HORDEOLUM
Oleh :
Sisvanesa, S.Ked
G1A218117
Preseptor:
dr. Ima Maria
LAPORAN KASUS
HORDEOLUM
Oleh :
Sisvanesa, S.Ked
G1A218117
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kasus yang berjudul “Hordeolum” sebagai kelengkapan persyaratan dalam
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Rotasi
2 di Puskesmas Paal X.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr.Ima Maria yang telah
bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis selama
menjalani Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas Paal X.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat
diharapkan guna kesempurnaan laporan kasus ini, sehingga nantinya dapat
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iv
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................19
iv
1
BAB I
STATUS PASIEN
Pemeriksaan Organ
1. Kepala : Normocepal
2. Mata :
3
STATUS OPHTHALMOLOGIS
OD OS
Visus 6/6 6/6
Kedudukan bola mata Ortoforia
Pergerakan bola mata
Palpebra supp Masa (+) , Edem (+), hiperemis Masa (-), Edem (-), hiperemis (-),
(+), nyeri tekan (+) nyeri tekan (-)
Palpebra inf Edem (-), hiperemis (-), nyeri Masa (-), Edem (-), hiperemis (-),
tekan (-) nyeri tekan (-)
Cilia Trichiasis (-) Trichiasis (-)
Conj. Tars Supp Papil (-), folikel (-) hiperemis (-) Papil (-), folikel (-) hiperemis (-)
Conj. Tars Inf Papil (-), folikel (-) hiperemis (-) Papil (-), folikel (-) hiperemis (-)
Conj. Bulbi Inj. Konjungtiva (-), Inj. Silier Inj. Konjungtiva (-), Inj. Silier (-),
(-), Sekret (-) Sekret (-)
Kornea Jernih, edem (-), ulkus (-) jernih, edem (-), ulkus (-) desmetokel
desmetokel (-), infiltrat (-) (-), infiltrat (-)
COA Fibrin (-), hipopion (-), flare (-) Fibrin (-), hipopion (-), flare (-)
Iris Sinekia ant & post (-) Sinekia ant & post (-)
Pupil Isokor, D = 3 mm Isokor, D = 3 mm
Reflek cahaya langsung (+) Reflek cahaya langsung (+)
Reflek cahaya tdk langsung (+) Reflek cahaya tdk langsung (+)
Lensa Jernih Jernih
Pulmo
Pemeriksaan Kanan Kiri
Inspeksi Simetris, retraksi iga (-) Simetris, retraksi iga (-)
Palpasi Stem fremitus normal Stem fremitus normal
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi Vesikuler (+) Wheezing (-), Vesikuler (+) Wheezing
Rhonki (-) (-), Rhonki (-)
Jantung
Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS IV linea midclavicula kiri, thrill
(-)
Perkusi Batas Jantung
Atas : ICS II
Kanan : Linea parasternalis kanan
Kiri : ICS IV linea midklavikula kiri
Auskultasi BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi Datar, massa (-), jaringan parut (-), petekie (-)
Palpasi Nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-), nyeri
ketok costovertebra (-/-)
Perkusi Timpani
Auskultasi Bising usus (+) normal
Ekstremitas
Superior : Akral hangat, CRT<2s, sianosis (-), edem (-),
Inferior : Akral hangat, CRT<2s, sianosis (-), edem (-)
1.10Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
5
1.11Diagnosis Kerja
Hordeolum Eksterna Okuli Dextra (H00.019)
1.12Diagnosis Banding :
- Kalazion (H00.19)
1.13Manajemen
1. Promotif :
- Memberikan informasi mengenai penyakit diderita oleh pasien dan
tatalaksananya
- Meningkatkan pengetahuan orang tua tentang pola hidup bersih dan
sehat yang mencakup tentang pentingnya menjaga kebesihan dan
menjaga kesehatan mata anak
- Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya mencuci tangan pakai
sabun dengan air mengalir untuk kesehatan.
2. Preventif :
- Jangan menekan atau menusuk benjolan (hordeolum), hal ini dapat
menimbulkan infeksi yang lebih serius.
- Jangan mengusap-usap mata dalam keadaan tangan kotor atau belum
mencuci tangan.
- Hindari bermain panas dan keluar rumah agar mata tidak terkena debu
3. Kuratif :
Non Farmakologi
- Istirahat yang cukup
- Makan-makanan bergizi.
- Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 10 menit tiap kalinya untuk
membantu drainase. Lakukan dengan mata tertutup.
- Minum obat teratur
Farmakologi
-kloramfenikol 1% krim 3 kali sehari
- Ibuprofen tab 120 mg 3x1
6
Pengobatan Tradisional
1. Kencur
Pada penelitian sari kencur maupun beras kencur terhadap efek analgesik
dilakukan pada manusia diapatkan hasil penelitian memperlihatkan bahwa
200 ml sari kencur 10% yang diberikan secara oral mempunyai khasiat
analgesik yang tidak berbeda dengan metampiron 500 mg. Sedangkan
penelitian dengan beras kencur menunjukkan bahwa beras kencur
mempunyai efek analgesik yang tidak berbeda dengan novalgin. Cara
mengkonsumsinya adalah dengan menyiapkan sebanyak 3 x 1 tea bag (5 g
serbuk kencur)/hari yang masing-masing diseduh dalam 1 cangkir air
diminum sebelum makan.
2. Bawang putih
Bahan yang digunakan yaitu cukup menyediakan sebutir bawang putih
yang sudah dicuci bersih dan dikupas. Kemudian, potong bagian
ujungnya agar dapat memoles bagian mata yang timbilan dengan
mudah. Poles timbil dengan irisan bawang secara perlahan-lahan dan
searah. Pada bagian ini perlu kehati-hatian, karena salah-salah bisa
mengenai mata. Lakukan berulang-ulang pada pagi dan sore hari,
sampai timbil mengempis.
4. Rehabilitatif
- Minum obat sesuai anjuran.
- Bersihkan kelopak mata dengan air bersih ataupun dengan sabun atau
shampoo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi.
- Tutuplah mata pada saat membersihkan hordeolum
- Hindari mengucek-ucek atau menekan hordeolum
- Jika sakit semakin bertambah berat, maka segera ke RS
7
8
R/ibu profen tab 120 mg no. X R/ asam mefenamat tab 250 mg no. x
s.2 dd tab 1 s.3dd tab1
Pro : Pro :
Alamat: Alamat:
Resep tidak boleh ditukar tanpa Resep tidak boleh ditukar tanpa
sepengetahuan dokter sepengetahuan dokter
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
orbita dan berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan
bagian yang lebih dalam yang mengandung serat-serat otot polos dari muskulus
Muller (tarsalis superior). Di palpebra inferior, retraktor utama adalah muskulus
rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa untuk membungkus meuskulus
obliqus inferior dan berinsersio ke dalam batas bawah tarsus inferior dan
orbikularis okuli.Otot polos dari retraktor palpebrae disarafi oleh nervus
simpatis.Levator dan muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris.4
Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra.Persarafan
sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V (Trigeminus),
sedang kelopak mata bawah oleh cabang kedua nervus V (Trogeminus).4
2.2 Hordeolum
2.2.1 Definisi
Hordeolum merupakan infeksi akut yang umumnya disebabkan oleh
bakteri Staphylococcus pada kelenjar palpebra. Hordeolum terbagi atas hordeolum
eksterna yang merupakan infeksi pada kelenjar yang lebih kecil dan superfisial
(Zeis atau Moll) dan hordeolum interna dimana infeksi terjadi pada kelenjar
Meibom. Hordeolum sering dihubungkan dengan diabetes, gangguan pencernaan
dan jerawat.1,3
2.2.2 Epidemiologi
Data epidemiologi internasional menyebutkan bahwa hordeolum merupakan
jenis penyakit infeksi kelopak mata yang paling sering ditemukan pada praktek
kedokteran. Insidensi tidak tergantung pada ras dan jenis kelamin.4,7
2.2.3 Etiologi
1. Faktor Predisposisi
Lebih sering pada anak kecil dan dewasa muda, meskipun tidak ada batasan
umur dan pada pasien dengan tarikan pada mata akibat ketidakseimbangan otot
atau kelainan refraksi.Kebiasaan mengucek mata atau menyentuh kelopak
mata dan hidung, serta adanya blefaritis kronik dan diabetes mellitus adalah
faktor-faktor yang umumnya berkaitan dengan hordeolum rekuren.
Hiperlipidemia termasuk kolesterolemia, hygiene lingkungan dan riwayat
12
2.2.5 Klasifikasi
Dikenal 2 bentuk hordeolum, yaitu hordeolum internum dan eksternum.
Penjelasannya adalah sebagai berikut :1
a. Hordeolum eksterna
Hordeolum eksterna merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll dengan
penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak. Pada hordeolum eksternum,
nanah dapat keluar dari pangkal rambut. Tonjolannya ke arah kulit, ikut dengan
pergerakkan kulit dan mengalami supurasi, memecah sendiri ke arah kulit.
2.2.6 Patogenesis
Patogenesis terjadinya hordeolum eksterna diawali dengan pembentukan
nanah dalam lumen kelenjar oleh infeksi Staphylococcus aureus.Biasanya
mengenai kelenjar Zeis dan Moll.Selanjutnya terjadi pengecilan lumen dan statis
hasil sekresi kelenjar. Statis ini akan mencetuskan infeksi sekunder oleh
Staphylococcus aureus. Terjadi pembentukan nanah dalam lumen kelenjar. Secara
histologis akan tampak gambaran abses, dengan ditemukannya PMN dan debris
nekrotik. Hordeolum interna terjadi akibat adanya infeksi sekunder kelenjar
Meibom di lempeng tarsal.1,9
2.2.9 Penatalaksanaan
Biasanya hordeolum dapat sembuh sendiri dalam waktu 5-7 hari.4,10
a. Non farmakologi4,10
15
1) Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk
membantu drainase. Lakukan dengan mata tertutup.
2) Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau
sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat
mempercepat proses penyembuhan. Lakukan dengan mata tertutup.
3) Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan
infeksi yang lebih serius.
4) Hindari pemakaian make-up pada mata, karena kemungkinan hal itu
menjadi penyebab infeksi.
5) Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke
kornea.
b. Farmakologi
Antibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat selama 24 jam tidak
ada perbaikandan bila proses peradangan menyebar ke sekitar daerah
hordeolum.4,10
1) Antibiotik topikal
Bacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam selama 7-10
hari. 4Dapat juga diberikan eritromisin salep mata untuk kasus hordeolum
eksterna dan hordeolum interna yang ringan.4
2) Antibiotik sistemik
Diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda
pembesaran kelenjar limfe di preauricular.4Pada kasus hordeolum internum
dengan kasus yang sedang sampai berat.Dapat diberikan cephalexin atau
dicloxacilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7 hari. Bila alergi
penisilin atau cephalosporin dapat diberikan clindamycin 300 mg oral 4
kali sehari selama 7 hari atau klaritromycin 500 mg 2 kali sehari selama 7
hari.4
c. Pembedahan
Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur
pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum.5
16
2.2.10 Komplikasi
Komplikasi hordeolum adalah mata kering, simblefaron, abses, atau selulitis
palpebra yang merupakan radang jaringan ikat jarang palpebra di depan septum
orbita dan abses palpebra.6
2.2.11 Pencegahan
Pencegahan hordeolum dapat dilakukan dengan cara berikut :6
a. Menjaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum
menyentuh wajah agar hordeolum tidak mudah berulang.
b. Mengusap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap hangat untuk
membersihkan ekskresi kelenjar lemak.
c. Menjagakebersihan peralatan make-up mata agar tidak terkontaminasi oleh
kuman.
d. Menggunakan kacamata pelindung jika bepergian di daerah berdebu.
2.2.12 Prognosis
BAB III
ANALISIS KASUS
Pasien tinggal bersama dengan kedua orang tuanya. Tidak ada masalah
psikologis dalam keluarga. Di dalam hubungan diagnosis dan aspek psikologis
di keluarga tidak ada hubungannya dengan penyakit pasien, karena didalam
keluarga pasien hubungan pasien dengan keluarga baik. Sehingga tidak ada
hubungan diagnosis dengan aspek psikologis dalam keluarga.
3.2 Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau etiologi penyakit pada
pasien ini:
Beberapa etiologi dan faktor predisposisi timbulnya hordeolum adalah adanya
infeksi oleh bakteri pada kelenjar dimata. Hal ini dapat disebabkan karna
faktor kebersihan tangan yang kurang terjaga. Sehingga bisa menjadi transmisi
masuknya kuman ke bagian mata melalui tangan yang kotor tersebut.
dan sehat. Pasien harus menjaga kebersihan diri tertama dengan cara mencuci
tangan dan menghindari mengucek mata.
19