Anda di halaman 1dari 5

Gejala klinis:

 Efek trauma yang tidaklangsung bersangkutan tetapi dapat menimbulkan lesi pada
medulla spinalis disebut “whiplash”/trauma indirek. Whiplash (dorsapleksi dan
anterofleksi berlebihan)
 Kerusakan yang dialami medulla spinalis dapat bersifat sementara atau menetap.
 edema,perdarahan peri vaskuler dan infark disekitar pembuluh darah.
 Trauma medullaspinalis dapat terjadi pada lumbal 1-5
1. Lesi L1: Kehilangan sensorik yaitu sama menyebar sampai lipatpaha dan bagian dari
bokong.
2. Lesi L2: Ekstremitas bagian bawah kecuali 1/3 atas dari anteriorpaha.
3. Lesi L3: Ekstremitas bagian bawah.
4. Lesi L4: Ekstremitas bagian bawah kecuali anterior paha.
5. Lesi L5: Bagian luar kaki dan pergelangan kaki
Kondisi Patologis Saraf Spinal Akibat Cedera
Patofisiologi :

 Mekanisme utama terjadinya cedera vertebra adalah karenahiperekstensi, hiperfleksi, trauma


kompresi vertikal dan rotasi, bisa sendiri ataukombinasi.

Diagnosis

 Menilai keluhan (nyeri sepanjang kolumna vertebra, mengeluh baal, kebas hingga lumpuh pada
anggota gerak tertentu (untuk pasien sadar)
 Penderita mengalami penurunan kesadaran hingga koma sulit menilai keluhan dan melakukan
pemeriksaan klinis
 Keadaan harus dicurigai cedera spinal :
o Semua penderita pasca trauma yang tidak sadar
o Penderita yang mengalami gejala neurologis
o Penderita yang mengeluh nyeri gerak dan nyeri tekan pada sepanjang daerah spinal
o Penderita yang jatuh dari ketinggian
o Penderita multiple trauma akibat KLL (kecelakaan lalu litas)

Pemeriksaan fisik

 Menentukan ada tidaknya cedera spinal


 Menentukan level cedera:
o Menilai level terendah dari medulla spinalis yang masih berfungsi
o Penderita sadar  menilailevel myotom atau dermatome
o Penderita tidaksadar pemeriksaan(prioritas kedua)
o Utama melakukanproteksi dari kolumna vertebralis agar tidakterjadi
o cedera sekunder selama transport dan pemeriksaan

Pemeriksaan Penunjang

 Foto servikal cross table (AP/Lat)


o Untuk melihat C7 dibuat proyeksi khusus “swimmer’s position”

o Untuk melihat C2 (dens ephistropei)  “open mouth position”

o Menilai adanya kelainan kesegarisan (alignment), fraktur atau


o pergeseran (listesis)
 Foto vertebra torakal AP Menilai kesegarisan corpus vertebra, jarak antar diskus, pedikel,
prosessus spinosus dan foramen intervertebralis
 Foto vertebra lumbosacral AP Menilai adanya listesis lumbal, lumbalisasi atau sakralisasi serta
keadaan tulang iliaca.
Pemeriksaan Penunjang

 CT scan: Memperjelas kelainan yang terjadi

SCIWORA (Spinal Cord Injury Without Radiographic Abnormality)

Cedera spinal dengan gejala neurologis, tapi tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan
skrining radiologis maupun CT scan.

 MRI spinal: Melihat abnormalitas dari jaringan lunak : ligament, diskus, dan medulla spinalis.

Anda mungkin juga menyukai