Anda di halaman 1dari 20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep dan Teori

1. Pasar Modal

a. Pengertian Pasar Modal

Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya

antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka

panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun [CITATION Sam06 \l 1033 ].

Adapula pengertian pasar modal menurut undang-undang pasar modal

nomor 8 tahun 1995 pasal 1 yang menyatakan bahwa “Kegiatan yang

bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,

perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,

serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.” Menurut

[ CITATION Hus03 \l 1033 ] secara formal pasar modal dapat

didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau

sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam

bentuk hutan ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh

pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

Berdasarkan pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

pasar modal merupakan tempat bertemunya permintaan dan penawaran

atas efek yang diperjualbelikan. Pasar modal menjadi jembatan bagi

investor dan perusahaan yang membutuhkan dana bagi kelangsungan

hidup perusahaannya. Investor akan menanamkan modalnya kepada


perusahaan yang memang diyakini akan memberikan keuntungan bagi

investor tersebut kedepannya.

b. Instrumen Pasar Modal

Menurut [ CITATION Sam06 \l 1033 ] bentuk instrument di pasar

modal disebut dengan efek, yaitu surat berharga yang berupa:

1) Saham

2) Obligasi

3) Bukti right

4) Bukti waran

5) Produk turunan atau biasa disebut derivative

c. Jenis Pasar Modal

Menurut [ CITATION Sam06 \l 1033 ] pasar modal dapat

dikategorikan menjadi 4 pasar, yaitu:

1) Pasar Pertama (Perdana)

2) Pasar Kedua (Sekunder)

3) Pasar Ketiga

4) Pasar Keempat

d. Peranan Pasar Modal

Menurut [ CITATION Sun11 \l 1033 ] peranana pasar modal pada suatu

negara dapat dilihat dari lima segi sebagai berikut:

1) Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dan penjual

untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjual-

belikan.
2) Pasar modal memberikan kesempatan kepada para pemodal untuk

menentukan hasil (return) yang diharapkan.

3) Pasar modal memberi kesempatan kepada investor untuk menjual

kembali saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya.

4) Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk

berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian.

5) Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat

berharga.

2. Saham

a. Pengertian saham

Saham adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau

badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas [ CITATION

Suh09 \l 1033 ]. Menurut [ CITATION Tan09 \l 1033 ] saham adalah

penyertaan modal dalam pemilikan suatu perseroan terbatas (PT) atau

biasanya disebut sebagai emiten. Saham merupakan salah satu bentuk

efek dari instrumen pasar modal atas kepemilikan suatu perusahaan

atau perseroan terbatas. Saham dikeluarkan oleh suatu perusahaan

apabila perusahaan tersebut tergabung dalam pasar modal.

b. Jenis saham

Menurut [ CITATION Tan09 \l 1033 ] saham dibagi menjadi dua jenis,

yaitu:

1) Saham biasa (common stock)


Saham biasa (common stock) adalah jenis saham yang

paling dikenal masyarakat. Saham biasa dianggap paling menarik

bagi investor dan emiten. Setip pemegang saham akan medapatkan

sertifikat sebagai tanda kepemilikan pada perusahaan. Menurut

[ CITATION Sun11 \l 1033 ] nilai sertifikat dibagi menjadi empat,

yaitu:

a) Nilai nominal (par value)

Nilai nominal adalah harga saham pertama yang tercantum

pada sertifikat badan usaha. Harga saham ini sudah

diotorisasikan pada rapat umum pemegang saham (RUPS)

perusahaan terkait. Harga saham tidak dapat berubah-ubah dari

yang telah ditetapkan diawal pada rapat umum pemegang

saham.

b) Nilai buku (book value)

Nilai saham akan berubah-ubah karena adanya kenaikan

atau penurunan harga saham dan adanya laba ditahan. Nilai

buku untuk setiap lembar saham dapat dihitung melalui

pembagian antara jumlah nilai buku dengan jumlah lembar

saham yang dikeluarkan oleh perusahaan. Nilai buku meliputi

jumlah laba ditahan, par value saham dan modal selain par

value.

c) Nilai dasar (base price)


Nilai dasar sangat berkaitan dengan harga pasar saham

yang bersangkutan setelah dilakukan penyesuaian karena

corporate action (aksi emiten). Nilai dasar ini digunakan untuk

perhitungan indeks harga saham. Nilai dasar merupakan harga

perdana saham tersebut dikeluarkan.

d) Nilai pasar (market price)

Nilai pasar saham adalah harga suatu saham pada pasar

yang sedang berlangsung di bursa efek. Harga saham itu sendiri

akan menjadi harga penutupan apabila bursa efek juga tutup.

Jumlah nilai pasar didapatkan dari perkalian antara harga pasar

dengan jumlah saham yang dikeluarkan oleh perusahaan.

2) Saham preferen (preferred stock)

Saham preferen merupakan saham yang memiliki nilai

karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa

menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga

bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.

Saham preferen emiliki keasamaan dengan saham biasa dan

obligasi. Saham preferen sama dengan saham biasa karena

mewakili kepemilikan emiten dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh

tempo yang ditulis dalam lembar saham dan membayar dividen.

Sedangkan saham preferen sama dengan obligasi karena terdapat

klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividen tetap selama masa

berlaku dari saham, dan memiliki hak terbis yang dapat ditukarkan
dengan saham biasa. Oleh karena itu, saham preferen ditawarkan

kepada investor dan dipandang sebagai surat berharga dengan

pendapatan tetap.

c. Harga saham

Harga saham dibursa efek ditentukan menurut hukum permintaan

dan penawaran atau kekuatan tawar-menawar [ CITATION Wid12 \l

1033 ]. Harga saham akan bergerak naik ketika banyak orang yang

ingin membeli saham. Sedangkan harga saham akan turun ketika

banyak orang yang menjual saham tersebut. Harga saham sangat

ditentukan oleh permintaan dan penawaran pada pasar modal.

d. Analisis harga saham

Menurut [ CITATION Hus03 \l 1033 ] dalam melakukan analisis dan

memilih saham terdapat dua pendekatan dasar, yaitu analisis

fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental mencoba

untuk memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan

mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi

harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan

variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.

Faktor-faktor fundamental antara lain penjualan, pertumbuhan

penjualan, biaya, kebijakan dividen, dan sebagainya.

Analisis teknikal dapat dilakukan untuk saham-saham individual

ataupun untuk kondisi pasar secara keseluruhan [ CITATION Hus03 \l

1033 ]. Analisis teknikal merupakan upaya untuk menentukan kapan


akan membeli (masuk ke pasar) atau menjual saham (keluar dari

pasar), dengan memanfaatkan indikator-indikator teknis ataupun

menggunakan analisis grafis [ CITATION Hus03 \l 1033 ]. Menurut

[ CITATION Hus03 \l 1033 ] indikator indikator teknis meliputi moving

average, new highs and lows, volume perdagangan, dan short-interest

ratio.

Penelitian ini menggunakan analisis fundamental untuk melakukan

analisis terhadap harga saham perusahaan. Dalam penelitian ini

digunakan current ratio untuk menentukan likuiditas suatu perusahaan.

Peneliti juga menggunakan Net profit margin, return on equity,

earning per share sebagai rasio untuk mengukur profitabilitas

perusahaan. Adapula rasio lain yang digunakan yaitu Debt to equity

ratio untuk mengukur solvabilitas suatu perusahaan.

3. Likuiditas

Menurut [ CITATION Kar18 \l 1033 ] likuiditas perusahaan

mengindikasikan kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka

pendek tepat pada waktunya. Perusahaan yang mempu memenuhi

kewajibannya akan mencerminkan kinerja perusahaan yang baik.

Likuiditas sangat berhubungan erat dengan laporan keuangan perusahaan.

Terdapat beberapa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur likuiditas

suatu perusahaan. Menurut [ CITATION Kas10 \l 1033 ] jenis-jenis rasio

likuiditas terdiri dari:

a. Rasio lancar,
b. Rasio sangat lancar,

c. Rasio kas,

d. Rasio perputaran kas,

e. Inventory to Net Working Capital.

Penelitian ini menggunakan rasio lancar (current ratio) untuk mengukur

likuiditas atau kemampuan dalam melunasi kewajiban jangka pendek

perusahaan.

Menurut [ CITATION Kas10 \l 1033 ] Current ratio merupakan rasio

rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban

jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara

keseluruhan. Ketersediaan aset lancar pada perusahaan dapat menentukan

kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya.

Aset lancar meliputi kas, piutang dan persediaan. Current ratio merupakan

perbandingan antara aset lancar yang dimiliki perusahaan dengan liabilitas

lancar perusahaan. Menurut [ CITATION Kas10 \l 1033 ] current ratio

dihitung dengan rumus:

Aktiva Lancar (Current Assetss)


Current Ratio=
Utang Lancar (Current Liabilities)

Semakin tinggi current ratio maka perusahaan tersebut dapat

dikatakan mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya. Menurut

[ CITATION Kar18 \l 1033 ] semakin tinggi current ratio berarti semakin

tinggi power perusahaan untuk memenuhi hutang financial short term.

Semakin tinggi current ratio maka semakin baik pula kondisi keuangan

dan kinerja perusahaan. Perusahaan yang memiliki kinerja baik dapat


dilihat dengan salah satunya yaitu dimana perusahaan mampu melunasi

kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar yang dimiliki perusahaan

tersebut.

4. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan mendapatkan

laba dalam hubungannya dengan sales, total assets maupun owners equity

[ CITATION Kar18 \l 1033 ] . Profitabilitas sangat penting dalam perusahaan

karena kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dapat

dihitung dengan rasio yang ada pada profitabilitas. Terdapat beberapa

rasio yang dapat digunakan sebagai alat ukur profitabilitas suatu

perusahaan. Menurut [ CITATION Wir11 \l 1033 ] rasio yang digunakan dalam

profitabilitas antara lain:

a. Net profit margin,

b. Return of sales,

c. Return on equity,

d. Return on assets.

Sedangkan menurut [ CITATION Kas10 \l 1033 ] jenis-jenis rasio profitabilitas

meliputi:

a. Profit margin (profit margin on sales),

b. Return on investment (ROI),

c. Return on equity (ROE),

d. Laba per lembar saham (earning per share),

e. Rasio pertumbuhan.
Penelitian ini menggunakan 3 rasio untuk mengukur profitabiltas

perusahaan diantaranya net profit margin, return on equity, dan earning

per share.

Menurut [ CITATION Wir11 \l 1033 ] net profit margin adalah rasio

yang didapat dari membagi keuntungan bersih dengan total penjualan. Net

profit margin digunakan untuk mengetahui berapa besar keuntungan

bersih yang didapatkan oleh perusahaan dari penjualan produk yang telah

dilakukan. Menurut [ CITATION Wir11 \l 1033 ] rumus yang digunakan untuk

menghitung net profit margin yaitu:

Total Profit
Net Profit Margin=
Total Sales

Semakin tinggi nilai net profit margin suatu perusahaan berarti

bahwa semakin baik pula kinerja perusahaan tersebut. Perusahaan mampu

menghasilkan laba bersih yang tinggi melalui penjualan produknya.

Sedangkan, semakin kecil nilai net profit margin menandakan bahwa

perusahaan menghasilkan laba yang kecil pula. Dengan adanya net profit

margin yang tinggi maka akan memberikan ketertarikan kepada pemegang

saham untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

Return on Equity adalah ukuran dari hasil yang diperoleh para

pemegang saham sepanjang tahun [ CITATION Ros091 \l 1033 ]. Sedangkan

menurut [ CITATION Kas10 \l 1033 ] return on equity merupakan rasio untuk

mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Hal ini berarti

bahwa return on equity digunakan untuk mengukur laba yang dihasilkan


setelah pajak dengan modal perusahaan itu sendiri. Rumus yang digunakan

untuk menghitung return on equity yaitu:

Laba Bersih
Return on Equity =
Total Ekuitas

Nilai return on equity perusahaan yang tinggi menggambarkan

bahawa perusahaan tersebut semakin baik kinerjanya dalam menghasilkan

laba bersih dari sesudah pajak. Posisi pemilik perusahaan akan semakin

kuat karena laba bersih yang dihasilkan berasal dari modal sendiri.

Sedangkan, return on equity yang rendah menandakan bahwa perusahaan

tersebut menghasilkan laba setelah pajak yang rendah pula.

Earnings per share merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan

manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham [ CITATION

Kas10 \l 1033 ]. Sedangkan, menurut [ CITATION Suh09 \l 1033 ] earning per

share (EPS) adalah rasio antara net income after tax (NIAT) dengan

jumlah saham beredar. Menurut [ CITATION Ros091 \l 1033 ] rumus yang

digunakan untuk menghitung earning per share yaitu:

Laba Bersih
Earning Per Share =
Jumlah Saham Beredar

Semakin tinggi earning per share suatu perusahaan menandakan

bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik. Semakin tinggi

perusahaan membagi labanya kepada pemegang saham maka akan

semakin baik pandangan dari pemegang saham terhadap perusahaan.

Pemegang saham akan tertarik untuk tetap menanamkan modalnya pada

perusahaan tersebut apabila laba yang dibagikan juga semakin besar.


5. Solvabilitas

Menurut [ CITATION Pra021 \l 1033 ] solvabilitas perusahaan

menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka panjangnya. Solvabilitas menunjukkan seberapa besar

kemampuan perusahaan untuk melunasi hutangnya dengan menggunakan

aset yang dimiliki. Solvabilitas dapat diukur dengan berbagai rasio.

Menurut [ CITATION Kas10 \l 1033 ] jenis-jenis rasio solvabilitas diantaranya:

a. Debt to assets ratio (debt ratio),

b. Debt to equity ratio,

c. Long term debt to equity ratio,

d. Times interest earned,

e. Fixed charge coverage.

Penelitian ini menggunakan debt to equity ratio sebagai rasio untuk

mengukur solvabilitas perusahaan.

Menurut [ CITATION Kas10 \l 1033 ] debt to equity ratio merupakan

rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Debt to equity

ratio menunjukkan seberapa besar perusahaan menggunakan modal yang

dibiayai dari hutang untuk kegiatan operasional dan kinerja perusahaan.

Menurut [ CITATION Pra021 \l 1033 ] rumus yang digunakan untuk

menghitung debt to equity ratio yaitu:

Total Utang
Debt ¿ Equity Ratio=
Total Modal

Debt to equity ratio yang semakin kecil menandakan bahwa

perusahaan semakin baik kinerjanya karena kegiatan perusahaan tidak


serta merta dibiayai dari hutang perusahaan. Sedangkan, semakin besar

nilai debt to equity ratio menandakan bahwa perusahaan tersebut banyak

menggunakan pendanaan dari hutang. Perusahaan yang baik akan

menggunakan lebih banyak modal sendiri untuk operasional perusahaan

daripada menggunakan hutang.

B. Penelitian-Penelitian Sebelumnya

1. Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Profitabilitas, dan Penilaian

Pasar Terhadap Harga Saham Perusahaan LQ45 di BEI

Penelitian yang dilakukan [ CITATION Adi16 \l 1033 ] bertujuan untuk

mengetahui signifikansi pengaruh CR, DER, TATO, ROA, dan EPS

terhadap harga saham perushaaan LQ45 di BEI. Jenis data yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dengan sumber data sekunder

yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang tergolong pada

LQ45 di BEI periode 2012-2014. Populasi dalam penelitian ini yaitu

perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 dan aktif terdaftar serta

melampirkan semua data variabel selama periode 2012-2014. Melalui

populasi tersebut didapatkan sampel sebanyak 19 sampel. Sampel ini

didapat menggunakan teknik sensus (sampel jenuh). Metode yang

digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian adalah metode

observasi non partisipan. Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis

data dengan uji asumsi klasik, analisis linear berganda, pengujian hipotesis

yang mencakup uji t dan uji parsial.


Hasil penelitian menyatakan bahwa current ratio tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan LQ45 di

Bursa Efek Indonesia. Begitu pula pada Debt to equity ratio yang tidak

berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan LQ45 di Bursa

Efek Indonesia. Total asset turn over berpengaruh positif signifikan

terhadap harga saham perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Return

on asset tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan

LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Earning per share memiliki pengaruh

positif signifikan terhadap harga saham perusahaan LQ45 di Bursa Efek

Indonesia. Terdapat pulasaran yang diberikan peneliti untuk investor

supaya mempertimbangkan nilai TATO dan EPS sebagai acuan dalam

pengambilan keputusan. Peneliti juga berharap bahwa penelitian

selanjutnya dapat mempertimbangkan penambahan variabel lain yang

diduga berpengaruh terhadap harga saham dan diharapkan tidak hanya

terbatas pada perusahaan di indeks LQ45 serta perlu mempertimbangkan

lag period.

2. Pengaruh Return on Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM), dan Earning

Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan di

Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015.

Penelitian yang dilakukan [ CITATION Wat16 \l 1033 ] memiliki

tujuan untuk mengetahui pengaruh ROA, NPM, dan EPS terhadap harga

saham pada perusahan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2011-

2015. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian
asosiatif. Penelitian dilaksanakan di Pojok Bursa Efek Indonesia yang

beralamat di Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia Universitas Sam

Ratulangi dengan mengambil data sekunder yaitu laporan keuangan

perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016. Populasi

dari penelitian ini yaitu perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia sebanyak 7 Perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan yaitu teknik purposive sampling. Teknik analisis yang

digunakan dapam penelitian ini meliputi analisis regresi linear berganda,

uji normalitas, uji multikolonearitas, uji autokorelasi, uji

heteroskedastisitas, uji hipotesis secara simultan (uji F), uji signifikan

parameter individual (uji T), dan uji korelasi determinasi (R2).

Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan bahwa secara parsial

Return on Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham

perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015 dengan

nilai 0,006. Secara parsial Net Profit Margin (NPM) berpengaruh

signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek

Indonesia periode 2011-2015 dengan nilai 0,000. Secara parsial earning

per share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahan

perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015 dengan niali 0,000.

Secara simultan, return on asset (ROA), Net Profit Margin (NPM), dan

Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham

perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015 dengan

nilai 0,000. Peneliti juga memberikan saran bagi perusahaan supaya lebih
memperhatikan dan meningkatkan kinerja keuangan. Bagi investor perlu

memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham.

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan objek yang lebih

luas dan menggunakan periode yang lebih panjang serta dapat

menggnakan faktor eksternal lainnya yang berpengaruh terhadap harga

saham.

3. Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, Rasio Pasar, dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Subsektor

Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)

Penelitian yang dilakukan oleh [ CITATION Ari162 \l 1033 ] memiliki

tujuan untuk mengetahui pengaruh likuiditas, solvabilitas, proitabilitas,

rasio pasar, dan ukuran perusahaan terhadap harga saham pada perusahaan

subsektor perkebunan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Desain

penelitian yang digunakan yaitu desain penelitian asosiatif dengan bentuk

hubungan kausal. Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder yang

diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan website

masing-masing perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah

perusahaan subsektor perkebunan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik purposive

sampling sehingga didapatkan 6 perusahaan sebagai sampel. Uji asumsi

klasik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas, uji

multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Penelitian


ini juga menggunakan analisis regresi libear berganda. Pengujian hipotesis

dalam penelitian ini menggunakan uji statistik F dan uji statistik t.

Berdasarkan pembahasan, hasil pengujian variabel likuiditas,

solvabilitas, profitabilitas, rasio pasar, dan ukuran perusahaan secara

bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel harga

saham perusahaan subsektor yang terdaftar di Bursa efek Indonesia tahun

2010-2014. Variabel likuiditas diproksikan dengan current ratio memiliki

pengaruh negatif terhadap harga saham. Variabel solvabilitas yang

diproksikan dengan debt to equity ratio memiliki pengaruh negatif

terhadap hrga saham. Sedangkan pada variabel profitabilitas yang

diproksikan dengan return on equity memiliki pengaruh terhadap harga

saham. Variabel rasio pasar yang diproksikan dengan erning per share

memiliki pengaruh positif terhadap harga saham. Variabel ukuran

perusahaan juga memiliki pengaruh positif terhadap harga saham.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengemukakan bahwa

untuk peneliti selanjutknya sebaiknya perlu menambahkan rasio keuangan

lainnya sebagai variabel independen dan menambahkan rentan waktu yang

lebih panjang lagi sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat

memperluas penelitian dan menghasilkan analisis yang baik.

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel dependen

terhadap variabel independen yaitu pengaruh likuiditas, profitabilitas, dan

solvabilitas terhadap harga saham perusahaan sub sektor konstruksi bangunan


yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019. Kerangka

konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut:

Likuiditas (X1) H2

H3
Profitabilitas (X2) Harga Saham (Y)
H4
Solvabilitas (X3)

H1
Gambar II.1
Kerangka konseptual

D. Hipotesis

Menurut [ CITATION Sek17 \l 1033 ] hipotesis dapat didefinisikan sebagai

pernyataan sementara, namun dapat diuji, yang memprediksi apa yang ingin

anda temukan dalam data empiris anda.

Likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas diduga memiliki pengaruh

terhadap harga saham perusahaan. Kinerja perusahaan dan kondisi keuangan

dapat dilihat dengan rasio dari likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas.

Perusahaan yang baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dapat

dilihat melalui rasio yang terdapat pada likuiditas. Untuk mengetahui tingkat

laba yang dihasilkan oleh perusahaan dapat dilihat melalui profitabilitas.

Penggunaan sumber dana untuk operasional perusahaan pun dapat dilihat

melalui solvabilitas.

Likuiditas diukur menggunakan current ratio. Current ratio merupakan

kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya.


Semakin besar nilai current ratio maka semakin baik kinerja perusahaan.

Likuiditas perusahaan akan semakin baik pula sehingga harga saham

perusahaan dapat tinggi. Hal ini akan menarik investor untuk menanamkan

modalnya karena perusahaan tersebut dalam kondisi likuid.

Profitabilitas diukur menggunakan net profit margin, return on equity, dan

earning per share. Net profit margin adalah kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba bersih dari total penjualannya. Semakin tinggi net profit

margin suatu perusahaan semakin besar pula laba yang dihasilkan. Return on

equity adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih sesudah pajak

dari modal sendiri. Semakin tinggi nilai return on equity perusahaan maka

semakin besar pula laba bersih sesudah pajak yang dihasilkan oleh

perusahaan. Sedangkan earning per share adalah keberhasilan perusahaan

dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Semakin tinggi earning

per share menandakan bahwa semakin baik perusahaan dalam membagi laba

bersih per lembar saham kepada pemegang saham. Profitabilitas perusahaan

akan berpengaruh terhadap harga saham. Perusahaan yang memiliki

profitabilitas yang tinggi akan mempengaruhi harga saham menjadi tinggi

pula. Oleh karena itu, investor akan tertarik menginvestasikan dananya kepada

perusahaan yang memiliki profitabilitas yang baik.

Solvabilitas diukur menggunakan debt to equity ratio. Debt to equity ratio

adalah rasio yang digunakan untuk menilai hutang atas ekuitas. Semakin

tinggi nilai debt to equity ratio maka semakin besar kewajiban/hutang yang

harus dilunasi oleh perusahaan. Hal ini berarti buruk bagi perusahaan karena
sebagian besar operasional perusahaan akan dibiayai oleh kreditor. Perusahaan

lebih baik memiliki nilai debt to equity ratio yang rendah karena perusahaan

tidak akan bergantung kepada hutang dalam operasionalnya. Debt to equity

ratio akan berpengaruh terhadap harga saham. Debt to equity ratio yang

rendah akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya karena

operasional perusahaan sebagian besar didanai menggunakan modal sendiri.

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah disusun diatas, maka

hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas berpenagruh terhadap

harga saham
H2 : likuiditas berpengaruh secara parsial terhadap harga saham
H3 : profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap harga saham
H4 : solvabilitas berpengaruh secara parsial terhadap harga saham

Anda mungkin juga menyukai