjawab atas permintaan pemberi tugas, informasi yang diperlukan,
8) membantu staf mengembangkan program,
9) mempelajari dampak/akibat yang tidak sesuai dengan rencana,
10) mengadakan usaha perbaikan bagi program yang sedang berjalan,
11) menilai manfaat dari program yang sedang berjalan,
12) memberikan masukan bagi program baru.

Manfaat Evaluasi Program Arikunto dan Jabar (2009:21) menyatakan


bahwa evaluasi program pendidikan adalah supervisi pendidikan dalam
pengertian khusus, tertuju pada lembaga secara keseluruhan. Supervisi
sekolah yang diartikan sebagai evaluasi program dapat disama artikan
dengan validasi lembaga dan akreditasi. Roswati Pentingnya Evaluasi
Program di Institusi Pendidikan (Ashiong P.Munthe) (2008:66-67)
memaparkan tentang manfaat dari evaluasi program:
1). memberikan masukan apakah suatu program dihentikan atau
diteruskan, 2). memberitahukan prosedur mana yang perlu diperbaiki,
3). memberitahukan stategi, atau teknik yang perlu dihilangkan/diganti,
4). memberikan masukan apakah program yang sama dapat diterapkan di
tempat lain,
5). memberikan masukan dana harus dialokasikan ke mana,
6). memberikan masukan apakah teori/pendekatan tentang program dapat
diterima/ditolak.

C. Asumsi dasar dan prinsip umum dan evaluasi program.


Asumsi Dasar dan Prinsip Umum
1. Asumsi Dasar.
Terdapat berbagai asumsi yang mendasari kegiatan evaluasi program,
asumsi tersebut bersifat mendasar dan berkaitan dengan falsafah tertentu.
Asumsi dasar tersebut dipaparkan Purwanto dan Suparman (1999:6)
sebagai berikut:
a. Evaluasi merupakan suatu kebutuhan dan mutlak diperlukan dalam
suatu program. Dengan mengingat kepada manfaatnya, maka evaluasi
merupakan suatu keharusan dan bagian tak terpisahkan dari kegiatan suatu
program.
b. Evaluasi merupakan salah satu fungsi penting dalam sistem suatu
program. Evaluasi berkaitan dengan setiap komponen dalam sistem
program dalam seluruh tahapan perancangan dan pengembangan program.
c. Mengevaluasi program sosial adalah sulit, terutama berkaitan dengan
standar yang digunakan.
Namun demikian bukan berarti pekerjaan PENGANTAR EVALUASI
PROGRAM PENDIDIKAN evaluasi adalah pekerjaan yang tidak
mungkin dilakukan dengan berhasil dan memuaskan.
2. Prinsip Umum. Terdapat prinsip-prinsip umum yang harus menjadi
perhatian dalam melaksanakan evaluasi suatu program.
prinsip umum tersebut menjadi rambu-rambu yang dijadikan pedoman
oleh pihak yang melakukan evaluasi sehingga diharapkan dengan
mempedomani prinsip-prinsip umum ini, hasil evaluasi program yang
dilakukan memiliki kredibilitas yang baik. Prinsip-prinsip umum dalam
melakukan evaluasi suatu program dirangkum oleh Cronbach dan Paton
sebagaimana dikutip Arikunto dan Jabar (2009:78) sebagai berikut:
1. Evaluasi program adalah suatu seni. Tidak ada satupun saran untuk
rancangan yang paling tepat bagi kegiatan evaluasi, tetapi untuk evaluasi
program sebaiknya tidak menggunakan rancangan eksperimen.
2. Evaluator program tidak memiliki wewenang untuk memutuskan hasil
program, tetapi sekedar memberikan bantuan data atau informasi kepada
pengambil keputusan.
3. Tidak seorangpun di antara evaluator program berhak memberikan
pertimbangan kepada pengambil keputusan. Evaluasi program adalah
tanggungjawab sebuah tim.
4. Jika wilayah dari program yang dievaluasi luas, evaluator secara
individual tidak berhak beranggapan bahwa dirinya memiliki hak atas
bagian, tetapi seluruh tim memiliki hak yang sama atas semua bagian.
5. Rancangan evaluasi program bukan sesuatu yang sifatnya kaku dan
statis, melainkan merupakan sesuatu yang berproses yaitu fleksibel, dapat
dimodifikasi dan diperbaiki selama dalam proses kegiatan.
6. Sebuah program bukan hanya perlakuan tunggal tetapi juga jamak
maksudnya suatu program memiliki banyak dimensi. Misalnya program
pembelajaran maka memiliki dimensi-dimensi jamak yang dapat
dievaluasi dari aspek pendidik, aspek peserta didik, aspek
materi/kurikulum, aspek media/sumber dan sebagainya.
7. Aspek afektif dan psikomotorik sebaiknya tidak dihindari dalam proses
pengumpulan data, perlu adanya keseimbangan antara data aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik. Kelemahan umum yang ada dalam
PENGANTAR EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN evaluasi adalah
bahwa data yang dikumpulkan hanya kognitif atau dominan pada kognitif.
8. Mengevaluasi program sebaiknya tidak hanya memusatkan sasaran
perhatian pada hasil atau dampak saja, tetapi semua gejala proses
pelaksanaan perlu ditelusuri.
Senada dengan penjelasan Cronbach dan Paton di atas, Purwanto dan
Suparman (1999:7-8) memaparkan 7 (tujuh) prinsip dasar evaluasi sebagai
berikut:
1. Evaluasi harus dilakukan secara sistematis. Dengan demikian hasilnya
dapat diharapkan dapat dipertanggungjawabkan dan dapat memenuhi
kebutuhan berkaitan dengan program.
2. Evaluasi dilaksanakan sesuai dengan prinsip dasar dalam sistem
instruksional dan berkaitan dengan seluruh aspek dalam sistem
instruksional.
3. Evaluasi program harus dilakukan dengan sedapat mungkin
mempergunakan standar tertentu yang relevan dengan program yang
dievaluasi.
4. Sumber kesalahan dapat diidentifikasi. Sumber kesalahan evaluasi
terdapat pada beberapa komponen seperti:
a. Dalam instrumen evaluasi yang dipergunakan dalam
pengumpulan data, seperti isinya yang kurang tepat (kurang valid),
terlalu sulit, kurang pasti dan kurang reliabel.
b. Pada proses pengumpulan data baik yang menyangkut cara
mengumpulkan atau cara mencatat dan memberi skor.
c. Kesalahan pada individu yang dievaluasi seperti kekurang-
sungguhan dan kekurangjujuran individu tersebut.
5. Kesalahan dapat dikurangi (minimized). Mengetahui sumber-sumber
kesalahan seperti diuraikan di atas adalah penting untuk mencegah
terjadinya kesalahan tersebut baik pada saat menyusun instrumen evaluasi,
proses pengumpulan data dan pendekatan dengan individuindividu yang
dievaluasi. Berikut ini upaya-upaya pokok yang harus dilakukan yaitu:
a. Semua kegiatan evaluasi harus terkait dengan alasan melakukan
evaluasi.
b. Harus mempunyai persepsi yang jelas dan konsisten tentang
tujuan, proses, pengumpulan data dan pengolahan data serta
pelaporannya. PENGANTAR EVALUASI PROGRAM
PENDIDIKAN
c. Mengumpulkan sampel informasi yang representatif sehingga
hasil pengolahan informasi tersebut dapat mencerminkan keadaan
seluruh populasi.
6. Kesalahan dapat dihitung. Kesalahan pada instrumen dapat dihitung
melalui validitas dan reliabilitasnya. Validitas menyangkut kriteria
instrumen dengan faktor yang seharusnya diukur, sedangkan reliabilitas
meliputi stabilitas dan konsistensi internal instrumen. 7. Seberapapun
tingkat kehati-hatian dalam mengumpulkan informasi kesalahan dapat saja
terjadi.

Anda mungkin juga menyukai