Anda di halaman 1dari 14

KEBIJAKAN MDGs DAN SDGs UNTUK KESEHATAN

Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kebijakan Kesehatan

Disusun Oleh:

ELANG RISMAYANTI

P2.06.20.1.18.013

III A KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN TASIKMALAYA

2020/2021
A. KEBIJAKAN MDGS DI BIDANG KESESHATAN

1.1. MDGS

Millenium Development Goals (MDGs) yang kalau di Bahasa Indonesiakan menjadi


Tujuan Pembangunan Milenium (TPM), adalah suatu rancangan pembangunan
millenium yang disepakati oleh Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bulan September 2000. Konferensi ini dihadiri oleh
189 negara anggota termasuk Indonesia. MDGs mempunyai 8 tujuan yang memiliki satu
atau beberapa target yang harus tercapai pada tahun 2015 dengan dasar situasi dunia
pada tahun 1990. Kedelapan tujuan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Menghapuskan tingkat kemiskinan dan kelaparan

Target untuk 2015:

Mengurangi setengah dari penduduk dunia yang berpenghasilan kurang dari 1 US$
sehari dan mengalami kelaparan.

2) Mencapai Pendidikan Dasar secara Universal

Target 2015:

Memastikan bahwa setiap anak laki dan perempuan mendapatkan dan menyelesaikan
tahap pendidikan dasar.

3) Mendorong kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan

Target 2005 dan 2015:

Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan dasar dan


menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015

4) Mengurangi tingkat kematian anak

Target 2015:

Mengurangi tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun hingga dua-pertiga


5) Meningkatkan Kesehatan Ibu

Target 2015:

Mengurangi rasio kematian ibu hingga 75% dalam proses melahirkan

6) Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya

Target 2015:

Menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS dan gejala malaria


penyakit berat lainnya.

7) Menjamin keberkelanjutan lingkungan

Target:

a. Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam


kebijakan setiap negara dan program serta merehabilitasi sumber daya lingkungan
yang hilang

b. Pada tahun 2015 mendatang diharapkan jumlah orang yang tidak memiliki akses
air minum yang layak dikonsumsi berkurang setengahnya

c. Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai perbaikan kehidupan


yang signifikan bagi sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh

8) Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

Target:

a. Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang
melibatkan komitmen terhadap pengaturan manajemen yang jujur dan bersih,
pembangunan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan
internasional.

b. Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara tertinggal, dan kebutuhan


khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauankepulauan kecil.
c. Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang
negaranegara berkembang.

d. Mengembangkan usaha produktif yang baik dijalankan untuk kaum muda

e. Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan


keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan
komunikasi.

.2 Kebijakan MDGS di bidang Kesehatan

Tujuan Target Indikator


Tujuan 4: Menurunkan angka  Angka Kematian
Menurunkan angka kematian Balita Balita
kematian anak sebesar 2/3 antara  Angka Kematian Bayi
tahun 1990 dan 2015  Persentase anak
dibawah satu tahun
yang diimunisasi
campak
Tujuan 5: Menurunkan angka  Angka Kematian Ibu
Meningkatkan Kesehatan kematian ibu sebesar Proporsi
Ibu tiga perempatnya  pertolongan persainan
antara tahun 1990- oleh tenaga kesehatan
2015 terlatih
 Angka pemakaian
kontrasepsi
Tujuan 6: Mengendalika n  Prevalensi HIV di
Memerangi HIV/AIDS penyebaran kalangan ibu hamil
dan penyakit menular HIV/AIDS dan mulai yang berusia antara
lainnya menurunnya jumlah 15-24 tahun
kasus baru pada 2015  Penggunaan kondom
pada pemakai
kontrasepsi
 Persentase anak muda
usia 15- 24 tahun
yang mempunyai
pengetauan
komprehensif tentang
HIV/AIDS

Dibidang kesehatan ada beberapa hal yang penting untuk diketahui:

1. Menurunkan Angka Kematian Anak

a. Angka Kematian Balita (AKBA)

Angka kematian Balita dilaporkan menurun dari 97/ 1000 kelahiran hidup pada
tahun 1989 menjadi 46/1000 kelahiran hidup pada tahun 2000. Rata-rata
penurunan AKBA pada tahun 1990-an adalah 7 % pertahun. Penting untuk dicatat
bahwa pada tahun 2000 Indonesia telah mencapai target yag ditetapkan dalam
World Summit for Children (WSC) yaitu 65/ 1000 kelahiran hidup.

b. Angka Kematian Bayi (AKB)

Penurunan Angka Kematian Bayi dilaporkan sudah sangat menggembirakan.


Pada tahun 1989 AKB adalah 68/1000 kelahiran hidup sedangkan tahun 1999
sudah mencapai 35/1000 kelahiran hidup. Namun walaupun demikian, AKB di
Indonesia masih tergolong tinggi bila dibandingkan dengan negara ASEAN antara
lain 4,6 kali lebih tinggi dari Malaysia, 1,3 kali dari Filipina dan 1, 8 kali dari
Thailand.

c. Persentase anak di bawah satu tahun yang diimunisasi campak

Persentase anak usia 12-23 bulan yang menerima sedikitnya satu kali imunisasi
meningkat sebanyak 14 % dalam kurun waktu 1991 (57,5%) dan 2002 (71,6%).
Sementara itu target Nasional untuk imunisasi campak untuk tahun 2010
ditetapkan 90%.4

2. Meningkatkan Kesehatan Ibu


a. Angka Kematian Ibu

Angka Kematian Ibu menurun dari 400/ 100.000 kelahiran hidup pada tahun
1990 menjadi 307 /100.000 kelahiran hidup pada tahun 2000. Angka ini masih
sangat jauh dibandingkan dengan negara maju dan beberapa negara ASEAN.
Target Nasional pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu menjadi 124/100.000
kelahiran.

Penyebab kematian ibu adalah perdarahan, ekslampia / gangguan akibat tekanan


darah tinggi saat kehamilan, partus lama dan infeksi. Perdarahan yang biasanya
tidak bisa diperkirakan dan terjadi secara mendadak bertanggung jawab terhadap
28 % kematian ibu. Ekslamsia merupakan penyebab kedua kematian ibu yaitu 13
%.Aborsi yang tidak aman bertanggung jawab terhadap 11 % kematian ibu di
Indonesia. Sepsis, penyebab lain kematian ibu sering terjadi karena kebersihan
dan hubungan seks yang tidak diobati berkontribusi pada 10% kematian ibu.
Partus lama yang berkontribusi bagi 9 % kematian ibu, sering disebabkan oleh
disproposi cephalopelvic, kelainan letak dan gangguan kontraksi uterus.

b. Proporsi Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih

Komplikasi persalinan menurun apabila persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan


terlatih di lingkungan yang higienis dengan sarana yang memadai. Menurut data
Susenas terjadi peningkatan proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga
kesehatan dari 41% pada tahun 1990 menjadi 68% pada tahun 2003. Sedangkan
target Nasional pada tahun 2010 adalah 90%.

c. Angka Pemakaian Kontrasepsi Angka pemakaian kontrasepsi pada pasangan usia


subur dilaporkan meningkat sekitar 4% dari 50% pada tahun 1990 menjadi 54 %
pada tahun 2002. Sementara itu pasangan usia subur yang tidak menginginkan
hamil tetapi tidak memakai kontrasepsi sekitar 9%.2 hiygiene yang buruk pada
saat persalinan atau karena penyakit akibat

3. Memerangi HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya

1) HIV/AIDS
Penurunan HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya mendapat perhatian
besar dalam MDGs bidang kesehatan. Di Indonesia sendiri sampai akhir September
2003 tercatat 1.239 kasus AIDS dan 2.685 kasus HIV positif. Ini tentu saja bukan
angka sebenarnya karena laporan jumlah penderita HIV/ AIDS ini ibarat puncak
gunung es, artinya yang menderita jauh lebih banyak dari yang tercatat. Para ahli
memperkirakan hingga saat ini terdapat 90.000- 130.000 orang di Indonesia yang
hidup dengan HIV.

Pola penyebaran yang umum terjadi adalah lewat hubungan seksual, selanjutnya
lewat napza suntik. Di Jakarta terjadi kenaikan infeksi HIV pada pengguna napza
suntik dari 15% pada tahun 1999 menjadi 47,9 % pada 2002.

a. Prevalensi HIV dikalangan ibu hamil yang berusia 15-24 tahun

Penelitian di Provinsi Riau pada tahun 1998- 1999 menunjukkan bahwa 0,35% ibu
hamil telah terinfeksi HIV. Konseling dan testing sukarela di Jakarta Utara
menunjukkan prevalensi HIV dikalangan ibu hamil adalah 1,5 % pada tahun 2000
dan meningkat 2,7 % pada 2001.

b. Penggunaan kondom pada pemakai kontrasepsi

Data Susenas menunjukkan bahwa pengguna kondom sebagai alat KB pada wanita
menikah usia subur sangat rendah yaitu 0,4% pada tahun 2002. 4 c. Persentase anak
muda usia 15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan komprehensif tentang HIV/
AIDS.

Sebuah penelitian pada tahun 2002 menunjukkan bahwa ada 38,4 % dari pelajar
sekolah menengah atas usia 15-19 tahun di Jakarta yang menunjukkan secara benar
cara penularan HIV dan menolak konsep yang salah tentang penularan HIV.

2) Malaria

Hampir separuh dari penduduk Indonesia tinggal di daerah endemik malaria. Rata-
rata prevalensi malaria diperkirakan 850/100.000 penduduk, dengan angka tertinggi
di Gorontalo, menyusul NTT dan Papua. Angka Kematian spesifik karena malaria
diperkirakan 10/100.000 penduduk. Dari Anak balita dengan gejala klinis malaria
hanya 4,4 % yang menerima pengobatan. Kelambu dan penyemprotan rumah dapat
meminimalisir penularan malaria. Anak Balita yang tidurnya menggunakan kelambu
diperkirakan 32 % sedangkan penggunaan kelambu yang telah direndam dengan
insekisida hanya 0,2

3) Tuberkulosis (TB)

Indonesia menempati urutan ke tiga kasus TB terbanyak didunia. Dilaporkan ada


582.000 kasus baru per tahun hampir separuhnya adalah BTA positif. Artinya dalam
100.000 penduduk terdapat 271 yang menderita TB dengan 122 diantaranya adalah
BTA positif. Angka Kematian Spesifik karena TB adalah 68/100.000 penduduk.

Penyakit TB merupakan penyakit kronik, melemahkan tubuh dan sangat menular.


Penyembuhan memerlukan diagnosis akurat melalui pemeriksaan mikroskopis,
pengobatan jangka panjang dengan ketaatan meminum obat anti TB.

Analisis kohor tahun 2001 menunjukkan bahwa 85, 7 % penderita menyelesaikan


pengobatan (pengobatan lengkap dan sembuh). Dibeberapa propinsi seperti Riau Bali
dan Gorontalo angka kesembuhan lebih dari 95% sedangkan di Papua hanya 15,7%
Kelangsungan berobat pada penderita TB tidak hanya ditentukan oleh kepatuhan
berobat, tetapi juga ketersediaan obat yang tidak terputus di fasilitas kesehatan.
Survei tahun 2000 terhadap stok obat anti TB di fasilitas kesehatan menunjukkan
angka kehabisan stok bervariasi dari 2-8%.

B. KEBIJAKAN SDGs DI BIDANG KESEHATAN

1. Tujuan SDGs
Sidang Umum PBB tanggal 25 September 2015 di New York, secara resmi
mengesahkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/TPB (SDGs) sebagai kesepakatan
pembangunan global. Tujuan SDGs diantaranya:

1) Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapunn [17 Target]

2) Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta


mendorong pertanian yang berkelanjutan [8 target]

3) Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang
di segala usia [13 target]

4) Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong kesempatan


belajar seumur hidup bagi semua orang [10 target]

5) Menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh wanita dan


perempuan [9 target] Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi
yang berkelanjutan bagi semua orang [8 target]

6) Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi
semua orang [8 target]

7) Menjamin akses energi yang terjangkau, terjamin, berkelanjutan dan modern bagi
semua orang [5 target]

8) Mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus, inklusif, dan


berkelanjutan, serta kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang
layak bagi semua orang [11 target]

9) Membangun infrastruktur yang berketahanan, mendorong industrialisasi yang


inklusif dan berkelanjutan serta membina inovasi [8 target]

10) Mengurangi kesenjangan di dalam dan antar negara [10 target]

11) Menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, berketahanan dan
berkelanjutan [10 target]
12) Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan [11 target]

13) Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya [5
target]

14) Melestarikan dan menggunakan samudera, lautan serta sumber daya laut secara
berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan [10 target]

15) Melindungi, memperbarui, serta mendorong penggunaan ekosistem daratan yang


berkelanjutan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi penggurunan,
menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan kerugian
keanekaragaman hayati [12 target]

16) Mendorong masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan


berkelanjutan, menyediakan akses keadilan bagi semua orang, serta membangun
institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh tingkatan [12 target]

17) Memperkuat perangkat-perangkat implementasi (means of implementation) dan


merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan [19 target]

2. KEBIJAKAN PENCAPAIAN SDGs DI INDONESIA

Berdasarkan Pokok Arahan Presiden dalam Sidang Kabinet tanggal 23 Desember


2016:

1) Mengoptimalkan peran koordinasi KemenPPN/ Bappenas dalam pembangunan,


karena hampir seluruh Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) telah
terakomodasi dalam RPJMN;

2) Melibatkan semua pihak (pemerintah, parlemen, media, filantropi & bisnis, pakar
& akademisi) untuk bersinergi sesuai peran, fungsi dan kemampuan;

3) Kelembagaan yang ada dapat langsung bekerja, baik secara strategis maupun
operasional.

3. Tujuan SDGs dibidang Kesehatan


SDGs dibidang kesehatan terdapat di tujuan 3 SDGs yaitu menjamin kehidupan
yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia. Untuk
mencapai kehidupan sehat dan sejahtera pada tahun 2030, ditetapkan 13 target yang
diukur melalui 50 indikator. Target-target tersebut terdiri dari penurunan kematian
ibu dan bayi, mengurangi kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak
menular, pencegahan penyalahgunaan zat, menjamin akses layanan kesehatan seksual
dan reproduksi, meningkatkan cakupan kesehatan universal, penguatan pelaksanaan
pengendalian tembakau (tobacco control), pengembangan dan penelitian vaksin dan
obat, serta peningkatan pembiayaan kesehatan.

Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai target-target tersebut dijabarkan


pada kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh pemerintah maupun
organisasi nonpemerintah.

4. Kebijakan SDGs dibidang Kesehatan

Untuk mewujudkan Tujuan 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera didasarkan pada strategi
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan arah kebijakan:

1) Peningkatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS),

2) Peningkatan penganekaragaman dan keamanan pangan (termasuk olahan),

3) Peningkatan pelayanan Medis, rehab medis, rehab sosial dan dukungan dari
masyarakat bagi penderita gangguan jiwa,

4) Peningkatan aksebilitas dan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

5. Program SDGs di BIdang Kesehatan

Program Tujuan 3. Memperhatikan tujuan dan target serta arah kebijakan TPB
tujuan 3, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan, mencakup:

1) pelayanan kesehatan yang bermutu dan peningkatan gizi yang berkualitas bagi ibu
dan anak;
2) penguatan sarana, prasarana dan sistem rujukan pelayanan kesehatan, baik
pelayanan dasar dan rujukan;

3) penyehatan lingkungan;

4) peningkatan ketersediaan farmasi dan alat kesehatan;

5) pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular;

6) rehabilitasi penyalahgunaan NAPZA;

7) pelayanan KB bagi perempuan usia reproduksi;

8) pelayanan kesehatan reproduksi bagi perempuan usia reproduksi, termasuk


remaja; dan

9) peningkatan ketersediaan SDM kesehatan.


DAFTAR PUSTAKA

1. Utomo, Budi, 2007. Tantangan Pencapaian Millenium Development Goal Bidang


Kesehatan di Indonesia. Jurnal Nasional Kesehatan Masyarakat, Juni 2007

2. Laporan Millenium Development Goals (MDG) Indonesia.htm.http://Bappenas go.id

3. http://bappeda.jogjaprov.go.id/dataku/sdgs/detail/3-kesehatan-yang-baik-dan-
kesejahteraan diakses pada tanggal 24 September 2020.

Anda mungkin juga menyukai