Anda di halaman 1dari 10

REKAYASA MESIN CETAK FURNITURE BERBAHAN BAKU OLI BEKAS DAN

LIMBAH PLASTIK

Oleh :
A. Nursalim, G.Y.F. Egiansyah, A.R. Rifani, dan A. Pradana
Email: g.yudhafatria@student.uny.ac.id

Abstrak

Setelah melihat sebuah mesin pengolah oli bekas dan sampah plastik menjadi
paving block, penulis menemukan ide untuk mengembangkan mesin tersebut untuk
dijadikan pembuat furniture. Penelitian ini bertujuan: (1) Memanfaatkan oli bekas dan
sampah plastik yang dapat mencemari lingkungan; (2) Membuat produk inovasi
cetakan pembuat furniture; (3) Membuat furniture yang memiliki nilai jual. Metode
yang digunakan yaitu metode Research and Development. Penelitian dimulai dengan
melakukan analisis mesin yang sudah ada kemudian dimodifikasi menjadi pencetak
furniture, melakukan pembuatan dan pengujian mesin hingga menghasilkan produk
yang berkualitas sesuai harapan. Membuat dan menyusun strategi pemasaran untuk
memperkenalkan produk kepada konsumen. Mempelajari performa produk yang
dipasarkan kemudian melakukan komersialisasi. Hasil yang diharapkan dari penelitian
ini adalah: (1) Memanfaatkan oli bekas dan sampah plastik yang selama ini dibuang
begitu saja sehingga mencemari lingkungan; (2) Menghasilkan cetakan pembuat
furniture berbentuk papan berukuran 120 cm x 240 cm x 3 cm; (3) Membuat furniture
yang menembus pasar nasional. Penulis berharap produk inovasi yang dihasilkan dapat
membuka lapangan pekerjaan baru. Furniture berbahan oli bekas dan sampah plastik
dapat menggantikan atau mengurangi penggunaan kayu dalam pembuatan furniture.

Kata kunci: furniture, oli bekas, sampah plastik, inovasi.


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang cukup besar dan memiliki jumlah penduduk yang
sangat banyak. Berdasarkan proyeksi penduduk 2015-2045 hasil Survei Penduduk Antar
Sensus (Supas) 2015, jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 269,6 juta jiwa pada tahun
2020. Angka tersebut terdiri atas 135,34 juta jiwa laki-laki dan 134,27 juta jiwa perempuan.
Jumlah penduduk di Indonesia akan sebanding pula dengan banyaknya kendaraan yang ada.
Di Prov. D.I. Yogyakarta saja, jumlah kendaraan bermotor saat ini sekitar 1,8 juta unit.
Pertahun bertambah sekitar empat persen untuk mobil dan enam persen untuk sepeda motor.

Setiap kendaraan membutuhkan oli sebagai pelumas agar bisa bekerja dengan baik. Pada
umumnya kendaraan bermotor dianjurkan ganti oli setiap 2.500 – 3.000 km atau 2 bulan
sekali, sedangkan mobil setiap 10.000 km atau 6 bulan sekali. Maka dari itu limbah oli dari
kendaraan bermotor akan selalu ada dan terus bertambah. Jika terus dibiarkan dan tidak
dimanfaatkan sebaik mungkin, maka akan merusak lingkungan.

Oli termasuk limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang saat ini menjadi
permasalahan serius di setiap tempat. Limbah yang bermunculan menjadi salah satu
penyebab ketidaknyamanan di lingkungan sekitar. Salah satu jalan untuk mengurangi rasa
ketidaknyamanan tersebut adalah dengan memanfaatkan kembali oli bekas tersebut.

Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, kita bisa memanfaatkan oli bekas untuk
dijadikan furniture dengan cara mengkombinasikan oli bekas dengan sampah plastik. Sampah
plastik tersebut dipanaskan lalu di campur dengan oli bekas sampai rata. Maka dari itu,
penulis akan membahas secara lebih lanjut proses pembuatan furniture berbahan baku
campuran oli bekas dan plastik.

B. Identifikasi Masalah
1. Banyak oli bekas yang tidak dimanfaatkan
2. Oli bekas yang tidak dikelola akan mencemari lingkungan
3. Sampah plastik sulit terurai secara alami
4. Dll

C. Batasan Masalah
Pada makalah ini penulis akan membatasi permasalahan pada penanganan limbah oli dan
sampah plastik yang ada di wilayah Prov. D.I. Yogyakarta dan memanfaatkan dua limbah
tersebut untuk dijadikan furniture.

D. Rumusan Masalah
1. Seperti apakah mesin pengolah limbah oli dan plastik?
2. Bagaimanakah cara pengolahanya menjadi furniture?
3. Apakah kelebihan dan kekurangan furniture dari campuran limbah oli dan plastik?

E. Solusi Sementara
1. Membuat mesin cetak furniture berbahan baku oli bekas dan limbah plastik
2. Membuat cetakan untuk furniture
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Limbah B3
Secara sederhana limbah adalah sisa-sisa dari suatu kegiatan usaha yang mencemari
lingkungan. Limbah lebih identik dangan hal-hal berbau Industri. Hasil dari proses industri
yang sudah tidak terpakai  itulah yang disebut limbah industri. Limbah sebetulnya dapat
dimanfaatkan terutama untuk industri kreatif semacam kerajinan tangan dan sebagainya.
Limbah dapat dikategorikan berdasarkan banyak hal seperti sumbernya, jenisnya,
wujudnya, dan senyawanya. Namun, ada satu jenis limbah paling berbahaya yang disebut
Limbah B3 yang merupakan kependekan dari limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Limbah
jenis inilah yang turut berperan banyak dalam pencemaran lingkungan. Utamanya
pencemaran di aliran-aliran sungai.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun mendefinisikan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sebagai
zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan
hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain.
Suatu limbah dapat dikatakan sebagai limbah B3 apabila memenuhi satu atau lebih
kriteria mudah meledak, mudah terbakar, beracun, bersifat reaktif, bersifat korosig dan dapat
menyebabkan infeksi. Menurut sumbernya, limbah B3 dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
1. Primary Sludge
Limbah jenis ini berasal dari tangki sedimentasi (pengendapan benda padat karena
pengaruh gaya berat) pada pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa (jumlah benda
hidup di suatu perairan secara keseluruhan) senyawa organik yang stabil dan mudah
menguap.
2. Chemical Sludge
Chemical Sludge adalah jenis limbah B3 yang dihasilkan dari proses koagulasi dan
flokulasi
3. Excess Activated Sludge.
Limbah yang berasal dari proses pengolahan lumpur aktif dan mengandung banyak
padatan organik berupa lumpur.

4. Digested Sludge
Limbah B3 jenis ini berasal dari pengolahan biologi dengan digested aerobis atau
anaerobic. Padatan yang dihasilkan oleh limbah ini cukup stabil dan banyak mengandung
padatan.

B. Limbah Oli
Oli atau Minyak pelumas mesin adalah zat kimia yang berupa cairan yang diberikan
antara dua benda yang bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas atau Oli berfungsi
sebagai pelapis pelindung yang mencegah terjadinya benturan antara logam dengan logam
komponen mesin seminimal mungkin. Dan juga mencegah goresan dan keasusan. Umumnya
pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan. Oli atau minyak pelumas
mesin mempunyai banyak ragam dan macamnya.
oli bekas itu adalah oli yang sudah terpakai, meliputi bekas pemakaian dari mesin pabrik,
mesin kendaraan bermotor roda dua atau roda empat, mesin kapal, mesin diesel, dan mesin2
yang lain nya. Oli bekas ini warnanya pun juga mungkin berubah, tidak seperti warna oli
yang baru. biasanya oli bekas itu berwana agak hitam atau malah berwarna hitam pekat.
Adapun jenis-jenis limbah oli:
1. Oli Mineral
Oli mineral terbuat dari oli berbahan dasar (base oil) yang diambil dari minyak bumi
yang telah diolah dan disempurnakan dan ditambah dengan zat - zat aditif untuk
meningkatkan kemampuan dan fungsinya. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika
telah biasa menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung
menggantinya dengan oli sintetis dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa)
yang ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir ke
celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.
2. Oli Sintetis
Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih
dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli
mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis
yang paling stabil adalah polyol-ester (bukan bahan baju polyester), yang paling sedikit
bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan
karbon reaktif, senyawa yang sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung
dengan oksigen sehingga menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain
untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral.
C. Limbah Plastik

Polusi plastik adalah akumulasi dari produk plastik yang ada di lingkungan yang
berdampak buruk terhadap satwa liar, habitat satwa liar, dan manusia. Plastik yang berperan
sebagai polutan dikategorikan ke dalam mikro, meso, atau puing-puing makro, berdasarkan
ukurannya. Plastik berharga murah, tahan lama, dan hasilnya tingkat produksi plastik oleh
manusia menjadi tinggi. Namun, umumnya struktur kimia dari plastik membuat mereka tahan
terhadap banyak proses alami degradasi dan akibatnya mereka lambat juga untuk didegradasi.
Bersama-sama, kedua faktor inilah yang menyebabkan tingginya tingkat pencemaran plastik
di lingkungan.

Polusi plastik dapat mengenai tanah, saluran air dan lautan. Organisme yang hidup,
terutama hewan laut, dapat dirugikan baik oleh efek mekanis, seperti terjerat di dalam objek
plastik atau masalah yang terkait dengan menelan limbah plastik, atau melalui paparan
terhadap bahan kimia di dalam plastik yang mengganggu fisiologi mereka. Manusiapun juga
dipengaruhi oleh polusi plastik, seperti melalui gangguan dari berbagai mekanisme hormonal.

Pada 2018, terdapat sekitar 380 juta ton plastik telah diproduksi di seluruh dunia setiap
tahun. Dari tahun 1950 hingga tahun 2018, diperkirakan terdapat 6,3 miliar ton plastik telah
diproduksi di seluruh dunia, yang diperkirakan 9% telah didaur ulang dan diperkirakan juga
12% lainnya telah dibakar.Di Inggris saja, lebih dari 5 juta ton plastik telah dikonsumsi setiap
tahun, yang diperkirakan hanya seperempatnya yang telah didaur ulang, dan dengan sisanya
akan dibuang ke landfill. Sejumlah besar sampah plastik yang dibuang ini pasti akan
memasuki lingkungan, dengan adanya penelitian yang telah menunjukkan bahwa 90% tubuh
burung laut mengandung sisa-sisa plastik. Di beberapa daerah ada upaya-upaya yang cukup
signifikan untuk mengurangi keunggulan polusi plastik, melalui pengurangan konsumsi
plastik dan mempromosikan daur ulang plastik.

D. Furniture

1. Pengertian Furniture
Furniture secara bahasa adalah mebel. Menurut istilah yang digunakan sebagai perabot
rumah tangga. Fungsinya sebagai tempat mengerjakan sesuatu seperti meja dan kursi, serta
untuk menyimpan dan menaruh barang seperti lemari pakaian, laci, lemari buku dan rak.
Maka tidak heran sekali banyak peminatnya, mulai dari masyarakat dalam negeri maupun
bule mancanegara. Kata “furniture” berasal dari bahasa Prancis yakni “fourniture” (1520-30
Masehi). Fourniture memiliki kata fournir yang artinya furnish atau perabot ruangan atau
rumah. Meskipun mebel furniture memiliki makna yang berbeda, namun yang ditunjuk sama
yakni lemari, kursi, meja dan sebagainya. Furniture bisa terbuat dari plastik, logam, bambu,
kayu dan lain sebagainya.

2. Macam-Macam Furniture

a. Furniture Knockdown

(https://jeparajatifurnindo.com)

Furniture knockdown adalah jenis furniture yang mudah dibongkar maupun


dipasang kembali. Furniture ini sangat cocok untuk anda yang sering berpindah tempat
tinggal. Meskipun begitu, untuk furniture knockdown yang memiliki size besar tetap
membutuhkan tukang untuk membongkarnya, seperti contohnya workstation atau office
system, rak buku dan lemari pakaian.
Furniture jenis knockdown ini memiliki kesan elegan, eksotis dan minimalis sebab bisa
dibongkar dan dipasang kembali. Sebenarnya semua itu tergantung kebutuhan diri kita
masing-masing.

b. Furniture Mobile

(https://jeparajatifurnindo.com)

Furniture mobile adalah furniture yang bisa bergerak dan mudah untuk dipindahkan.


Furniture ini biasanya menggunakan roda di bagian kaki-kakinya atau bawahnya. Contohnya
digunakan untuk meja komputer dan kursi kantor beroda.

c. Furniture Built In
(https://jeparajatifurnindo.com)

Furniture built in adalah furniture yang tidak bisa dirubah atau permanen sehingga tak
mudah untuk dipindahkan ataupun digeser. Furniture jenis ini biasanya dipasang mengikuti
kondisi suatu ruangan dan memanfaatkan ruang semaksimal mungkin. Furniture ini cocok
dipasang di sebuah rumah atau apartemen yang minimalis. Era sekarang, orang itu lebih suka
yang minimalis dan elegan, sebab lebih simple dan tidak ribet. Furniture ini
direkomendasikan untuk anda yang ingin memiliki kamar elegan.

d. Furniture Free Standing

(https://jeparajatifurnindo.com)

Furniture Free Standing adalah furniture nonpermanen sehingga bisa dipindahkan atau


digeset. Furniture jenis ini paling mudah ditemukan dan paling banyak jumlahnya di
pasaran. Sebagai contoh dari jenis ini adalah bath up yang dibuat seperti gambar di atas,
Nackas, coffee table, kursi, sofa dan tempat tidur yang  free standing.
B. Ini Judul (penelitian yang relevan)
1. Oli bekas (menurut adinursantet)
buat pelumas rantai
pelumas kayu biar ga dimakan rayap
bahan santet

Anda mungkin juga menyukai