Anda di halaman 1dari 4

Rangkuman Seminar Utama

16 September 2020

Aqiila Bahiira Paramesti

2006467803

29 – SNB

Manajemen 2020

Pembicara 1: Bapak Handry Santriago

CEO General Electric Indonesia, doktor Strategic Management FEB UI

Bapak Handry sudah bekerja lebih dari 30 tahun di General Electric, 10 tahun terakhir menjadi CEO.

Menurut beliau, ada tiga tahap dalam kepemimpinan, yakni lead self, lead others, dan lead business.

Kita takkan bisa lead business dengan baik kalau belum bisa lead self dan lead others. Kita juga belum bisa lead others
dengan baik bila belum bisa lead self. Saat ini, mahasiswa baru berada di lead self karena kita sedang menentukan akan
pergi ke mana, dari titik sekarang (titik A) menuju ke tujuan (titik B).

Alm. ayah Bapak Handry memiliki titik B yang sangat sederhana, yakni ingin bersekolah. SD ayah beliau hancur karena
perang sehingga tak bisa bersekolah. Di tengah-tengah reruntuhan, ayah beliau menemukan majalah yang memuat iklan
coca-cola. Iklan itu memperlihatkan sebuah keluarga yang sedang makan malam ditemani minuman Coca-Cola. Sejak
saat itu, ayah beliau mempunyai titik B yang baru, yaitu ingin memboyong keluarganya ke restoran dan memium Coca-
Cola di sana. Ayah beliau tidak akan bisa meraih titik B bila tidak keluar dari kampung. Oleh karena itu, ayah beliau pun
merantau ke Kota Pekanbaru. Di sana, ayah beliau mencoba mencari kerja. Saat itu, sedang banyak perusahaan minyak di
mana-mana. Namun, untuk bisa bekerja diperlukan kemampuan berbahasa inggris. Ayah beliau yang tak bisa berbahasa
inggris kemudian mencoba untuk menjadi pembantu rumah tangga di salah satu keluarga orang asing sampai akhirnya
bisa berbahasa inggris dan mendapatkan kerja. Beberapa tahun kemudian, ayah beliau pun berkeluarga dan pada tahun
1971 pindah ke Kota Jakarta saat Bapak Handry berumur 3 tahun. Oleh almahurm ayah, pada suatu hari, beliau diajak
bersama ibu dan nenek ke sebuah restoran berbintang lima di Hotel Indoneia (sekarang Hotel Kempinski) untuk makan
malam dan minum Coca-Cola. Hari itu, Ayah beliau merasa menjadi orang yang paling bahagia sedunia.

You have to be able to break the wall, be able to go out from your comfort zone, and have a courage to find something
new.

4 hal yang dibutuhkan untuk menjadi leader (4E) :

1. Energy : harus mempunyai passion supaya dapat mengeksplorasi banyak hal yang disukai
2. Energize : mampu memengaruhi orang lain dengan energi yang dimiliki sehingga bisa sukses bersama-sama
3. Edge : harus mempunyai keberanian untuk mengambil keputusan di saat yang mendesak dan juga harus
siap berkorban
4. Execution : skill dan ide akan sia-sia jika tak dapat dieksekusi dengan baik

Untuk bisa sukses, harus berani berbeda dengan orang lain dan untuk bisa berbeda dengan org lain, kita harus mencari hal
baru. Jangan menjadi orang yang ikut-ikutan saja.

To be successful means to be different than others.

Kita harus mempunyai curiousity sebagai bekal untuk mengeksplorasi mimpi menuju ke suksesan.
Bapak Handry yang lulus doktor pada usia 40 tahun di UI merupakan mimpi baik yang ditularkan dari Ayah beliau.
Mimpi yang baik dapat menular dengan menceritakannya kepada orang lain

Artikel dari HBR (Harvard Business Review) – 5 tahapan menjadi seorang inovator :

1. Associating : kemampuan mengasosiasikan sesuatu dari suatu titik ke titik yang lain (connect the dot)
2. Questioning : beranilah mempertanyakan why, why not, dan what if. Itu adalah pertanyaan-pertanyaan yang
memunculkan penemuan-penemuan di dunia dan sebagai bekal memulai eksplorasi.
3. Observing : amatilah hal-hal di sekitar
4. Experimenting : harus berani bereksperimen, salah satunya adalah bereksperimen dengan diri sendiri
5. Networking : menghubungkan/menggabungkan semuanya menjadi satu

Harapan Bapak Handry : anak-anak muda harus berusaha menjadi beda.

4E kelima dari Bapak Handry : Endurance, yakni ketahanan akan suatu hal.

Pak Handry sudah 34 tahun duduk di kursi roda (sejak usia 17 tahun karena kanker kelenjar getah bening). Namun, beliau
tetap terus menjalani hidup.

4 hal yang bisa membuat bertahan :

1. Faith : harus punya keyakinan kalau sesuatu yang sedang terjadi merupakan yang terbaik dari Tuhan. Dengan
memiliki keyakinan, kita akan memiliki pegangan dan kemudian akan bisa lompat lebih tinggi. Keyakinan juga
membuat kita mampu mencoba segalanya
2. Friends : a good friends will give you a great energy and always be by your side. Cara mencari teman adalah
dnegan cara respect dan memperlakukan orang lain dengan sama rata. Orang akan menghargai kita bila kita juga
menghargai mereka. You have to respect others if you want to be respected. Carilah teman yang susah-senang
selalu ada.
3. Fun : hidup ini harus senang. Kita harus optimis dan punya kegiatan aktif
4. Fight: harus berani, karena kalo tidak, your problems wont go away. Being patient isn’t a strategy/solution that
will finish your problems. If you fight, many doors are open. If you give up, all the doors are closed

Pertanyaan :

1. Bagaimana Bapak bisa yakin bahwa semua keinginan Bapak akan dikabulkan oleh Allah?

Pak Handry tidak yakin semuanya akan terwujud. Namun, beliau yakin Allah mendengar apa yang beliau pinta.
Sisanya, bekerja dan serahkan diri kepada Allah. Yakinlah bahwa Allah mendengar doa kita. Perkara terwujud
atau tidak itu serahkan saja kepada Allah.

2. Apa motivasi terbesar Bapak sehingga bisa mencapai semua ini?

Karena hidup ini adalah ibadah yang harus kita jalani dan kita harus menjalankannya secara profesional. Kita
harus melakukan yang terbaik.

3. Bagaimana caranya bertahan dari cibiran?

Tak perlu didengarkan, jangan negative thinking, dan anggap saja itu hanyalah sebuah candaan.

4. Bapak bekerja di perusahaan apa?

Bapak Handry tidak suka pertanyaan yang bisa dicari di google seperti ini.

5. Sebagai CEO memegang hajat hidup banyak orang, bagaimana caranya membuat keputusan selama pandemi?

Kesehatan adalah nomor satu sehingga perlu menjalankan protokol kesehatan. Employee tetap jadi prioritas,
kalau ingin cut off harus sewajarnya saja.
6. Pernahkah mengalami kegagalan?

Tentunya pernah. Namun, jangan jadikan hal tersebut menjadi beban.

7. Apa latar belakang Bapak dalam menulis buku?

Berawal dari kumpulan tweet, kemudian ada yang mengumpulkan tweet-tweet tersebut di sebuah website selama
dua tahun. Dari sana, banyak penerbit yang menawarkan untuk diterbitkan menjadi buku.

Pembicara 2 : Kak Alfatih Timur

Co-founder dan CEO kitabisa.com, Manajemen FEB UI 2007

Anak aksel yang masuk UI di usia 15 tahun. Tak bisa ngomong di depan umum dan susah berinteraksi dengan orang lain.
Saat SMA sering dibully. Selalu merasa insecure. Masa lalu saat SMA itu berubah ketika harus merantau dari Padang ke
FEB UI.

Merasakan sindrom “apalah gua cuma remah-remah rempeyek”

Magic happens outside your comfort zone.

Comfort zone Kak Timmy adalah anak yang gamau bersosialisasi, minder, takut ketemu anak Jakarta yang gaul
sementara ia adalah anak daerah yang berwajah kekanak-kanakan. Tapi, ia harus keluar dari confort zone. Kak Timmy
keluar dari comfort zone dan men-challenge dirinya untuk melakukan hal yang awalnya memang painful. Namun,
perlahan-lahan akhirnya terbiasa.

Kak Timmy yang dulunya mempunyai leadeship dan public speaking yang kurang bagus akhirnya ikut kepanitiaan.
Awalnya memang tak nyaman ketemu orang-orang. Pasalnya, ia adalah anak daerah yang gapernah bikin acara.

Learn about people. Harus lebih terekspos dengan orang dan kenalan dengan orang dari latar belakang ynag berbeda.

Hal-hal yang dilakukan Kak Timmy untuk keluar dari comfort zone :

1. Ikut kepanitiaan dan organisasi


2. Mengikuti seminar dan kajian dengan orang-orang hebat (Bapak Chatib Basri)

Apa yang menbuat yakin menjalani kitabisa.com saat trend start-up belum ada?

Sebenernya modalnya cuma idealisme. Kegelisahan pengen liat ada orang-orang baik yang mau menggalang donasi.
Tidak yakin yakin amat, Kak Timmy sambil kerja juga bikin side project kitabisa.com. Semakin yakin pas lihat impact
kitabisa.com dua bulan setelah pendiriannya : sekolah master mau digusur tahun 2014. BEM kemudian membuat
penggalangan dana di kitabisa.com hingga terkumpul sampai 137 juta.

Apa yang membahagiakan adalah sesuatu yang kita buat bisa bermanfaat bagi orang lain.

Kita harus mengeksplor organisasi/kepanitiaan untuk melatih social skill. Be active, jangan sampai menyia-nyiakan
momen kuliah di FEB UI karena kuliah di FEB UI merupakan salah satu privilege.

Jangan mendefinisikan kelas cuma gedung A dan gedung B. Alam juga termasuk guru kita. Kita juga bisa belajar di luar
kelas, seperti dari berorganisasi dan kepanitiaan. Sangat dianjurkan untuk ikut online course (tentang data analytics). Be
curious karen dalam beberapa tahun ke depan bakal banyak pekerjaan yg pelajarannya tak diajarikan di kampus.
Tips dan trick dalam join organisasi di FEB UI buat maba

Pertama, be yourself. Be confident, berdamai dengan diri sendiri. Hal ini merupakan sesuatu yang harus dilatih pelan-
pelan. Eliminasi insecurity dan percaya bahwa tidak ada orang yang sempurna. Be open minded, kenali orang-orang baru.
Everyone is a place to learn.

Pernahkah merasa insecure di FEB UI? Bagaimana cara mengatasinya?

Pernah, caranya adalah berdamai dengan diri sendiri. Pasrah, maklum, dan ikhlas adalah ilmu yang paling mahal karena
ini artinya adalah berdamai dengan diri sendiri. Inilah momen dimana kita bisa merefleksikan diri. Hal ini sangat natural
karena merupakan siklus kehidupan yang harus dijalani. Always have someone to talk to. Take a break, take a pause,
have a quality me time. Cari temen yang bisa sharing insecurity dan membantu mengeksplor diri.

Pembicara 3 : Bapak Chatib Basri

Komisaris Utama Bank Mandiri, dosen di FEB UI, Alumni FEB UI 1992. Mendapatkan gelar master dan doctor dari
Australia National University. Mantan Menteri Keuangan Indonesia.

1. Bagaimana Bapak memaknai tujuan hidup?

Memilih kira-kira yang lebih manusiawi. Kalau ekonomi semua dibuat kalkulasi. Inhuman. Mungkin ambil
psikologi atau politik. Pilihan pertama di feb ui kedua di ilpol dgn harapan bakal gaditerima di pilihan
pertama.

Yg paling penting adalah rasa ingin tahu/curiousity. Yang penting adalah eksplorasi

2. Apakah pernah mengalalami kegagalan dan keraguan?

Sering. Saya punya privilege buat nulis di media. Tapi, itu bukanlah proses yang mudah. Saya sering kali
ditolak menulis di media/jurnal.

3. Cara mencari jati diri


Kembali ke konsep ekonomi, comparative advantage. Kita tak mungkin unggul di semua hal. Kita harus
mengakui kalau kita punya bidang yang bisa dikuasai.

Anda mungkin juga menyukai