Anda di halaman 1dari 2

Nama: Ahmad Rafly Fahrezy

Kelas: XII Mia 3

Merancang novel
Tema: Sekolah

A). PLOT/ALUR CERITA


Alur cerita yang terdapat dalam novel ini adalah alur mundur. Buku ini dibuka dengan
perkenalan nama dan wajah para tokoh. Baik utama maupun tokoh sampingan. Pada bab
awal, Miela akan memperkenalkan segala sesuatu tentang dirinya, kisah cintanya dan
keluarganya.

B). WATAK TOKOH

Dilan
Perkenalkan “Dilan", ialah tokoh yang pastinya akan membuat cewek-cewek klepek-klepek
saat kalian sudah membaca ceritanya. Sebelumnya, jauhkan dulu, bayangkan kalian semua
tentang gimana karakter Dilan disini (mengingat bahwa Dilan digambarkan sebagai anggota
dari geng motor), Dilan itu baik, romantis lagi, bagaimana ngga bikin klepek-klepek?
Milea
Cewek cantik, teman sekolah Dilan, Dari sudut pandang Miela semua cerita Dilan
disuguhkan. Pada suatu waktu, Milea yang sekarang sudah berkeluarga, teringat sosok
Dilan, pacarnya pada waktu SMA yang sangat ia cintai. Milea pun Menuliskan ceritanya.

LATAR TEMPAT
Novel dilan dan Miela hanyalah bertempakan di sekolah, warung Bu Eem, rumah Milea.
Rumah Dilan dan sejumlah jalan di Bandung. Itupun tidak digambarkan dengan detail.

KONFLIK
Hubungan Milea dengan Dilan tak melulu lancar. Perlu diingat, Dilan adalah anak geng
motor dan Milea ditaksir oleh banyak cowok. Beragam konflik terjadi karena hal tersebu.

GAYA BAHASA
Novel dilan ini tak begitu beda dengan penulisan Pidi Baiq pada karya buku-buku
sebelumnya. Yakni selalu ringan, sederhana namun berkesan. Meski tulisan dalam buku ini
ceritanya adalah tulisa langsug dari tokoh Mulea tapi gaya penulisannya tetap khas tulisan
Pidi Baiq sekali.

AMANAT
Membaca novel Dila ini dapat membuatmu rindu setidaknya pada tiga hal. Pertama, pada
masa SMA. Dari saat saat melihat warna cover buku saja, kita sudah diingatkan dengan
seragam waktu kita SMA. kemudian,kita akan dihadapkan pada scene persekolahan seperti
seperti situasi jam-jam istirahat di kantin, bandel pada waktu upacara, telat masuk sekolah,
tragedi guru sok jagoan serta suasana tempat tongkrongan.
KEKURANGAN NOVEL DILAN TAHUN 1990 (1)
Deskripsi mengenai tokoh kurang detail, sepeti tinggi, rupa wajah warna kulitTidak
konsisnten di dalam penggunaan gaya bahasa sepertigak, enggaAkhir dari buku ini yang
menggantung (meski bukan benar-benar yang terkahir, mengingat adanya buku yang kedua
tahun 1991), tapi tetap membuat penasaran.Beberapa humor terasa garing dan terkesan
seperti dipaksakan
KELEBIHAN NOVEL DILAN TAHUN 1990 (1)
Dapat membuat cerita lebih hidup hanya dengan dialog, karena setting tempatnya hanya
sediki dan itu tidak dijelaskan secara detailDialog yang digunakan adalah kalimat langsung,
tanpa ada embel-embel “kataku", dan bertanya dan sebagainya sehinggap bisa membuat
percakapan lebih hidup dan menarikBahasa yang digunakan begitu sederhana, tidak norak,
namun dapat terasa nuansa romantisme nya.Mesk bukunya lumayan tebal, tulisannya
cukup besar sehingga lebih mudah untuk dibacaMembuat kita bernostalgia ke zaman masa-
masa SMA.Adanya ilustrasi.

Anda mungkin juga menyukai