Anda di halaman 1dari 4

Assalamualaikum. Menjawab pertanyaan dari Ka Sascia.

• Apa perbedaan dan persamaan antara Alih Kode dan Campur Kode?

Persamaan dan Perbedaan Alih Kode dan Campur Kode :

Persamaan alih kode dan campur kode adalah kedua peristiwa ini lazim terjadi dalam
masyarakat multilingual dalam menggunakan dua bahasa atau lebih. Namun terdapat perbedaan
yang cukup nyata, yaitu alih kode terjadi dengan masing-masing bahasa yang digunakan masih
memiliki otonomi masing-masing, dilakukan dengan sadar, dan disengaja, karena sebab-sebab
tertentu sedangkan campur kode adalah sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan
memiliki fungsi dan otonomi, sedangkan kode yang lain yang terlibat dalam penggunaan bahasa
tersebut hanyalah berupa serpihan (pieces) saja, tanpa fungsi dan otonomi sebagai sebuah kode.
Unsur bahasa lain hanya disisipkan pada kode utama atau kode dasar. Sebagai contoh penutur
menggunakan bahasa dalam peristiwa tutur menyisipkan unsur bahasa Jawa, sehingga tercipta
bahasa Indonesia kejawa-jawaan.
Thelander mebedakan
Perbedaan alih kode dan campur kode yaitu apabila dalam suatu peristiwa tutur terjadi
peralihan dari satu klausa suatu bahasa ke klausa bahasa lain disebut sebagai alih kode. Tetapi
apabila dalam suatu periswa tutur klausa atau frasa yang digunakan terdiri atas kalusa atau frasa
campuran (hybrid cluases/hybrid phrases) dan masing-masing klausa atau frasa itu tidak lagi
mendukung fungsinya sendiri disebut sebagai campur kode.
Semoga dapat dipahami ya Ka Sascia. Terima kasih.
Assalamualaikum. Izin menjawab, Bu.
1.      Apa yang anda fahami dari Alih Kode dan Campur Kode? (Tulislah berdasarkan
pemahaman anda sendiri, hasil dari membaca berbagai sumber) (Teknik parafrase).
Jawab :
Pengertian Kode
Istilah kode dipakai untuk menyebut salah satu varian di dalam hierarki kebahasaan, sehingga
selain kode yang mengacu kepada bahasa (seperti bahasa Inggris, Belanda, Jepang, Indonesia),
juga mengacu kepada variasi bahasa, seperti varian regional (bahasa Jawa dialek Banyuwas,
Jogja-Solo, Surabaya), juga varian kelas sosial disebut dialek sosial atau sosiolek (bahasa Jawa
halus dan kasar), varian ragam dan gaya dirangkum dalam laras bahasa (gaya sopan, gaya
hormat, atau gaya santai), dan varian kegunaan atau register (bahasa pidato, bahasa doa, dan
bahasa lawak)

Alih Kode
Alih kode (code switching) adalah peristiwa peralihan dari satu kode ke kode yang lain.
Misalnya penutur menggunakan bahasa Indonesia beralih menggunakan bahasa Jawa. Alih kode
merupakan salah satu aspek ketergantungan bahasa (languagedependency) dalam masyarakat
multilingual. Dalam masyarakat multilingual sangat sulit seorang penutur mutlak hanya
menggunakan satu bahasa.
Campur Kode
Campur kode (code-mixing) terjadi apabila seorang penutur menggunakan suatu bahasa secara
dominan mendukung suatu tuturan disisipi dengan unsur bahasa lainnya. Hal ini biasanya
berhubungan dengan karakteristk penutur, seperti latar belakang sosial, tingkat pendidikan, rasa
keagamaan. Biasanya ciri menonjolnya berupa kesantaian atau situasi informal. Namun bisa
terjadi karena keterbatasan bahasa, ungkapan dalam bahasa tersebut tidak ada padanannya,
sehingga ada keterpaksaan menggunakan bahasa lain, walaupun hanya mendukung satu fungsi.
Campur kode termasuk juga konvergense kebahasaan (linguistic convergence).

http://anaksastra.blogspot.com/2009/02/alih-kode-dan-campur-kode.html
Sekian dan terima kasih.
Assalamualaikum. Izin menjawab, Bu.
2. Berikanlah contoh dialog Alih Kode dan Campur Kode.
Jawab :
Berikut ini contoh beberapa alih kode yang digunakan oleh kedua penutur.
Tema: Ke Gunung Rinjani
Adi: “Lia, ayo nyang gunung Rinjani, kayane apik nggo poto-poto” (Lia, ayo ke gunung
Rinjani, sepertinya bagus buat foto-foto)
Lia: “Iraha, Di?” (Kapan, Di?)
Adi: “Yo nek wes bar gajian ae” (Ya kalau sudah gajian saja)
Lia: “Mantos gajian?, Nya atuh, mun ayeuna mah ker tiasa atosna” (Habis gajian? Oke deh,
lagian kalau sekarang lagi tidak punya uang)
Adi: “Wes ngerti aku nek koe lagi ra ndue duit, ha ha ha guyon.” (Sudah paham aku kalua kamu
lagi tidak punya uang, ha ha ha bercanda.)
Percakapan di atas beralih kode dari bahasa Jawa Timuran ke bahasa Sunda. Orang yang
menjawab menggunakan bahasa Sunda tersebut tidak bisa menggunakan bahasa Jawa timur tapi
memahami artinya dari percakapan tersebut. Begitupun sebaliknya orang yang menggunakan
bahasa Jawa timur tidak bisa memakai bahasa Sunda tapi paham artinya.

Contoh dialog campur kode antara bahasa jawa, Indonesia, dan inggris :
Puji : “Laptopmu kanggo opo ora Mel? aku pinjem”
Amel : “Ora Ji, ambil nih di rumah”
Puji : “Otw, ojo lungo sik yo”
Amel : “Siap, hati-hati”
Puji : “Thank you Mel”
Percakapan di atas mengandung campur kode yang berupa penyisipan kalimat dan klausa.
Dialog tersebut bertemakan memijam laptop, dengan menggunakan campuran kata-kata bahasa
jawa, Indonesia, dan inggris :
Bahasa Jawa :
“Laptopmu kanggo opo ora Mel?” (Laptop kamu dipakai tidak Mel?)
“Ora, Ji” (Tidak, Ji)
“Ojo lunggo sik yo” (Jangan pergi dulu ya)
Bahasa Indonesia :
“Aku pinjem” (aku pinjam)
“Ambil nih di rumah”
“Siap, hati-hati”
Bahasa Inggris :
“Otw/On the way” (Dalam perjalanan)
“Thank you, Mel” (Terima kasih, Mel)

Sekian dan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai