DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
FAKULTAS EKONOMI
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya, Kelompok 5 dapat menyelesaikan makalah tentang “Efisiensi dalam Produksi”
tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Ekonomi Produksi”. Makalah
ini untuk memenuhi tugas mata kuliah ekonomi produksi. Kami berharap semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan bagi pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya menjadi lebih baik.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu Kami
sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada intinya untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan agar dimasa yang akan datang lebih baik lagi.
Penyusun,
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................1
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................................................................5
A. Konsep Dasar Efisiensi Ekonomi....................................................................................................5
B. Jenis Efisiensi..................................................................................................................................8
C. Metode Meningkatkan Efisiensi Produk........................................................................................10
D. Efisiensi di exchange.....................................................................................................................11
F. Pengaruh Perubahan Teknologi Terhadap Efisiensi Produksi........................................................12
BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................17
BAB 1
PENDAHULUAN
Semakin ketatnya persaingan dalam bidang industri seperti sekarang ini, maka setiap
perusahaan harus mempunyai manajemen yang baik. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dan
menghadapi segala perubahan yang terjadi, salah satunya yang dilatar belakangi oleh
perkembangan teknologi, karena perkembangan ini sangat berpotensi untuk menimbulkan
inovasi suatu produk yang berakibat kebutuhan masyarakat meningkat.
Proses produksi merupakan hal yang sangat penting pada perusahaan manufaktur, oleh
sebab itu diperlukan perencanaan dan pengawasan secara kontinyu dan terus menerus. Adanya
perencanaan produksi akan memberikan kemudahan dalam melaksanakan proses produksi pada
perusahaan. Proses produksi adalah aktivitas bagaimana membuat produk jadi dari bahan baku
yang melibatkan mesin, energi, pengetahuan teknis, dan lain-lain Perencanaan proses produksi
tersebut akan menunjukan pemakaian komponen produksi dalam perusahaan. Misalnya jenis dan
jumlah dari bahan baku yang diperlukan, waktu, tenaga kerja, serta mesin yang digunakan untuk
keperluan pelaksanaan proses produksi, perusahaan harus mampu melakukan efisiensi pada
seluruh faktor usahanya terutama terhadap faktor-faktor produksi. Efisiensi faktor-faktor
produksi mempunyai peran yang sangat penting bagi perusahaan, dimana perusahaan
mengharapkan laba yang semaksimal mungkin dengan mengeluarkan atau menggunakan biaya
produksi yang seminimal mungkin.
Produk yang berkualitas adalah produk yang memiliki tingkat presisi yang tepat dan
melalui proses yang efektif dan efisien.
Produtivitas
Efisiensi
OQ
TEi¿
OP
Nilai efisiensi teknis terletak antara 0-1, dan selanjutnya sebaliknya juga
menyediakan indicator tingkat capaian inefisiensi teknis dari perusahaan. Nilai dari
satu mengindikasikan perusahaan yang mencapai efisiensi teknis secara
penuh.sebagai contoh, pada titik Q adalah efesiensi secara teknis karena berada pada
isoquant efisiensi. Jika rasio harga input, yang direpresentasi oleh slope dari garis
isocost (AA), juga dikenal dengan nama efisiensi alokatif. Efesiensi alokatif ini juga
dapatb dihitung dengan formula :
¿
AEi = OQ
OQ
EEi =
OP
Dimana jarak RP dapat juga diinterpretasikan sebagai suatu pengurangan biaya.
Catatan bahwa produk dari efesiensi teknis dan efesiensi alokatif menyediakan
ukuran bagi efesiensi ekonomi menyeluruh.
OQ OP ¿
TEi X AEi =
OP
X
OQ
= OP = EEi
Catatan juga bahwa nilai ketiga ukuran efesiensi tersebut akan terletak antara nol dan
satu. Pengukuran efesiensi ini mengasumsikan fungsi produksi diketahui. Dalam
dunia nyata, isoquant efesiensi harus diestimasikan melalui data sampel. Farrell
(1957) menyarankan penggunaan tidak saja (a) a non-parametiric piece-wise linier
convex isoquant, kontruksi seperti itu menyatakan bahwa tidak ada titikn observasi
berada disebelah kiri atau dibawah kurva tersebut ; atau (b) fungsi parametric, seperti
bentuk fungsi cobb-douglas. Kalau data tersebut di fit-kan pada kurva tersebut, maka
tidak akan data yang berada pada sisi sebelah kiri atau dibawahnya.
Ukuran efesiensi diatas didefinisikan sebagai convex of a constant return to scale
technology. Ukuran ini dapat secara equivalent didefinisikan untuk non-constant
return to scale.
Efisiensi yang diukur oleh analisis DEA memiliki karakter berbeda dengan konsep efisiensi pada
umumnya. Pertama, efisiensi yang diukur adalah bersifat teknis, bukan ekonomis. Artinya,
analisis DEA hanya memperhitungkan nilai absolute dari suatu variabel. Satuan dasar
pengukuran yang mencerminkan nilai ekonomis dari tiap-tiap variabel seperti harga, berat,
panjang, isi dan lainnya tidak dipertimbangkan. Oleh karenanya dimungkinkan suatu pola
perhitungan kombinasi berbagai variabel dengan satuan yang berbeda-beda. Kedua, nilai
efisiensi yang dihasilkan bersifat relatif atau hanya berlaku dalam lingkup sekumpulan Unit
Kegiatan Ekonomi yang diperbandingkan tersebut (Nugroho, 1995 dalam Marsaulina N, 2011).
Dalam DEA, efisiensi relatif UKE didefinisikan sebagai rasio dari total output tertimbang dibagi
total input tertimbangnya (total weighted output/total weighted input). Inti dari DEA adalah
menentukan bobot (weights) atau timbangan untuk setiap input dan output UKE. Bobot tersebut
memiliki sifat :
Sulitnya menentukan bobot yang seimbang untuk input dan output merupakan
keterbatasan dalam pengukuran efisiensi. Keterbatasan tersebut kemudian
dijembatani dengan konsep DEA, efisiensi tidak semata-mata diukur dari rasio output
dan input, tetapi juga memasukkan faktor pembobotan dari setiap input dan output
yang digunakan. Pada pembahasan DEA, efisiensi diartikan sebagai target untuk
mencapai efisiensi yang maksimum dengan kendala efisiensi relatif dan seluruh unit
tidak boleh melebihi 100%. Secara matematis, efisiensi dalam DEA merupakan solusi
dan persamaan berikut :
Asumsi DEA, tidak ada yang memiliki efisiensi labih dari 100% atau 1, maka formulasinya :
Pemecahan masalah pemrograman matematis di atas akan menghasikan nilai Zk yang maksimum
sekaligus nilai bobot (U dan V) yang mengarah ke efisiensi. Jadi jika nilai Zk = 1,maka unit ke-k tersebut
dikatakan efisien relatif terhadap unit lainnya. Sebaliknya jika nilai Zk < 1, maka unit yang lain dikatakan
lebih efisien relatif terhadap unit k, meskipun pembobotan dipilih untuk memaksimisasi unit k.
Transformasi DEA :
1. Memaksimumkan Zk
Fungsi kendala tersebut mengakibatkan seluruh titik-titik referensi yang dibandingkan dengan
satu UKE tertentu, menjadi kombinasi yang corvex dari observasi sebenarnya. DEA berasumsi
bahwa setiap UKE akan memilih bobot yang memaksimumkan rasio efisiensinya (maximize
total weighted output/total weighted input). Karena setiap UKE menggunakan kombinasi input
yang berbeda untuk menghasilkan kombinasi output yang berbeda pula. Maka setiap UKE akan
memilih seperangkat bobot yang mencerminkan keragaman tersebut. Secara umum UKE akan
mendapatkan bobot yang tinggi untuk input yang penggunaannya sedikit dan untuk output yang
dapat diproduksi dengan banyak. Bobot-bobot tersebut bukan merupakan nilai ekonomis dari
input dan outputnya, melainkan sebagai variable keputusan penentu untuk memaksimumkan
efisiensi dari suatu UKE.
Data Envelopment Analysis (DEA) dapat mengatasi keterbatasan yang dimiliki analisis rasio
parsial dan regresi berganda untuk pengukuran efisiensi suatu organisasi atau unit kegiatan
ekonomi yang melibatkan banyak input dan banyak output (multi input-multi output). Efisiensi
relatif suatu unit kegiatan ekonomi adalah efisiensi suatu unit kegiatan ekonomi disbanding
dengan kegiatan ekonomi pada lima tahun terakhir dengan jenis input dan output yang sama.
Sehingga ada beberapa manfaat/kelebihan yang dimiliki oleh pengukuran efisiensi dengan
menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA), antara lain :
Dapat mengakomodasi banyak (multiple) input dan output. Hal ini tidak dapat dijawab
oleh teknik pengukuran kinerja lainnya seperti rasio dan ekonometrika.
Sebagai tolok ukur untuk memperoleh efisiensi relatif yang berguna untuk mempermudah
dalam membandingkan kinerja suatu UKE dengan UKE lainnya.
Mengukur berbagai informasi efisiensi antar unit kegiatan ekonomi untuk
mengidentifikasikan faktor-faktor penyebabnya.
Tidak membutuhkan variabel harga yang kadang sulit ditemukan pada sektor-sektor
tertentu.
Meskipun untuk menghitung efisiensi relatif DEA memiliki banyak kelebihan disbanding
analisis rasio parsial dan analisis regresi, namun DEA juga memiliki keterbatasan, antara lain :
Metode DEA mensyaratkan semua input dan output harus spesifik dan dapat diukur.
Metode DEA berasumsi bahwa setiap unit input atau output identik dengan unit lain
dalam tipe yang sama tanpa mampu mengenali perbedaan tersebut. Sehingga DEA dapat
memberi hasil yang bias, maka perlu pengukuran data base yang lebih spesifik.
Metode DEA yang berasumsi pada constant return to scale menyatakan bahwa perubahan
proporsional pada semua tingkat input akan menghasilkan perubahan proporsional yang
sama pada tingkat output. Asumsi ini penting karena memungkinkan semua UKE diukur
dan dibandingkan terhadap unit isoquant walaupun pada kenyataannya hal tersebut jarang
terjadi.
Bobot input dan output yang dihasilkan dalam DEA tidak dapat ditafsirkan dalam nilai
ekonomi meskipun koefisien tersebut memiliki formulasi matematik yang sama.