Anda di halaman 1dari 5

Nama : anggi lestari

Kelas : D 3.2
NIM : 180204084
KMBIII
Tugas kasus
1. Jelaskan patofisiologi meningitis ?
 Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan di ikuti
dengan septicemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis
bagian atas. Organisme masuk kedalam aliran darah dan menyebabkan
reaksi radang didalam meningen dan dibawah korteks, yang dapat
menyebabkan trombus dan penurunan aliran serebral. Jaringan serebral
mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen vaskulitis dan
hipoperfusi. Eksudat purulent dapat menyebar sampai dasar otak dan
medulla spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membrane ventrikel
serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis
intracranial yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah
pertahanan otak, edema serebral, dan peningkatan TIK.
2. Pemeriksaan diagnostik (Persiapan, penatalaksanaan dan paska
pemeriksaan diagnostik dan laboratorium) untuk menegakkan diagnosa
meningitis?
 Analisa CSS dari fungsi lumbal :
a. Meningitis bacterial : tekanan meningkat, cairan keruh,jumlah sel
darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positif
terhadap beberapa jenis bakteri
b. Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel
darah putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur
biasanya negative, kultur virus biasnya dengan prosedur khsusus
 Glukosa serum : meningkat (meningitis)
 LDH serum : meningkat (meningitis virus)
 Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrophil (infeksi
bakteri)
 Elektrolit darah : abnormal
 ESR/LED : meningkat pada meningitis
 Kultur darah/hidung/tenggorokan/urine : dapat mengindikasikan daerah
pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
 MRI/CT scan
 Rogten dada/kepala/sinus
3. Apa tujuan pemberian manitol?
 manitol adalah suatu agen hiperosmotik yang digunakan untuk
meningkatkan aliran darah otak dan menghantarkan oksigen. Selain itu,
manitol membuat darah menjadi lebih pekat saat disaring oleh ginjal,
sehingga mengganggu fungsi ginjal untuk menyerap air kembali. Hal ini
mengakibatkan tubuh membuang air dalam bentuk urine lebih banyak
dan membuat kandungan air di sel otak dan bola mata berkurang, sehingga
tekanan menurun.
4. Apa yang perlu dievaluasi setelah pemberian manitol
 Yang perlu di evaluasi yaitu pada orang dewasa dengan oligouria dapat
diberikan tes dosis fungsi ginjal lebih dulu untuk pengobatan awal dengan
manitol 0,2 g/kg intravena dalam 3 – 5 menit dihasilkan dalam urin
mengalir setidaknya 30 – 50 ml/jam dan tes dosis kedua dapat dilakukan
jika aliran urin tidak meningkat. Apabila tidak ada respon setelah dua kali
tes, pasien harus dievaluasi ulang.
5. Prioritas masalah keperawatan yang utama?
 Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral dan perfusi jaringan b/d edema
cerebral, hipovolemia
6. Masalah keperawatan apa yang dapat muncul?
 Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral dan perfusi jaringan b/d edema
cerebral, hipovolemia
 resiko injury b/d immobilisasi penekanan sensorik patologi intracranial
dan ketidaksadaran
 Resiko tinggi terhadap trauma b/d kejang umum/vocal, kelemahan umum
vertigo
 Nyeri akut b/d proses infeksi, toksin dalam sirkulasi
 Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromoskuler
7. Apa tindakan keperawatan pada masing-masing diagnosa keperawatan ?
 Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral dan perfusi jaringan b/d edema
cerebral, hypovolemia
NIC :
a. Tirah baring dengan posisi kepala datar
b. Pantau status neurologis
c. Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan
d. Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat
e. Pantau BGA
 Resiko tinggi terhadap trauma b/d kejang umum/vocal, kelemahan umum
vertigo
NIC :
a. Pantau adanya kejang
b. Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang jalan
nafas buatan
c. Tirah baring selama fase akut
 resiko injury b/d immobilisasi penekanan sensorik patologi intracranial
dan ketidaksadaran
NIC :
a. sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
b. identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik
dan fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien
c. menghindarkan lingkungan yang berbahaya
d. memasang side rail tempat tidur
e. menyediakan tempat tidur nyaman dan bersih
 nyeri akut b/d proses infeksi toksin dalam sirkulasi
NIC :
a. letakkan kantung es pada kepala
b. berikan posisi yang nyaman kepala agak tinggi sedikit
c. berikan anal getik, asetaminofen, codein
 kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskuler
NIC :
a. kaji derajat immobilisasi pasien
b. bantu latihan rentang gerak
c. berikan perawatan kulit, masase dengan pelembap
d. berikan program latihan dan penggunaan alat mobiluisasi
8. Apa yang perlu dievaluasi setelah dilakukan tindakan ?
 Mencapai masa penyembuhan yang tepat waktu, tanpa bukti penyebaran
infeksi endogen atau keterlibatan orang lain
 Mempertahankan tingkat kesadaran yang biasanya dan fungsi motori dan
sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital baik
 Tidak mengalami kejang atau penyerta atau cidera lainnya
 Melaporkan nyeri hilang/ terkontrol menunjukkan postur rileks dan
mampu tidur dan istirahat dengan tepat
 Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan
kekuatan
9. Lampirkan sumber (daftar Pustaka)

Doenges, Marilyn E, dkk.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa, I Made
Kariasa, N Made Sumarwati. Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester,
Yasmin asih. Ed 3. Jakarta : EGC

Harsono,(1996),Buku Ajar Neurologi Klinis.Ed.I.Yogyakarta : Gajah Mada


University Press.

Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2001).Buku Ajar Keperawatan Medikal


Bedah Brunner & Suddrath.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa
Indonesia, Monica Ester.Ed.8.Jakarta: EGC

Tucker, Susan Martin et al. Patient Care Standards : Nursing Process, diagnosis,
And Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC

Price, Sylvia Anderson, Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease


Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC;1994
Long, Barbara C. Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan. Bandung : yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan ;1996

Anda mungkin juga menyukai