Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
Ada banyak pemikir merumuskan ruang kerja filsafat ilmu dalam arti umum. Robert Ackermann
melihat bahwa filsafat ilmu dari satu sisi merupakan suatu upaya meninjau secara kritis pendapat-
pendapat ilmiah.
Manfaat Kajian Filsafat Ilmu
a) Untuk menganalisis secara menyeluruh segala bentuk penyelenggaraan ilmiah dalam
mengusahakan ilmu
b) Filsafat ilmu dapat dipakai menganalisis metode,teori dan produk sains seperti teknologi,sehingga
dari situ dapat diketahui manfaat dan mudarat dari teknologi sebagai produk ilmu
c) Untuk mengkeritis dan mengarahkan orientasi ilmu bagi pengetahuan kepentingan kehidupan
manusia
d) Filsafat ilmu dapat menganalisis dan memberikan pemahaman sejarah perkembangan ilmu.
e) Menelusuri ilmpikasi ilmu atas sosio budaya,idiologi,politik dan worldview dalam kehidupa
manusia.
Banyak orang yang beramsumsi bahwa “filsafat itu induk dari sebaga ilmu”. Pendapat ini
tidak sepenuhnya salah. Bila di telusuri lebih jauh, kegiatan berfilsafat itu pertama kali tumbuh di
wilayah Yunani, dan berkembang didorong oleh tiga faktor yaitu :
a) Meluasnya mitos-mitos dalam menjelaskan alam semesta
b) Terjadi kemajuan dalam kesusastraan meliputi amsal,teka-teki dan dongeng
c) Pengaruh perkembangan ilmu dan bersifat praktis di luar wilayah Yunani seperti Mesir dan
Babylonia.
Sebagai filosof sekaligus ilmuan, Thales mempelajari magnetism dan listrik. Ia mengembangkan
kajian astronomi dan matimatika, salah satu pendapat nya di bidang ini ialah bahwa bulan bersinar
karena memantulkan cahaya matahari. Kecuali itu, ia menghitung terjadinya gerhana matahari dan
membuktikan dalil-dalil geometri.
Babak baru aktivitas berfilsafat dimulai saat kaum Sophis meragukan kebenaran pendapat yang
diajukan para filosof. Selain itu, perhatian dan penyelidikan para filosof beralih dari alam menuju
manusia.
Ilmu Pada Abad pertengahan
Kebebasan berpikir pada abad klasik seperti yang terjadi di Yunani tidak lagi terjadi pada abad
pertengahan. Salah satu penyebabnya adalah sikap politisi kalangan gereja. Kira-kira sepuluh tahun
setela peraturan toleransi,Konstantin besar memeluk agama Kristen. Para ilmuan masa renaissance
memandang abad pertengahan menandakan terkungkangnya akal pikiran manusia. Orang tidak dapat
berpikir bebas seperti di zaman Yunani.
Menurut Huizinga seperti dikutip Sartono, sejarah merupakan bentuk jiwa dari suatu masa di
mana kebudayaan mendapat pertanggungjawaban mengenai masa silam. Maksud pendapat itu dapat
di sederhanakan dengan menghubungkannya pada pembagian periode kasik, periode pertengahan dan
priode modern. Tiap priode merupakan kelanjutan dari priode sebelumnya. Artinya budaya
sebelumnya akan mengiringi proses pembentukan budaya yang akan berkembang berikutnya.
Pada abad ke 14 observasi dan eksperimentasi mulai menjadi model penelitian ilmu alam.
Metode ini mampu memicu perkembangan science. Akibat paling nampak dari ledakan ilmu empiris
ini ialah timbulnya revolusi ilmiah. Ciri ilmu yang berkembang ini ialah caranya merumuskan
pandangan tentang realitas,berbeda sama sekali dari cara mistik dan mitologi.
Ilmu Pada Abad Modren
Penemuan pada abad ke 20 sekali lagi telah mengubah cara pandang manusia melihat
eksistensi dirinya dana lam semesta. Penemuan tersebut sangat berpengaruh kepada kehidupan
manusia, terutama cara mereka menyusun norma-norma kehidupan.
Secara umum worldview sering di artikan sebagai filsafat hidup atau prinsif hidup. Setiap
orang,bangsa,kebudayaan atau peradapan mempunyai worldview masing-masing. Yang
membedakan antara satu dan lainnya ialah faktor-faktor yang dominan, yang satu misalnya lebih
cendrung didominasi oleh budaya yang lain tata nilai sosial, filsafat agama,kepercayaan dan lainnya.
Berdasarkan definisi worldview, Hamid Fahmi meringkas ada tigas poin penting yang perlu
di garis bawahi terkait worldview yaitu bahwa worldview motor bagi perubahan sosial, asas bagi
pemahaman realitas dan asas bagi aktivitas ilmiah. Worldview memiliki karakteristik yang
ditentukan oleh beberapa elemen yang menjadi asas penyokongnya. Menurut Thomas Wall,
Worldview di tentukan oleh pemahaman individu atas 6 elemen yaitu :
a) Tuhan
b) Ilmu
c) Realitas
d) Diri
e) Etika
f) Masyarakat
Memang dalam tradisi Islam klasik terma khusus tentang worldview belum ada, tapi bukan
berarti ulama terdahulu tidak memiliki asas yang sistematik untuk memahami realitas.
Secara sosiologis pembentukan worldview dimasyarakat ialah kondisi berpikir (mental
environment), meskipun hal ini belum menjamin timbulnya tradisi intelektual dan penyebaran ilmu
di masyarakat.
Komunitas dan Tradisi Keilmuan Islam
Untuk menelusuri jejak tradisi keilmuan Islam maka perlu merujuk dalam sejarah
pembentukan peradapan Islam paling awal. Menurut Hamid Fahmi,keberadaan ilmu penetahuan
Islam di dahului lahirnya worldview sementara kelahiran worldview Islam tidak lepas dari wahyu
dan penjelasan nabi. Ada banyak tindakan nabi mengenai cara dia menanamkan worldview ke dalam
komunitas awal Islam. Di antaranya dalam konteks tradisi keilmuan adalah ahlu Suffah di Mesjid
Nabawi.
Konsep – konsep Keilmuan Islam
Sebagai kewajiban agama, maka ummat bertanggung jwab atas arah perkembangan ilmu
pengetahuan. Di atas semua itu, untuk memahami dorongan yang di tanamkan al-Qur’an dan Hadits
dalam jiwa ummat Islam, kita harus menoleh ke dalam realitas sejarah. Komunitas umat Islam awal
penting dipahami dalam konteks ini karena lewat mereka kita dapat mengetahui proses awal mula
pertumbuhan tradisi ilmiah dalam masyarakat Islam.
Para Ilmuan Islam
a) Syed Muhammad Naquib al-Attas
Menurut nya filsafat modern telah menjadi penafsir sains dan menyusun hasil-hasil sains alam
dan sosial ke dalam suatu pandangan dunia
b) Kuntowijoyo
Gagasan utama Kuntowijoyo dalam konteks pengembangan ilmu adalah perlunya usaha
pengilmuan Islam. Maksud dari pemikiran ini ialah orang Islam harus melihat realitas melalui Islam.
BAB 5 PENAFSIRAN BARU SEJARAH ILMU
Ilmuan-Ilmuan Penafsir Ilmu
1. Thomas S.Kuhn
Khun adalah ilmuan ahli di bidang fisika kemudian menaruh perhatian pada sejarah ilmu
sebelum akhirnya menekuni bidang filsafat ilmu. Khun salah satu ilmuan yang menolak bahwa ilmu
pengetahuan berkembang secara komulatif. Menurutnya pendapat yang demikian harus di tolak dan
di buang jauh-jauh sebab tidak sesuai fakta sejarah perkembangan ilmu.
2. Paul Feyerabend
5
PENAFSIRAN BARU SEJARAH ILMU
A Pendahuluan
Kajian tentang sejarah ilmu merupakan disiplin
yang relatif masih baru. Dikatakan demikian, sebab selama
ini perkembanan ilmu serta merta dilihat sebagai hasil
usaha akumulatif dari para ilmuan. Pandangan semacam
ini menjadi lazim dan lumrah sehingga tidak ada
penafsiran lain tentang perkembangan ilmu selain
pendapat yang demikian itu. Tidak adanya upaya itulah
yang menyebabkan bidang kajian sejarah ilmu dipandang
sebagai kajian baru. Pada mulanya bidang ini ditangani
oleh ahli dari bidang lain seperti ahli fisika. Baru setelah
beberapa dasawarsa kemudian ditangani secara khusus
oleh sekelompok orang yang mengkhususkan diri
menekuni bidang (ni. Hal ini menyebabkan
berkembangnya kajian sejarah ilmu.
ada dasarnya sebelumnya, praktis sejarah ilmu lebih
merupakan semacam upaya untuk melihat urutan kronologis
prestasi-prestasi yang diraih oleh individu-indivu dalam
menjalankan kajian ilmiah. Sebagaimana tampak dalam bab
dua terdahulu. Namun kini, setelah ditelaah dan diteliti
dengan cermat. ditemukan banyak fakta sejarah berbicara
kenyataan lain tentang peristiwa dan realitas yang
sebelumnya dianggap tidak berperan besar dalam
perkembangan
Filsafat /lmu
6
ONTOLOGI ILMU
A Pendahuluan
Secara etimologi, kata ontologi berasal dari
bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu ontos
yang artinya ada, keberadaan, dan logos yang artinya
ilmu. Berdasarkan kata dasarnya pengertian ontologi
berkembang menjadi beberapa defenisi yaitu; penama,
studi tentang esensi dari yang ada dalam dirinya sendiri
yang berbeda dari studi hal-hal yang ada secara khusus
Kedua, cabang filsafat yang menggeluti tata dan struktur
realitas dalam arti seluas mungkin. Ketiga, cabang
filsafat yang mencoba; melukiskan hakikat ada yang
terakhir, menunjukkan bahwa segala hal tergantung bagi
wujudnya eksistensi, menghubungkan pikiran dan
tindakan manusia yang bersifat individual dan hidup
dalam sejarah dengan realitas tertentu.
Ontologi sebagai cabang filsafat melihat
hakikat kenyataan dari dua sudut pandang. Penama,
pendekatan kuantitatif yang bertanya apakah kenyataan
itü tunggal atau jamak? Kedua, pendekatan kualitatif
yang mempertanyakan dalam babak terakhir "apakah
yang merupakan jenis kenyataan itu? Sejumlah perta-
nyaan bersifat umum seperti "bagaimanakah cara kita
hendak membicarakan
3. Jalan Tengah
Agar menemukan titik terang dalam diskusi mengenai
apakah ilmu (tu bebas nilai atau terikat nilai, kiranya perlu
ditinjau apa tujuan dan manfaatjika ilmu itu bebas nilai dan
apa pula ruginya. Sebaliknya apa manfaat atau keuntungan
jika ilmu itu terikat nilai dan apa pula ruginya? Pertanyaan ini
perlu dijawab agar menjadi terang posisi mana yang mesti
dikembangkan. Sudah tentu dua arah pertanyaan tersebut
memiliki pendukung dan argumentasinya masing-masing
188
SyahhåWtarSaragih
1 ibid. 89-90
178
Fi&afat/lmu
173
Filsafat umu
8
AKSIOLOGI ILMI-J
A. Pendahuluan
172
Fdsafat 'Imu
159
Filsafat /lmu
166
Filsafat /lmu
ONTOLOGI ILMU
A Pendahuluan
Secara etimologi, kata ontologi berasal dari bahasa
Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu ontos yang artinya
ada, keberadaan, dan logos yang artinya ilmu. Berdasarkan
kata dasarnya pengertian ontologi berkembang menjadi
beberapa defenisi yaitu; penama, stildi tentang esensi dari
yang ada dalam dirinya sendiri yang berbeda dari studi hal-
hal yang ada secara khusus. Kedua, cabang filsafat yang
menggeluti tata dan struktur realitas dalam arti seluas
mungkin. Ketiga, cabang filsafat yang mencoba; melukiskan
hakikat ada yang terakhir, menunjukkan bahwa segala hal
tergantung bagi wujudnya eksistensi, menghubungkan
pikiran dan tindakan manusia yang bersifat individual dan
hidup dalam sejarah dengan realitas tertentu.1
Ontologi sebagai cabang filsafat melihat hakikat
kenyataan dari dua sudut pandang. Penama, pendekatan
kuantitatif yang bertanya apakah kenyataan itü tunggal atau
jamak? Kedua, pendekatan kualitatif yang mempertanyakan
dalam babak terakhir "apakah yang merupakan jenis
kenyataan itu? Sejumlah pertanyaan bersifat umum seperti
"bagaimanakah cara kita hendak membicarakan
126
Filsafat /lmu
130
Filsafat Ilmu
Filsafat /&nu
yang cepat pula sejalan dengan derap perkembangan
ilmu dan teknologi itu sendiri.
(e) Sekalipun seseorang telah berupaya
mendalami dan merekonstruksi "ilmu metode",
hendaknya ia harus mengakui adanya tingkatan metode
sesuai dengan masalah yang sedang dibahas.
Kedua, Metode ilmiah. Secara jujur Archie J.
Bahm menandaskan bahwa dia berseberangan pendapat
dengan aliran Empirisme Tradisional Inggris dan
Pragmatisme Amerika. Baginya metode ilmiah
memiliki setidaknya lima langkah.
(a) kesadaran akan adanya problem. Kesadaran
adalah sesuatu yang sangat sulit dipahami. Kesadaran
itu berkaitan dengan upaya mengusahakan ilmu. Apabila
ada seseorang merasa tidak mampu untuk mengatasi
kesulitan dalam penelitian, maka hal ini
135
Syah•ul Nior
7
EPISTEMOLOGI ILMu
A Pendahuluan
Epistemologi terdiri dari dua kata yaitu episteme
berarti pengetahuan atau ilmu pengetahuan dan logos
berarti pengetahuan atau informasi. Jadi secara singkat
epistemologi adalah pengetahuan tentang pengetahuan
atau disebutjuga sebagai "teori pengetahuan".191 Persoa
lan yang menjadi kajian epistemologi adalah hakikat,
sumber, dasar dan kebenaran pengetahuan. Dalam konteks
ilmu, epistemologi merupakan suatu asas, proses
bagaimana ilmu (tu diperoleh, menelaah sumber-sumber
ilmu terutama yang berkaitan dengan metode dan
keabsahannya serta validitas kebenaran ilmu.
Sebelum mengkaji sumber-sumber ilmu dalam
konteks pengetahuan ilmiah, ada baiknya menguraikan
sekilas seluk-beluk epistemologi sebagai disiplin filsafat
yang berdiri sendirü Sebab pembahasan tentang hakikat
pengetahuan, sumber pengetahuan dan kebenaran
pengetahuan dalam epistemologi dapat memberikan
gambaran bagaimana manusia memahami hakikat
pengetahuan. Sebagai suatu usaha untuk mengenali
eksistensi dirinya.
Kecuali itu, epistemologi pengetahuan manusia
juga mengusahakan ilmu pengetahuan. Secara tidak langsung
ilmu pengetahuan telah mewarnai kehidupan manusia.
Persoalan tentang hakikat ilmu, metode ilmu
Grarnedia,
144