MORFOLOGI DAN
FUNGSI
SEL DARAH MERAH
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 mikron meter dan ketebalan 2
mikronmeter, lebih kecil dari pada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Eritrosit
normal memiliki volume sekitar 9 femtoliter. Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh
hemoglobin, total dari 270 juta molekul hemoglobin. Hemoglobin (Hb) adalah protein kompleks
yang terdiri atas protein, globin, dan pigmen hem yang mengandung zat besi. Hemoglobin
berfungsi sebagai pembawa oksigen yang kaya akan zat besi dalam sel darah merah, dan oksigen
dibawa dari paru-paru ke dalam jaringan.
Tugas utama dari hemoglobin adalah sebagai pengangkut oksigen (O2) dari paru-paru ke seluruh
jaringan badan. Selain berperan penting dalam pengangkutan O2, hemoglobin juga ikut serta
dalam pengangkutan CO2 dan menentukan kapasitas penyangga dari darah. Darah orang normal
mengandung hemoglobin hampir 15 gram dalam tiap-tiap 100 ml darah dan tiap g hemoglobin
dapat berikatan dengan oksigen, maksimal kirakira 1,34 ml.
Hemoglobin mengandung empat rantai polipeptida dan empat gugus prostetik heme, yang
mempunyai atom besi dalam bentuk ferro (Fe 3+). Bagian protein yang disebut globulin terdiri
dari dua rantai (masing-masing 141 residu asam amino) dan dua rantai (masing-masing 141
residu asam amino)
Orang dewasa memiliki 2-3 x 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per
mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta. Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang
memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih
banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan partikel
darah yang lain, seperti misalnya sel darah putih yang hanya memiliki sekitar 4000-11000 sel
darah putih dan platelet yang hanya memiliki 150000-400000 di setiap mikroliter dalam darah
manusia.
Mineral besi (Fe), vitamin B12, dan asam folat merupakan tiga nutrisi yang penting dalam proses
pembentukan darah dalam tubuh. Kekurangan ketiga unsur inilah yang dapat menyebabkan
seseorang menjadi anemia.
b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan
perantaraan leukosit dan antibodi/ zat–zat anti racun.
Morfologi sel darah merah yang normal adalah bikonkaf. Cekungan (konkaf) pada eritrosit
digunakan untuk memberikan ruang pada hemoglobin yang akan mengikat oksigen. Tetapi,
polimorfisme yang mengakibatkan abnormalitas pada eritrosit dapat menyebabkan munculnya
banyak penyakit. Umumnya, polimorfisme disebabkan oleh mutasi gen pengkode hemoglobin,
gen pengkode protein transmembran, ataupun gen pengkode protein sitoskeleton. Polimorfisme
yang mungkin terjadi antara lain adalah anemia sel sabit, Duffy negatif, Glucose-6-phosphatase
deficiency (defisiensi G6PD), talasemia, kelainan glikoporin, dan South-East Asian Ovalocytosis
(SAO).