(International Seminar On Applied Mathematics And Mathematics Education 2020) Pembicara Dr. Masitah Shahril, Universitas Brunei Darussalam, Brunei Darussalam Dr Masitah Shahrill adalah Asisten Profesor Senior dan Pendidik Guru di Institut Pendidikan Sultan Hassanal Bolkiah (SHBIE), Universiti Brunei Darussalam (UBD). Minat penelitiannya terletak pada pendidikan guru dan tenaga pendidik atau guru, pendidikan matematika, pendidikan tinggi, pengajaran dan pembelajaran abad ke-21, penilaian berbasis sekolah, penelitian kelas, dan praktik remaja dan pendidikan mereka. Dr. Masitah shahril telah melakukan penelitian tentang kolaborasi pengajaran daring dan pembelajarannya di masa pendemi covid-19. Seperti yang kita ketahui semua, covid-19 sedang terjadi saat ini yang sangat berpengaruh kepada segala aspek kehidupan tidak terhindarkan termasuk dunia pendidikan di seluruh dunia. Covid-19 yang terjadi di Brunei Darussalam, Indonesia dan juga seluruh dunia saat ini sedang berkembang dan merupakan tantangan luar biasa tidak hanya dalam bidang kesehatan tetapi juga berpengaruh pada dunia pendidikan di suatu negara. Saat ini dunia pendidikan di seluruh dunia telah mengalami perubahan yang sangat cepat dan begitu tiba-tiba dalam memberikan pilihan tentang bagaimana guru mengajar dan bagaimana siswa belajar. Karena covid-19 segala kehidupan publik terhenti, sekolah dan universitas ditutup di hampir seluruh dunia. Konferensi, seminar, dan lain-lainnya pun ditunda atau dibatalkan. Tantangan besar pun dihadapi oleh guru matematika khususnya di jenjang menengah dalam menggunakan pembelajaran sebagai alat pengajaran selama penutupan sekolah sebagai akibat dari pendemi ini. Penelitian ini melibatkan guru dari dua negara, yaitu Brunei Darussalam dan Indonesia. Dari Brunei terdapat 19 guru sebagai responden (17 perempuan dan 2 laki-laki), mereka merupakan guru matematika, fisika, geografi, dan bahasa inggris yang mengajar di jenjang yang berbeda-beda yaitu SD, SMP, SMA, dan Pra-Universitas, dan pengalaman mengajar dalam rentang 3 bulan sampai 21 tahun. Dari indonesia melibatkan 102 guru sebagai responden (74 perempuan dan 28 laki-laki), mereka merupakan guru matematika, bahasa indonesia, PPKn, dan sebagainya, tingkat jenjangnya pun berbeda-beda meliputi SD, SMP, SMA, dan universitas yang memiliki pengalaman mengajar dalam rentang 2 bulan sampai 36 tahun. Dalam masa pendemi tentunya pembelajaran yang bisa dilakukan satu-satunya cara adalah secara daring (online), praktik-praktik yang dilakukan guru melalui kelas daring ini meliputi guru menggunakan aplikasi online seperti Whatsapp, google classroom, zoom, dan microsoft team, dan juga guru memanfaatkan handout hardcopy yang disediakan untuk digunakan sebagai catatan untuk murid. Lantas apakah jika setelah pendemi ini berakhir banyak guru yang memutuskan untuk melanjutkan penerapan pembelajaran dan pengajaran online ini ? banyak guru yang berpendapat mereka bersedia untuk menggunakan sumber daya online yang tersedia saat ini demi pengalaman belajar siswa mereka namun setelah pendemi pembelajaran online dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan tidak untuk full time. Pesan yang dapat diambil dalam hal ini adalah identifikasi tantangan dan ubah menjadi peluang penelitian, jangan berkecil hati jika tantanga atau masalah muncul sebelum, saat dilakukan, atau setelah studi, gangguan dalam jaringan tidak bisa dihindarkan dan hampir selalu terjadi, pentingnya fleksibilitas, mencari bacaan literatur yang relevan selama menunggu, mendaftar ke beberapa seminar (gratis), konferensi, dan webinar.