Anda di halaman 1dari 6

J. Pijar MIPA, Vol. IX No.

2, September : 56 - 61
ISSN 1907-1744

PENGGUNAAN PARADIGMA GAYA-REAKSI DAN PENDEKATANANALOGI UNTUK MENINGKATKAN


PEMAHAMAN KONSEP GAYA GESEK BAGI MAHASISWA CALON GURU FISIKA (STUDI KASUS
PERKULIAHAN FISIKA DASAR I)

Joni Rokhmat
Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Mataram
Email: joni.fkip.unram@gmail.com

Abstrak : Hasil studi dalam perkuliahan Fisika Dasar I memperlihatkan bahwa mahasiswa calon guru fisika
pada umumnya memiliki konsepsi keliru tentang gaya gesek. Konsepsi keliru tersebut meliputi penentuan syarat
terjadinya gaya gesek antara dua benda, jenis gaya gesek (statik atau kinetik), arah gaya gesek, serta nilainya. Melalui
pembahasan fenomena orang berjalan dan mobil bergerak dengan penggerak roda depan, dan menggunakan pendekatan
paradigma gaya gesek sebagai gaya-reaksi dan pendekatan analogi, serta hukum-hukum Newton tentang gerak terbukti
dapat mengubah konsepsi keliru mahasiswa tersebut menjadi konsepsi yang benar. Akhir pembelajaran menggunakan
dua pendekatan tersebut terbukti mahasiswa memiliki pemahaman gaya gesek yang lebih sempurna, khususnya
berkenaan dengan syarat terjadinya gaya gesek, penentuan jenis, arah, dan nilai gaya gesek.

Kata kunci: : Pendekatan paradigma gaya gesek sebagai gaya-reaksi, pendekatan analogi, serta syarat
kemunculan, jenis, arah, dan nilai gaya gesek.

Abstract : The Study results in Fundamental Physics I lecturing showed that pre service Students of Physics
in general have misconceptions about friction force. The misconceptions include determining of requirements of
friction force happening, sort of the friction force (static or kinetic), direction and value of the friction force. Through
discussions ofthe phenomena of a human being walking and a car moving with front wheel activator, and used
approaches of a paradigm that friction force as a reactive-force and analogy, also used the Newton’s laws about
movement it proved that those could changethe misconceptions to be true conceptions. The last of lecturing using the
two approaches the Students have beter understanding of friction force, especially with rescpet to the requirements of
it’s happening, determining it’s sorts (static or kinetic), direction, and it’s value.

Keywords : Approache of a paradigm that friction force as a reactive-force, analogy approache, also
requirements of it’s happening, determining of sort, direction, and value of the friction force.

1. PENDAHULUAN
Sebagai salah satu sub-materi dalam pokok materi Gaya gesek merupakan salah satu konsep fisika yang cukup
mekanika dalam fisika, konsep gaya gesek selalu dibahas populer di kalangan mahasiswa fisika maupun siswa SMA.
dalam uraian pembelajaran fisika pada bagian mekanika. Namun demikian hasil analisis kasus dalam proses
Hal ini terjadi pula dalam pembelajaran fisika pada jenjang perkuliahan fisika dasar I memperlihatkan bahwa
Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Perguruan mahasiswa pada umumnya memiliki konsepsi yang keliru
Tinggi. Namun demikian, sepengetahuan panulis, tentang gaya gesek. Konsepsi-konsepsi mahasiswa yang
pembahasan konsep gaya gesek dalam buku-buku pada keliru ini antara lain meliputi: (1) paradigma gaya gesek
kedua jenjang tersebut secara umum belum mampu sebagai gaya-reaksi, (2) penentuan persyaratan agar gaya
memfasilitasi pembelajar untuk memahaminya secara utuh. gesek terjadi di antara dua benda, (3) penentuan jenis gaya
Fenomena lebih menyedihkan terjadi bahwa pembahasan gesek (statik atau kinetik), dan (4) penentuan arah gaya
konsep gaya gesek lebih merupakan suatu ringkasan dari gesek, dan (5) penentuan nilai gaya gesek.
konsep tersebut sehingga semakin menjauhkan pembelajar Sesuai dengan judul, pada bagian pembahasan
untuk memahami konsep gaya gesek tersebut. Fenomena dari tulisan ini porsi terbesar mengulas penerapan
ini, diperkuat oleh kenyataan bahwa dalam perkuliahan pendekatan gaya-reaksi dalam upaya memfasilitasi
Fisika Dasar Imahasiswa calon guru fisika secara signifikan pembelajar memahami konsep gaya gesek secara utuh.
memperlihatkan konsepsi awal yang jauh dari standar Penerapan pendekatan ini difokuskan untuk mengatasi
pemahaman konsep gaya gesek. konsepsi-konsepsi keliru nomor 2 sampai dengan 5

56
Penggunaan Paradigma Gaya-Reaksi Dan Pendekatan Analogi..... (Joni Rokhmat)
sebagaimana disebutkan pada alinea di atas meskipun gaya ini mengakibatkan munculnya gaya oleh subjek-2
untuk bagian terakhir (nilai gaya gesek) tidak dibahas yang bekerja pada subjek-1 atau sebaliknya. Bandingkan
secara rinci mengingat terbatasnya halaman tulisan ini. peristiwa di atas dengan peristiwa berikut: Subjek-1 dan
Untuk menambah kedalaman pembahasan, dalam ulasan subjek-2 keduanya memberi gaya pada subjek-3 dan kedua
atau pembahasan tersebut akan dikaitkan dengan hukum gaya ini sama besar tetapi berlawanan arah maka gaya-
Newton tentang gerak, baik hukum pertama, kedua, gaya yang diberikan oleh subjek-1 dan subjek-2 bukan
maupun ketiga, serta menggunakan contoh-contoh pasangan gaya aksi-reaksi.
fenomena fisika yang dijadikan fokus pembahasan dalam
perkuliahan Fisika Dasar I. Namun demikian, sebelum Pengertian Pendekatan Analogi
mengulas penerapannya, dalam tulisan ini dibahas lebih James Clerk Maxwell dalam [4]sedara eksplisit
dulu pengertian paradigma gaya-reaksi. menyatakan bahwa analogi-analogi sangat diperlukan
dalam pembahasan ilmu-ilmu fisika. Sementara itu,
2. PEMBAHASAN Podolefsky [4] menyebutkan beberapa contoh pasangan
Pengertian Paradigma Gaya-Reaksi analogi esensial dalam fisika, seperti hukum Coulomb
Penulis tertarik mengawali pembahasan dengan hukum gravitasi, medan listrik dengan medan suhu,
pengertian paradigma ini dengan menggali makna kata energi yang tersimpan dalam kapasitor dengan yang
“reaksi”. Hampir dalam setiap pembelajaran, dan dalam tersimpan dalam pegas, aliran aurs listrik dengan aliran air
pembahasan setiap konsep fisika, penulis selalu dalam pipa, dan sebagainya. Artinya, untuk memudahkan
menggunakan pendekatan konsep reaksi. Sepanjang pembahasan suatu konsep dapat dilakukan dengan
pengetahuan penulis, hampir seluruh peristiwa yang terjadi menganalogikan konsep itu dengan konsep lain yang
di lingkungan sekitar yang mengarah pada diri kita sudah dikenal atau dipahami lebih baik atau dengan konsep
merupakan peristiwa reaksi dari sebuah atau beberapa aksi lain yang lebih kongkrit[1, 2, 3].
yang kita lakukan terhadap lingkungan sekitar tersebut. Dalam tulisan ini penulis mengartikan pendekatan
Fenomena sejalan dengan Hukum III Newton bahwa ketika analogi untuk pembelajaran fisika sebagai penggunaan
ada gaya aksi yang dikerjakan suatu benda pada benda objek atau cara lain yang dipandang lebih dikenal dan
lain maka benda kedua ini akan memberikan gaya-reaksi lebih mudah dipahami dalam menjelaskan suatu masalah.
pada benda pertama [1, 2, 3]. Pembahasan dalam tulisan ini gaya aksi yang diberikan
Apabila saat kita memberi kuliah atau mengajar kaki orang (Gambar 2) atau roda mobil (Gambar 3) pada
terdapat benda-benda, seperti bangku, meja, papan tulis, permukaan jalan yang semula sangat sulit atau bahkan
dinding ruangan, atau sebagian atau seluruh mahasiswa tidak mungkin dideteksi secara visual dianalogikan dengan
atau siswa yang dirasakan menjadikan kita tidak nyaman gaya aksi kaki orang atau roda mobil di atas terhadap
berada di ruang kuliah atau kelas, sesungguhnya peristiwa hamparan pasir yang cukup tebal. Dengan penganalogian
tersebut merupakan reaksi dari apa yang telah kita lakukan ini, gaya aksi kaki atau roda di atas dapatdideteksi dari
di kelas. Jadi pada dasarnya kita dapat menciptakan kondisi pergerakan butiran-butiran pasir yang bergerak atau
ruang kuliah atau kelas menjadi tempat yang terlempar.Dengan mengetahui arah gaya aksi yang
menyenangkan dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang diberikan oleh kaki orang yang berjalan atau yang diberikan
menyenangkan bagi mahasiswa, siswa, bahkan bagi benda- roda mobil yang bergerak terhadap permukaan jalan maka
benda di sekitar kita yang berkategori benda mati kita dengan mudah dapat menentukan arah gaya reaksi
Berdasar uraian di atas, paradigma gaya-reaksi yang diberikan permukaan jalan terhadap kaki orang atau
dapat dijelaskan sebagai berikut: Secara umum gaya yang roda mobil tersebut, yaitu pada arah yang berlawanan
dapat diartikan sebagai suatu dorongan atau tarikan dapat dengan arah gaya aksinya.
dibagi kedalam dua kelompok, yaitu kelompok gaya aksi
dan gaya-reaksi. Gaya aksi dapat diartikan sebagai suatu Penentuan Persyaratan agar Gaya Gesek Terjadi di
gaya yang kemunculannya tanpa didahului adanya gaya antara Dua Benda
lain. Dalam pengertian hubungan sebab-akibat (kausalitas), Dalam suatu proses perkuliahan Fisika Dasar I,
kelompok gaya ini dapat dikategorikan sebagai gaya-gaya penulis kepada 28 mahasiswa tahun pertama yang
muncul “pertama” atau dalam hubungan kausalitas gaya mengikuti perkuliahan tersebut menanyakan kapan gaya
ini merupakan cause atau penyebab yang memungkinkan gesek antara dua benda dapat terjadi. Seluruh mahasiswa
munculnya effect atau akibat. Sementara itu, gaya-reaksi terhadap pertanyaan tersebut menyatakan bahwa gaya
dikategorikan kelompok gaya yang kemunculannya gesek antara dua benda terjadi apabila dua benda tersebut
didahului oleh kelompok gaya pertama. Dalam hubungan bersentuhan dan keduanya berpermukaan kasar. Terhadap
kausalitas, kelompok gaya ini termasuk effect atau akibat jawaban tersebut, penulis tidak memberi komentar kecuali
dari sebuah atau sejumlah cause atau penyebab. Pada membuat catatan di papan tulis bahwa seluruh mahasiswa
dasarnya, dalam konteks gaya gesek hubungan kelompok setuju ketika dua benda berpermukaan kasar saling
gaya aksi dan gaya-reaksi ini dapat pula diadopsi dari bersentuhan terjadi gaya gesek di antara kedua benda
pengertian pasangan gaya aksi-reaksi. tersebut. Selanjutnya penulis memperlihatkan fenomena
Penulis mendefinisikan pasangan gaya aksi- seperti pada Gambar 1. Gambar 1 menunjukkan sebuah
reaksi sebagai dua gaya yang masing-masing dihasilkan balok B bermassa M diletakkan di atas lantai horizontal
oleh subjek-1 dan subjek-2 sedemikian rupa sehingga gaya dan diketahui bahwa permukaan balok dan lantai adalah
oleh subjek-1 bekerja pada subjek-2 dan secara langsung kasar. Dengan mengamati Gambar 1 ini, kepada mahasiswa

57
J. Pijar MIPA, Vol. IX No.2, September : 56 - 61
penulis mengajukan pertanyhaan berikut: “Apakah antara permukaan bawah balok itu mendorong (memberi gaya
permukaan bawah balok B dan permukaan lantai terjadi aksi) permukaan lantai ke kanan. Selanjutnya, permukaan
gaya gesek?”. Dengan mendasarkan pada konsepsi awal lantai bereaksi mendorong (memberi gaya-reaksi)
mereka, seluruh mahasiswa menjawab “ya”. Saat itu, permukaan bawah balok itu ke kiri. Kedua gaya ini
penulis tidak membenarkan atau menyalahkan jawaban memenuhi kriteria pasangan gaya aksi-reaksi dan sesuai
mahasiswa tetapi mengajukan pertanyaan lanjutan berikut: hukum III Newton nilai kedua gaya ini sama tetapi arahnya
“Kemanakah arah gaya gesek tersebut? Terhadap berlawanan, yaitu gaya aksi dorongan permukaan bawah
pertanyaan terakhir ini ada seorang mahasiswa yang balok ke kanan dan gaya-reaksi dorongan permukaan lantai
menjawab bahwa gaya gesek berarah ke kiri. Kemudian ke kiri[1, 2, 3].
penulis meminta konfirmasi mahasiswa lainnya terhadap Hasil pembahasan Gambar 1 dalam perkuliahan
jawaban tersebut. Ada sekitar delapan mahasiswa setuju tersebut meyakinkan mahasiswa tentang dua hal, pertama
dengan jawaban temannya tetapi yang lainnya tetap diam. bahwa gaya gesek pada hakekatnya merupakan gaya-
Terakhir, sebelum menuntaskan pembahasan ini, penulis reaksi dan kedua bahwa agar pada dua permukaan benda
mengajukan pertanyaan lanjutan yaitu “Mengapa arah terjadi gaya gesek ada tiga syarat, yaitu: (1) kedua benda
gaya gesek tersebut tidak ke kanan, ke belakang (tegak bersentuhan, (2) kedua permukaan benda kasar, dan (3)
lurus menembus bidang gambar), ke depan (tegak lurus ada upaya saling bergeser antara dua permukaan tersebut
keluar dari bidang gambar), atau ke arah lainnya? sehingga kedua permukaan itu tetap saling berdiam atau

Lantai horizontal

Gambar 1 Balok B berada di atas lantai horizontal, permukaan balok B dan lantai kasar.

Fase berikutnya, mahasiswa merasa bingung saling bergerak. Dalam fenomena Gambar 1, tarikan
untuk memutuskan bagaimana arah yang seharusnya. gravitasi bumi menyebabkan balok B menyentuh
Penulis memberi jeda waktu kepada mahasiswa untuk permukaan lantai dan ketika balok B didorong ke kanan
memikirkan fenomena tersebut. Beberapa saat kemudian berarti permukaan bawah balok itu berupaya bergeser
penulis meminta mahasiswa untuk mengaitkan kondisi kekanan di atas permukaan lantai. Perlu dicatat pengertian
sistem balok-lantai itu dengan hukum Newton tentang bersentuhan, bahwa dua benda dikatakan bersentuhan
gerak. Fakta menunjukkan bahwa balok B berdiam di atas apabila ada komponen normal gaya dari satu permukaan
lantai. Penulis mengingatkan kembali bahwa berdasarkan yang menekan (gaya aksi) permukaan kedua sehingga pada
hukum I Newton, ketika suatu benda mengalami resultan permukaan kedua ini terjadi gaya normal yang menahan
gaya nol maka benda itu akan tetap berdiam atau ber-Gerak permukaan pertama sebagai gaya-reaksi terhadap gaya
Lurus Beraturan (ber-GLB). Fenomena ini juga sejalan tekan tersebut.
dengan hukum II Newton jika balok B mengalami resultan
gaya nol maka balok itu tidak mengalami percepatan yang
berarti kecepatannya tidak berubah dengan kata lain jika Penentuan Jenis Gaya Gesek (Statik atau Kinetik)
semula berdiam akan tetap berdiam dan jika semula Pada Gambar 1 penulis ketika ada dorongan ke
bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan. kanan pada balok B seluruh mahasiswa akhirnya sepakan
Jika ungkapan itu dibalik, maka balok B yang sedang terjadi gaya gesek antara balok itu dengan lantai.
berdiam harus mengalami resultan gaya nol[1, 2, 3]. Selanjutnya, penulis berusaha menanamkan pemahaman
Akhirnya seluruh mahasiswa sepakat bahwa konsep jenis gaya geseknya. Untuk menambah kedalaman
jawaban arah gaya gesek itu salah bahkan gaya gesek itu pehamanam jenis gaya gesek ini, selain fenomena balok B
sendiri tidak ada atau balok B saat itu tidak mengalami di atas, penulis menghadapkan fenomena lainnya kepada
gaya gesek. Alasannya, jika ada gaya gesek yang bekerja mahasiswa. fenomena-fenomena itu seperti gaya gesek
pada balok B sementara itu tidak ada gaya lain yang bekerja antara telapak kaki dan permukaan jalan pada peristiwa
secara horizontal pada balok tersebut berarti balok B orang berjalan kaki, gaya gesek antara permukaan roda
memiliki resultan gaya horizontal sama dengan gaya gesek dengan jalan pada mobil yang sedang bergerak.
tersebut sehingga balok yang semula diam akam bergerak Pada Gambar 1, ketika balok B didorong ke elative dua
searah gaya gesek itu dan hal ini jelas mustahil. Namun kemungkinan keadaan gerak balok itu, pertama balok tetap
demikian, muncul pertanyaan lain: “Bagaimana mungkin berdiam dan kedua balok bergerak ke kanan. Pada kedua
dua benda dengan permukaan kasar saling bersentuhan keadaan ini mahasiswa memiliki konsepsi benar yaitu
tidak mengalami gaya gesek?” Pada kesempatan ini, bahwa pada keadaan pertama balok mengalami gaya gesek
penulis meyakinkan kepada mahasiswa bahwa gaya gesek statik ke kiri sedangkan ketika bergerak ke kanan balok itu
pada hakekatnya merupakan gaya-reaksi yang mengalami gaya gesek kinetik ke kiri. Untuk sementara,
keberadaannya bergantung ada dan tidaknya gaya aksi. penulis berasumsi bahwa mahasiswa telah memahami
Jika balok pada Gambar 1 didorong ke kanan maka saat itu konsep jenis gaya gesek. Untuk menguji sejauhmana

58
Penggunaan Paradigma Gaya-Reaksi Dan Pendekatan Analogi..... (Joni Rokhmat)

kealaman pemahamannya, penulis menghadirkan dua (1) Gaya gesek antara balok B dan lantai. Ketika balok B
fenomena lainnya (Gambar 2 dan Gambar 3). bergerak, bagian permukaan bawah balok mengalami
Fenomena pertama (Gambar 2), seseorang sedang pergeseran terhadap permukaan lantai. Pada peristiwa itu,
berjalan kaki ke kanan. Selanjutnya, penulis meminta setiap bagian lantai yang dilalui balok pernah bersentuhan
mahasiswa menentukan jenis gaya gesek yang dialami dengan permukaan bawah balok. Pada peristiwa ini,
orang tersebut. Hampir seluruhnya (sekitar 20 mahasiswa) penulis menamakan permukaan bawah balok B bergerer
menyatakan bahwa orang tersebut menalami gaya gesek terhadap permukaan lantai sehingga jenis gaya gesek yang
kinetik sedangkan sisanya tidak merespon. Ketika penulis terjadi sebagai hasil interaksi permukaan balok dan lantai
menanyakan alasannya, mereka membuat argumentasi adalah kinetik. (2) Gaya gesek atara kaki (permukaan bawah
yang sangat sederhana, yaitu karena orang tersebut alas kaki) orang dengan permpukaan jalan. Ketika orang
bergerak. Para mahasiswa memiliki konsepsi bahwa itu berjalan, tidak semua permukaan jalan yang dilalui
fenomena ini sama dengan peristiwa balok B ketika orang itu bersentuhan dengan kaki orang tersebut. Hal ini
didorong dan bergerak ke kanan. Tidak ada satupun dikarenakan ketika orang itu berjalan, satu kaki orang itu
mahasiswa yang menyatakan bahwa gaya gesek yang bersentuhan dengan permukaan tertentu dari jalan
dialami orang itu adalah berjenis kinetik. Dari fenomena kemudian kaki itu diangkat dan diinjakkan pada permukaan
ini, penulis menyimpulkan bahwa mahasiswa tidak jalan lainnya sehingga bersentuhan tetapi ada permukaan
memahami pengertian bergerak pada kasus gaya gesek. jalan lain yang tidak bersentuhan dengan kaki orang
Mereka melihat gerak benda berfokus pada benda itu tersebut. Jadi pada fenomena ini, kaki orang tersebut
secara keseluruhan bukan pada bagian dari benda itu yang bersentuhan dengan permukaan jalan, sentuhan dilepas,
bersentuhan dengana benda lain. kemudian bersentuhan lagi dengan permukaan jalan

Pengertian gerak berkenaan dengan jenis gaya lainnya, dan demikian seterusnya atau penulis menamakan
gesek kinetik pada dasarnya berkaitan dengan syarat ketiga peristiwa ini kaki orang tersebut pada dasarnya saat
terjadinya gaya gesek antara dua permukaan, yaitu ada bersentuhan dengan permukaan jalan keduanya saling
upaya saling bergeser antara dua permukaan tersebut berdiam dan dengan sendirinya tidak saling bergerak.
sehingga kedua permukaan itu tetap saling berdiam atau Dengan demikian, gaya gesek yang terjadi antara kaki
saling bergerak. Apabila kedua permukaan yang orang itu dengan permukaan jalan bersifat statik.
bersentuhan saling berdiam maka gaya gesek yang muncul Gambar 3 memperlihatkan sebuah mobil yang
bersifat statik tetapi apabila kedua permukaan itu saling sedang bergerak ke kiri dengan penggerak roda depan
bergeser maka gaya gesek yang muncul bersifat kinetik. dan pedal gas ditekan secara konstan, serta selama itu
Berdasarkan penjelasan ini, jenis gaya gesek pada Gambar diasumsikan bahwa perputaran mesin belum mancapai
1 adalah statik ketika balok berdiam dan kinetik ketika balok maksimum. Berkenaan dengan fenomena tersebut penulis
itu bergerak ke kanan. Namun demikian, fenomena pada meminta mahasiswa (pada kelas berbeda berjumlah 22
Gambar 2 jenis gaya gesek yang terjadi antara kaki orang mahasiswa) untuk menentukan jenis dan arah gaya gesek
itu dengan permukaan jalan adalah statik. yang dialami roda depan dan belakang sebagai hasil
Perbedaan jenis gaya gesek pada balok B yang interaksinya dengan permukaan jalan.
bergerak dan orang yang berjalan sebagaimana disebutkan Salah seorang mahasiswa mengemukakan
pada alinea di atas adalah dapat dijelaskan sebagai berikut: konsepsi awal bahwa jenis gaya gesek yang dialami

59
J. Pijar MIPA, Vol. IX No.2, September : 56 - 61

permukaan roda mobil (bagian depan dan belakang) adalah bahwa orang itu mengalami gaya gesek ke kiri, sementara
gaya gesek kinetik. Saat penulis meminta konfirmasi kepada tidak ada gaya horizontal lain yang bekerja pada orang
mahasiswa lainnya, seluruh mahasiswa menyatakan setuju tersebut maka orang itu mengalami resultan gaya
dengan konsepsi tersebut. Hampir sama dengan fenomena horizontal ke kiri. Jika dikaitkan dengan hukum II Newton,
Gambar 2, ternyata konsepsi gaya gesek kinetik semata- jelas hal ini tidak mungkin karena jika arah gaya itu benar
mata didasarkan pada fakta bahwa mobil itu sedang seharusnya orang itu akan mengalami percepatan ke kiri
bergerak. sehingga gerakannya juga ke kiri tetapi faktanya orang itu
Selanjutnya penulis meminta mahasiswa untuk bergerak (berjalan) ke kanan[1, 2, 3].
menganalisis secara lebih mendalam terhadap bagaimana Menggunakan paradigma bahwa gaya gesek
sesungguhnya interaksi permukaan mobil itu dengan adalah gaya-reaksi fenomena pada Gambar 2 dapat dengan
permukaan jalan. Sebagai pembanding, penulis mudah dijelaskan. Ketika orang tersebut berjalan ke kanan,
menggunakan penghapus dan meja, memperagakan dua interaksi kaki (permukaan bawah alas kaki) dengan jalan
peristiwa pergerakan permukaan penghapus terhadap adalah sebagai berikut: (1) Saat akan berjalan ke kanan,
permukaan meja dengan penganalogian penghapus kaki orang itu mendorong (menekan) permukaan jalan ke
sebagai roda mobil dan meja sebagai jalan. Peristiwa kiri; Selanjutnya (2) Permukaan jalan memberi gaya reaksi
pertama, penghapus digulingkan secara perlahan di atas mendorong kaki orang itu ke kanan. Gaya-reaksi
meja sedangkan peristiwa kedua penghapus digulingkan permukaan jalan terhadap kaki orang itu yang dikenal
sambil digeser di atas meja. Kemudian, terhadap kedua sebagai gaya gesek yang dialami kaki, yaitu gaya hasil
peristiwa itu penulis kembali menanyakan jenis gaya gesek interaksi permukaan kaki dan permukaan jalan. Jadi jelas
yang dialami permukaan penghapus (permukaan roda bahwa pada Gambar 2, orang yang berjalan ke kanan itu
mobil). mengalami gaya gesek yang juga ke kanan bukan ke kiri.
Untuk menentukan jenis gaya gesek apa pada Berkaitan dengan Gambar 3, seluruh mahasiswa memiliki
kedua peristiwa di atas, mahasiswa sekarang tampak lebih konsepsi awal bahwa gaya gesek yang dialami roda mobil
berhati-hati. Mereka mulai dapat melihat bahwa pada dua adalah ke kanan, baik pada roda depan maupun
peristiwa itu cara permukaan penghapus berinteraksi belakang.Konsepsi ini jelas bertentangan dengan hukum
dengan permukaan meja adalah berbeda. Selanjutnya Newton tentang gerak. Konsekuensi konsepsi ini mobil
dengan membandingkan peristiwa ini dengan penjelasan mengalami resultan gaya horizontal berarah ke kanan
pada Gambar 2, yaitu pada peristiwa pertama permukaan sehingga gerak mobil akan melambat. Jika mobil itu
penghapus dan meja terjadi kontak statik karena tidak ada bergerak ke kiri dengan kecepatan konstan atau dipercepat
pergeseran satu dengan lainnya melainkan bersentuhan maka mobil harus berresultan gaya horizontal nol (untuk
kemudian lepas. Sementara, pada peristiwa kedua ada kecepatan konstan) atau tidak nol berarah ke kiri (untuk
kontak kinetik karena ada pergeseran antara permukaan gerak dipercepat ke kiri)[1, 2, 3]. Penulis kembali meminta
penghapus dengan permukaan meja. Dengan analisis ini, mahasiswa menganalisis arah gaya gesek tersebut dengan
mahasiswa sepakat bahwa pada peristiwa pertama pendekatan paradigma gaya-reaksi. Melalui proses
permukaan penghapus mengalami gaya gesek statik tetapi pembahasan, penulis meyakinkan mahasiswa bahwa gaya
pada peristiwa kedua permukaan itu mengalami gaya gesek eksternal yang dialami mobil hanya gaya gesek pada roda
kinetik. Dengan kata lain gaya gesek statik dihasilkan dari sebagai interaksinya dengan jalan. Jika diyakini pada roda
interaksi statik sedangkan gaya gesek kinetik dihasilkan ada gaya gesek yang berarah ke kanan maka harus pula
dari interaksi kinetik. ada yang berarah ke kiri supaya memungkinkan resultan
Akhirnya menggunakan analogi peristiwa gaya eksternal nol atau tidak nol dan berarah ke kiri.
penghapus dan meja mahasiswa dapat meyakini bahwa Pertanyaan berikutnya, pada roda bagian depan atau
jika mobil pada Gambar 3 berjalan tanpa selip (interaksi belakangkah yang memungkinkan roda mengalami gaya
statik) maka seluruh permukaan roda mobil mengalami gaya gesek ke kiri?
gesek statik dan jika mobil itu mengalami selip (interaksi Deskripsi di atas memperlihatkan bahwa konsepsi
kinetik) maka permukaan roda mobil itu mengalami gaya awal mahasiswa ada yang salah. Untuk itu, penulis
gesek kinetik. mencoba memperbaiki konsepsi tersebut dengan
menggunakan paradigma gaya gesek sebagai gaya-reaksi
Penentuan Arah dan Nilai Gaya Gesek dan pendekatan analogi. Agar dapat menentukan gaya-
Pada Gambar 1, ketika balok B di dorong ke kanan reaksi harus didahului menganalisis gaya aksi, yaitu gaya
mahasiswa sepakat bahwa balok itu mengalami gaya gesek yang diberikan roda mobil pada jalan. Untuk memudahkan
berarah ke kiri. Terhadap kesepakatan mahasiswa tersebut analisis gaya aksi dan reaksinya, kita pisahkan
penulis berasumsi bahwa mahasiswa sudah memahami cara pembahasan pada roda depan dan belakang karena kedua
menentukan arah gaya gesek tersebut. Namun demikian, roda ini memiki kondisi berbeda, yaitu roda depan
ketika diminta menentukan arah gaya gesek yang dialami terhubung dengan mesin penggerak sedangkan roda
orang yang sedang berjalan (Gambar 2), semua mahasiswa belakang tidak terhubung dengan mesin itu.
menyatakan bahwa gaya gesek iru berarah ke kiri. Gaya aksi dan reaksi pada roda belakang. Pada
Berdasarkan dua fakta di atas penulis berkeyakinan bahwa dasarnya pergerakan roda belakang ini mengikuti tarikan
mahasiswa belum mengetahui cara mentukan arah gaya as rodanya. Ketika mobil ke kiri berarti as (poros) roda
gesek. Hal ini, terutama ditunjukkan mahasiswa ketika belakang menarik roda itu ke kiri. Jika permukaan jalan
menentukan arah gaya gesesk pada Gambar 2. Jika benar diganti dengan hamparan pasir yang cukup tebal, ketika

60
Penggunaan Paradigma Gaya-Reaksi Dan Pendekatan Analogi..... (Joni Rokhmat)

mobil bergerak ke kiri butiran pasir di depan roda itu akan belakang) atau ke kiri (ke depan). Gaya gesek yang
terdorong ke kiri. Apa artinya? Hal ini memperlihatkan dialaminya berarah ke kanan ketika pedal gas mobil tidak
bahwa sesungguhnya permukaan roda itu mendorong ditekan tetapi ketika pedal itu ditekan gaya gesek tersebut
pasir ke kiri atau penulis menamakan ini sebagai gaya aksi berarah ke kiri.
oleh roda belakang pada permukaan jalan. Sesuai dengan
hukum III Newton, permukaan jalan memberikan gaya- 3. Kesimpulan dan Saran
reaksi pada roda itu ke kanan[1, 2, 3]. Jadi dapat diterima Kesimpulan
bahwa ketika mobil bergerak ke kiri, roda belakang mobil Konsep gaya gesek merupakan konsep mendasar
mengalami gaya gesek ke kanan. dalam fisika yang perlu dikuasai pembelajar secara utuh
Gaya aksi dan reaksi pada roda depan. Berbeda untuk mendukung pembahasan konsep fisika lebih lanjut.
dengan roda belakang, roda depan mobil bersifat sebagai Namun demikian, secara umum para pendidik belum mampu
penyebab bergeraknya mobil itu. Jika dikaitkan dengan as membelajarkan peserta didik sehingga pembelajar mampu
(poros) rodanya, bukan as yang menarik roda tetapi roda mencapai penguasaan gaya gesek secara utuh tersebut.
depan itu yang menarik as. Jika permukaan jalan diganti Strategi pembahasan menggunakan pendekatan paradigma
dengan hamparan pasir yang cukup tebal, ketika pedal gesek sebagai gaya-reaksi dan pendekatan analogi dalam
gas ditekan sehingga mobil bergerak ke kiri, terdapat proses pembelajaran terbukti mampu memfasilitasi
butiran-butiran pasir yang terdorong atau bahkan pembelajar memahami konsep gaya gesek secara utuh.
terlempar ke kanan. Hal ini menunjukkan bahwa Pemahaman tersebut meliputi tiga syarat yang harus
sesungguhnya roda depan ini mendorong pasir ke kanan, dipenuhi agar gaya gesek terjadi, penentuan jenis gaya
penulis menamakan roda depan memberi gaya aksi ke gesek (statik atau kinetik), dan dalam menentukan arah,
kanan pada jalan. Sesuai dengan hukum III Newton, serta nilai dari gaya gesek tersebut.
permukaan jalan (pasir) memberi gaya reaksi pada roda Saran
depan ke kiri dan gaya ini merupakan gaya gesek hasil Melalui tulisan ini, disarankan para pendidik
interaksi permukaan roda dengan permukaan jalan[1, 2, 3]. dalam bidang studi fisika mampu menjadikan pendekatan
Jadi uraian ini mengisyaratkan bahwa roda depan mobil paradigma gaya gesek sebagai gaya-reaksi dan
mengalami gaya gesek ke kiri ketika mobil itu bergerak ke pendekatan analogi sebagai salah satu strategi dalam
kiri dengan kondisi pedal gas ditekan. pembelajaran fisika, khususnya pada pembahasan gaya
Hal berbeda pada roda depan apabila pedal gas gesek. Dalam pembelajaran fisika, umumnya konsep gaya
mobil tidak titekan. Pada kondisi ini, situasi roda depan gesek memiliki porsi pembahasan yang elative singkat,
sama seperti roda belakang, yaitu roda ditarik as mobil. karenanya penulis menghimbau kepada para guru dan
Jadi pada situasi ini, pedal gas mobil tidak ditekan dan dosen agar menyediakan ruang yang cukup untuk
mobil sedang berjalan ke kiri, roda depan dan belakang pembahasan gaya gesek sehingga dimungkinkan
mengalami gaya gesek ke kanan. Akhirnya, dari semua pembelajar dapat menguasai konsepnya secara lebih
penjelasan di atas dapat dimengerti mengapa roda mobil sempurna.
berkemungkinan mengalami resultan gaya nol, ke kiri, atau
ke kanan. Ketika mobil bergerak dengan kecepatan Daftar Referensi
konstan ke kiri, mobil itu memiliki resultan gaya eksternal
nol, yaitu gaya gesek ke kanan pada roda belakang sama
besar dengan gaya gesek ke kiri pada roda dean. Ketika [1] Halliday, D. & Resnick, R. (1978).Physics part 1 & 2,
mobil bergerak dipercepat ke kiri, mobil memiliki resultan Third Edition. Canada: John Wiley & Sons. Inc.
gaya eksternal ke kiri, yaitu gaya gesek ke kanan pada [2] Tipler, P. A. & Mosca, G.(2008). Physics for Scientists
roda belakang lebih kecil dari gaya gesek ke kiri pada roda and Engineers, Sixth edition. New York: W H
depan. Sebaliknya, ketika pedal gas mobil tidak ditekan, Freeman and Company.
mobil yang sedang berjalan ke kiri akan semakin lambat. [3] Gordon, J. R., McGrew, R. V., & Serway, R. A. (2010).
Saat ini mobil memiliki resultan gaya eksternal ke kanan, Physics for Scientists and Engineers, eighth
yaitu gaya gesek pada roda depan maupun belakang edition volume 1. USA: Cengage Learning, Inc.
berarah ke kanan. [4] Podolefsky, N.,(2004). The Use of Analogy in Physics
Dengan pendekatan paradigma gaya gesek Learning and Instruction. University of
sebagai gaya-reaksi dan pendekatan analogi akhirnya Colorado.
seluruh mahasiswa sepakat bahwa pada fenomena Gambar
2, orang yang sedang berjalan ke kanan secara normal
mengalami gaya gesek statik ke kanan bukan gaya gesek
kinetik ke kiri seperti konsepsi awal mereka. Selanjutnya,
pada fenomena Gambar 3, seluruh mahasiswa sepakat
bahwa selama mobil tidak mengalami selip, seluruh roda
mengalami gaya gesek statik. Selain itu, mereka juga setuju
bahwa sselama mobil bergerak ke kiri, roda belakang selalu
mengalami gaya gesek berarah ke kanan (ke belakang)
tetapi roda depan yang dihubungkan dengan mesin
mengalami gaya gesek yang arahnya dapat ke kanan (ke

61

Anda mungkin juga menyukai