Anda di halaman 1dari 14

RESUME

Teori dan Konsep Sikap Perilaku, Bentuk Prilaku, Prilaku


Kesehatan dan Ranah Kesehatan

DISUSUN OLEH :

ELANG RISMAYANTI

NIM : P2.06.20.1.18.013

III A KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN TASIKMALAYA

DIII KEPERAWATAN

2020
Teori dan Konsep Sikap Perilaku

A. Sikap

Sikap merupakan respon yang masih disimpan atau belum dapat diamati dan menghasilkkan
reaksi terhadap suatu stimulus atau objek.

Sikap merupakan ketersedian alamiah dari dalam dirinya sendiri untuk bertindak.

B. Proses Sikap

Proses sikap yaitu adanya stimulus laku, stimulus diproses, selanjutnya timbulah sikap yang
masih tertutup kemudian munculah reaksi tingkah (terbuka).

C. Komponen Sikap

Sikap itu bergantung pada :

1. Adanya kepercayaan , ide, dan konsep

2.Alam Perasaan atau emosional

3. Kebiasaan

D. Teori Determinan Perilaku

1. Teori Lawrence Green (1980)

Dengan Rumus →B = F (PF, EF, RF)

B = Behaviour (Kebiasaan)

PF = Predisposising Faktors (Faktor Predisposisi / Latar belakang di masa lalu yang


menimbulkan sikap)

EF = Enabling Factors

RF = Reiforcing Factors

2. Teori Snehandu B. Kar


Rumusan Teori : B – F (BI, SS, AI, PA AS)

B = BEHAVIOUR

F = FUNGSI

BI = BEHAVIOUR INTENTION

SS = Social Support

AI = Accessebility of information

PA = Personality Autonomi

AS = Action Situation

TEORI WHO

B = F (TF, PR, R, C)

B = Behaviour

F = Fungsi

Tf = Thoughts And Feeling

PR = Personal References

R = Resousces

C = Culture

E. TEORI PERUBAHAN PERILAKU

Teori S-O-R (Hosland 1953)

S = Stimulus muncul dari→- Organisme, perhatian, pengertian, penemuan, yang


menghasilkan→ Reaksi (perubahan sikap) maupun reaksi (perubahan praktik).

F. BENTUK PERUBAHAN PERILAKU


- Natural Change (Perubahan Alamiah)

- Planned Change (Perubahan Terencana)

- Readiness To Change (Kesediaan Untuk Berubah)

G. D. STRATEGI PERUBAHAN

- Strategi Concieve (Dengan Memahami)

- Strategi Informations (Strategi Informasi)

- Strategi Participations (Strategi Partisipasi)

H. TINGKATAN SIKAP DAN PRACTICE

1. Tingkatan Sikap

- Menerima (Receiving)

- Merespon (Responding)

- Menghargai (Valuing)

- Bertanggung Jawab

- (Responsible)

2. Tingkatan Practice

- Perception (Persepsi)

- Guided Respone (Respon Terpimpin)

- Mekanisme

- Adaptasi

I. ASUMSI DETERMINAN PERILAKU MANUSIA

Asumsi determinan dilatarbelakangi oleh


1. Pengetahuan

2. Pengalaman

3. Keyalkinan

4. Fasilitas

5. Sosial budaya

Menghasilkan:

1. Persepsi

2. sikap

3. keinginan

4. Kehendak

5.Motivasi

6. Niat

Dari enam poin diatas baru dapat menggambarkan prilaku seseorang.

J. Kebiasaan (Behaviour)

Alasan seseorang melakukan atau tidak melakukan sesuatu didasri oleh:

- Activity

- Action

- Performance

- Responding

- Responses

- Reaction
K. PENGANTAR PENDEKATAN PERILAKU

perilaku adalah respons yang terdiri dari :

- Respons Motorik, misal : berbicara, berjalan

- Respons Fisiologis, misal : aktivitas sistem syaraf otonomik, reaksi hormonal

- Respons Kognitif, misal : pernyataan yang muncul di pikiran, bayangan, imajinasi

- Respons Afektif, misal : rasa benci, kecewa, marah

L. PERILAKU YANG DIUBAH DAPAT BERUPA

1. Perilaku berlebihan : terlalu cemas, banyak merokok, banyak membolos, banyak


berbohong

2. Perilaku kurang : kurang tegas, kurang berkomunikasi, kurang dapat berbicara

3. Perilaku anomali (kurang tepat) karena tidak ada yang dapat diacu

4. Metode & alasan dapat diuraikan secara rinci

5. Berdasarkan hasil psikologi eksperimen

6. Perilaku normal maupun abnormal terbentuk melalui cara belajar operan, klasikal dan
keteladanan

7. Perilaku dapat diubah dengan cara yang sama

8. Perlu kerjasama yang baik dengan semua pihak

9. Ciri khas pendekatan perilaku

10. Bertumpu pada data ilmiah intervensi tertentu bertanggung jawab terhadap perubahan
perilaku tertentu

11. Memberikan batasan masalah berdasar perilaku yang dapat diukur dengan cara yang
sama
12. Menggunakan perubahan dalam pengukuran perilaku sebagai indikator efektivitas
perlakuan yang diberikan

13. Prosedur penanganan & teknik untuk mengubah lingkungan agar individu dapat
berfungsi dengan tepat di masyarakat

M. PENERAPAN PENDEKATAN PERILAKUAN

- Bidang pendidikan dari tk samapai universitas

- Gangguan perkembangan misal : retardasi mental, autisme & skizofrenia anak-anak

- Bidang klinis untuk klien dengan gangguan mental/kecemasan

- Pengelolaan diri untuk pengembangan pribadi

- Psikologi kesehatan

- Psikologis komunitas

- Industri, bisnis, pemerintahan

- Psikologi Olah raga


RESUME BENTUK – BENTUK PRILAKU

1. BENTUK – BENTUK PRILAKU

Notoatmodjo (2007) menjelaskan terdapat dua bentuk perilaku, yaitu:

1) Bentuk pasif Bentuk pasif adalah respons internal, yaitu yang terjadi di dalam diri
manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir,
tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Misalnya mengetahui bahaya merokok
tapi masih merokok, maka bentuk sikap seperti ini bersifat terselubung (convert
behavior).

2) Bentuk aktif Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu dapat diobservasi atau dilihat
secara langsung. Perilaku yang sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata, misalnya
membaca buku pelajaran, berhenti merokok, dan selalu memeriksakan kehamilan
bagi ibu hamil, maka bentuk sikap seperti ini disebut (overt behavior).

2. PRILAKU DI BIDANG KESEHATAN

A. PENGERTIAN

Menurut Lukaningsing (2011) pada kesehatan fisik seringkali dipengaruhi oleh


pikiran atau non-fisik. Oleh karena itu, untuk mendapatkan sehat secara fisik maka
non-fisik harus mendukung. Dengan demikian sehat adalah kesejahteraan individu
meliputi fisik, psikis, sosial dan spiritual.

Menurut Notoatmodjo (2014) perilaku sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan


dengan upaya mencegah atau menghindari penyakit dan mencegah atau menghindari
penyebab datangnya penyakit atau masalah kesehatan (preventif), serta perilaku
dalam mengupayakan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan (promotif).

B. KLASIFIKASI PRILAKU KESEHATAN

Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :


1.      Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)
Usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan
usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Perilaku pemeliharaan kesehatan terdiri
dari 3 aspek :
1) Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit,
serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit
2) Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sakit.
3) Perilaku gizi (makanan dan minnuman)

2.      Perilaku pencarian dan penggunaan sisitem atau fasilitas pelayanan


kesehatan

Upaya seseorang pada saat menderita dan atau kecelakaan.Dimulai dari


pengobatan sendiri sampai mencari pengobatan ke luar negeri.

3.      Perilaku kesehatan lingkungan

Becker, 1979 membuat klasifikasi tentang perilaku kesehatan, diantaranya :

a. Perilaku hidup sehat


Kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.
Perilaku ini mencakup :
1. Menu seimbang
2. Olahraga teratur
3. Tidak merokok
4. Tidak meminum-minuman keras dan narkoba
5. Istirahat yang cukup
6. Mengendalikan stress
7. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan.

b. Perilaku sakit

Respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit


pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dsb.

c. Perilaku peran sakit


Perilaku ini mencakup :
1.      Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
2.      Mengenal atau mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan penyembuhan
penyakit yang layak.
3.      Mengetahui hak, misalnya memperoleh perawatan.

3. DOMAIN PRILAKU

Menurut Benyamin Bloom (1908) seperti dikutip Notoatmodjo (2003) dalam


Maulana (2009:195), membagi perilaku manusia dalam tiga domain (ranah/kawasan),
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga domain tersebut mempunyai urutan,
pembentukan 8 perilaku baru khusunya pada orang dewasa diawali oleh domain kognitif.
Individu terlebih dahulu mengetahui stimulus untuk menimbulkan pengetahuan.
Selanjutnya timbul domain afektif dalam bentuk sikap terhadap objek yang diketahuinya.
Pada akhirnya, setelah objek diketahui dan disadari sepenuhnya, timbul respons berupa
tindakan atau keterampilan (domain psikomotor).

Pada kenyataannya tindakan setiap individu tidak harus didasari pengetahuan dan
sikap. Dalam perkembangannya, teori Bloom dimodifikasi untk pengukuran hasil
pendidikan kesehatan, yaitu:

1. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu (Maulana, 2009). Pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang
(Fitriani, 2011).

Proses adopsi perilaku, menurut Rogert (1974) dalam Maulana (2009) bahwa
sebelum individu mengadopsi perilaku baru, terjadi proses berurutan dalam
dirinya. Proses ini meliputi a) Awareness (individu menyadari atau mengetahui
adanya stimulus/objek), b) Interest (orang mulai tertarik pada stimulus), c)
Evaluation (menimbang baik buruknya stimulus bagi dirinya), d) Trial (orang
mulai mencoba perilaku baru), dan e) Adaption (orang telah berperilaku baru
sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus).
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitiif mempunyai 6 tingkatan:

a. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat sesuatuu materi yang telah


dipelajari sebelumnya, oleh sebab itu “tahu” merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan untuk


menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (application), kemampuan untuk menggunakan materi yangtelah


dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis (analysis), kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke


dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi
dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis), menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan


atau menghubungkan di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan


justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2. Sikap

Sikap adalah suatu reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau obyek. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di
lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek (Fitriani, 2011).
Sikap tidak dapat dilihat, tetapi dapat ditafsirkan terlebih dahulu daripada perilaku
yang tertutup. Sikap juga merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap
stimulus sosial (Maulana, 2009).
Menurut Newcomb seperti dikutip Notoatmodjo (2003) dalam Maulana
(2009), sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, yang
menjadi predisposisi tindakan suatu perilaku, bukan pelaksanaan motif
tertentu. Sikap memiliki tingkatan, yaitu menerima, merespon, menghargai,
bertanggungjawab. Pembentukan sikap dipengaruhi oleh beberapa factor,
antara lain : pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting,
kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan agama, serta pengaruh
factor emosional (Azwar, 2003).

Komponen yang membentuk sikap menurut Maulana (2009) sebagai berikut:

a) Komponen kognitif (cognitive) Di sebut juga komponen perceptual, yang


berisi kepercayaan yang berhubungan dengan persepsi individu terhadap
objek sikap dengan apa yang di lihat dan di ketahui, pandangan, keyakinan,
pikiran, pengalaman pribadi, kebutuhan emosional, dan informasi dari orang
lain. Sebagai contoh seorang tahu kesehatan itu sangat berharga jika
menyadari sakit dan terasa hikmahnya sehat.

b) Komponen afektif (komponen emosional) Komponen ini menunjukkan


dimensi emosional subjektif indivudu terhadap objek sikap, baik bersifat
positif (rasa senang) maupun negatif (rasa tidak senang). Reaksi emosional
banyak dipengaruhi oleh apa yang kita percayai sebagai suatu yang benar
terhadap objek sikap tersebut.

c) Komponen konatif (komponen prilaku) Komponen ini merupakan


predisposisi atau kecenderungan bertindak terhadap objek sikap yang
dihadapinya (misalnya para lulusan SMU banyak memilih melanjutkan ke
politeknik kesehatan karena setelah lulus menjanjikan pekerjaan yang jelas).

3. Praktik atau Tindakan

Praktik merupakan suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan
(overt behavior) untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, seperti
fasilitas. Praktik sendiri mempunyai beberapa tingkatan, yaitu:

a) Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan


yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.

b) Respon terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua.

c) Mekanisme (mecanism) Apabila sesorang telah melakukan sesuatu


dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah menjadi
kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.

d) Adopsi (adoption) Merupakan praktik atau tindakan yang sudah


berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi
tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
Daftar Pustaka

1. http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/140110065/BAB_2.pdf
diakses pada tanggal 7 September 2020.

2. http://perilakukesehatan.blogspot.com/2011/12/perilaku-kesehatan.html?m=1 diakses
pada tanggal 7 September 2020

Anda mungkin juga menyukai