Anda di halaman 1dari 2

Nama: Tangkas Eghan Pramudipta

Kelas: X MIPA 4

Absen: 34

JAWABAN TUGAS PPKN


1. Hubungan lembaga negara dalam bidang pemerintahan, perundang-undangan dan yudisial
 Hubungan lembaga negara dalam bidang pemerintahan.
Pengertian pemerintahan merujuk kepada seluruh organ-organ, badan, dan lembaga-
lembaga yang ada di suatu negara yang mencakup proses atau wewenangnya dalam
berbagai bidang. Inti dari pemerintahan ini adalah untuk mengatur negara dan seluruh
komponennya. Contoh hubungan lembaga negara dalam pemerintahan :
o Menurut pasal 3 ayat 2, MPR memiliki kewenangan untuk melantik presiden dan
atau wakil presiden.
o Menurut pasal 13, DPR memberikan pertimbangan atas pengangkatan duta dan
dalam hal menerima duta negara lain.
o Menurut pasal 23E ayat 1 UUD 1945, hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada
DPR, DPD, dan DPRD. Hal ini menunjukan interaksi antar lembaga dalam hal
mengatur keuangan negara.

 Hubungan lembaga negara dalam bidang perundang-undangan.


Perundang-undangan adalah aturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga atau pejabat yang
berwenang dan mengikat secara umum. Hubungan lembaga negara dalam bidang
perundang-undangan biasanya berkaitan dengan pembentukan, pengesahan, perubahan
dan pencabutan undang-undang. Berikut adalah contoh-contohnya:
o Menurut Pasal 5 ayat 1 dan Pasal 20, presiden memiliki kewenangan untuk
membuat undang-undang bersama DPR.
o Menurut Pasal 20 ayat 2 UUD 1945, rancangan undang-undang dibahas oleh DPR
dan presiden untuk mendapat persetujuan bersama.
o Menurut Pasal 21 ayat 2 UUD 1945, jika ada rancangan yang telah disetujui DPR
tapi tidak disahkan oleh presiden, maka rancangan tersebut tidak boleh dimajukan
lagi dalam persidangan DPR.

 Hubungan lembaga negara dalam bidang yudisial.


Yudisial mengandung arti sesuatu yang berhubungan dengan hukum. Jadi, hubungan
lembaga dalam bidang yudisial adalah hubungan lembaga Indonesia dalam ranah hukum.
Biasanya, hubungan ini terjadi antara lembaga yudikatif (MK dan MA) dengan lembaga
lainnya. Contohnya seperti:
o Menurut pasal 24C ayat 2, MK wajib memberikan keputusan atas pendapat DPR
mengenai dugaan pelanggaran presiden dan atau wakil presiden.
o Menurut pasal 37 UU MK no. 14 tahun 1985, MK memiliki kewenangan untuk
memberikan nasihat atau pertimbangan hukum kepada Lembaga Tinggi Negara
lain.
o Menurut pasal 14 ayat 2 UUD 1945, presiden memberikan amnesti dan abolisi
dengan memperhatikan pertimbangan DPR.

Anda mungkin juga menyukai