Anda di halaman 1dari 4

Segala puji bagi Allah yang telah menyempurnakan agama kita, menyempurnakan nikmat-nikmatnya,

dan menjadikan kita -umat islam- sebagai sebaik-baik umat. Shalawat dan salam semoga tercurahkan
kepada Rasulullah yang diutus oleh Allah sebagai rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh manusia),
qudwatan lil ‘amilin (teladan bagi seluruh manusia), dan hujjatan lis salikin (pembela di akhirat bagi
orang-orang yang menjalani kebenaran), beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya hingga akhir
zaman.

Sesungguhnya Allah Ta’ala banyak sekali memberikan nikmat-nikmat-Nya kepada para hamba-Nya,
dengan memberikan hidayah kepada dinul islam, agama yang Allah ridhoi, dimana Allah tidak akan
menerima agama selainnya.

Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman:

‫يت لَ ُك ُم اإْل ِ سْاَل َم ِدينًا‬


ُ ‫ض‬ ُ ‫ت لَ ُك ْم ِدينَ ُك ْم َوأَ ْت َم ْم‬
ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر‬ ُ ‫ْاليَوْ َم أَ ْك َم ْل‬

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-
Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu” (QS. al-Maidah: 3).

Pada ayat yang lain Allah Ta’ala berfirman:

‫إِ َّن ال ِّدينَ ِع ْن َد هَّللا ِ اإْل ِ سْاَل ُم‬

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam” (QS. Ali Imran :19).

Dan juga firman-Nya:

ِ ‫َو َم ْن يَ ْبت َِغ َغي َْر اإْل ِ سْاَل ِم ِدينًا فَلَ ْن يُ ْقبَ َل ِم ْنهُ َوهُ َو فِي اآْل َ ِخ َر ِة ِمنَ ْالخ‬
َ‫َاس ِرين‬
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)
daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi” (QS. Ali Imran: 85).

Juga firman-Nya pada ayat yang lain:

َ ِ‫ق َو ْال ِعصْ يَانَ أُولَئ‬


‫) فَضْ اًل ِمنَ هَّللا ِ َونِ ْع َمةً َوهَّللا ُ َعلِي ٌم‬7( َ‫ك هُ ُم الرَّا ِش ُدون‬ َ ‫َّب إِلَ ْي ُك ُم اإْل ِ ي َمانَ َو َزيَّنَهُ فِي قُلُوبِ ُك ْم َو َك َّرهَ إِلَ ْي ُك ُم ْال ُك ْف َر َو ْالفُسُو‬
َ ‫َولَ ِك َّن هَّللا َ َحب‬
‫َح ِكي ٌم‬

“Tetapi Allah menjadikan kamu ‘cinta’ kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam
hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka Itulah
orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus. Sebagai karunia dan nikmat dari Allah. dan Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. al-Hujurat: 7-8).

Dikarenakan inti dan hakikat hidayah adalah taufik dari Allah Ta’ala, sebagaimana penjelasan
sebelumnya, maka berdoa dan memohon hidayah kepada Allah Ta’ala merupakan sebab yang paling
utama untuk mendapatkan hidayah-Nya.

Dalam hadits Qudsi yang shahih, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “Wahai hamba-hamba-Ku, kalian
semua tersesat kecuali orang yang Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku niscaya Aku
akan berikan petunjuk kepada kalian”1.

Oleh karena itu, Allah Ta’ala yang maha sempurna rahmat dan kebaikannya, memerintahkan kepada
hamba-hamba-Nya untuk selalu berdoa memohon hidayah taufik kepada-Nya, yaitu dalam surah al-
Fatihah:

{‫ص َراطَ ْال ُم ْستَقِي َم‬


ِّ ‫}ا ْه ِدنَا ال‬

“Berikanlah kepada kami hidayah ke jalan yang lurus”.

Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa’di berkata: “Doa (dalam ayat ini) termasuk doa yang paling menyeluruh dan
bermanfaat bagi manusia, oleh karena itu, wajib bagi setiap muslim untuk berdoa kepada-Nya dengan
doa ini di setiap rakaat dalam shalatnya, karena kebutuhannya yang sangat besar terhadap hal
tersebut”2.

Dalam banyak hadits yang shahih, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam mengajarkan kepada kita doa
memohon hidayah kepada Allah Ta’ala. Misalnya doa yang dibaca dalam qunut shalat witir:

(( ‫))اللَّهُ َّم ا ْه ِدنَا فِي َم ْن هَ َديْت‬

“Ya Allah, berikanlah hidayah kepadaku di dalam golongan orang-orang yang Engkau berikan hidayah”3.

Juga doa beliau Shallallahu ‘alaihi Wasallam:

(( ‫ َو ْال ِعفَّةَ َو ْال ِغنَى‬،‫ك ْالهُدَى َوالتُّقَى‬


َ ُ‫)) اللَّهُ َّم إِنِّي أَسْأَل‬

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, penjagaan diri (dari segala keburukan) dan
kekayaan hati (selalu merasa cukup dengan pemberian-Mu)”4.

Sebaliknya, keengganan atau ketidak-sungguhan untuk berdoa kepada Allah Ta’ala memohon hidayah-
Nya merupakan sebab besar yang menjadikan seorang manusia terhalangi dari hidayah-Nya.

Oleh karena itu, Allah Ta’ala sangat murka terhadap orang yang enggan berdoa dan memohon kepada-
Nya, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam: “Sesungguhnya barangsiapa yang
enggan untuk memohon kepada Allah maka Dia akan murka kepadanya”

Oleh karena itu, ketahuilah bahwa karunia Allah yang paling besar kepada para hambanya adalah
hidayah kepada agama ini, serta taufiq yang dengannya seorang hamba dapat berpegang teguh dengan
hidayah Allah Ta’ala hingga bisa selamat baik di dunia maupun di akhirat kelak, dan mendapatkan
kebahagian yang abadi.
Ya Allah jadikanlah kami sebagai hamba-hamba-Mu yang selalu mendapatkan hidayah-Mu.

Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai