Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan
Bernegara
Pancasila merupakan pilar ideologis negara Indonesia yang berperan sebagai
pandangan, pedoman, dan landasan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila yang tercantum pada pembukaan UUD 1945 menjadi sebuah nilai yang menjadi perwujudan atas cita-cita luhur serta tujuan utama bangsa Indonesia. Demi menggapai cita-cita luhur tersebut, sudah sepatutnya kita sebagai warga negara Indonesia mengamalkan dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di segala sendi kehidupan. Nilai-nilai Pancasila tersebut perlu ditelaah oleh kita agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, maka kita telah menjadikan Pancasila sebagai fondasi dari pembentukan karakter dan kepribadian bangsa.
Sekilas Mengenai Sejarah Lahirnya Pancasila
Sebelum membahas lebih jauh mengenai implementasi nilai-nilai Pancasila, ada baiknya kita mengetahui sejarah lahirnya Pancasila terlebih dahulu secara sekilas. Sebagaimana proses panjang sejarah perjalanan bangsa Indonesia menjadi sebuah negara, kelahiran Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia juga merupakan proses yang panjang. # Perumusan dasar negara Indonesia mulai dibicarakan dalam sidang pertama Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dari tanggal 29 Mei s.d. 1 Juni 1945. Dalam sidang itu, anggota BPUPKI dari berbagai golongan memberikan pandangan yang berkaitan dengan pembetukkan ideologi bangsa, di antaranya adalah Ir. Soekarno dalam pidatonya pada rapat BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidato tersebut, ada lima nilai yang Ir. Soekarno ajukan untuk dijadikan sebagai ideologi negara, yaitu 1) kebangsaan Indonesia; 2) internasionalisme atau perikemanusiaan; 3) mufakat atau demokrasi; 4) kesejahteraan sosial; dan 5) ketuhanan yang berkebudayaan. Ideologi yang Ir. Soekarno ajukan diberi nama Pancasila. Oleh karena itu, tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai hari lahir Pancasila. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Pancasila mempunyai lima sila, yakni 1) Ketuhanan yang Maha Esa; 2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; 3) Persatuan Indonesia; 4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan; dan 5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Walaupun memiliki lima sila yang berbeda, implementasi nilai-nilai Pancasila tidak dapat dilakukan secara terpisah karena sila- sila tersebut saling berkaitan satu sama lain. Hal tersebut merupakan salah satu alasan mengapa Pancasila dapat dijadikan sebagai pedoman hidup. Selain itu, Pancasila juga merupakan rumusan dari cita-cita luhur Bangsa Indonesia yang membuat Pancasila wajib menjadi pedoman dan dasar kehidupan bagi warga negara Indonesia. Oleh karena itu, mari kita bahas satu per satu sila-sila yang ada di Pancasila dan implementasinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sila pertama adalah sila yang berkaitan dengan sikap kita sebagai makhluk Tuhan. Kita harus percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menjalankan perintah-Nya sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Kita juga tidak boleh memaksakan kepercayaan kita kepada orang lain. Kita juga harus memahami akan pentingnya agama sebagai fondasi yang memunculkan sikap toleransi antar umat beragama dan saling hormat menghormati antaragama. Sebagai contoh, Budi yang beragama Islam memiliki teman yang beragama kristen bernama Ani. Budi memaksa Ani untuk melakukan Ibadah puasa Ramadhan kala ia melihat Ani makan tepat di depan matanya. Padahal, Ani tahu Budi sedang berpuasa. Ia berdalih, Ani harusnya turut merasakan rasa lapar dan haus yang dirasakan Budi sebagai bentuk toleransi. Hal yang dilakukan oleh Budi dan Ani tidak mencerminkan toleransi. Seharusnya, Budi menjalankan ibadah puasa Ramadhan sesuai dengan kepercayaannya dan tidak memaksa orang lain untuk berpuasa. Di sisi lain, Ani sebaiknya sebisa mungkin untuk tidak makan dan minum di depan Budi sebagai bentuk toleransi kepada orang yang sedang berpuasa. Sila ke-dua adalah sila yang berkaitan dengan perilaku kita sebagai manusia. Setiap warga negara Indonesia harus memperhatikan akan pentingnya sikap kemanusian yang adil dan beradab. Dengan kata lain, setiap warga negara Indonesia harus bisa saling bantu membantu, tolong-menolong, mengakui persamaan hak dan kewajiban, sayang pada sesama, dan menjalin hubungan dengan bangsa lain berdasarkan sikap saling menghormati. Sebagai contoh, Andi adalah bos dan Ratih adalah bawahannya. Meskipun posisi jabatan Andi lebih tinggi dari Ratih, ia tetap harus menghormati hak asasi yang dimiliki Ratih sebagai pekerja, seperti hak gaji, hak cuti, dan hak-hak khusus yang dimiliki oleh seorang wanita, seperti cuti melahirkan. Andi tidak boleh semena-mena kepada Ratih karena keduanya adalah manusia yang memiliki derajat yang sama. Sila ke-tiga adalah sila yang berkaitan dengan nasionalisme dan kesatuan Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia, kita harus mengutamakan kepentingan bangsa daripada diri dan kelompok, cinta tanah air dan bangsa, mengembangkan rasa persatuan, berani bela negara, dan berusaha untuk mengharumkan dan membangun negara. Sebagai contoh, Ari bersekolah di sekolah khusus militer karena ia bercita-cita menjadi tentara yang dapat membela dan melindungi kedaulatan negara Indonesia. Di sisi lain, Shinta memenangkan olimpiade matematika tingkat internasional sehingga nama Indonesia pun menjadi harum. Baik Shinta dan Ari adalah siswa yang berkontribusi demi Indonesia, meskipun cara keduanya berbeda. Sila ke-empat adalah sila yang berkaitan dengan dengan perilaku kita untuk mengambil keputusan berdasarkan musyawarah untuk kepentingan bersama, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan, dan melaksanakan keputusan yang diambil. Sebagai contoh, Farrel dan Rio bersaing dalam pemilihan ketua klub basket. Dari hasil musyawarah yang telah mencapai mufakat, Farrel dinobatkan menjadi ketua klub basket. Meskipun Rio kalah, ia harus menjunjung tinggi keputusan yang telah dicapai dan menerima hasil musyawarah dengan iktikad baik. Di sisi lain, Farrel harus melaksanakan keputusan musyawarah dengan amanah dan bertanggung jawab. Sila ke-lima adalah sila yang berkaitan dengan keadilan sosial. Sebagai warga negara Indonsia, kita harus menjaga keseimbangan anatara hak kewajiban sosial dengan mawas diri (dalam bentuk kualitas luhur manusia), pengembangan diri yang bertujuan untuk memajukan kehidupan sosial, perbuatan luhur yang mencerminkan sikap kekeluargaan, gotong-royong, dan adil terhadap sesama. Sebagai contoh, sebagai siswa SMAN 1 Jakarta, Nanda tidak pernah absen untuk melakukan kegiatan gotong-royong membersihkan sekolah yang dilaksanakan setiap hari Jumat. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupakan ideologi dan dasar negara Indonesia yang terdiri atas lima sila yang saling berkaitan satu sama lain. Sila- sila tersebut mengandung nilai-nilai yang wajib diimplementasikan dan diamalkan dan oleh setiap warga negara Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Daftar Pustaka
Tim Revisi (2017). Buku Ajar MPKT A. Universitas Indonesia.
Putu Aditya Ferdian Ariawantara. 2016. Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara. http://s2mkp.fisip.unair.ac.id/implementasi-pancasila-dalam-kehidupan-berbangsa-dan- bernegara/
Soeprapto Soeprapto.2017.Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan Ber Masyarakat
Berbangsa Dan Bernegara https://jurnal.ugm.ac.id/jkn/article/view/22960
Implementasi Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari hari. (2020, June 8). [Video].
Albert Bandura dan faktor efikasi diri: Sebuah perjalanan ke dalam psikologi potensi manusia melalui pemahaman dan pengembangan efikasi diri dan harga diri