Anda di halaman 1dari 6

Kata strategi telah digunakan cukup lama dalam berbagai bidang kehidupan,

terutama dalam dunia bisnis. Banyak manajer menggunakan kata tersebut secara bebas
baik karena suka ataupun karena terdengar ‘keren’. Strategi juga dianggap sebagai
puncak dari kegiatan manajerial. Dalam hal ini, dunia akademik telah banyak melakukan
penelitian dalam waktu yang cukup lama. Kata strategi sangat populer dan sering dipakai
dalam berbagai istilah bisnis, tetapi sebenarnya apa arti dari kata strategi itu?
Untuk melihat lebih jauh apa itu strategi, kita dapat melihat dari definisi yang
ditawarkan. Sebagian besar dari text book mendefinisikan strategi sebagai “rencana top
manajer untuk mencapai hasil sesuai dengan misi dan tujuan organisasi”. Akan tetapi
beberapa ahli berpendapat bahwa definisi tersebut terlalu menyederhanakan masalah.
Mintzberg, Ahlstrand, dan Lampel (1988) memberikan beberapa difinisi sebagai berikut.
Strategi adalah pola, yaitu perilaku yang konsisten. Perusahaan yang memasarkan produk
yang paling mahal dalam industrinya, disebut sebagai perusahaan yang menerapkan high-
end strategy. Gambar berikut ini membandingkan strategy sebagai rencana – melihat
kedepan dan strategi sebagai pola-melihat kebelakang

Strategi sebagai rencana (intended)

1
Strategi sebagai pola/pattern (realized)

Gambar 1: Strategi: kedepan dan kebelakang

Kedua definisi mungkin benar: organisasi mengembangkan rencana masa depan dan
mereka juga berkembang dari pola masa lalu yang telah mereka miliki. Yang pertama
sering disebut sebagai intended strategy sedangkan yang kedua disebut realized strategy.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah: haruskan realized strategy juga
direncanakan?
Ada cara yang mudah untuk mengetahuinya. Mintalah pada seorang praktisi
bisnis untuk mendeskripsikan apakah srategi yang mereka lakukan (realized strategy )
pada periode 5 tahun ini merupakan strategi yang mereka rencanakan (intended strategy)
5 tahun yang lalu. Apakah jawabannya ‘ya’. Mungkin ada yang menjawab bahwa apa
yang mereka rencanakan dapat seluruhnya terealisasi. Tetapi Anda harus berhati-hati,
benarkah dia menjawab dengan jujur. Sebagian besar orang mungkin akan menjawab
sebagian ya dan sebagian tidak. Mereka tidak meninggalkan apa yang telah mereka
rencanakan, tetapi mereka juga tidak melakukan seluruh rencana yang telah mereka buat.
Seratus persen realisasi menggambarkan peramalan yang brilian, sementara itu tidak ada
realisasi menggambarkan ketidakjelasan. Dalam dunia nyata perpaduan antara peramalan
dan adaptasilah yang sering terjadi.
Seperti dalam gambar 2, rencana (intention) yang benar-benar dapat direalisasikan
semuanya disebut deliberate strategy, sedangkan yang tidak dapat direlisasikan sama
sekali disebut unrealized strategy. Tetapi ada juga sesuatu yang sudah merupakan pola
tetapi tidak secara eksplisit direncanakan, yang disebut sebagai emergent strategy. Yaitu
tindakan yang diambil, satu demi satu, yang dengan berjalannya waktu membentuk suatu
pola yang konsisten. Misalnya, daripada membuat strategy (rencana) diversifikasi secara
keseluruhan , perusahaan mungkin membuat keputusan diversifikasi satu demi satu.
Pertama perusahaan membeli hotel di wilayah urban, kemudian restoran, selanjutnya
resort hotel, di waktu yang lain hotel - restoran di daerah urban, sebelum pada akhirnya
menjadi suatu strategi diversifikasi hotel-restauran di daerah urban.

2
Seperti telah disebutkan sebelumnya, hanya sedikit jika ada, srategi yang benar-benar
deliberate, seperti juga hanya sedikit yang benar-benar emergent. Dalam kenyataanya,
campuran dari keduanya yang muncul. Strategi secara garis besar adalah deliberate
(misalnya menyasar pasar golongan menengah-atas), sementara itu detailnya
memungkinkan adanya adaptasi/penyesuaian yang terjadi sepanjang waktu (emergent)
(seperti kapan, dimana, dan bagaimana). Dengan demikian, emergent strategi tidak selalu
berarti buruk, dan deliberate strategi baik. Strategi yang efektif merupakan kombinasi
yang mencerminkan kondisi yang ada, atau dengan kata lain kemampuan untuk
melakukan prediksi dan juga kebutuhan untuk dapat bereaksi terhapab kejadian-kejadian
yang tidak terduga.

Intended
Strategy
Deliberate Strategy

Unrealized
Strategy
Realized
Strategy

Emergent Strategy

Gambar 2: Strategi: Deliberate dan Emergent

Selain “plan” (rencana) dan “pattern” (pola), strategi juga masih memiliki 2p yang lain.
Menggunakan contoh McDonnald yang beberapa waktu yang lalu mengenalkan suatu
produk yang disebut Egg McMuffin- roti manis untuk sarapan. Ini dilakukan untuk
mendorong orang datang ke restoran McDonald si pagi hari. Apa bila kita menanyakan
apakah Egg Mufin merupakan perubahan strategis yang dilakukan oleh McDonald? Kita
mungkin akan mendengar dua jenis jawaban “Ya, tentu saja” strategi tersebut membawa
McDonald dalam pasar “makanan untuk sarapan”. Yang lain mungkin akan menjawab
“itu kan gaya lama McDonald, hanya dengan kemasan baru”. Apabila kita lihat,
perbedaaan dari kedua orang tersebut adalah dalam hal bagaimana mereka secara
implisit mendefinisikan isi dari strategi.

3
Strategi sebagai posisi

Strategi sebagai perspective

Gambar 3: Strategi ke atas dan ke bawah

Untuk sebagian orang strategi adalah “posisi”, yaitu lokasi dari produk tertentu
dalam pasar tertentu- Egg McMufin untuk pasar makanan sarapan. Seperti apa yang
dikatakan Porter “strategi adalah penciptaan dari posisi yang unik dan bernilai, yang
melibatkan rangkaian beberapa aktifitas”. Yang lain melihat strategi sebagai

4
“perspective”, yaitu gaya/cara mendasar dari organisasi dalam melakukan sesuatu- “gaya
McDonald”.
Strategi sebagai posisi, berarati melihat kebawah, ke arah tanda X yang merupakan letak
dimana produk memenuhi keinginan konsumen. Sebagai perspektif, strategi melihat ke
dalam- kedalam organisasi, bahkan kedalam kepala pembuat strategi, tetapi juga melihat
melihat ke atas- ke arah visi dari organisasi.
Lagi-lagi kita membutuhkan kedua definisi, McDonald sukses memperkenalkan
Egg Mufin, karena posisi yang baru konsisten dengan perspektif yang telah ada.
Mengadakan perubahan dalam perspektif yang sama akan lebih mudah dari pada
melakukan perubahan perpektif-bahkan jika masih dalam posisi yang sama (mis:
meminta pembuat jam Swiss untuk memperkenalkan produk yang menggunakan quart
teknologi).
Strategi sebagai posisi

Strategi sebagai perspektif

Lama Baru
Egg McMuffin McDucling á
Baru

l’orange

Big Mac Big Mac á table


Lama

INCLUDEPICTURE "
http://upload.wikimedi
a.org/wikipedia/commo INCLUDEPICTURE "http:
ns/thumb/7/77/BigMac //www.frenchfoodandcoo
Australia.jpg/200px-Big k.com/ACB_FFAC/images
MacAustralia.jpg" \* /fricmer1.jpg" \* MERGE
MERGEFORMATINE FORMATINET
T

Gambar 4: Perubahan posisi dan perspektif

Sejauh ini kita telah memiliki empat definisi strategi yang berbeda. Yang kelima,
yang juga sering digunakan adalah mendefinisikan strategi sebagai siasat, yaitu manuver
tertentu yang dilakukan dengan maksud mengungguli lawan/pesaing. Perusahaan
mungkin membeli lahan untuk menunjukkan niat mereka melakukan penambahan
kapasitas, hal ini dilakukakn untuk menakuti pesaing yang akan melakukan

5
pembangunan pabrik baru. Disini strategi (sebagai rencana, yaitu niat sesungguhnya)
adalah mengancam, bukan ekspansi/perluasan, dan ini merupakan siasat.

Diskusi mengenai definisi strategi mendudukkan kita pada dua mata pisau. Untuk setiap
keunggulan yang dihubungkan dengan strategi, pasti juga diasosiasikan dengan
kelemahan.
1. Strategi menentukan arah
Keunggulan: peran utama strategi adalah menunjukkan arah bagi organisasi
dalam rangka berjalan ditengah-tengah lingkungan yang dihadapinya.
Kelemahan: strategic direction dapat juga bersifat membutakan adanya potensi
bahaya yang tersembunyi. Menetukan arah di lingkungan yang tidak dikenal,
merupakan cara yang sempurna untuk menabrak gunung. Arah memang penting,
tetapi kadang kala bergerak pelan-pelan, melihat ke depan dengan hati-hati dan
tidak terlalu jauh ke depan, melihat sekeliling, sehingga memungkinkan
diambilnya tindakan setiap kali terdapat bahaya/ancaman.
2. Strategi menfokuskan usaha
Keunggulan: strategi mendorong koordinasi dari aktifitas yang dilakukan. Tanpa
strategi untuk memfokuskan usaha yang dilakukan, akan muncul chaos dimana
orang akan bergerak ke berbagai arah yang berbeda.
Kelemahan: organisasi akan berpikiran sempit, tidak ada wawasan lain yang
kadang-kadang membuka kemungkinan/peluang baru.
3. Strategi mendefinisikan organisasi
Keunggulan: strategi memberikan cara termudah bagi seseorang untuk mengenal
organisasinya dan membedakan dari yang lain. Strategi memberikan arti, dan cara
yang komprehensif untuk memahami apa yang dilakukan oleh organisasi.
Kelemahan: untuk mendefinisikan organisasi secara persis mungkin juga berarti
menyederhanakannya, kadangkala dengan cara membuat stereotype, dengan
mengesampingkan kompleksitas dari sistem.
4. Strategi memberikan konsistensi
Keunggulan: strategi dibutuhkan untuk mengurangi ambiguitas dan memberikan
perintah. Dalam hal ini, strategi seperti teori: merupakan suatu struktur kognitif
untuk menyederhanakan dan menjelaskan, dan juga menfasilitasi tindakan.
Kelemahan: kreatifitas muncul dari inkonsistensi- dengan usaha untuk
menemukan kombinasi dari phenomena yang ada. Harus disadari, seperti juga
teori-teori yang lain, setiap strategi adalah penyederhanaan yang seringkali
mendistorsi realitas. Strategi dan teori adalah bukan realita, hanya sebuah
perwakilan (atau abstraksi) dari realita dalam pikiran orang. Tak seorang pun
pernah menyentuh strategi. Ini berarti setiap strategi dapat disalah- interprestasi
kan atau didistorsikan. Dan inilah harga yang harus dibayar dengan memiliki
strategi.
Sumber:
Mintzberg, H., Ahlstrand, B., & Lampel, J., 1998, Strategy Safari; a guided tour through
the wilds strategic management, The Free Press, New York.

Anda mungkin juga menyukai