Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENGAMATAN

PERANCANGAN METODE KERJA

DI SUSUN OLEH :

1. Muhamad Pajar 1115007


2. Yoseph Kurniawan 1115009
3. Zulfikar Gusti 1115033
4. Afiani Hasyafa 1115075

POLITEKNIK STMI JAKARTA


d.h. Sekolah Tinggi Manajemen Industri
Jl. Letjen Suprapto No. 26 Cempaka Putih, Jakarta 10510
Teip : (021) 42886064 Fax : (021) 42888206
www.stmi.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN

2
KATA PENGANTAR

Segala puji Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan nikmat iman, nikmat jasmani dan rohani Kami dapat menyelesaikan
Pengamatan Analisis Perancangan Sistem Kerja yang berjudul “Perancangan
Metode Kerja”.

Dalam proses pengamatan ini kami mendapatkan banyak pelajaran yang baru,
saran, dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan atau penjelasan dari
berbagai pihak yang merupakan sebuah pengalaman yang tidak dapat diukur
secara materi, namun dapat membukakan mata kami bahwa sesungguhnya
pengalaman dan sebuah pengetahuan tersebut adalah guru yang terbaik bagi
kami.

Kami selaku penyusun laporan ini mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu kami dalam hal pengamatan.

Dalam penyusunan Laporan pengamatan ini, kami menyadari bahwa terdapat


banyak kekurangan yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja, dikarenakan
keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang kami miliki.
Untuk itu kami mohon maaf atas segala kekurangan tersebut tidak menutup diri
terhadap segala saran dan kritik serta masukan yang bersifat kontruktif bagi kami.

Akhir kata semoga dapat bermanfaat bagi kami dan orang banyak. Aamiin!!

Jakarta, 27 September 2016

-Penulis-

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................3
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................4
DAFTAR TABEL.............................................................................................................................................6
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................................................7
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................8
1.1. LATAR BELAKANG........................................................................................................................8
1.2. PERUMUSAN MASALAH...............................................................................................................8
1.3. TUJUAN PENELITIAN....................................................................................................................8
1.4. MANFAAT PENELITIAN.................................................................................................................9
1.5. SISTEMATIKA PENULISAN............................................................................................................9
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................................................................10
2.1. ANALISIS SISTEM DAN PERANCANGAN KERJA...........................................................................10
2.1.1. Pengertian..........................................................................................................................10
2.1.2. 2.1.2 Ruang Lingkup...........................................................................................................10
2.1.3. Metode..............................................................................................................................10
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA...................................................................................12
BAB IV ANALISIS MASALAH.......................................................................................................................16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................18

4
DAFTAR TABEL

5
DAFTAR GAMBAR

6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Berbicara tentang perancangan sistem kerja, tidak lepas dari dua nama,yaitu F.W.
Taylor dan F.B. Gilbreth, dua orang yang mengawali pengembangan ilmu tentang Perancangan
Sistem Kerja. Memang dari penelitian merekalah, walaupun tidak dilakukan bersama-
sama, yang dikemudian hari sampai sekarang digabungkan sebagai suatu kesatuandan
dikenal sebagai perancangan sistem kerja atau methods engineering.

Peta-peta kerja merupakan alat sistematis yang sistematis didalam mengumpulkan


semua fakta berkenaan dengan sistem kerja yang diamati, sehingga dapat digunakan
untuk mengkomunikasikan fakta-fakta tersebutkepada orang lain. Oleh karena itu, yang
melatar belakangi praktikum ini adalah bagaimana pentingnya pembelajaran ilmu
tentang perancangan sistem kerja dan ergonomi agar semua sistem kerja bekerja
dengan baik.

7
1.2.PERUMUSAN MASALAH
 CV.Marra Multi Sukses tidak di fasilitasi dengan assembly chart, operation
process chart(OPC), flow diagram, serta flow prosses chart
 Bagaimana agar sistem tersebut dapat bekerja secara tepat dan akurat

1.3.TUJUAN PENELITIAN
 Melatih kemampuan Mahasiswa dalam membuat Flow Diagram (FD)
 Melatih kemampuan Mahasiswa dalam membuat peta rakit gambaran grafis dari
urutan-urutan aliran komponen dan rakitan bagian (sub assembly) kerakitan suatu
produk.
 Melatih kemampuan Mahasiswa dalam membuat peta Proses Operasi (Operation
Proses) merupakan diagram yang menggambarkan langkah-langkah yang akan dialami
bahan baku dari urut-urutan dan pemeriksaan. Sejak dari awal proses sampai menjadi
produk utuh maupun sebagai komponen, dan juga memuat beberapa informasi yang
dibutuhkan.

1.4.MANFAAT PENELITIAN
 Perusahaan
1. Menjalin hubungan baik antara CV.Marra Multi Sukses dengan Politeknik
STMI Jakarta.
2. Dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam usaha
pemecahan masalah di CV atau Perusahaan tersebut..

 Peneliti
1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat menerapkan
ilmu teori yang telah di peroleh selama perkuliahan.
2. Dapat mengetahui hasil optimasi terbaik dari permesinan.
3. Mengetahui langkah-langkah perawatan mesin bubut.
4. Sebagai bahan referensi terhadap penelitian selanjutnya.

8
1.5.SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I - PENDAHULUAN
Berisikan tentang Latar Belakang, Tujuan Praktikum, Manfaat Praktikum, Batasan
Masalah dan Sistematika Penulisan
BAB II – LANDASAN TEORI
Berisikan tentang analisi dan Perancangan Sistem Kerja, ruang lingkup dan
metode. Serta menganalisis perancangan metode kerja yang meliputi method study
(simbol ASME) dan alat method study. Adapun alat method study seperti peta kerja
keseluruhan dan peta kerja setempat.
BAB III – PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Berisi tentang data umum, perusahaan, struktur organisasi, deksripsi kerja, jam
kerja, layout perusahaan atau layout pabrik, deskripsi produk (Hasil pengamatan, Mesin
yan digunakan).
BAB IV – ANALISIS MASALAH
Berisi tentang usulan improvement / perbaikan dari hasil perancangan Assembly
Chart, Operation Process Chart, Flow Diagram, Flow Process Chart kondisi actual (Harus
ada cara yang lebih mudah)
BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan dari hasil pengolahan data dan analisis masalah, serta
saran dalam rangka penerapan metode kerja yang telah diusulkan.

9
10
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Analisis dan Perancangan Sistem Kerja (Tata Cara Kerja)

2.1.1 pengertian teknik tata cara kerja dan tujuan analisis perancangan sistem kerja

Teknik Tata Cara Kerja merupakan Ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-
teknik untuk mendapatkan suatu rancangan sistem kerja yang terbaik

mengatur komponen-komponen sistem kerja sedemikian rupa sehingga dicapai tingkat efisiensi
dan produktivitas yang tinggi yang diukur dengan waktu yang dihabiskan, tenaga yang dipakai
serta akibat akibat psikologis dan sosiologis yang ditimbulkannya.

Tujuan dari Analisis Pengukuran Kerja

Tujuan APK adalah menghasilkan suatu sistem kerja yang ENASE yaitu efektif, nyaman,
aman, sehat dan efisien. Maksud dari tujuan ini adalah bahwa dengan diterapkannya APK
diharapkan sistem kerja yang dirancang efektif yakni mampu menghasilkan output sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan, nyaman, aman, dan sehat bagi pekerja dan orang-orang yang
berada di sekitar lingkungan tempat kerja itu berlangsung, serta efisien dalam arti bahwa biaya
yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu kecil nilainya dibanding dengan
output yang dihasilkan.

Keuntungan yang Didapat dengan Menerapkan Keilmuan APK:

 Waktu kerja yang semakin pendek


 Jumlah output per hari yang semakin tinggi menyebabkan ongkos per produk yang
semakin kecil, sehingga secara keseluruhan ongkos produksi menurun.
 Produktivitas yang lebih tinggi melalui upah perangsang
 Upah perangsang akan menyebabkan pekerja semakin bergairah, sehingga dicapai
produktivitas yang semakin tinggi pula.
 Perbaikan sistem kerja
 Perbaikan sistem kerja dapat dilakukan dan diterapkan pada berbagai komponen dan
interaksi antar komponen sistem.
 Penjadwalan produksi

11
 Dibakukannya waktu operasi di setiap stasiun kerja memungkinkan kita untuk
menjadwalkan produksi di tingkat shopfloor.
 Pengaturan pembebanan dan line balancing
 Beban kerja pada setiap stasiun dapat diatur dan diseimbangkan berdasarkan berbagai
informasi tentang waktu operasi, beban kerja fisik, maupun mental yang diterima
pekerja.
 Pengaturan tata letak dan lintasan kritis
 Untuk merancang atau mengatur tata letak suatu pabrik baik itu manufaktur ataupun
fasilitas jasa, dibutuhkan informasi yang cukup tentang perancangan proses kerja,
 pengaturan dan pengukuran waktu kerja, keterkaitan antar berbagai aktivitas, dan lain-
lain.

APK dalam Keilmuan Teknik Industri

Keilmuan APK, dilihat dari sejarahnya, merupakan cikal bakal disiplin Teknik Industri. Apa yang
dilakukan oleh para pendahulu Teknik Industri seperti Taylor dengan Time Study-nya, pasangan
suami istri Gilbreth dengan Studi Gerak dan hubungan antar pekerja, merupakan dasar-dasar
perancangan sistem kerja. Penerapan keilmuan APK dalam suatu sistem produksi, juga tidak
terlepas dari berbagai ilmu lain dalam Teknik Industri. Kesemuanya ini berinteraksi untuk
mengoptimalkan sistem integral yang terdiri dari manusia, material, mesin, peralatan, uang dan
informasi.

2.1.2 pengertian perancangan sistem kerja

Perancangan Sistem Kerja dalah Suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-
prinsip untuk mendapatkan rangcangan terbaik dari sistem kerja yang EASNE . Teknik-teknik
dan prinsip ini digunakan untuk mendapakan suatu sistem kerja
yang efektivitas , efisiensi , aman ,sehat , dan nyaman , biasa di singkat sebagai EASNE.

Sistem kerja terdiri dari empat komponen, yaitu:


1. Manusia
2. Bahan
3. Perlengkapan
4. Peralatan (Mesin)
Komponen-komponen itulah yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas pekerja.

Adapun penertian efisiensi, Efisiensi adalah suatu hal yang terpenting yang dikehendaki dari
rancangan suatu sistem kerja dan dapat didefinisikan sebagai output dan input.

12
Pengertian efisiensi menurut Mulyamah (1987;3) yaitu:
“Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan masukan
dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataam lain penggunaan yang sebenarnya”

Sedangkan pengertian efisiensi menurut SP.Hasibuan (1984;233-4) yang mengutip pernyataan


H. Emerson adalah:
“Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara
keuntungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang
dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa yang
telah diselesaikan.”

Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya
untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan. jadi, semakin sedikit biaya yang diberikan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan semakin efisien sistem kerjanya, efisien yang tinggi suatu
persyaratan produktivitas yang tinggi.

2.1.2.1 ruang lingkup perancangan sistem kerja

Ruang lingkup perancangan sistem kerja meliputi penataan sistem kerja dan pengukuran
sistem kerja. Penataan sistem kerja berisi prinsip-prinsip yang mengatur komponen-komponen
sistem kerja (manusia, alat, bahan, dan lingkungan) untuk menghasilkan alternatif-alternatif
sistem kerja terbaik. Karena begitu banyaknya alternatif sistem yang akan ditemui, maka di
sinilah penataan sistem kerja akan berperan. Prinsip-prinsip penataan sistem kerja
mengarahkan kita untuk memusatkan perhatian hanya kepada beberapa alternatif terbaik
sehingga usaha mencari satu sistem terbaik dapat lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan.

Ruang Lingkup APK

1. Lingkup Teknis

Perubahan teknologi yang semakin cepat serta level teknologi yang semakin kompleks, di satu
sisi menyebabkan ketergantungan manusia pada alam semakin berkurang serta berbagai
keuntungan lainnya yang bermanfaat bagi industri manufaktur. Namun di sisi yang lain,
perubahan ini juga menyebabkan ketergantungan manusia pada teknologi itu sendiri, sehingga
efektivitas sistem secara keseluruhan sebenarnya tidak terlalu banyak berpengaruh. Oleh
karena itu diperlukan suatu pendekatan yang lebih komprehensif dengan penekanan pada
aspek manusia sebagai komponen sistem yang paling utama (Aspek Ergonomi).

2. Lingkup Organisasi

APK menyangkut desain dan analisis berbagai jenis pekerjaan. Baik pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukan oleh perorangan, dengan kontrol individu, maupun pekerjaan-pekerjaan yang

13
dilakukan secara berkelompok, yang membutuhkan koordinasi dan tipe pengontrolan yang
berbeda-beda. Kedua jenis pekerjaan di atas tentu saja memiliki sifat dan ciri yang berbeda,
sehingga di dalam analisisnya pun membutuhkan pendekatan atau metode yang berbeda pula.
Hal ini diakomodir oleh berbagai pengetahuan dan teknik yang terlingkupi oleh keilmuan APK
dan E.

3. Lingkup Legalitas

Meningkatnya aturan-aturan atau legislasi memberikan berbagai dampak bagi pekerja. Jam
kerja maksimum, upah minimum, dan lain-lain. Hal ini disebabkan karena semakin disadarinya
peran penting manusia di dalam sistem kerja dan berbagai keuntungan yang dapat diperoleh
dari penerapan APK dan Ergonomi, serta munculnya upaya-upaya untuk lebih me’manusia’kan
manusia di dalam sistem kerja ini.

4. Lingkup Sosial dan Politik

Ketidakstabilan dan semakin mahalnya ongkos pekerja terutama di negara-negara maju


membuat tekanan bagi dunia usaha untuk lebih memperhatikan aspek pekerja ini.

5. Lingkup Finansial

Pilihan-pilihan yang muncul di dalam penerapan prinsip-prinsip APK seringkali harus


berhadapan dengan keterbatasan finansial suatu perusahaan. Penerapan APK di satu sisi
diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan pekerja dan perusahaan pada jangka panjang,
namun untuk pelaksanaannya juga membutuhkan investasi

2.1.3 metode

Method study

Work measurement

Studi Gerakan

Metode Pengukuran Waktu Kerja

14
2.2 perancangan metode kerja

2.2.1method study

Pengertian Method Study

Method Study adalah proses perekaman, analisis dan pemeriksaan hal-hal kritis
terhadap kondisi sistem kerja saat ini dan memberikan usulan perbaikan dan pengembangan
cara kerja serta pengaplikasiaannya dengan metode dan cara yang lebih mudah.

Tujuan Method Study

Perbaikan proses dan prosedur kerja

Perbaikan pabrik, tempat kerja dan tata letak pabrik, serta rencana pabrik dan rancangan alat

Menerapkan prinsip ekonomi gerakan untuk mengurangi kelelahan

Perbaikan dalam penggunaan material, mesin dan tenaga kerja

Pengembangan lingkungan fisik yang lebih baik

2.2.2 alat method study

2.2.2.1 assembly chart

Peta Rakitan adalah gambaran grafis dari urutan-urutan aliran komponen dan
rakitan-bagian (sub assembly) ke rakitan suatu produk. Akan terlihat bahwa peta rakitan
menunjukkan cara yang mudah untuk memahami :

1. Komponen-komponen yang membentuk produk

2. Bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama

3. Komponen yang menjadi bagian suatu rakitan-bagian

4. Aliran komponen ke dalam sebuah rakitan

5. Keterkaitan antara komponen dengan rakitan-bagian

6. Gambaran menyeluruh dari proses rakitan

7. Urutan waktu komponen bergabung bersama

8. Suatu gambaran awal dari pola aliran bahan

Standar Pengerjaan dari Assembly Chart adalah sebagai berikut [Apple,1990, hal 139] :

15
1. Operasi terakhir yang menunjukkan rakitan suatu produk digambarkan dengan lingkaran
berdiameter 12 mm dan harus dituliskan operasi itu di sebelah kanan lingkaran tersebut.

2. Gambarkan garis mendatar dari lingkaran kearah kiri, tempatkan lingkaran berdiameter 6
mm pada bagian ujungnya, tunjukkan setiap komponen (nama, nomor komponen, jumlah, dsb)
yang dirakit pada proses tersebut.

3. Jika yang dihadapi adalah rakitan-bagian, maka buat garis tadi sebagian dan akhiri dengan
lingkaran berdiameter 9 mm, garis yang menunjukkan komponen mandiri harus ditarik ke
sebelah kiri dan diakhiri dengan diameter 6 mm.

4. Jika operasi rakitan terakhir dan komponen-komponennya selesai dicatat, gambarkan garis
tegak pendek dari garis lingkaran 9 mm ke atas, memasuki lingkaran 12 mm yang menunjukkan
operasi rakitan sebelum operasi rakitan yang telah digambarkan pada langkah 2 dan langlah 3.

5. Periksa kembali peta tersebut untuk meyakinkan bahwa seluruh komponen telah tercantum,
masukkan nomer-nomor operasi rakitan bagian ke dalam lingkaran (jika perlu), komponen yang
terdaftar di sebelah kiri diberi nomor urut dari atas ke bawah bagian sub assembly.

Gambar 1.1 Gambar 1.1 Assembly Chart

Lingkaran yang menunjukkan rakitan atau rakitan-bagian tidak selalu harus menunjukkan
lintasan stasiun kerja atau lintasan rakitan atau bahkan lintasan orang, tapi hanya benar-benar
menunjukkan urutan operasi yang harus dikerjakan. Waktu yang diperlukan oleh tiap operasi
akan menentukan akan menetukan apa yang harus dilakukan operator.

Tujuan utama dari peta rakitan adalah untuk menunjukkan keterkaitan antara komponen, yang
dapat juga digambarkan oleh sebuah ‘gambar-terurai’. Teknik-teknik ini dapat juga digunakan
untuk mengajar pekerja yang tidak ahli untuk mengetahui urutan suatu rakitan yang rumit.

2.2.2.2 operation proses chart

16
peta proses operasi merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses
yang akan dialami bahan-bahan baku mengenai urutan-urutan operasi dan pemeriksaan dari
tahap awal sampai menjadi produk jadi atau komponen, dan memuat informasi-informasi yang
diperlukan untuk menganalisis lebih lanjut seperti waktu, material, tempat, alat, dan mesin
yang digunakan. Informasi-informasi yang diperoleh dari peta proses operasi memiliki beberapa

manfaat antara lain:

 Mengetahui kebutuhan terhadap mesin dan anggarannya.


 Memperkirakan kebutuhan terhadap bahan baku dengan memperhitungkan efisiensi tiap
operasi dan pemeriksaan.
 Menentukan tata letak pabrik.
 Melakukan perbaikan cara kerja yang sedang digunakan.
 Melatih cara kerja.
 Peta proses operasi dapat digambarkan dengan baik apabila menggunakan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
 Membuat judul Peta Proses Operasi dan identifikasi nama obyek, nama pembuat peta, tanggal
dipetakan, nomor peta, dan nomor gambar.
 Material yang digunakan ditempatkan di atas garis horisontal, yang menunjukkan bahwa
material tersebut masuk ke dalam proses.
 Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan terjadinya perubahan
proses.
 Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai dengan urutan
operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau sesuai dengan proses yang
terjadi.
 Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri dan prinsipnya
sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.
 Produk yang biasanya paling banyak memerlukan operasi, harus dipetakan terlebih dahulu dan
berarti dipetakan dengan garis vertikal di sebelah kanan halaman kertas.

17
Contoh Operation Prosess Chart

Peta proses operasi yang telah dipetakan dapat dianalisis untuk mengetahui informasi-
informasi yang diperlukan dari kegiatan kerja yang dilakukan. Analisis yang perlu dilakukan
terdiri dari hal-hal seperti di bawah ini:

a. Bahan-bahan

Semua alternatif dari bahan yang dipergunakan harus dipertimbangkan supaya proses
penyelesaian dan toleransi sedemikian rupa sesuai dengan fungsi, realibilitas, pelayanan, dan
waktunya.

b. Operasi

Semua pilihan yang mungkin terjadi dalam proses pengolahan, pembuatan, pengerjaan dengan
mesin atau metode perakitannya, serta alat-alat dan perlengkapan yang digunakan perlu
dipertimbangkan. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan menghilangkan,
menggabungkan, merubah, atau menyederhanakan operasi-operasi yang terjadi.

c. Pemeriksaan

Pemeriksaan perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas maupun kuantitas suatu obyek untuk
memenuhi standar atau ketentuan yang sudah ditetapkan supaya produk tersebut dapat

18
dikatakan baik atau memenuhi syarat. Pemeriksaan dilakukan dengan melakukan teknik
pengambilan sampel untuk mengetahui kondisi suatu obyek atau produk.

d. Waktu

Semua alternatif mengenai cara kerja, jenis peralatan dan perlengkapan yang digunakan perlu
diperhatikan untuk menyederhanakan waktu yang dipergunakan.

Prinsip peta proses operasi

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta proses operasi:

1. Pada bagian kepala diberi judul “ peta proses operasi” yang diikuti dengan identitas lain seperti
nama objek, nama pembuat peta, tanggal peta itu dibuat, nomor gambar, cara kerja
sekarang/yang diusulkan.
2. Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horinzontal, yang menunjukkan bahwa
material tersebut masuk ke dalam proses.
3. Lambing ditempatkan dalam arah vertical, yang menunjukkan terjadinya perubahan proses.
4. Penomoran terhadap suatu aktifitas operasi diberikan secara berurutan sesuai dengan urutan
operasi yang dibutuhkan untuk pembuat produk tersebut atau sesuai dengan proses yang
terjadi.
5. Penomoran terhadap suatu aktifitas pemeriksaan diberi secara tersendiri dan prinsipnya sama
dengan penomoran untuk kegiatan operasi

2.2.2.3 Flow Proses Chart

Peta aliran proses adalah diagram yang menunjukkan urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan,
transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama satu proses atau prosedur
berlangsung. Secara terperinci dapat dikatakan bahwa peta aliran proses pada umumnya
terbagi dalam dua tipe, yaitu:

1. Peta aliran proses tipe bahan, ialah suatu peta yang menggambarkan kejadian   yang dialami
bahan dalam suatu proses atau prosedur operasi.

2.   Peta aliran proses tipe orang, pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu:

a.    Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja seorang operator. 
b.    Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja sekelompok manusia, sering
disebut Peta Proses Kelompok Kerja. 

Secara lebih terperinci dapat diuraikan kegunaan umum dari suatu peta aliranproses. Hal ini
dilakukan agar dalam pembuatan peta aliran proses dengan baik sebagai berikut: 

19
1. Bisa digunakan untuk mengetahui aliran bahan atau aktivitas orang mulaimasuk dalam suatu
proses sampai aktivitas terakhir.

2. Peta ini bisa memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu proses atau
prosedur.

3. Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau dilakukan oleh
orang selama proses atau prosedur berlangsung.

4.  Sebagai alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses atau metode kerja.

5. Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau dilakukan oleh
orang selama proses atau prosedur berlangsung.

6.  Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode kerja.

7. Khusus untuk peta yang hanya menggambarkan aliran yang dialami oleh suatu komponen
atau satu orang, secara lebih lengkap, maka peta ini merupakan suatu alat yang akan
mempermudah proses analisa untuk mengetahui tempat-tempat dimana terjadi
ketidakefisienan atau terjadi ketidaksempurnaan       pekerjaan, sehingga dengan sendirinya
dapat digunakan untuk menghilangkan ongkos-ongkos yang tersembunyi .

 Beberapa prinsip yang bisa digunakan untuk membuat suatu peta aliran proses yang lengkap.
Prinsip-prinsip tersebut digunakan agar dalam pembuatan peta menjadi baik, prinsip-prinsip itu
sebagai berikut:

1.      Seperti pada peta proses operasi, suatu peta aliran proses pun mempunyai judul, dimana
pada bagian paling atas dari kertas ditulis kepalanya “PetaAliran Proses”, yang kemudian diikuti
dengan pencatatan beberapa      identifikasi, seperti: nomor/nama komponen yang dipetakan,
nomor gambar,peta orang atau peta bahan, cara sekarang atau yang diusulkan,
tanggalpembuatan, dan nama pembuat peta. Semua informasi ini dicatat disebelah kanan atas
kertas.

2.      Disebelah kiri atas kertas, berdampingan dengan informasi yang dicatat pada titik a diatas,
dicatat mengenai ringkasan yang memuat, jumlah total danwaktu total dari setiap kegiatan
yang terjadi dan juga mengenai total jarakperpindahan yang dialami bahan atau orang selama
proses atau prosedur berlangsung.

3.      Setelah bagian kepala selesai dengan lengkap, kemudian di bagian badan diuraikan proses
yang terjadi lengkap beserta lambing-lambang dan informasi- informasi mengenai jarak
perpindahan, jumlah yang dilayani, waktu yang dibutuhkan dan kecepatan produksi juga

20
ditambahkan dengan kolom Analisa,        Catatan dan Tindakan yang diambil berdasarkan
analisa tersebut .

 Salah satu cara yang sederhana dalam menganalisa peta aliran proses adalah dengan “Dot and
Check Technique”. Cara ini dilaksanakan dengan mengajukan enam buah pertanyaan dasar
(apa, dimana, kapan, siapa dan bagaimana) pada setiap kejadian dalam peta aliran proses
tersebut, yang kemudian setiap pertanyaan diatas diikuti oleh satu pertanyaan “Mengapa”

Adanya pertanyaan diatas, diharapkan kita dapat melakukan perbaikan disetiap kejadian. Ada
kemungkinan tindakan yang bisa dilakukan untuk perbaikan, yaitu:

1.  Menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak perlu.

2.  Menggabungkan atau merubah tempat kerja.

3.  Menggabungkan atau merubah waktu dan urutan kerja.

4.  Menggabungkan atau merubah orang. 

5. Menyederhanakan atau memperbaiki metode kerja

21
Contoh Flow Prosess Chart

22
Flow Diagram
Pengertian Diagram alir

Diagram alir (flow diagram) merupakan suatu peta yang memuat informasi-informasi
relative lengkap sehubungan dengan proses dalam suatu pabrik atau kantor, tetapi peta
tersebut tidak menunjukkan gambar dari arah aliran selama berkerja.

Kegunaan Diagram alir:

1. Lebih memperjelas suatu peta aliran proses, apalagi jika arah aliran merupakan factor yang
penting.
2. Menolong perbaikan tata letak tempat kerja.

Contoh Flow Diagram

23
2.2.3 Motion study
 Studi gerakan merupakan salah satu metode pemetaan sistem kerja dengan menganalisis
gerakan anggota badan saat bekerja yang diuraikan dalam elemen-elemen gerakan
sehingga dapat menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak efektif, yang pada akhirnya dapat
menghemat waktu kerja maupun pemakaian peralatan dan fasilitas kerja

2.2.3.1 man and machine chart

Peta kerja ini menggambarkan hubungan yang jelas antara waktu kerja operator dan waktu
operasi mesin yang ditanganinya. Digunakan untuk menyatakan pekerja atau mesin yang sedang
menganggur atau salah satu sedang menunggu yang lain. Di sini ada 4 kemungkinan terjadi hubungan
kerja antara pekerja dan mesin tersebut, yaitu:

 Operator bekerja – mesin menganggur (idle)


 Operator menganggur – mesin bekerja
 Operator bekerja – mesin bekerja
 Operator menganggur – mesin menganggur

Pada dasarnya kondisi menganggur (idle) – apakah itu terjadi pada operator maupun mesin-
adalah suatu hal yang merugikan. Waktu menganggur ini harus dihilangkan atau paling tidak ditekan
seminimal mungkin dengan tetap mempertimbangkan batas-batas kemampuan manusia dan mesin.

Tentunya keseimbangan kerja antara pekerja dan mesin bisa lebih diperbaiki. Efektivitas
penggunaan pekerja dan atau mesin pun bisa ditingkatkan, dengan cara:

a) Mengubah tata letak tempat kerja

Tata letak kerja pada dasarnya sangat mempengaruhi waktu penyelesaian suatu pekerjaan.
Apabila dilakukan penataan ulang tempat kerja, maka waktu penyelesaian bisa mencapai
minimum.

b) Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja

Penataan kembali gerakan-gerakan yang dilakukan pekerja akan sangat membantu


meminimalisasi waktu penyelesaian kerja, meningkatkan efektivitas kerja, serta mempengaruhi
efisiensi penggunaan tenaga.

c) Merancang kembali mesin dan peralatan

Kita bisa ambil contoh sederhana, pekerjaan memindahkan barang berat menggunakan gerobak
dorong. Apakah ada cara yang lebih baik daripada itu? Untuk meningkatkan efektivitas,

24
mengurangi waktu mengangkut, sekaligus menghemat tenaga, gerobak dorong tersebut lebih
baik diganti dengan alat peluncur atau yang bertenaga motor. Kapasitas pemindahan pun lebih
besar.

d) Menambah pekerja bagi sebuah mesin atau menambah mesin bagi seorang pekerja.

2.2.3.2 right and left hand chart

Peta tangan kanan-tangan kiri merupakan suatu alat dari studi gerakan untuk menentukan
gerakan-gerakan yang efisien, yaitu gerakan-gerakan yang memang diperlukan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan. Peta ini menggambarkan semua gerakan saat bekerja dan
waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan
perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri-dan tangan kanan ketika
melakukan suatu pekerjaan. Melalui peta ini kita bisa melihat semua operasi secara cukup
lengkap, yang berarti  mempermudah perbaikan operasi tersebut. Peta ini sangat praktis untuk
memperbaiki suatu pekerjaan manual, yakni saat setiap siklus dari pekerja terjadi dengan cepat
terus berulang. Itulah sebabnya dengan menggunakan peta ini kita bisa melihat dengan jelas
pola-pola gerakan yang tidak efisien dan atau bisa melihat adanya pelanggaran terhadap
prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang terjadi pada saat pekerjaan manual tersebut berlangsung.

Kegunaan Peta Tangan Kanan Tangan Kiri

·         Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan.

·         Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif,
sehingga tentunya akan mempersingkat waktu kerja.

·         Sebagai alat untuk menganalisis tata letak sistem kerja.

·         Sebagai alat untuk melatih pekerja yang baru, dengan cara kerja yang ideal

Prinsip-prinsip Pembuatan Peta Tangan Kanan Tangan Kiri

·         Berbeda dengan peta-peta yang lain, untuk membuat peta tangan kanan-tangan kiri ,
lembaran kertas dibagi dalam tiga bagian.

·         Pada bagian kepala, dibaris paling atas ditulis ”PETA TANGAN KANAN-TANGAN KIRI”.

25
·         Pada bagian yang membuat bagan, digambarkan sketsa dari sistem kerja yang
memperlihatkan skala, sesuai dengan tempat kerja sebenarnya.

·         Bagian badan dibagi dalam dua pihak, sebelah kiri kertas digunakan untuk menggambar
kegiatan yang dilakukan tangan kiri dan sebaliknya, sebelah kanan kertas digunakan untuk
menggambarkan kegiatan yang dilakukan tangan kanan pekerja.

·         Langkah selanjutnya, diperhatikan urutan-urutan gerakan yang dilaksanakan operator

Analisis Suatu Peta Tangan Kanan Tangan Kiri

Analisis suatu sistem kerja melalui peta ini akan sangat mudah apabila si penganalisis
memanfaatkan studi gerakan dan prinsip-prinsip ekonomi gerakan. Ini penting, karena
perbaikan suatu sistem kerja bisa dicapai, apabila kita melakukan analisis terhadap semua
elemen gerakan dalam pekerjaan tersebut, secara lengkap dan teliti.    

Peta ini sangat baik untuk menganalisis suatu sistem kerja sehingga memperoleh:

1.Perbaikan tata letak peralatan

2.Pola gerakan pekerja yang baik

3.Urut-urutan pekerjaan yang baik.

Hal lain yang perlu diingat, peta ini hanya praktis digunakan untuk memperbaiki gerakan-
gerakan tangan yang frekuensi pengulangan antara satu siklus dengan siklus berikutnya tinggi.

26
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 DATA UMUM PERUSAHAAN /CV


1. Nama perusahaan : CV. Marra Multi Sukses
2. Alamat perusahaan : Jl. Asem Raya No.97 RT.002 / 006 Kel. Mustika Sari
Kec. MustikaJaya, Kota Bekasi.
3. Tanggal berdiri : 10 Januari 2013
4. Luas tanah : 200m2
5. Luas bangunan : 100 m2
6. Pimpinan perusahaan : Dwi Andri Yanto
7. Bidang usaha perusahaan : General Trading, Machinning, Stamping, Fabrikasi,
Jig, Dies & Engineering
8. Jam kerja perusahaan : Senin s.d Sabtu; 08.00 WIB s.d. 17.00 WIB
9. Jumlah karyawan : 8 karyawan
10. Mesin-mesin perusahaan :
a. Mesin bubut =1 unit
b. Mesin milling =2 unit
c. Mesin las =2 unit
d. Mesin potong =1 unit
e. Mesin press =1 unit
f. Mesin grindin =1 unit

27
3.2 OBJEK PENELITIAN

1. Nama produk : Piston HIdrolik


2. Jumlah pesanan : 160 Piston Hidrolik
3. Waktu pengerjaan : -proses produksi 1 minggu/ 160 unit
-proses perakitan 3 hari/ unit
4. Mesin yang digunakan : mesin bubut, mesin milling, mesin potong.
5. Alat-alat kerja :
a. Bor
b. Tap
c. Pisau mesin
d. Sigmat/ jangka sorong

28
3.2 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN / CV

Pelanggan

Manager

Karyawan Karyawan
Bengkel PT

29
3.3 LAYOUT PERUSAHAAN / CV
`

Mesin Mesin
Bubut Milling

Mesin
Milling
RUANG PENYIMPANAN

Mesin
Las

RUANG PRODUKSI Mesin


Press
Mesin
Las

Mesin
Grindin
Mesin `
Potong

KANTOR

MASUK
PINTU

3.4 DESKRIPSI PRODUK

30
BAB IV
ANALISIS MASALAH

31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

5.2 SARAN

32
DAFTAR PUSTAKA

33

Anda mungkin juga menyukai