Anda di halaman 1dari 7

Nama : Elita Rizki Santiyani

NIM : P1337424420020
Prodi : D4 Kebidanan Semarang + Profesi Bidan

TUGAS RESUME PENGAJIAN ONLINE

Tema : Kesombongan Orang yang Mengingat Kesalahannya Sendiri


Kyai : Gus Baha
Isi :
Dalam channel tersebut, Gus Baha’ menjelaskan tentang betapa
sombongnya orang yang terus mengingat-ingat kesalahannya lebih dari ia
mengingat kebaikan dalam dirinya. Beliau menerangkan salah satu pemikiran
Abul Hasan Asy-Syadzili, “Orang hanya ingat dosa itu sombong, mestinya dia
juga mengingat sisi-sisi hidayahnya Allah, sisi kebaikan-Nya.” Demikian kata
Gus Baha’ dalam Bahasa Jawa. Beliau menjelaskan betapa rahmat Allah kadang
datang dalam wujud-wujud yang sederhana. “Hari ini kamu tidur dan terhindar
dari zina, kamu minum dan tidak nyabu, diberi kesabaran ketika bertemu orang
macam-macam di jalan, itu semua rahmat dari Allah. Lha kok kamu malah ingat
keburukanmu terus seakan-akan Allah tidak pernah menolong kamu.” Dalam
penggalan ceramah singkatnya Gus Baha’ tersebut, seolah diingatkan supaya
menjadi manusia yang tidak terus-terusan mengingat kesalahan atau dosa-dosanya
semata seraya melupakan bahwa rahmat Allah itu tidak terbatas dan bisa kita
temukan di mana-mana. Dari nasihat Gus Baha’, dapat disimpulkan bahwa kita
hanya harus bergerak menyongsong rahmat-rahmat Tuhan yang lain, dan bukan
hanya memahaminya sebagai keniscayaan yang akan selalu ada. Hidup dengan
perspektif demikian, mungkin lebih positif. Daripada terus jadi orang yang
menyesali kesalahannya sendiri.

Tema : Keteladanan Dalam Totalitas Sahabat Abu Bakar


Kyai : Habib Luthfi bin Yahya
Isi :
Sebelumnya sudah di jelaskan bahwa antara satu sahabat dan sahabat yang
lainnya memiliki keutamaan yang berbeda-beda. Tapi pasti masing-masing
sahabat mempunyai sirrul A’dzom, keutamaan yang luar biasa. Keutamaan
sahabat Abu Bakar, Sahabat Umar, Sahaba Utsman, Sahabat Ali semuanya
hakikatnya adalah untuk umat. Bahkan kelemahan mereka adalah untuk umat.
Mohon sampai sini tidak disalah pahami.
Pada kesempatan ini membahas tentang sahabat Abu Bakar. Sahabat Abu
Bakar ini adalah sosok yang pengabdiannya pada agama dan pada Nabi Saw
sangat total. Sebagai ilustrasi kita merujuk pada peristiwa Hijrah Nabi Saw.
Bermula ketika di Gua Tsur Sayidina Abu Bakar Sidiq menutup lubang-lubang
yang ada di gua itu dengan pakaian beliau, ketika masih ada lubang yang tersisa,
terpaksa lubang tersebut beliau tutup dengan jempol kaki beliau. Sebab biasanya
lubang-lubang di Gua di huni oleh hewan-hewan berbisa, seperti ular, kala
jengking dan binatang lainnya. Kehawatiran Sayidina Abu Bakar terjadi, jempol
beliau dipatuk ular (menurut pendapat lain oleh kala jengking). Beliau menahan
sakit yang luar biasa itu sampai tubuhnya gemetar, keringat bercucuran. Beliau
tahan agar tidak mengganggu Nabi Saw yang sedang tidur, sedang isirahat.
Demikian akhlak, pengorbanan Sayidina Abu Bakar Sidiq terhadap Nabi
Saw, sampai seperti itu. Kalau kita ke kiai kita sendiri ketika kiai kedatanga tamu,
padahal kiai sedang tidur, kita berani menetuk pintu kamarnya. Anak terhadap
orang tuanya juga demikian. Adab atau tatakrama Sahabat Abu Bakar pada
Rasulullah Saw seperti itu. Teladan Sahabat Abu Bakar itu sangat luar biasa,
teladan pengabdian umat pada Nabinya.

Tema : Hormati dan Taati Ajaran Orang Tua dan Kiai


Kyai : Gus Mus
Isi :
Dalam kesempatan ini, Gus Mus menceritakan pentingnya menghormati
yang lebih tua apalagi jika orang itu adalah ulama atau Kiai. Menghormati dalam
arti juga nurut nasehat maupun perintah mereka. Hormat pada orang tua dan Kiai
ini merupakan ajaran Rasulullah."Sehingga bila Rasulullah mengatakan
'hormatilah orang yang lebih tua, dan menyayangi yang lebih muda', beliau sudah
melakukannya dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya. Cara menghormati, bisa
dilakukan dengan berbagai hal diantaranya selalu menaati dan menjalankan ajaran
perintah Kiai maupun orang tua.

Tema : Mengikuti Sunnah Nabi Itu Tidak Mesti Sama Persis dengan Nabi
Kyai : Gus Baha
Isi :
Gus Baha’ atau KH. Bahauddin Nursalim dalam satu pengajiannya
menyatakan bahwa dalam mengkampayekan mengikuti sunnah Nabi hendaklah
proposional. Proposional yang beliau maksud adalah mengikuti sunnah Nabi
bukan berarti berlaku persis dengan Nabi. Hal ini berdasar dinamika kehidupan
para sahabat yang hidup menyaksikan nabi serta disaksikan nabi, ada beberapa di
antaranya yang berbeda sikap dengan nabi. Tapi, ternyata nabi sendiri
membenarkannya.
Salah satu contohnya, dan ini juga diungkapkan oleh Gus Baha’, adalah
apa yang termaktub dalam pidato Sahabat ‘Umar ibn Khattab tatkala dilantik
menjadi khalifah. Kesimpulannya, perihal mengikuti sunnah Nabi tidaklah
segampang menanyakan adakah dasar Nabi melakukannya atau tidak? Tapi,
penting juga melihat dinamika kehidupan para sahabat. Orang-orang yang ada di
sekitar Nabi, yang lebih tahu tentang bagaimana sikap nabi atas berbagai hal.

Tema : Kebenaran Bisa Datang Dari Mana Saja


Kyai : Gus Baha
Isi :
Dalam ceramahnya, Beliau bercerita tentang orang Arab yang paling
berkesan bagi Gus Baha adalah kisahnya Abu Musa Al Asy'ari. Dia membuat satu
dalil, mengajari orang supaya mengenal Allah. Bahwa dunia ini ada yang
menciptakan, dia menyusun dalil "alam itu desain yang berubah-ubah tidak
konsisten, sesuatu yang tidak konsisten berarti hal yang baru. Hal Yang baru pasti
butuh designer (Pencipta)”
Logika itu dirasa sulit. Lalu bagaimana orang kampung menemukan
Tuhan? Ketika dia meneliti ke kampung dan bertanya pada orang disana.
Bagaimana cara menemukan Tuhan. Orang kampung malah marah. Dan
mengatakan bahwa setiap ada kotoran pasti ada kuda atau unta. Kalau ada kotoran
berarti ada yang buang hajat. Setiap jejak kaki, pasti menunjukkan orang telah
lewat. Artinya jika ada makhluk (jejak penciptaan) pasti ada yang menciptakan
(sebab).
Akhirnya Abu Musa, Abu Mansur, Abul Hasan, semua mengakui, bahwa
orang kampung juga cerdas. Ternyata mereka tidak mau punya mobil dan motor,
karena harta yang bermanfaat adalah yang melahirkan harta lain. Jangan justru
menghabiskan harta lain. Tapi jangan diikuti, nanti orang Islam tertinggal. Nanti
kamu tidak akan maju. Kesimpulan dari cerita tersebut yaitu kebenaran dapat
dating dari mana saja.

Tema : Peran Thoriqoh Dalam Membersihkan Hati


Kyai : Habib Luthfi bin Yahya
Isi :
Mudghoh atau hati letaknya di dalam tubuh manusia. Tubuh manusia
membutuhkan perhatian yang serius. Perlu kita ketahui bahwa penyakit-penyakit
manusia bersumberkan dari hati . baik dan tidaknya metabolism tubuh seseorang
tergantung pada baik dan tidaknya darah darah orang tersebut. Upaya untuk
membantu memperbaiki pencernaan biasa kita lakukan paling tidak satu tahun
sekali; yaitu puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan diantara manfaatnya adalah
membersihkan semua organ-organ manusia. Panasnya pencernaan orang-orang
yang berpuasa akan membakar hal-hal yang negative dalam pencernaan seperti
bachsil dan bakteri. Dan lain sebagainya. Dengan demikian pencernaan dapat kita
analogikan seperti bejana yang kita gunakan untuk memasakn segala sesuatu.
fikir-pola fikir yang kurang baik. Yang tidak menguntungkan bagi pribadi kita,
baik dalam urusan dunia dan maupun akhirat kita.
Dengan hasil darah yang baik, sehat, akan sangat membantu dalam
kecerdasan; dari kecerdasan hati sampai kecrdasan akal. Sehingga menumbuhkan
pola fikir dan wawasan serta pandangan yan jernih. Kita harus memberikan
makanan hati serta pembersihnya seperti ilmu ma’rifat dan lain sebagainya, yang
terkait dengan keimanan serta pertumbuhannya. Paling tidak kita bisa memilih
mana yang di dorong oleh imannya dan mana yang didorong oleh nafsunya.
Seperti masalah pencernaah diatas bukan sesuatu hal yang mustahil bilamana kita
mendiamkan kotoran-kotoran hati maka akan mempengaruhi pola fikir yang pada
dasarnya akan merugikan diri sendiri.

Tema : Jika Kamu Merasa Bisa Mengendalikan Hidup, Coba Saja Tahan
Nyawamu yang Mau Keluar Itu
Kyai : Gus Baha
Isi :
Dalam sebuah pengajian Gus Baha ketika membahas tafsir Surat Al Waqiah ayat
86 – 87, tantangan Allah SWT telah menyadarkan kita bahwa sesungguhnya
manusia sama sekali tidak mempunyai kuasa untuk mengatur kehidupan
“Kalau betul kamu bisa mengendalikan kehidupan, coba saja orang seperti Firaun,
Namrud, Presiden dan orang – orang kaya sok kuasa itu cobalah ditahan nyawamu
yang mau keluar itu (sakarotul maut), angkuhmu gitu kok katanya bias
mengendalikan kehidupan(diri sendiri),” tegas Gus Baha.
“Mengendalikan sesuatu yang paling kita inginkan (nyawa) saja tidak bisa,
mengendalikan cinta istri tidak bisa, mengendalikan maslahat untuk dirimu tidak
bisa,""kadang punya pilihan malah menjadi kebangkrutanmu, punya keinginan
malah jadi kecelakaanmu, kan banyak contoh anak – anak yang dibelikan sepeda
motor malah jadi sebab kecelakaannya," terang Gus Baha.
Dengan menyadari hal ini tentu akan membuat kita menjadi lebih mawas diri dan
selalu bertawakal kepada Allah SWT yang Maha Berkuasa.

Tema : Sederhana Kunci untuk Dekat dan Dimuliakan Allah


Kyai : Gus Mus
Isi :
Gus Mus menyebut bahwa sederhana merupakan kunci untuk dekat dan
tetap dimuliakan Allah SWT. Menurut Gus Mus, jika seseorang menjalani hidup
dengan sederhana, maka pikirannya jernih dan moderat. Demikian dikatakan Gus
Mus ketika mengisi tausiyah. Bagi Gus Mus, KH Muslich merupakan sosok yang
sederhana. Melalui kesederhanannya itu, membuat orang tidak banyak tahu bahwa
KH Muslich merupakan seorang pejuang, kiai besar, dan pendidik. “Itu hanya
melihat (Kiai Muslich) saja, saya sudah mendapat ilmu banyak. Menurut Gus
Mus, kini sedikit orang yang memuliakan dan memanusiakan manusia seperti
yang ditampilkan KH Muslich. “Mempertahankan kemanusiaannnya saja sudah
jarang, apalagi memanusikan manusia. Beliau ini memanusiakan manusia, tidak
pandang bulu, asal dia manusia dimuliakan karena Allah memuliakan manusia.
Silakan anda tanya kepada mereka yang menangi, mengalami, berjumpa dengan
almarhum,” jelasnya.

Tema : Bertasbih Bersama Alam


Kyai : Habib Luthfi bin Yahya
Isi :
Allah Swt menciptakan alam semesta, menciptakan bumi dengan keaneka
ragaman hayati. Allah Swt menciptakan bukit dan gunung, Bumi dihiasi pula
dengan aliran-aliran sungai besar dan sungai yang kecil memancang, Kita
mengerti dan meyakini selain Yang Maha dalam segalasifatNya dan tiada sekutu
BagiNya, selain Dia adalah makhluk, tempatnya segala kekurangan. Sadar atau
tidak. Kita semua (yang bernyawa ataupun tidak) berikhtiar untuk mengurangi
segala kekurangan, pohon-pohon dengan akarnya berusaha untuk menghidupi
dirinya begitu pula makhluk lainnya selain ppepohonan. Dan banyak sekali
diantara satu sama lain yang terkait dalam menjalani kehidupan. Ketika kita
kepanasan ingin mencari penyejuk –semisal ketika kita ditengah pesawahan-
mencari peneduh seperti pohon yang rindag serta lebat daunnya serta dahannya,
banyak rantingnya dan rindang daunnya. Kita kembali kepada diri kita kalau mau
bertafakur; seandainya penghijauan dari mulai tepian pantai dan mau mengerti apa
yang senarnya ada pada pohon-pohonan tersebut insya Allah kita akan dijauhkan
dari segala cobaan, terutama diakhirat nanti. Tapi tidak bisa dielakan dan
dipungkiri ladang untuk akhirat nanti adalah didunia ini. Ternyata yang
memerlukan kebersihan batin, bukan manusia saja, akan tetapi termasuk juga
bumi, dan ekosistem diatasnya.

Tema : Contohlah Wali Songo Berdakwah dengan Cara Damai


Kyai : Habib Luthfi bin Yahya
Isi :
Pada kesempatan kali ini beliau menjelaskan tentang dakwah Wali Songo.
“Kami minta agar umat Islam mencontoh cara berdakwa para Wali Songo, yakni
dengan cara damai," kata Habib Luthfi bin Yahya. Habib Luthfi menyampaikan
kondisi umat Muslim di Indonesia kini tengah diuji karena adanya kelompok
tertentu yang mengajarkan dan berdakwah dengan cara tidak baik, serta jauh dari
kesan damai. Hal ini bertolak belakang dengan jalan dakwah yang dicontohkan
Wali Songo. Beliau juga menegaskan kepada semua agar tidak sekali-kali
mengganggu bangsa Indonesia selagi masih ada para habib dan ulama penerus
ajaran Sunan Ampel."Sunan Ampel sudah ratusan tahun meninggalkan kita. Tapi
beliau mampu mempersatukan bangsa. Mampu meningkatkan perekonomian
umat," ujar dia.

Anda mungkin juga menyukai