Data dasar : Pasien Tn G 70 tahun, masuk ke IGD dengan keluhan nyeri perut. Dari hasil pemeriksaan USG abdomen menunjukkan adanya massa kolon dan kemungkinan perforasi. pasien harus segera dilakukan operasi. pasien (Tn.G) takut akan kematian yang bisa menimpanya pada saat pembedahan dan berharap tidak ada hal buruk yang terjadi. pasien ingin tetap hidup. kasus pasien ini tidak boleh dilakukan resusitasi (DNR) jika ada hal buruk pada pasien. dokter berpesan kepada perawat saat sebelum dilakukan pembedahan bahwa pasien ini tidak boleh dilakukan resusitasi (DNR), dengan alasan tidak ada lagi yang bisa dilakukan bagi pasien (Tn.G). Tiba-tiba Tn G Arrest (henti jantung). Mengidentifikasi munculnya konflik : Dokter berpesan kepada perawat saat sebelum dilakukan pembedahan bahwa pasien ini tidak boleh dilakukan resusitasi (DNR), dengan alasan tidak ada lagi yang bisa dilakukan pada pasien. Tiba-tiba pasien henti jantung. Menentukan tindakan alternative yang direncanakan : Kita lakukan terapi relaksasi sebelum pasien dilakukan pembedahan agar pasien tidak takut lagi. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat : Adalah kita sebagai seorang perawat luar biasa Menjelaskan kewajiban perawat : Kita menjelaskan kewajiban kita sebagai perawat kepada pasien dan keluarga. Dimana kewajiban perawat pada pasien untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian pasien dalam merawatnya. Mengambil keputusan yang tepat : Pasien tiba-tiba mengalami henti jantung sedangkan dokter berpesan kepada perawat tidak boleh dilakukan resusitasi (DNR), tapi kita harus melakukan rususitasi (DNR). Jadi prinsip etik yang kita lakukan adalah otonomi dimana otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berfikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri disertai dengan informed content.