Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JOURNAL REVIEW

“PENERAPAN STRATEGI PREDICT, DISCUSS, EXPLAIN, OBSERVE,


DISCUSS, EXPLAIN (PDEODE) PADA PEMBELAJARAN IPA SD
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN
MENURUNKAN KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI PADA
MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA DI KELAS V”

STATISTIKA PENDIDIKAN
PENDIDIKAN DASAR TA. 2019/2020

DISUSUN OLEH :
NAMA : ECHA SURYA KUNANTI
NIM : 8196182002
KELAS :B–1

PENDIDIKAN DASAR
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun laporan critical journal review pada
tugas mata kuliah Statistika Pendidikan dengan judul artikel “Penerapan Strategi
Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Pada
Pembelajaran IPA SD Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan
Menurunkan Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi pada Materi Perubahan Wujud
Benda Di Kelas V”. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang
sudah memberikan bimbingan dan arahannya dalam penyusunan laporan ini. Saya
juga menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan oleh karena itu saya
minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan saya juga sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan saya juga berharap semoga
susunan laporan ini dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi
pembaca.

Medan, 27 September 2019

Echa Surya Kunanti


8196182002
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................. i
Daftar Isi ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Pengantar......................................................................................... 1

BAB II RINGKASAN ARTIKEL/HASIL PENELITIAN....................... 2


BAB III KEUNGGULAN PENELITIAN.................................................. 5
3.1 Kegayutan Antar Elemen................................................................ 5
3.2 Originalitas Temuan........................................................................ 5
3.3 Kemutakhiran Masalah................................................................... 5
3.4 Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian............................................... 6

BAB IV KELEMAHAN PENELITIAN..................................................... 7


4.1 Kegayutan Antar Elemen................................................................ 7
4.2 Originalitas Temuan........................................................................ 7
4.3 Kemutakhiran Masalah................................................................... 7
4.4 Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian............................................... 7

BAB V IMPLIKASI TERHADAP.............................................................. 8


5.1 Teori................................................................................................ 8
5.2 Program Pembangunan di Indonesia.............................................. 8
5.3 Pembahasan dan Analisis................................................................ 8

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 9


6.1 Kesimpulan..................................................................................... 9
6.2 Saran............................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengantar
IPA dikenal sebagai sains yang berasal dari bahasa Latin “scientia” yang
berarti pengetahuan. Dalam bahasa Inggris sains dikenal juga sebagai Natural
Science atau Science. Natural berarti alamiah atau segala hal yang memiliki
sangkut paut dengan alam dan Science berarti ilmu pengetahuan. Jadi secara
harfiah IPA merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tentang alam semesta.
Carin & Sund (1989) mendefinisikan sains adalah suatu sistem untuk memahami
alam semesta melalui observasi dan eksperimen yang terkontrol.

Berdasarkan temuan di lapangan terdapat banyak miskonsepsi yang


dialami siswa dalam memahami konsep IPA dengan benar. Penyebab miskonsepsi
bisa saja dari faktor guru, seperti dalam penelitian yang dilakukan oleh Kambouri
tahun 2012 bahwa penyebab miskonsepsi yang terjadi pada anak melibatkan guru
sebagai salah satu penyebabnya dikarenakan pemilihan konsep belajar yang
kurang tepat. Untuk itu perlunya pemilihan konsep yang sesuai dengan karakter
siswa.

Pembelajaran inkuiri dapat membantu siswa belajar lebih ilmiah terampil


mengumpulkan fakta, menyusun konsep, menyusun generalisasi secara mandiri.
Kemudian pembelajaran kooperatif juga membangun kemampuan kerja sama
siswa dalam hal mencari fakta secara bersama-sama, faham konstruktivisme
dijadikan landasan karena mengandung unsur bahwa seseorang membina
pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru
dengan pemahaman yang sudah ada. Sehingga kolaborasi dari ketiga hal ini
berguna untuk dapat memfasilitasi terjadinya konstruksi pengetahuan melalui
proses asimilasi dan akomodasi dengan strategi yang dipilih adalah strategi
PDEODE (Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain). Strategi
PDEODE awalnya digunakan oleh Kolari, dkk tahun 2005 dalam pendidikan
teknik. Strategi mengajar ini merupakan strategi yang mendukung suasana diskusi
dengan latar belakang perbedaan pendapat.
BAB II
RINGKASAN ARTIKEL/HASIL PENELITIAN
Pemahaman konsep dalam pembelajaran sains merupakan hal yang sangat
penting guna menghindari miskonsepsi pada siswa dan merupakan salah satu
syarat dalam mencapai keberhasilan belajar sains. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan pemahaman konsep siswa dan
penurunan kuantitas miskonsepsi dengan mengunakan strategi pembelajaran
PDEODE di jenjang sekolah dasar.

Hasil keterlaksanaan proses pembelajaran dan aktivitas siswa pada kelas


eksperimen di atas 75% dengan kriteria hampir seluruh kegiatannya terlaksana.
Data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest siswa kemudian di analisis
setiap butirnya. Berdasarkan data yang diperoleh, presentase jumlah siswa pada
kelas eksperimen yang mengalami miskonsepsi saat pretest dan posttest
mengalami penurunan.

Berdasarkan data hasil pretest dan posttest diperoleh ratarata skor pretest
untuk kelas eksperimen awalnya 17,83 meningkat menjadi 23,57 pada saat
posttest dengan gain yang di normalisasi sebesar 0.361 kategori sedang.
Sedangkan untuk kelas control rata-rata skor pretest awalnya 18,03 meningkat
menjadi 20,73 pada saat posttest dengan gain yang di normalisasi sebesar 0.172
berkategori rendah. Ratarata N-gain kelas eksperimen termasuk ke dalam kategori
sedang dan kelas kontrol termasuk dalam kategori rendah dan NGain pemahaman
konsep yang paling tinggi terdapat pada kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan
bahwa peningkatan pemahaman konsep siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari
pada kelas kontrol pada konsep perubahan wujud benda.

Pada perhitungan N-gain berdasarkan hasil pretest dan posttest kelas


eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan yang cukup signifikan di antara
keduanya. Gain untuk kelas eksperimen 0.36 dan untuk kelas kontrol 0.17.
Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi perbedaan peningkatan pemahaman
konsep pada konsep perubahan wujud benda kelas eksperimen dan kelas kontrol,
maka dilakukan uji statitstik terhadap hipotesis yang telah diajukan. Tahap
pertama pengujian ini adalah uji normalitas data terhadap N-Gain untuk semua
siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Berdasarkan hasil perhitungan, hasil uji t satu ekor untuk pembelajaran


kedua kelas dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut :

Tabel 1. Hasil Uji-t Data Peningkatan Pemahaman Konsep


T hitung T tabel Kesimpulan
4.01 4.01 Ha diterima
Berdasarkan data pada tabel diatas, terlihat bahwa hasil uji hipotesis
dengan uji satu ekor adalah t hitung > t tabel, artinya skor rata-rata N-gain kelas
eksperimen lebih tinggi dari skor rata-rata kelas kontrol. Hal ini menunjukkan
bahwa Ho berada di daerah penolakan artinya Ho ditolak dengan demikan
diperoleh kesimpulan bahwa terjadi peningkatan pemahaman konsep siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan strategi PDEODE yang signifikan
dibandingkan peningkatan pemahaman konsep siswa yang mendapatkan
pembelajaran tradisional.
BAB III
KEUNGGULAN PENELITIAN

3.1 Kegayutan Antar Elemen


Setiap tulisan yang terdapat pada penelitian mempunyai karakter yang
mumpuni dalam mengkomunikan pemahaman yang dimaksud, pembendaharaan
kata yang digunakan dalam penulisan artikel penelitian tersebut sangat sederhana
dan mudah dipahami, dengan hal tersebut membuat masyarakat awam mengerti
maksud dari penelitian serta alur dari jalannya penelitian tersebut. Penulis juga
menjelaskan proses tahapan pembelajaran yang dilakukan dengan strategi
pembelajaran PDEODE sebagai usaha penurunan kuantitas miskonsepsi siswa
terhadap pelajaran IPA.

3.2 Originalitas Temuan


Setiap gagasan yang dipakai dalam penelitian menjelaskan bahwa ide dan
gagasan dari peneliti merupakan ide yang bagus karena dengan dicantumkannya
pendapat dari beberapa ahli yang sangat mendukung dengan penelitian ini. Setiap
kutipan yang ada didalamnya juga tertulis pada daftar rujukan atau daftar pustaka.
Definisi yang dituliskan dalam jurnal juga merupakan simpulan definisi yang
dibuatnya berdasarkan definisi para ahli. Sehingga jurnal ini dapat disimpulkan
merupakan jurnal yang original.

3.3 Kemutakhiran Masalah


Terjadinya miskonsepsi dan kurangnya pemahaman konsep siswa dalam
belajar sudah menjadi masalah yang sangat sering dijumpai disetiap sekolah. Hal
ini disebabkan karena guru kurang menguasai beberapa model pembelajaran dan
lemahnya tingkat kekreatifan guru dalam mengembangkan model pembelajaran.
Untuk itu, permasalahan yang diangkat memberitahu kita bahwa pentingnya
penguasaan model-model pembelajaran dan pengembangan model pembelajaran
agar memberikan dampak yang positif bagi pemahaman dan hasil belajar siswa
sehingga tidak minimbulkan miskonsepsi atau pemahaman konsep materi
pelajaran yang salah.
3.4 Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian
Diawal penulisan, peneliti telah menjelaskan tentang kenapa ia memilih
kelas V di salah satu MI di kota Bandung yang menjadi objek penelitiannya, hal
tersebut didasari oleh peneliti sebelumnya yang melakukan penelitian di sekolah
lain yang menunjukkan bahwa siswa masih memiliki konsepsi yang keliru
(miskonsepsi) terhadap pelajaran IPA.Sehingga pada jurnal ini saya rasa memiliki
kohesi dan koherensi yang baik karena setiap paragraph dan kalimatnya saling
berkaitan. Keterpaduan maknanya juga tampak pada penjelasan- penjelasan di
dalamnya.
BAB IV
KELEMAHAN PENELITIAN

4.1 Kegayutan Antar Elemen


Pada dasarnya penjelasan penelitian dalam jurnal ini sudah terkait hanya
saja, peneliti tidak menuliskan jelas kelas yang mana kelas yang menjadi kelas
eksperimen dan kelas yang menjadi kelas control peneliti hanya menuliskan kelas
V MI sebagai kelas yang ditelitinya. Peneliti juga tidak menuliskan jumlah siswa
sebagai jumlah sampelnya, peneliti hanya menjelaskan dalam bentuk pesen hasil
penelitian terhadap perlakuan setiap eksperimentnya.

4.2 Originalitas Temuan


Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini sudah beberapa kali diteliti
oleh orang lain seperti yang peneliti tuliskan di dalam jurnalnya sendiri, dengan
pembelajaran yang sama yaitu IPA walau berbeda materi, kelas dan sekolah yang
diteliti. Sehingga menurut saya hal ini membuat penelitian ini mempunyai
kecenderungan untuk mengadopsi beberapa gagasan ataupun teori dari pakar
ataupun bahkan dari artikel penelitian sebelumnya. Yang membuat hal tersebut
tidak menjadi originil lagi dalam penulisan artikel penelitian.

4.3 Kemutakhiran Masalah


Masalah yang diangkat masih terbilang sangat umum dikarenakan
pembelajaran di Indonesia sendiri masih kurang baik, hal tersebut membuat
sejumlah peneliti mengangkat tema yang sama. Perubahan kurikulum ternyata
belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan, sebagian besar pembelajaran
masih didominasi oleh guru dan kurangnya kekereatifan guru dalam
mengembangkan metode pembelajaran. Dan jurnal ini banyak menggunakan
jurnal lain sebagai rujukannya.

4.4 Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian


Dari penjelasan yang dituliskan peneliti pada bagian perhitungan analisis
data dengan melakukan validasi instrumen tes dan pengolahan data hasil uji coba
yang meliputi tingkat kesukaran, reliabilitas dan daya pembeda, terdapat banyak
kekurangan yaitu peneliti tidak memaparkan jelas instrument tes yang digunakan,
kemuadian untuk perhitungan pada data yang dihitung gain dinormalisasi (N-
gain) peneliti juga tidak memaparkan data yang dihitung. Selanjutnya pada
perhitungan uji t, kembali lagi peneliti tidak mencantumkan data yang dihitung.
Sehingga hal ini dapat menimbulkan prasangka bahwa penelitian ini hanya
rekayasa, karena tidak terdapat data yang akurat, yang tidak bisa di hitung
kebenaran perhitungannya oleh pembaca.
Dari keterkaitan hubungan dan penjelasan gagasan yang ada dan juga teori
yang ada pada jurnal tersebut hanya sedikit.
BAB V
IMPLIKASI TERHADAP
5.1 Teori/Konsep
Penelitian ini menggunakan metode pembelajaran gabungan dari metode
pembelajaran inquiri, kooperatif dan faham konstruktivisme sehingga strategi
PDEODE dipilih dengan enam tahapan, yaitu tahap prediction, tahap discuss,
tahap explain, tahap observe, tahap discuss, tahap explain (Costu, 2008).
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan jenis penelitian
eksperimen semu (Quasi Experimental Research). Sedangkan Instrumen tes
diberikan untuk mengukur pemahaman konsep dan miskonsepsi. Soal untuk
mengukur pemahaman konsep adalah pillihan ganda biasa dan hasil tes
pemahaman konsep akan dihitung gain dinormalisasi (N-gain) dan digunakan
untuk melihat pemahaman konsep pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Instrumen non tes yang digunakan adalah lembar observasi dan tes skala sikap
siswa. Dan untuk memastikan apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima atau
ditolak dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan statistik parametrik (uji-t).
Hal ini dilakukan karena data kedua kelompok berdistribusi normal dan memiliki
varians yang sama (homogen).

5.2 Program Pembangunan di Indonesia


Fakta yang diperoleh di lapangan sering kali tidak sesuai dengan harapa,
dimana pembelajaran IPA yang diterapkan di sekolah pada umumnya masih
menerapkan metode konvensional atau metode yang menitik beratkan pada
hapalan teori-teori dan rumus-rumus. Melalui penerapan strategi PDEODE
(Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain) siswa mampu mencapai
tujuan pendidikan terutama dalam pembelajaran IPA. Penguasaan konsep IPA
akan berhasil jika siswa menyusun sendiri konsep yang mereka butuhkan.
Menyusun konsep IPA berdasarkan pengalaman langsung melalui memprediksi,
diskusi, menjelaskan apa yang telah diamatinya.
5.3 Pembahasan dan Analisis
Berdasarkan hasil temuan, hasil pengolahan dan analisis data terhadap data
hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa :
1. Pembelajaran di kelas yang menggunakan strategi Predict-Discuss-
Explain-Observe-Discuss-Explain (PDEODE) mengalami peningkatan dalam
pemahaman konsep dengan gain rata-rata 0.36 sedangkan pembelajaran di kelas
yang menggunakan pembelajaran tradisional meskipun mengalami peningkatan
namun tidak terlalu signifikan dengan gain rata-rata 0.17.
2. Pembelajaran yang menggunakan PDEODE juga mengalami penurunan
kuantitas siswa yang miskonsepsi dengan persentase siswa sebanyak 52.86%
siswa yang mengalami penurunan miskonsepsi, sedangkan kelas yang
menggunakan pembelajaran tradisional meskipun mengalami penurunan kuantitas
miskonsespsi juga namun tidak cukup signifikan hanya sekitar 24.61% siswa saja.
Sehingga dengan penerapan metode dalam jurnal ini peneliti meyakini
dengan penerapan strategi Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain
(PDEODE) ini dapat meningkatan pemahaman konsep siswa dan penurunan
miskonsepsi siswa terhadap pelajaran IPA khususnya materi perubahan wujud
benda di kelas V.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Sebagai seorang guru, penguasaan terhadap metode atau model-model
pembelajaran sangat diharuskan. Tak hanya itu, guru juga harus kreatif dalam
mengembangkan dan menkolaborasikan metode pembelajaran agar memberikan
efek yang positif bagi pemahaman dan hasil belajar siswa.

6.2 Saran
Dalam menentukan judul dalam suatu penelitian alangkah lebih baiknya
jika peneliti menggunakan dasar pemikiran yang lebih luas lagi dan sebaiknya
penulis lebih memperhatikan hal-hal yang terdapat pada setiap sistematika
penyususnan, penulisan dengan menjabarkan data secata rinci, serta kelengkapan
isi jurnal agar pembaca mudah memahami materi yang disampaikan, dan pembaca
dapat membuktikan perhitungan data sehingga tidak meragukan hasil perhitungan
datanya.
DAFTAR PUSTAKA
Suci zakiah dewi & Andi Suhandi. 2016 “Penerapan Strategi Predict, Discuss,
Explain, Observe, Discuss, Explain (Pdeode) Pada Pembelajaran IPA SD
Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Menurunkan Kuantitas
Siswa yang Miskonsepsi pada Materi Perubahan Wujud Benda Di Kelas
V”. Dalam Jurnal EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 8.
No.1. Hal 12-21.

Anda mungkin juga menyukai