Komunikasi Bab 6
Komunikasi Bab 6
Manusia merupakan makhluk social yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam
melakukan interaksi dengan lingkunganya, manusia sebaga individu dituntut untuk
melakukan tugas perkembangan. Apabila individu tersebut tidak mampu menjalankan tugas
perkembangan, maka akan menimbulkan suatu masalah. Masalah timbul karena individu
tidak dapat dan tidak mengerti potensi yang ada pada dirinya sehinga tidak dapat
mengembangkan diri.
melihat permasalahan tersebut, individu membutuhkan bantuan dari pihak lain yang
dapat memberikan informasi atas kekurangan yang ada pada dirinya. Maka pelayanan
konseling sangat dirasakan perlu dan penting umtuk membantu menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang muncul.
PENGERTIAN KONSELING
Para ahli mengemukakan berbagai rumusan tentang konseling yang berbeda-beda, akan tetapi
pada intinya sama dan saling melengkapi. Pengertian konseling menurut beberapa ahli
dikemukakan sebagai berikut.
Menurut Burks dan Stefire, konseling merupakan suatu hubungan professional antara
seirang konselor terlatih dan seorang klien. Hubungan ini niasanya dilakukan orang per
orang. Meskipun seringkali melibatkan lebih dari dua orang per orang. Meskipun seringkali
melibatkan lebih dari dau orang. Hubungan dirancang untuk membantu klien memahami dan
memperjelas pandangan hidupnya belajar mencapai tujuan yang ditentukan sendiri melalui
pilihan-pilihan yang bermakna dan penyelesaian msalah emosional atau antar pribadi.
Dalam hubungan tersebut konselor harus professional dan terlatih sehinga dapat
membina hubungan baik dan harmonis antara konselor dengan klien: hubungan, menurut
Burks dan Steffire, merupakan suatu proses yang dirancang dan direncanakan untuk
membantu klien dalam menetukan pilihan dan memecahkan masalah.
American Psychological Association (APA) memberi batasan konseling sebagai
suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangan
pribadinya dan mencapai perkembangan kemampuan pribadi yang dimliki sera optimal.
Batasan APA menjelaskan bahwa protes dapat terjadi setiap sat, dengan menekankan
pada adanya proses pemberian bantuan terhdapa individu yang mengalami hambatan dalam
perkembangan secara optimal. Konseling adalah suatu hubungan tikbal balik antara konselor
(bidan) dengan konseli (klien) yang bersifat professional baik secara individu atau kelompok,
yang dirancang untuk membantu konseli mencapai perubahan yang berarti dalam kehidupan.
Konseling merupakan suatu proses dengan ciri-ciri sebagai berikut.
1. Interaksi antara dua orang (antara bidan dank klien)
2. Konseli datang mempunyai masalah
3. Konseling datang atas kemauan sendiri atau saran orang lain untuk menyelesaikan
masalah
4. Konselor adalah seorang terlatih (professional) dalam bidangnya
5. Tujuan konseling adalah menolong dan memberikan bantuan kepada konseli agar ia
mengerti dan menerima keadan nya serta dapat menemukan jalan keluar dengan
mengunakan potensi yang ada pada dirinya
6. Proses konseling menitik beratkan kepada masalah yang jelas, nyata, dan dalam
kesadaran diri
TUJUAN KONSELING
Tujuan konseling dimaksudkan sebagai pemberian layanan untuk membantu masalah klien,
karena masalah klien yang benar-benar telah terjadi akan merugikan diri sendiri dan orang
lain, sehinga harus segera dicegah dan jangan sampai timbul maslah baru. masalah lainya
adalah klien tidak mampu dan mengerti tentang potensi yang ada pada dirinya, konseling
berusaha membantu potensi yang dimilikinya, sehinga dapat digunakan secara efektif. Tujuan
konseling dapat dijelaskan dengan 5 point sebagai berikut :
1. Memfasilitasi perubahan tingkah laku klien
2. Meningkatkan kemampuan klien untuk menciptakan dan memelihara hubungan
3. Mengembangkan ke efektifan dan kemampuan klien untuk memecahkan masalah
4. Meningkatkan kemampuan klien untuk membuat keputusan
5. Memfasilitasi perkembangan potensi klien
Memfasilitasi perubahan tingkah laku klien
Maksud memfasilitasi perubahan tingkah laku klien adalah bagaimana bidan dapat
memberikan kesempatan kepada klien agar dapat mengubah tingkah laku, dengan tujuan
memberikan klien kesempatan agar dapat hidup lebih produktif dan memuaskan dalam
hidupnya. Perubahan tingkah laku sebagai suatu akibat dari adanya proses konseling.
Meskipun tingkah laku yang spesifik bukanlah penekanan dalam pengalaman konseling.
Perubahan tingkah laku dalam proses konseling adalah perubahan dalam cara brfikir dan
pemahaman. Yaitu dari ketidak mengertian tentang masalah yang dihadapinya
menjadimemahami dan mengerti masalah. Perubahan tingkah laku dapat berupa perubahan
bentuk fisik dari semula datang dalam keadan pucat dan gelisah, setelah berlangsungnya
proses konseling berubah menjadi tenang dan wajah tidak pucat lagi.
Meningkatkan kemampuan klien untuk menviptakan dan memelihara hubungan
Terciptanya hubungan baik anatar bidan dengan klien merupakan hal yang utama dalam
proses konseling. Proses konseling pada intinya adalah menjalin hubungan baik dan
melanggengkan hubungan tersebut sampai konseling berakhir. Konseling akan berjalan
apabila antara bidan dan klien sudah ada peningkatan hubungan baik. Hubungan baik
dimaksud tidak hanya hubungan antara bidan dengan klien, akan tetapi bagaimana klien juga
dapat berhubungan baik dengan dirinya maupun orang lain, bidan harus berusaha membantu
klien memperbaiki kwalitas kehidupanya dengan menjadi semakin efektif dalam melakukan
hubungan antarpribadi maupun interpribadinya. Semakin baik hubungan sosialnya klien
dengan orang lain, maka semakin naik pula kemampuan klien untuk mengoreksi dirinya
sendiri.
Mengembangkankefektifan dan kemampuan klien untuk memecahkan masalah
Secara mendasar, manusia sebagai individu mempunyai cara untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapinya, tetapi karena ketidak mengertian mengenai masalahnya dan kurang
memahami tentang dirinya, maka ia akan menghadapi kesulitan dalam memecahkan masalah.
Konseling diarahkan untuk memanfatkan kemampuan atau potensi klien. Bidan membantu
kliem untuk mengunakan dan meningkatkan keterampilan dalam memecahkan masalahnya.
Meningkatkan kemampuan klien untuk membuat keputusan
Permasalahan kompleks yang dialami individu seringkali merupakan suatu pilihan yang
sangat sulit, sedangkan untuk memilih dibutuhkan adanya suatu keputusan. Keputusan yang
diambil tidaklah mudah karena apabila salah dalam membuat suatu keputusan akibat yang
terjadi akan lebih butuk dan menimbulkan konflik baru. tugas bidan adalah membantu klien
memperoleh informasi dan memperjelas masalah-masalah yang dihadapi klien. Minat,
kesempatan, emosi, dan sikap yang baik akan membantu klien dalam membuat keputusan
sendiri secara realistis.
Memfasilitasi perkembangan potensi klien
Karena secara mendasar individu sudah mempunyai kemampuan atau potensi untuk dapat
memecahkan msalahnya sendiri. Tujuan konseling adalah mengembangkan potensi klien,
yaitu bidan berupaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan klien dengan memberi
kesempatan kepada klien untuk belajar mengunakan kemampuan dan minatnya secara
optimal. Tujuan ini akan tercapai apabila klien dapat memperbaiki pribadinya secara efektif.
PENDEKATAN-PENDEKATAN KONSELING
Konseling sangat bermanfaat untuk membantu klien dalam menghadapi permasalahan-
permasalahan yang sangat kompleks. Melihat kondisi klien secara umum dan individual
memrupakan hal penting dalam pemberian konseling. Bidan perlu memperhatikan apa yang
muncul dan yang ada dalam diri klien. Untuk melihat kondisi tersebut. Konseling dapat
berorientasi pada pendekatan-pendekatan osikologi konseling. Pendekatan-pendekatan
konseling tersebut adalah sebagai berikut.
PENDEKATAN KOGNITIF
Dalam menghadapi suatu permasalahan, hal pertama yang muncul dari individu adalah akan
bertindak dan mempunyai pemikiran yang tidak masuk akal. Sehinga individu sendiri
mengalami masalah, yaitu ketidak sesuaian antara apa yang di inginkan dalam pikiranya
dengan kenyatan yang ada. Pada pendekatan kognitif, bidan berusaha menekankan pada
proses berpikir rasional tentang apa yang dihadapi klien. Pendekatan ini memberikan
keyakinan bahwa klien dalam berpikir akan memengaruhi perasan dan tindakanya. Orientasi
kognitif akan terjadi apabila klien berpikir rasional, sehinga perasaan dan tindakanya
mencerminkan cara berpikir rasional.
Sebagai konselor yang berorientasi kognitif, bidan harus berperan aktif dan direktif,
yaitu aktif untuk mengajak klien berpikir rasional dan membantu klien untuk meningalkan
pandangan yang tidak rasionalmenjadi rasional. Pendekatan kognitif meliputi rasioanl emotif
(rasional emotive), analisis transaksional (transactional analysis), dan trait and factor.
Rational emotive
Pendekatan rational emotive lebih menekankan kepada kebersaman interaksi antara berpikir
dan akal sehat (rational thingking), perasan (emosi), dan perilaku atau tindakan (Atack).
Sebagai konselor, bidan harus dapat mengubah cara berpikir, berperasan, dan perilaku klien.
Untuk mengubah rasa berpikir, bidan memberikan petunjuk bahwa berpikir rasional atas
kejadian atau perasan klien akan mebahayakan dirinya sendiri. Dengan berpikir rasional,
individu dapat menjalankan aktivitas yang lain dan melupakan permasalahan nya.
Analisis transaksional
Penekanana analisis transaksional terletak pada pola interaksi baik verbal maupun non verbal
antara individu yang satu dengan yang lainya. Pendekatan ini sangata baik digunakan pada
kelompok, dengan kelompok konselor dapat mengamati dan memanipulasi interaksi secara
seluruh angota kelompok (game people play). Analisis transaksional berpandangan bahwa
masing-masing individu mempunyai 3 perilaku atau unsur ego states, yaitu unsur anak-anak,
dewasa, dan orang tua.
Unsur anak-anak. Ditandai dengan tindakannyang didasarkan pada reaksi emosional yang
spontan, reaktif, humor, penuh kreativitas, dan inisiatif. Unsur anak terbagi menjadi tiga
macam, yaitu spontan, pemberontak, penurut. Perilaku yang biasanya muncul adalah
menggigit kuku, malu-malu, kalem, berisik, cengeng, dan merengek. Anak-anak biasanya
mengatakan kepunyanku, waw, eng-ing-eng, malu ah, dan lainya
Unsur dewasa. Ditandai dengan pemikiran rasional dan objektif, serta kemampuan mengolah
data. Keterampilan perseptif, mengolah data, dan kemampuan social merupakan atribut orang
dewasa. Kata-kata kalimat yang umum digunakan adalah saya fikir, mengapa, apa,
bagaimana, kapan, di mana.
Unsur orang tua. Dipelajari dari tindakan dan perasan diri kita seperti yang dilakukan orang
tua yang membesarkan kita. Unsur orang tua dapat diidentifikasi dari perilaku bijaksana, adil,
kritis, murah hati, sopan dan pandai. Unsur orang tua terbagi menjadi dau macam, yaitu
pengecam dan penolong. Kalimat yang umum digunakan adalah berapa lama saya bisa
bertemu denganmu, kasihan sekali kamu, awas, jangan, pokoknya, dan lainya.
Analisis transaksional dibedakan menjadi traksaksi komplementer (complementary
transaction), transaksi silang (crossed transactional), dan transaksi tersembunyi (ulterior
transaction).
Transaksi komplementer dibedakan menjadi transaksi komplementer disebut juga dengan
transaksi sejajar. Transaksi ini terjadi apabila penerima pesan memberi respon yang sesuia
dengan ego state yang diharapkan oleh pengirim pesan (dapat diliha pada gambar 6-1).
Misalnya, pada situasi dimana ibu hamil takut disuntik tetanus toksoid (TT), maka klien
berperilaku sebagai anak-anak dan bidan diharapkan berperan sebagai orang tua.
klien bidan
Orang tua
Orang tua
Dewasa Dewasa
Anak-anak
Anak-anak
Dewasa
Dewasa
Anak-anak Anak-anak
Konseling dalam kebidanan
Transaksi tersembunyi. Apabila pengirim oesan menyamoaikan pesan dari ego state tertentu,
tetapi dibalik itu ia menyampaikan pesan dari ego state yang kain, maka transaksi itu disebut
transaksi tersembunyi atau terselebung (dapat dilihat pada gambar 6-3). Misalnya, pengirim
pesan mengatakan, “besok ujian, kita belajar bersama ya sore ini”.Sebenarnya ada maksud
tersembunyi dari pernyatan tersebut, yaitu pengirim pesan ingin bertemu dengan penerima
pesan.”
Dewasa Dewasa
Anak-anak Anak-anak
Dalam proses konseling, individu dituntut untuk belajar mengidentifikasi kedalam dirinya,
melihat keadan diri sendiri, menyadari keadaan diri yang dominan, dan menentukan pola
interaksi dengan orang lain.
Trait and factor
Menekankan pada kemampuan manusia untuk berpikir rasional menggunakan kemampuan
dirinya sendiri(problem-solving approach). Pendekatan ini menganjurkan individu untuk
memahami dirinya sesuai dengan kemampuan otak, bakat serta komponen lain, dan
mengetahui segala persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat berhasil atau sukses dibidang
yang dipilih. Bidan melihat masalah yang dihadapi klien dengan mengunakan suatu proses
dengan cara sebagai berikut.
PENDEKATAN EFEKTIF
Pada pendekatan efektif, individu bermasalah karena selalu membawa perasan nya,
sehinga selalu bermain dengan perasannya. Pendekatan efektif memusatkan perhatian
pada perubahan perasan klien selama proses konseling. Pendekatan ini meyakinkan klien
bahwa dari lingkungan klien dapat berubah.
Pendekatan afektif lebih menekankan pada pentingnya kualitas hubungan
konseling yang harmonis. Pendekatan ini mencangkup konseling gestal, eksistensial, dan
individu (alderia)
Konseling gestal
Merupakan bentuk konseling yang menekankan pada penghayatan diri sendiri dalam
situasi kehidupan yang sekarang, sehinga disebut juga dengan ahistoris (tidak
memperhatikan masa lampau). Kedudukan bidan dank lien adalah sama, sebagai suatu
hubungan manusiawi. Individu mempunyai potensi untuk menentukan diri sendiri dan
mempunyai tangung jawab terhadap apa yang terjadi. Individu tidak dianjurkan berbicara
tentang kesulitan yang dihadapinya, individu harus optimis. Bidan membantu klien
membuka jalan buntu dengan meningalkan harapan dan keinginan untuk mendapatkan
simpati dari orang lain, kemudian klien mulai mengambil peran aktif dalam mengatur
kehidupannya.
Konseling individual
Menekankan pada kebutuhan individu untuk menempatkan diri dalam kelompok social.
Pendekatan ini memandang manusia mempunyai rasa rendah diri (inferiority feling) dan
dengan perasan rendah diri disebut individu berusaha mengapai keungulan (striving for
superiority) dengan mengunakan gaya hidup individualnya (a person’s lifestyle).
Pada pendekatan ini, bidan berusaha membantu klien menghilangkan
ketidakseimbangan dengan cara mencari kompensasi positif, sehinga klien akan bahagia
dan merancang suatu gaya hidup yang lebih konstruktif.
PENDEKATAN BEHAVIORAL
Pengambilan kepurusan atau pwngambilan sikap yang salah dipandang sebagai suatu
permasalahan yang dihadapi oleh individu. Pendekatan bwhavioral menekankan pada
perilaky spesifik, yaitu perilaku yang memang berbenturan dengan lingkungan dan diri
klien.
Dalam pendekayan ini, sebagai konselor, bidan menekankan pada tehnik dan
prosedur untuk memfasilitasinya hingga perilaku klien berubah (behaviour modification).
Bidan lebih berperan sebagai model bagi klien daripada kualitas hubungan konseling.
Pendekatan behavioural menekankan pada behavioristic, yaitu perilaku dapat di ubah
melalui proses belajar, reality, menekankan pada realitas atau kenyatan yang dihadapi
individu; multimodal, menekankan pada beberapa pendekatan yang sudah ada dan
terpusat pada tujuh komponen pola kehidupan dimana klien diarahkan untuk focus pada
salah satu komponenya saja. Komponen tersebut adalah sebagai berikut.
Tujuh komponen menurut A. Lazarus (BASIC-IB/D)
B : Behaviour (perilaku nyata)
A : Affect (alam perasan)
S : Sensation (proses persepsi melalui alat indra)
I : Imagery (konsep diri dalam berbagai aspek)
C : cognition (keyakinan dan nilai-nilai dasar dalam berpikir dan bersikap)
I : Interpersonal relationship (hubungan antarpribadi dengan orang terdekat)
BD : Biological functioning Drug (kesehatan jasmani dan keadan fisik atau
pengunan obat-obatan)
Sedangkan menurut ahli lain, tujuh komponen tersebut adalah sebagai berikut
H : Health (komponen kesehatan)
E : Emotion (perasan)
L : learning (belajar)
P : personal (bersifat pribadi)
I : Imagination (pandangan dan bayangan mengenai diri sendiri)
N : Need to know (kebutuhan untuk mengetahui)
G : Guidance of behaviors (pendamping serta bimbingan)
Komunikasi dan konseling dalam kebidanan
LANGKAH-LANGKAH KONSELING
Merupakan suatu cara bagaimana proses konseling itu berjalan, sehinga dapat mengungkap
sekaligus memecahkan masalah klien. Langkah-langkah tersebut adlah menyatakan
kepedulian, membentuk hubungan, menentukan tujuan dan eksplorasi pilihan, menangani
masalah, menunmbuhkan kesadaran, merencanakan cara bertindak, serta melakukan
penilaian hasil dan mengakhiri konseling.
Menyatakan kepedulian
Langkah pertama untuk memulai konseling adalah memberikan kepedulian dan keprihatinan
pada klien terhadap masalah yang dihadapinya. Dengan kepedulian dan perhatian tersebut,
akan tumbuh rasa keinginan dan semangat pada diri klien untuk menyelesaikan masalah,
klien juga akan menunjukan kesungguhan dan kejujuran teradap apa yang sedang
dihadapinya.
Membentuk hubungan
Merupakan langkah kedua untuk memulai konseling. Untuk membangun sebuah hubungan
yang mencirikan kepercayan, keyakinan harus didasari dengan keterbukan dan kejujuran atas
semua pertanyan klien dan bidan dalam proses konseling. Pada langkah ini, ada harapan
terjalin hubugan ketergantungan klien pada bidan, yaitu bagaimana bidan mengunakan
dirinya sebagai sosok pribadi yang dapat di contoh.
Dengan ketergantungan klien pada bidan, klien akan lebih banyak memberikan
kepercayaan kepada bidan, sehinga bidan lebih mudah untuk memberikan bantuan.
Menentukan tujuan dan ekplorasi perasaan
Langkah ketiga dari proses konseling adalah berdiskusi dengan klien untuk menentukan
tujuan. Apabila tujuan yang disampaikan klien belum jelas, bidan dapat mengambil tindakan
untuk mengeksplorasi masalah dengan cara menyediakan beberapa pilihan. Klien dapat
memilih dari pilihan yang disodorkan bidan agar proses konseling dapat berjalan dengan
lancar. Tujuan yang ditentukan dapat berupa hal-hal sebagai berikut.
Adanya perubahan pada diri klien baik secara fisik maupun psikis (tindakan atau
perasaan)
Terbentuk perasan diterima atau dipercaya
Terciptanya pemahaman dan pengertian klien terhadap masalahnya
Mampu menyelesaikan dan mengatasi masalah sekarang dan yang akan datang
Menangani masalah
Pada langkah ini, bidan harus dapat membuat prioritas dalam menentukan masalah mana
yang harus ditangani terlebih dahulu dan mana masalah yang harus ditinggalkan. Bidan,
sebagai seorang konelor, harus dapat menangani dan mengarahkan klien pada masalah yang
sebenarnya atau yang menjadi prioritas.
Menumbuhkan kesadaran
Dalam menumbuhkan kesadaran klien, bidan berusaha mengarahkan klien untuk mencapai
pemahaman (insight understanding). Melalui kesadaran diri, klien benar-benar memahami
apa yang di alami dan apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalahnya.
Merencanakan cara bertindak
Meskipun klien telah mencapai insight, akan tetapi sering kali klien sulit untuk mengambil
keputusan sangat diperlukan dalam penyelesaian suatu masalah, untuk itu peran bidan
sebagai konsleor adalah mengajak klien merencanakan atau melaksanakan tindakan dari
insight.
Melakukan penilaian hasil dan mengakhiri konseling
Langkah terakhir dari proses konseling adalah melakukan penilaian atas hasil yang telah
dicapai dan mengakhiri konseling. Bidan harus menilai sejauh mana klien dapat mencapai
tujuan konseling yang akan menentukan apakah konseling dapat diakhiri atau tidak. Akan
tetapi, harus di ingat bahwa bidan tidak sepenuhnya bertindak sebagai orang yang
menentukan kapan konseling akan berakhir, konseling di akhiri atas persetujuan klien.
TAHAPAN KONSELING
Tahapan konseling dibagi menjadi tiga, yaitu tahap awal, inti, dan akhir yang akan dijelaskan
sebagai berikut.
Tahap awal
Konseling dilakukan untuk menciptakan hubungan baik dengan klien agar klien dapat
melibatkan diri secara aktif dalam proses konseling. Langkah yang harus diperhatikan adalah
membinda hubungan baik antara bidan dengan klien, tumbuhnya rada percaya (trust)
dianatara keduanya, saling menerima, dan bekerja sama dalam proses penyelesaian masalah.
Tahap inti
Tahapan ini bertujuan membantu klien memahami gambaran diri, hakikan masalah,
penyebab, menemukan alternative pemecahan, dan melaksanakan alternative tersebut. Tahap
inti terdiri atas enam langkah sebagai berikut (dapat dilihat pada gambar 6-4).
Eksplorasi kondisi klien. Bagaimana bidan mengondisikan keadan klien dalam proses
konseling. Bidan berusaha mengadakan perubahan tingkah laku dan perasan klien.
Identifikasi masakab dan penyebabnya. Bidan melakukan pendatan masalah dan mencari
apa yang menjadi latar belakang dari suatu permasalahan.
Identifikasi alternative pemecahan. Bidan membuat beberapa pilihan penyelesaian dan
pemecahan masalah, klien memilih sendiri dari beberapa alternative yang disodorkan oleh
bidan.
Pengujian dan penetapan alternative pemecahan. Setelah klien menentukan pilihan untuk
menyelesaikan permasalahanya. Klien diharapkan dapat melakukan dan mengerjakannya.
Evaluasi alternative pemecahan. Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk meninjau kembali
sejauh mana alternative pemecahan masalah telah dilaksanakan serta hasil dari pemecahan
masalah.
Implementasi alternative pemecahan. Bidan menganjurkan klien untuk melakukan dan
bertidak sesuai dengan salah satu dari pemecahan yang telah dipilihnya.
3. identifikasi alternative
6. alternative pemecahan masalah pemecahan masalah
Tahap akhir
Tahap akhir yang harus dilakukan bidan adalah melakukan penilaian terhadap efektivitas
proses konseling dan menentukan rencana tindak lanjut. Tahapan ini biasanya digunakan
untuk mengakhiri proses pemberian bantuan yang dapat bersifat semnetara atau tetap.
Pengakhiran sementara adalah proses pengakhiran konseling pada pertemuan pertama
dan dapat dianjurkan dengan pertemuan berikutnya, tentu saja dengan membuat kontrak
terlebih dahulu dengan klien. Sedangkan, pengakhiran tetap dilakukan apabila klien di angap
sudah mampu, mandir, serta dapat mengaplikasikan keterampilan yang diperoleh melalui
konseling dalam menghadapi masalah.
KUALITAS PRIBADI KONSELOR
Bidan, sebagai konselor, memegang peranan penting dalam proses konseling. Diharapkan
seorang bidan disamping memiliki faktor pengetahuan, perilaku, dan keterampilan terapeutik.
Ia juga harus memiliki kualitas pribadi sebagai konselor yang baik. Menurut Cavangh (1982),
kualitas pribadi sebagai konselor yang baik. Menurut vavangh (1982), kualitas pribadi
konselor ditandai dengan beberapa karakteristik sebagai berikut.
Pemahaman diri (self-knowlegde)
Mengandung arti bahwa konselor dapat memahami dirinya sendiri dengan baik, memahami
denganpasti apa yang dilakukan, mengapa melakukan, dan apa yang harus dikerjakan. Alasan
pentingnya pemahaman diri adalah :
Upaya untuk mengatasi masa-masa sulit dalam konseling adalah sebagai berikut.
a. Klien diam, tidak mau berbicara
Reflex perasaan, misalnya, “saya mengerti hal ini sulit untuk dibicarakan”
Biarakan Suasana hening sebentar
Pandang klien
Perlihatkan sikap tubuh yang menunjukan perhatian
Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan perasaanya
b. Klien menangis terus-menerus
Tunggu beberapa saat
Tenangkan klien dengan memberi sentuhan
c. Bidan meyakini bahwa tidak ada penyelesaian bagi masalah klien
Sediakan waktu untuk klien
Bersama-sama klien menghadapi masa-masa sulit
d. Bidan meyakini bahwa tidak ada penyelesaian bagi masalah klien
Sediakan waktu untuk klien
Bersama-sama klien menghadapi masa-masa sulit
e. Bidan melakukan kesalahan
Bersikap jujur
Meminta maaf
Hargai dan percayai klien
Bersikap terbuka
f. Bidan tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan klien
Berusaha mencari informasi
Tunjukan buku sumber lain untuk mendapatkan informasi
Akui keterbatasan
Rujuk klien pada konselor atau bidan lain yang lebih kompeten
g. Bias gender
Gunakan kata-kata yang menunjukan perhatian positif dan refleksi,
misalnya “kadang-kadang pada awalnya seseorang akan merasa lebih
nyaman berbicara dengan sesame jenis kelaminnya”.
h. Bidan klien sudah saling kenal sebelumnya
Sarankan untuk ke konselor atau bidan lainnya
i. Klien menanyakan hal-hal yang sangat pribadi kepada bidan
Setelah beberapa saat potong pembicaraan klien dan gunakan teknik
memfokuskan (focusing).
j. Bidan merasa dipermalukan
Sebaiknya bidan tetap bersikap professional dan tidak menceritakan
kehidupan pribadinya
k. Keadaan kritis
Bersikap direktif
Langsung melakukan tindakan penyekamatan
Komunikasikan dengan tegas dan sopan mengenai keadaan kritis tersebut
kepada keluarga
Berikan penjelasan singkat, jelaskan langkah-langkah yang harus
dilakukan bersama untuk mengatasi keadaan.
Lakukan teknik mendengar efektif
Tenagkan klien. Misalnya, “saya akan berusaha semampu saya”.
Bersikap tenang
RINGKASAN
Masalah merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi setiap manusia yang
mengalaminya. Masalah tidak akan pernah hilang apabila tidak diusahakan untuk hilang.
Menyelesaikan masalah memerlukan bantuan orang lain, bantuantersebut bukan hanya
sebatas mendengarkan dan menerima segala keluhan yang ada dalam pikiran dan perasaan
orang bermasalah, melainkan membutuhkan pengetahuan tentang masalah itu sendiri,
mempunyai tujuan untuk memberikan bantuan, menggunakan pendekatan-pendekatan,
menerapkan langkah-langkah dan tahapan dalam memberikan bantuan, serta mengetahui
masa-masa sulit dalam pemberian bantuan dan upaya untuk mengatasinta kualitas konselor
yang baik sangat dibutuhkan dan membantu dalam proses penyelesaian suatu permasalahan.
SOAL PILIHAN
Petunjuk.
1. Pilihlah salah satu hawaban yang paling tepat
2. Pilihlah jawaban ganda dengan ketentuan sebagai berikut
A. Jika jawaban 1, 2, 3 benar
B. Jika jawabn 1 dan 3 benar
C. Jika jawabn 2 dan 4 benar
D. Jika jawaban 4 saja yang benar
E. Jika semua jawaban benar