Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum,. Izin menjawab pertanyaan dari Ka Bunga.

Ada dua jenis ujaran, menurut Austin, yaitu ujaran konstatif dan performatif.

1. Ujaran konstantif ujaran yang tidak melakukan tindakan dan dapat diketahui salah-
benarnya. Menurut Austin (1962), ujaran konstantif adalah jenis ujaran yang melukiskan
suatu keadaan faktual, yang isinya boleh jadi merujuk ke suatu fakta atau kejadian
historis yang benar-benar terjadi pada masa lalu. Ujaran konstantif memiliki konsekuensi
untuk ditentukan benar atau salah berdasarkan hubungan faktual antara si pengujar dan
fakta sesungguhnya. Jadi, dimensi pada ujaran konstatif adalah benar-salah.

Contoh: Kamu terlihat bahagia.

2. Ujaran performatif, yaitu ucapan yang berimplikasi dengan tindakan si penutur sekalipun
sulit diketahui salah-benarnya, tidak dapat ditentukan benar-salahnya berdasarkan faktanya
karena ujaran ini lebih berhubungan dengan perilaku atau perbuatan si penutur Dimensi pada
ujaran performatif adalah senang-tidak senang

Contoh: “Kamu dipecat!”

“Dengan ini Saudara saya nyatakan bersalah”

Tindak tutur yang dilangsungkan dengan kalimat performatif oleh Austin (1962: 100) dirumuskan
sebagai tiga peristiwa tindakan yang berlangsung sekaligus, diantaranya :

1. Tindak tutur lokusi : memiliki makna harfiah (Apa adanya yang dimiliki oleh komponen-komponen
kalimat itu) Pada intinya dapat dikatakan bahwa 'mengatakan sesuatu' adalah melakukan tindak lokusi.

2. Tindak tutur ilokusi: memiliki makna yang diharapkan dan dipahami oleh pendengar. Dalam bahasa
yang sederhana daya ilokusi adalah maksud atau niat penuturnya. Beberapa contoh daya ilokusi yang
dimaksud adalah menegaskan, menyuruh, menjanjikan, meminta maaf, memecat, dan sebagainya.

3. Tidak tutur Perlokusi : memiliki makna yang diharapkan oleh pembicara kepada pendengar . Tindak
perlokusi, yakni membujuk, menghasut, marah, dan lain-lain menghasilkan perubahan fisiologis pada
mitra tuturnya (pendengarnya), menghasilkan efek psikologis, sikap, maupun perilaku.
Sebagai contoh ketika seorang pria mengatakan kepada gadis tunangannya, “Aku akan menikahimu
setelah lebaran tahun ini” Tindak lokusinya adalah “Aku akan menikahimu setelah lebaran tahun ini”;
tindak ilokusinya adalah sebuah janji; dan tindak perlokusinya meyakinkan gadis tunangannya dengan
adanya janji yang terkandung dalam tuturan tersebut.

Semoga dapat dimengerti, sekian dan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai