Anda di halaman 1dari 9

Candrawulan, Syaodih, Mariam EDUCARE Vol. 11, No. 2, Des.

2013

Pengembangan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS), Agar Dapat


Melihat Peningkatan Kreatifitas Belajar Siswa

Neng Anisa Candrawulan1 ,Erliany Syaodih2, Popon Mariam3


123
Program Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP, Universitas Langlangbuana

Article Info Abstract


Kreatifitas belajar siswa sangatlah diperlukan dalam
Keywords pembelajaran untuk mengoptimalkan pembelajaran agar
Model creative problem solving, mencapai tujuan pembelajaran yang tepat dalam mencapai
kreatifitas belajar siswa hasil belajar yang baik. Namunpada umumnya kreatifitas
belajar siswa masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat pengembangan model pembelajaran Creative
Problem Solving (CPS), agar dapat melihat peningkatan
kreatifitas belajar siswa. Penelitian ini merupakan
penelitian Research and Development (R&D) yang
melakukan uji coba terbtas pada kelas XI Ruminansia A
SMK Peternakan Negeri Lembang dan uji coba luas pada
kelas XI Pemasaran 3 SMK 1 Bandungp ada mata
pelajaran kewirausahaan. Berdasarkan hasil penelitian ini
terlihat bahwa pengembangan model pembelajaran CPS
telah tercapai dengan cukup baik berdasarkan hasil
pengolahan observasi sebesar 75,42%. Melihat bahwa
model pembelajaran CPS memberikan kontribusi dalam
meningkatkan kreatifitas belajar siswa dalam mata
pelajaran kewirausahaan, maka penulis menyarankan
untuk mengembangkan model pembelajaran CPS pada
bahasan selanjutnya maupun pada mata pelajaran lain.

Correspondence Author How to Cite


2
erlianysyaodih15104@gmail.com, Candrawulan, N.A., Syaodih, E., Mariam, Popon.
3
poponmariam1974@yahoo.com (2013). Pengembangan Model Pembelajaran Creative
Problem Solving (CPS), Agar Dapat Melihat
Peningkatan Kreatifitas Belajar Siswa. Educare, Vol. 11,
No. 2, Des. 2013, 1-9.

1
Candrawulan, Syaodih, Mariam EDUCARE Vol. 11, No. 2, Des. 2013

PENDAHULUAN siswa kreatif dalam belajar. Pada saat proses


Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan belajar-mengajar berlangsung di kelas terjadi
(SMK) itu sendiri yaitu menyiapkan siswa hubungan timbal balik antara guru dan siswa
agar memiliki kepribadian yang bermoral yang beraneka ragam, dan itu
dan beretika sehingga mampu mengakibatkan terbatasnya waktu guru
meningkatkan kualitas hidup dan memiliki untuk mengontrol bagaimana pengaruh
keahlian yang ada di bidangnya, meyiapkan tingkah lakunyaterhadap kreatifitas belajar
siswa agar mampu menguasai dan mengikuti siswa.
perkembangan teknologi, menyiapkan siswa Model pembelajaran akan menentukan
menjadi tenaga kerja yang terampil terjadinya proses belajar mengajar yang
produktif. selanjutnya menentukan hasil belajar.
Kenyataan saat melakukan penelitian di Berhasil tidaknya proses belajar mengajar
SMK Peternakan Negeri Lembang Kelas XI tergantung pada pendekatan, metode, serta
, peneliti menemukan fakta dan gejala bahwa teknik mengajar yang dilakukan oleh guru.
masih banyak siswa yang belum bisa belajar Untuk mengatasi permasalah tersebut, maka
secara kreatif dalam menyelesaikan masalah peneliti berupaya mengembangkan model
karena belum bisa mengasah dengan baik pembelajaran creative problem solving yang
kemampuan dan bakat yang mereka miliki, diharapkan dapat membantu siswa menjadi
selain itu juga gaya belajar guru yang masih kreatif dalam belajar dengan indikator siswa
lebih dominan dibanding siswa saat di kelas dapat memperoleh dan meningkatkan
mempengaruhi tingkat kreativitas belajar kemampuan: kelancaran (Fluency),
siswa dan dalam mengimplementasikan keluwesan ( Flexibility), keaslian
kemampuannya masih terhambat oleh (Orisinalitas), penguraian (Elaboration) dan
beberapa faktor, baik internal maupun perumusan kembali (Redefinition) karena
eksternal sehingga untuk memecahkan suatu Kreatifitas terkait langsung dengan
masalah masih membutuhkan perhatian dan produktivitas dan merupakan bagian esensial
arahan yang intensif dari guru. dalam pemecahan masalah.
Salah satu penyebab masih rendahnya Dari permasalahan yang telah
kreatifitas belajar sisiwa adalah proses dipaparkan, maka peneliti tertarik untuk
pembelajaran yang dilakukan guru masih mengambil judul penelitian yaitu
dengan metode konvensional padahal “pengembangan model pembelajaran
metode itu masih belum cukup meskipun creative problem solving untuk
kebanyakan siswa cukup bisa menguasai meningkatkan kreatifitas belajar siswa”.
materi tapi tidak membuat keinginan siswa
untuk lebih kreatif lagi dalam belajar karena KAJIAN LITERATUR
guru lebih banyak berperan dan siswa kurang Konsep Creative Problem Solving
bisa mengekspose kemampuan yang (CPS) Menurut Haerul (2010: 11) Model
dimilikinya. Creative Problem Solving pertama kali
Selama pelajaran berlangsung guru sulit diperkenalkan oleh Alex Osborn, seorang
menentukan tingkah laku mana yang Creator Of Brainstrorming, pendiri dari The
berpengaruh positif terhadap motivasi Creative Education Foundation (CEF) dan
belajar siswa, misalnya gaya mengajar mana Co-Founder of a Highly Succesful New
yang memberi kesan positif pada diri siswa York Advertising Agency. Pada tahun 1950-
selama ini, strategi mana yang dapat an, Alex Osborn dan Sidney Parnes (SUNY
membantu kejelasan konsep selama ini, College at Buffalo) bekerja sama melakukan
metode dan model pembelajaran mana yang penelitian lebih mendalam untuk
tepat untuk dipakai dalam menyajikan suatu menyempurnakan model ini, sehingga
pembelajaran sehingga dapat membantu model Creative Problem Solving ini dikenal

2
Candrawulan, Syaodih, Mariam EDUCARE Vol. 11, No. 2, Des. 2013

juga dengan nama The Osborne-Parnes pilihan bervariasi, dan novel banyak, dan
Creative Problem Solving Models.Pada rencana pelaksanaan yang efektif dari solusi
awalnya, model ini banyak dipergunakan di baru atau program tindakan.
perusahaan-perusahaan dengan tujuan agar Berdasarkan pengertian di atas dapat
para karyawan yang bekerja dalam disimpulkan bahwa model pembelajaran
perusahaan tersebut memiliki kreativitas Creative Problem Solving adalah model
yang tinggi, baik dalam melaksanakan setiap pembelajaran yang berpusat dalam
tanggung jawab pekerjaannya maupun peningkatan kemampuan memecahkan
dalam upaya membantu memcahkan setiap masalah dengan penguatan kreatifitas karena
persoalan yang terjadi di perusahaan. dalam model pembelajaran ini pengalaman
Namun pada perkembangan selanjutnya, sebelumnya dalam menyelesaikan suatu
model ini juga banyak diterapkan pada dunia masalah merupakan faktor yang penting
pendidikan. Karen (2004:1) menjelaskan dalam menyelesaikan masalah baru yang
bahwa model Creative Problem Solving berbeda secara terampil.
merupakan model pembelajaran yang Karakteristik Creative Problem Solving
berpusat pada keterampilan dalam (CSP) Berpikir divergen memfasilitasi
pemecahan masalah dan diikuti dengan menghasilkan ide atau solusi kreatif dalam
penguatan kreativitas. Ketika dihadapkan proses CPS sedangkan berpikir konvergen
pada suatu pertanyaan, siswa dapat adalah keterampilan untuk menghasilkan
melakukan keterampilan memcahkan solusi atau ide yang paling menjanjikan
masalah dengan memilih dan untuk eksporasi lebih lanjut. Model CPS
mengembangkan ide serta gagasannya. dipahami sebagai metodologi terstruktur
Menurut Pepkin (dalam Muslich,2011:221) untuk meningkatkan pemikiran kreatif dari
Model pembelajaran Creative Problem individu-individu dan kelompok belajar.
Solving (CPS) adalah suatu model Menurut Cheolil Lim (dalam Prayogo
pembelajaran yang melakukan pemusatan Kusdiyanto, 2011:14) Model CPS adalah
pada pengajaran dan keterampilan salah satu model pembelajaran yang
memecahkan masalah, yang diikuti dengan memiliki karakteristik utamanya adalah
penguatan keterampilan Ketika dihadapkan penggunaan berulang-ulang berpikir
dengan suatu pertanyaan/permasalahan, divergen dan konvergen dalam setiap
siswa dapat melakukan ketrampilan langkahnya yang membentuk sistem yang
memecahkan masalah untuk memilih dan dinamis dan fleksibel untuk program
mengembangkan tanggapannya. Tidak pemecahan masalah. Sedangkan menurut
hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir, Puccio (dalam Prayogo Kusdiyanto,
keterampilan memecahkan masalah 2011:13) model CPS menekankan
memperluas proses berpikir. CPS menurut keseimbangan antara pemikiran divergen
Treffenger (dalam Daties Mariana,2010:52) dan konvergen dalam setiap langkah dari
Creative Problem solving is a famework setiap pemecahan masalah.
which can be used by individuals of groups Dalam penelitian ini, langkah-langkah
to formulate problems, opportunities, or pembelajaran Creative Problem Solving
challenges; generate and analize many yang digunakan adalah langkah-langkah
varied, and novel options; and plan for yang dikembangkan Treffingeret (dalam
effective implementation of new solution or Prayogo Kusdiyanto, 2011:15) yang
courses of action. Artinya CPS adalah mengusulkan model CPS dengan tiga
sebuah ketenaran kerja yang dapat komponen proses yaitu: (1) memahami
digunakan oleh individu kelompok untuk tantangan (2) mengahsilkan ide, dan (3)
merumuskan masalah, kesempatan, atau menyiapkan aksi. Pengertian Kreatifitas
tantangan; menghasilkan dan menganalisis Menurut Utami Munandar (2002: 25)

3
Candrawulan, Syaodih, Mariam EDUCARE Vol. 11, No. 2, Des. 2013

kreatifitas adalah suatu kemampuan umum menghasilkan produk tertentu digunakan


untukmenciptakan suatu yang baru, sebagai penelitian yang bersifat analisis kebutuhan
kemampuan untuk memberikan gagasan- dan untuk menguji keefektifan produk
gagasan baru yang dapat diterapkan dalam tersebut agar dapat berfungsi di masyarakat
pemecahan masalah, atau sebagai luas, maka diperlukan penelitian untuk
kemampuan untuk melihat hubungan- menguji keefektivan produk tersebut.
hubungan barn antara unsur-unsur yang Menurut Nana Syaodih (2009:167)
sudah ada sebelumnya. dalam pelaksanaan penelitian dan
Menurut Endyah Murniati (2012: 11) pengembangan, ada beberapa metode yang
kreatifitas adalah kemampuan seseorang digunakan, yaitu metode: Deskriptif,
untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik Evaluatif, dan Eksperimental Metode
berupa gagasan maupun karya nyata, yang penelitian deskriptif, digunakan dalam
relatuf berbeda dengan apa yang telah ada penelitian awal untuk menghimpun data
sebelumnya. tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada
Berdasarkan pengertian yang mencakup: (1) kondisi produk-produk yang
dikemukakan oleh para ahli untuk sudah ada sebagai bahan perbandingan atau
menjelaskan makna dari kreatifitas penulis bahan dasar untuk produk yang akan
mengambil kesimpulan bahwa kreatifitas dikembangkan, (2) kondisi pihak pengguna,
adalah kemampuan seseorang dalam seperti sekolah, guru, kepala sekolah, siswa
menciptakan sesuatu yang baru baik berupa serta pengguna lainnya, (3) kondisi faktor-
gagasan maupun karya nyata yang berasal faktor pendukung dan penghambat
dari kombinasi hal-hal yang telah ada pengembangan dan penggunaan dari produk
sehingga melahirkan sesuatu yang baru. yang akan dihasilkan, mencakup unsur
Indikator kreatifitas, Menurut Guilford manusia, sarana-prasarana, biaya,
(dalam Utami Munandar, 2002: 27) ada pengelolaan, dan lingkungan.
empat sifat yang menjadi ciri kemampuan Tahapan-tahapan yang dapat dilakukan
berfikir kreatif, yaitu: dalam pengembangan sebuah produk
a. Kelancaran (fluency), yaitu kemampuan berdasarkan model Research and
untuk menghasilkan banyak gagasan Development (R&D) yang dikembangkan
b. Keluwesan (flexibility), yaitu oleh Walter R. Borg & Meredith Damien
kemampuan untuk mengemukakan Gall (dalam Zakaria, 2009: 67-70) terdiri
bermacam pemecahan terhadap masalah dari sepuluh langkah. Sepuluh langkah-
c. Keaslian (originaliry), yaitu kemampuan langkah tersebut adalah sebagai berikut:
untuk mencetuskan gagasan dengan cara 1. Penelitian dan pengumpulan informasi
yang asli, tidak klise (research and information collecting);
d. Peguraian (elaboration), yaitu termasuk didalamnya review, literatur,
kemampuan untuk menguraikan sesuatu observasi kelas dan persiapan laporan.
secara terinci 2. Perencanaan (Planning) adalah tahap
menyusun rencana dan prosedur yang
METODE PENELITIAN akan ditempuh dalam penelitian,
Metode penelitian yang digunakan meliputi penetapan tujuan, penyusunan
adalah metode Penelitian dan langkah-langkah penelitian, uji
Pengembangan (Research and kelayakan dalam skala kecil atau uji coba
Development). Metode R&D menurut terbatas pengembangan Model
Sugiono (2012: 407) adalah metode Pembelajaran Creative Problem Solving
penelitian yang digunakan untuk untuk mencapai ketuntasan belajar siswa
menghasilkan produk tertentu dan menguji pada mata pelajaran Ekonomi.
keefektifan produk tersebut. Untuk dapat 3. Mengembangkan bentuk model awal

4
Candrawulan, Syaodih, Mariam EDUCARE Vol. 11, No. 2, Des. 2013

(Develop preliminary form of Product); kontrol terhadap kualitas.


mengembangkan bentuk awal yang Instrumen yang digunakan untuk
dimaksud adalah menyusun Model mendapatkan hasil informasi penelitian
Pembelajaran Creative Problem Solving adalah Pedoman observasi. Data hasil
pada mata pelajaran Ekonomi yang observasi keterlaksanaan model
termasuk di dalamnya mempersiapkan pembelajaran dan aktivitas siswa diolah
materi belajar, buku-buku yang dalam bentuk persentase. Skala pengukuran
digunakan, media dan evaluasi. yang digunakan adalah Skala Guttman
4. Uji coba model awal (preliminary field dengan jawaban “Ya” atau “Tidak”.
testing), uji coba ini melibatkan sekolah Teknik analisis data yang digunakan
dan subjek dalam jumlah terbatas. dalam penelitian ini adalah analisis data
Dalam hal ini dilakukan analisis data kualitatif dilakukan untuk menganalisis data
berdasarkan observasi, angket dan tes. secara deskriptif atau pemaparan, sesuai data
5. Revisi Produk (main product revision); yang diperoleh melalui hasil observasi,
yaitu perbaikan dilakukan terhadap hasil wawancaradan studi dokumentasi.
uji coba pendahuluan mengenai Dalam pengolahan analisis statistik,
implementasi pengembangan Model peneliti menggunakan software SPSS
Pembelajaran Creative Problem Solving (Statistical Practice for Social Science) versi
pada mata pelajaran Ekonomi dimana 17.0. Uji hipotesis ini berfungsi untuk
hasilnya untuk bahan uji coba luas. menjawab pertanyaan penelitian yaitu
6. Uji coba luas (main field testing); pada menggunakan uji-t untuk melihat perbedaan
tahap uji coba luas ini melibatkan rata-rata antar variabel dengan
sekolah dan subjek dalam jumlah menggunakan program SPSS 17.0
banyak. Data kuantitatif berupa pretest menggunakan Independent Sample T-Test
dan postest dikumpulkan dan hasilnya di dengan asumsi kedua varians homogen
evalusi sesuai dengan tujuan. Uji coba (equal varians assumed) yang dilakukan
luas akan dilakukan di salah satu SMA. untuk mengetahui pengembangan Model
7. Perbaikan hasil uji coba lebih luas Pembelajaran Creative Problem Solving
(operational product revision); dalam meningkatkan kreatifitas belajar siswa
perbaikan berdasarkan uji coba lebih dilihat dari masing-masing indikatornya
luas yang dilakukan peneliti pada mata pelajaran Kewirausahaan, baik
berkolaborasi dengan guru mata sebelum dan sesudah model ini
pelajaran ekonomi untuk menghasilkan dikembangkan.Untuk dua kelompok
bentuk model yang ideal. dengan varian yang sama (Equal Variance
8. Uji coba operasional (operational field Assume), perhitungan t-test.
testing); yaitu uji coba model yang Perhitungan gain digunakan untuk
melibatkan lebih banyak sekolah dan mengetahui besarnya peningkatan kreatifitas
subyek. Pada langkah ini dikumpulkan belajar siswa. Analisis dilakukan dengan
data dari angket, observasi dan menggunakan rumus gain ternormalisasi
wawancara untuk kemudian dianalisis. rata-rata (average normalized gain). Adapun
9. Perbaikan model akhir (final product rumus tersebut menurut Meltzer (dalam
revision) dilakukan perbaikan Ramdania, 2010: 56)
berdasarkan hasil uji coba model
operasional dan uji coba lebih luas. HASIL DAN PEMBAHASAN
10. Diseminasi dan distribusi Pengembangan model pembelajaran
(dissemination and distribution); yaitu Creative Problem Solving dalam penelitian
penyebaran dan distribusi. Pada langkah ini pada dasarnya menggunakan langkah-
ini dilakukan monitoring sebagai langkah yang dikembangkan Treffingeret

5
Candrawulan, Syaodih, Mariam EDUCARE Vol. 11, No. 2, Des. 2013

yang dimodifikasi dan dikembangkan agar konvensional yang masih terpokus pada guru
mendapatkan desain yang (teacher oriented) belum sepenuhnya
sesuai.Pengembangan dilakukan dengan mampu mengembangkan ide-ide yang bisa
menyisipkan konsep pembelajaran Time digali dalam pemahaman siswa.
Token Arends pada saat pembelajaran. Kelima, hasil observasi awal
Pengembangan model pembelajaran menunjukan bahwa dalam penggunaan
creative problem solving untuk metode diskusi yang diselingi tanya-jawab
meningkatkan kreatifitas belajar siswa dalam memberikan pengaruh terhadap pola
penelitian ini mempertimbangkan beberapa interaksi yang terjadi di kelas tetapi hanya
hal, yaitu: sebatas bagi siswa yang aktif dalam
Pertama, tujuan pembelajaran yang pembelajaran.
diarahkan pada pengembangan kemampuan Keenam, pemahaman guru tentang
berpikir siswa dalam hal ini kemampuan berbagai variasa model pembelajaran masih
berpikir kreatif dimana berpikir kreatif terbatas.Sehingga dilapangan guru lebih
diharapkan mampu membuat seseorang sering menggunakan model konvensional
untuk terus mencoba sehingga dapat daripada mengembangkan model yang
menemukan jawaban permasalahan yang bervariasi.
dihadapinya meskipun mengalami Implikasi kajian tersebut terhadap
kegagalan, atau menemukan jawaban pengembangan model pembelajaran yaitu:
dengan proses yang tidak biasa bahkan dapat 1. Tujuan pembelajaran harus mampu
memandang suatu permasalahan dengan mengambangkan kreatifitas belajar
berbagai alternatif jawaban. Cara berpikir siswa sesuai dengan indikator karena
seperti ini sering juga disebut berpikir kreatifitas mempunyai peranan penting
divergen atau berpikir ke semua arah. dalam perkembangan berpikir siswa.
Kedua, kreatifitas belajar siswa pada 2. Pemilihan model pembelajaran harus
penelitian ini terdiri dari empat indikator disesuaikan dengan tujuan pembelajran
yang harus dipenuhi yaitu Kelancaran yang ingin dicapai serta harus
(fluency) yang merupakan kemampuan memperhatikan karakteristik mata
untuk menghasilkan banyak gagasan, pelajaran.
Keluwesan (flexibility) yang merupakan 3. Penggunaan model haruslah yang lebih
kemampuan untuk mengemukakan beragam agar mampu mengembangkan
bermacam pemecahan terhadap masalah, potensi yang dimiliki siswa. Oleh karena
Keaslian (originaliry) yang merupakan itu, guru harus memiliki pemahaman
kemampuan untuk mencetuskan gagasan yang baik tentang model pembelajaran
dengan cara yang asli serta Peguraian yang akan digunakan.
(elaboration) yang merupakan kemampuan Berdasarkan pemaparan tersebut, model
untuk menguraikan sesuatu secara terinci . pembelajaran ini dinilai cocok untuk
Ketiga, karakteristik pembelajaran dikembangkan dalam meningkatkan
kewirausahaan meliputi konsep dan praktik kreatifitas belajar siswa. Beberapa kelebihan
dimana siswa dituntut harus lebih terampil dari model pembelajaran Creative Problem
dalam mengembangkan ide nya dengan Solving yaitu melatih siswa untuk
memberikan contoh yang terkait dengan mendesain suatu penemuan, berpikir dan
konsep dan mengembangkan keterampilan bertindak kreatif, memecahkan masalah
kognitifnya sehingga siswa mampu unggul yang dihadapi secara realistis,
dalam memperlajari teori maupun dalam mengidentifikasi dan melakukan
pelaksanaan praktik. penyelidikan, menafsirkan dan mengevaluasi
Keempat, hasil studi pendahuluan hasil pengamatan, merangsang
menunjukan bahwa penggunaan metode perkembangan kemajuan berfikir siswa

6
Candrawulan, Syaodih, Mariam EDUCARE Vol. 11, No. 2, Des. 2013

untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi CPS dengan menggunakan model


dengan tepat, dapat membuat pendidikan pembelajaran biasa.
sekolah lebih relevan dengan kehidupan Model pembelajaran Creative Problem
khususnya dunia kerja. Solving lebih efektif dalam upaya
Temuan dari pengembangan model meningkatkan kreatifitas belajar siswa pada
pembelajaran creative problem solving ini mata pelajaran kewirausahaan dibandingkan
adalah diperolehnya pengembangan model dengan model pembelajaran biasa. Hasil uji
creative problem solving yang sesuai untuk menunjukan bahwa terdapat perbedaan
meningkatkan kreatifitas belajar siswa. antara penggunaan Creative Problem
Pengembangan model CPS ini dinilai cocok Solving dengan menggunakan pembelajaran
karena pada saat penerapan model ini, siswa biasa dalam upaya meningkatkan kreatifitas
dilatih untuk mengembangkan potensi dan belajar siswa.Faktor pendukung yang harus
ide saat berdiskusi didalam kelas untuk disiapkan untuk memaksimalkan kreatifitas
menghindari beberapa siswa yang bisa siswa saat penggunaan model pembelajaran
mendominasi topik pembicaraan maka creative problem solving.
digunakan juga Time Token Arends Pengembangan model pembelajaran
sehingga semua siswa secara keseluruhan creative problem solving menunjukan
dapat mengembangkan kreatifitasnya dalam adanya peningkatan kreatifitas belajar siswa
menemukan ide dan pendapatnya. dibandingkan dengan model yang lama
Keefektifan model pembelajaran adapun faktor pendukung yang harus
creative problem solving terhadap diperhatikan saat penggunaan model
peningkatan kreatifitas belajar pembelajaran creative problem solving yaitu:
siswa.Berdasarkan hasil uji baik pada uji Pertama, Recana pelaksanaan
coba terbatas maupun uji coba luas pembelajaran (RPP) yang harus disesuaikan
menunjukan bahwa model pembelajarn dengan karakteristik mata pelajaran dan
creative problem solving yang karakteristik siswa, dimana dalam mata
dikembangkan cukup efektif dalam pelajaran kewirausahaan diperlukan RPP
meningkatkan kreatifitas belajar siswa pada yang mampu meningkatkan potensi dan
mata pelajaran kewirausahaan. Data hasil kreatifitas belajar siswa.
pengujian model pembelajaran creative Kedua, media pembelajaran yang kreatif
problem solving pada SMK Peternakan akan memacu semangat siswa dalam
Negeri Lembang dengan jumlah siswa 30 pembelajaran karena media berfungsi
orang menunjukan bahwa rata-rata mempermudah pemahaman siswa terhadap
kreatifitas yang diperoleh pada uji coba 1, uji materi pembelajaran.
coba 2 dan uji coba 3, uji coba 4, uji coba 5 Ketiga, sumber belajar atau bahan ajar
dan uji coba 6 mengalami peningkatan yang seharusnya dapat membuat
sehingga dapat dikatakan efektif. pembelajaran lebih bermakna karena banyak
Kreatifitas siswa pada mata pelajaran sumber belajar yang digunakan oleh guru
kewirausahaan yang menggunakan model pada umunya hanya berupa buku paket.
CPS dengan yang mengggunakan Keempat, alokasi waktu yang harus
pembelajaran biasa terdapat perbedaan. Hal efektif dan efisien sesuai yang telah
ini terbukti dari hasil uji dengan signifikasi ditetapkan dalam RPP karena kebanyak
kurang dari 0,05 selain itu terbukti dari hasil guru menggunakan waktu umtuk
rata uji gain untuk kelas eksperimen sebesar menyampaikan materi.
0,83% sedangkan untuk kelas kontrol
sebesar 0, 67%. Maka dalam hal ini hasil uji KESIMPULAN
menunjukan bahwa terdapat perbedaan Berdasarkan kepada hasil penelitian dan
antara penggunaan model pembelajaran analisis data yang telah dijelakaskan bab IV

7
Candrawulan, Syaodih, Mariam EDUCARE Vol. 11, No. 2, Des. 2013

maka peneliti dapat menarik kesimpulan disesuaikan dengan karakteristik mata


sebagai berikut: pelajaran dan karakteristik siswa, media
1. Langkah model pembelajaran Creative pembelajaran yang kreatif, sumber
Problem Solving yang diembangkan belajar atau bahan ajar yang seharusnya
telah mampu: melatih siswa untuk dapat membuat pembelajaran lebih
mendesain suatu penemuan, berpikir bermakna dan alokasi waktu yang harus
dan bertindak kreatif, memecahkan efektif dan efisien sesuai.
masalah yang dihadapi secara realistis,
mengidentifikasi dan melakukan REFERENSI
penyelidikan, menafsirkan dan Airasian. 2010. Kerangka Landasan Untuk
mengevaluasi hasil pengamatan, Pembelajaran dan Assesmen Revisi
merangsang perkembangan kemajuan Taksonomi Pendidkan Bloom.
berfikir siswa untuk menyelesaikan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
masalah yang dihadapi dengan tepat Alma, Bucholi . 2011. Kewirausahaan
2. Berdasarkan uji coba terbatas maupun Untuk Mahasiswa dan Umum.
uji coba luas menunjukan bahwa model Bandung: Alfabeta.
pembelajarn creative problem solving Arifin, Z. 2011. Evaluasi Pembelajaran.
yang dikembangkan cukup efektif dalam Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
meningkatkan kreatifitas belajar siswa Cahyono, A.N. 2007. Pengembangan
pada mata pelajaran kewirausahaan. Model Creative Problem Solving
Kreatifitas siswa pada mata pelajaran berbasis teknologi. Tersedia, http:
kewirausahaan yang menggunakan //www.adi-negara.blogspot.com [13
model CPS dengan yang Juli2013].
mengggunakan pembelajaran biasa Depdiknas. 2003. Peraturan Pemerintah
terdapat perbedaan. Hal ini terbukti dari Nomor 23 Tentang Sistem Pendidikan
hasil uji dengan signifikasi kurang dari Nasional. Jakarta: Depdiknas.
0,05 selain itu terbukti dari hasil rata uji Haerul. 2010. Pengaruh Model CPS
gain untuk kelas eksperimen sebesar Berbasis Kontekstual Terhadap
0,83% sedangkan untuk kelas kontrol Kompetensi Strategik Siswa SMP
sebesar 0, 67%. Maka dalam hal ini hasil dalam Belajar Matematika. SKRIPSI:
uji menunjukan bahwa terdapat UPI. Bandung: tidak diterbitkan.
perbedaan antara penggunaan model Karen. 2004. Creative Problem Solving in
pembelajaran CPS dengan Match. Tersedia, http:
menggunakan model pembelajaran //www.uh.edu/honors-ands-the-
biasa. Data hasil pengujian model schools/houston-teachers-
pembelajaran creative problem solving institutet/curiculum-units/pdf [1 Juli
pada SMK Peternakan Negeri Lembang 2013]
dengan jumlah siswa 30 orang Kusdiyanto,P. 2011. Model Pembelajaran
menunjukan bahwa rata-rata kreatifitas Creatve Problem Solving untuk
yang diperoleh pada uji coba 1, uji coba Meningkatkan Penguasaan Konsep
2 dan uji coba 3, uji coba 4, uji coba 5 Fludastatis dan Kemampuan
dan uji coba 6 mengalami peningkatan Pemecahan Masalah Siswa. TESIS:
sehingga dapat dikatakan efektif. UPI. Bandung: tidak diterbitkan.
3. Ada beberapa faktor pendukung yang Maraiana, D. 2010. Pengaruh Model
harus diperhatikan saat penggunaan Pembelajaran Cretive Problem Solving
model pembelajaran creative problem Terhadap Peningkatan Kemampuan
solving yaitu: Recana pelaksanaan Berfikir Kreatif Siswa. TESIS: UPI.
pembelajaran (RPP) yang harus Bandung: tidak diterbitkan.

8
Candrawulan, Syaodih, Mariam EDUCARE Vol. 11, No. 2, Des. 2013

Masnur,Muslich. 2011. KTSP Pembelajaran Inkuiri Sosial untuk


Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Meningkatkan Kemampuan
Kotekstual Panduan bagi Guru, Kepsek, Menganalisis Transaksi Keuangan.
dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Bumi TESIS: UPI. Bandung: tidak
Aksara. diterbitkan.
Munandar, Utami. 2002. Kreativitas dan
Keberbakatan Strategi Mewujudkan
Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Murniati, E. 2012. Pendidikan dan
Bimbingan Anak Kreatif. Yogyakarta:
PT.Pustaka Insan Madani.
Ramdania. 2010. Penggunaan Media Flash
Flip Book dalam Pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa. SKRIPSI: UPI . Bandung: tidak
diterbitkan.
Rusman. 2010. Model-Model
Pembelajaran. Bandung: Rajawali Press
Santoso, S. 2013. Menguasai SPSS 21 di
Era Informasi. Jakarta: PT.Elexmedia
Komputindo.
Senjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suherman,E dkk. 2001. Startegi
Pembelajaran Matematika
Kontemporer. Bandung: IMSTP JICA.
Syaodih, Nana. 2009. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: PT.Remja
Rosdakarya.
Tejasutisna. 2009. Kewirausahaan Sekolah
Menengah Kejuruan. Bandung: HUP.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran
Inovatif Berorietasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Tim Penyusun. 2011. Pedoman Penyusunan
Skripsi. Bandung: FKIP UNLA.
Wena, M. 2010. Strategi Pembelajaran
Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta:
PT.Bumi Aksara.
Zakaria. 2009. Pengembangan Model

Anda mungkin juga menyukai