Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH PK.

PRIMER
“KONSEP PUSKESMAS DAN MANAJEMEN PUSKESMAS”
Diajukan untuk memenuhi tugas keperawatan primer
Dosen Pengampu : Aditya Rahman S.Kep Ners

Disusun Oleh :
1. Risma Yanti (1800001027)
2. Romi Nurdiansyah (1800001028)
3. Ruri Agie Melani (1800001029)
4. Sabella Putri Oktaviani (1800001030)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


AKADEMI KEPERAWATAN RS EFARINA PURWAKARTA
TAHUN AJARAN 2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan ridha-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Konsep Puskesmas dan Manajemen
Puskesmas” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Primer.
Kami selaku penulis, berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita
semua dengan menambah wawasan serta pengetahuan, Sebagai penulis, kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini pasti akan ada banyak kekurangan
yang disebabkan oleh keterbatasan, kemampuan pengalaman penulis, oleh karena itu
kami mengharapkan adanya kritik, saran ataupun usulan yang membangun agar
kedepannya makalah ini dapat perbaikan yang lebih baik dan lebih banyak memuat
pengetahuan yang bermanfaat untuk para pembaca.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh setiap pembaca dan mohon maaf
jika dalam makalah ini ada kesalahan atau pun pemahaman yang sekiranya tidak
sepaham dengan pengetahuan para pembaca, oleh karena itu perlunya masukan akan
pengetahuan yang dimiliki pembaca berkaitan dengan materi makalah ini.

Purwakarta, 2020

Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR....................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................

BAB 1 : PENDAHULUAN............................................................................................

A. Latar Belakang.......................................................................................................

B. Perumusan Masalah...............................................................................................

C. Tujuan....................................................................................................................

D. Manfaat..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................

A. Konsep Dasar Puskesmas......................................................................................

1. Defenisi Puskesmas............................................................................................

2. Fungsi Puskesmas...............................................................................................

3 Program Pokok Puskesmas..................................................................................

4. Peran Puskesmas.................................................................................................

5. Wilayah Kerja Puskesmas..................................................................................

6. Struktur Organisasi dan Tugas Pokok Puskesmas..............................................

7. Sistem Rujukan...................................................................................................

B. Manajemen Puskesmas..........................................................................................

1. Pengertian Manajemen Puskesmas.....................................................................

2. Perencanaan Manajemen Puskesmas..................................................................

3. Pelaksanaan dan Pengendalian Manajemen Puskesmas.....................................

4. Pengawasan dan Pertanggungjawaban...............................................................

BAB III PENUTUP........................................................................................................

A. Kesimpulan............................................................................................................

B. Saran.......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB 1 : Latar Belakang
Puskesmas merupakan ujuang tombak pembangunan kesehatan, hal ini
ditunjukkan oleh kontribusi puskesmas dalam mendukung keberhasilan
pembangunan kesehatan. Puskesmas adalah penanggungjawab penyelenggara
upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Sejak diperkenalkannya konsep
puskesmas pada tahun 1968, berbagai hasil telah banyak dicapai. Angka
kematian ibu dan kematian bayi telah berhasil diturunkan dan sementara itu
angka harapan hidup rata-rata bangsa Indonesia telah meningkat secara
bermakna. Jika pada tahun 1995 angka kematian ibu dan angka kematian bayi
masing-masing adalah 373/100.000 kelahiran hidup (SKRT 1995) serta 60/1.000
kelahiran hidup (Susenas 1995), maka pada tahun 1997 angka kematian ibu turun
menjadi 334/100.000 kelahiran hidup (SDKI 1997), sedangkan angka kematian
bayi pada tahun 2001 turun menjadi 51/1.000 kelahiran hidup (Susenas 2001).
Sementara itu umur harapan hidup rata-rata meningkat dari 45 tahun pada tahun
1970 menjadi 65 tahun pada tahun 2000.
Pada saat ini puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air.
Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, puskesmas diperkuat dengan
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Kecuali itu untuk daerah yang jauh
dari sarana pelayanan rujukan, puskesmas dilengkapi dengan fasilitas rawat inap.
Tercatat pada tahun 2000 jumlah puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.277
unit, puskesmas pembantu 21.587 unit, puskesmas keliling 5.084 unit (perahu
716 unit, ambulance 1.302 unit). Sedangkan puskesmas yang telah dilengkapi
dengan fasilitas rawat inap tercatat sebanyak 1.818 unit, sisanya sebanyak 5.459
unit tidak dilengkapi dengan fasilitas rawat inap.
Sekalipun berbagai hasil telah banyak dicapai, namun dalan dalam
pelaksanaannya puskesmas masih menghadapi berbagai masalah. Menyadari
keberhasilan puskesmas adalah penting dalam rangka mewujudkan visi
pembangunan kesehatan di Indonesia, maka berbagai masalah dan atau
kekurangan puskesmas harus segera diatasi. Disusunnya konsep dasar puskesmas
ini yang merupakan salah satu cara dalam rangka mengatasi berbagai masalah
tersebut.
BAB 2 : Rumusan Masalah
1. Apa Definisi dari Puskesmas ?
2. Apa Fungsi puskesmas?
3. Bagaimana Program Puskesmas ?
4. Apa Peran Dari Puskesmas ?
5. Bagaimana Wilayah Kerja Puskesmas ?
6. Bagaimana Struktur Organisasi dan Tugas Pokok Puskesmas ?
7. Bagaimana Sistem Rujukan ?
8. Apakah Pengertian Manajemen Puskesmas ?
9. Bagaimana Perencanaan Manajemen Puskesmas ?
10. Bagaimana Pelaksanaan dan Pengendalian Manajemen Puskesmas ?
11. Bagaimana Pengawasan dan Penanggungjawaban Manajemen Puskesmas ?

BAB 3 : Tujuan
1. . Mengetahui Konsep Puskesmas dan Manajemen Puskesmas

BAB 4 : Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar khususnya dokter
intership dapat memahami tentang Konsep Manajemen Puskesmas.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB 5 : Konsep Puskesmas
BAB 6 : Defenisi Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.
Pengertian puskesmas yang akan diketengahkan disini menunjukkan
adanya perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan
pelayanan kesehatan dewasa ini, diantaranya:
a. Dr. Azrul Azwar, MPH (1980)
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan
organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara
menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam
bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.
b. Departemen Kesehatan RI (1981)
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah suatu kesatuan
organisasi kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarkat diwilayah kerja tertentu dalam
usaha-usaha kesehatan pokok
c. Departemen Kesehatan RI (1987)
Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang
berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta
menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan
masyrakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu
diwilayah kerjanya
Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang secara porfesional
melakukan upaya pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta
masyarakat secara aktif untuk dapat memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyrakat di wilayah kerjanya.
d. Departemen Kesehatan RI (1991)
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina
peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh
dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan
pokok.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
1. Unit Pelaksana Teknis Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota (UPTD), puskesmas berperan menyelenggarakan
sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan Pembangunan kesehatan adalah
penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Penanggungjawab Penyelenggaraan utama penyelenggaraan seluruh
upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota,sedangkan puskesmas bertanggungjawab
hanya sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah Kerja Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah
satu kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari
satu puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar
puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah
(desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara
operasional bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
BAB 7 : Visi
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia
Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masayarakat kecamatan masa
depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni
masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator
utama yakni:
a. Lingkungan sehat
b. Perilaku sehat
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d. Derajat kesehatan penduduk kecamatan
Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu pada
visi pembangunan kesehatan puskesmas di atas yakni terwujudnya
Kecamatan Sehat, yang harus sesuai dengan situasi dan kondisi
masyarakat serta wilayah kecamatan setempat.
BAB 8 : Misi
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.
Misi tersebut adalah:
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya. Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor
lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan
aspek kesehatan, yakni pembangunan yang tidak 6 menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap
lingkungan dan perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap
keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya
makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan
dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu
berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan
pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana
sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat berserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal
di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan
kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dilakukan puskesmas
mencakup pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan.

BAB 9 : Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarkan oleh puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional
yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka
mewujudkan Indonesia Sehat 2010.

BAB 10 : Fungsi Puskesmas

1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.


Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di
wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
2) Pusat pemberdayaan masyarakat.
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran,
kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup
sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan,
keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi
dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab
puskesmas meliputi:
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
( private goods ) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut
adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat
inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
( public goods ) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat
tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,
penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan
masyarakat lainnya.
A. Program Pokok Puskesmas
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun
fasilitasnya, karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat berbeda-
beda. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan
seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
2. Keluarga Berencana
3. Usaha Peningkatan Gizi
4. Kesehatan Lingkungan
5. Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8. Usaha Kesehatan Sekolah
9. Kesehatan Olah Raga
10. Perawatan Kesehatan Masyarakat
11. Usaha Kesehatan Kerja
12. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13. Usaha Kesehatan Jiwa
14. Kesehatan Mata
15. Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17. Kesehatan Usia Lanjut
18. Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga
sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas
ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari
masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok Puskesmas
dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (
PKMD ). Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok
Puskesmas seperti tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta
untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat
( contoh: Pekan Imunisasi Nasional ). Dalam hal demikian, baik petunjuk
pelaksanaan maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat
bersama Pemerintah Daerah. Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat
terjadi, misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana
alam. Untuk mengatasi kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau
menunda kegiatan lain.

B. Peran Puskesmas
Jika ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, maka
peranan dan kedudukan puskesmas di Indonesia adalah amat unik. Sebagai
sarana pelayanan kesehatan terdepan di Indonesia, maka puskesmas kecualai
bertanggungjawab dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
masyarakat, juga bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pelyanan
kedokteran.
Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, Puskesmas mempunyai
peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki
kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut
serta menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang
dan realisize, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi
dan pemantauan yang akurat. Rangkaian manajerial di atas bermanfaat dalam
penentuan skala prioritas daerah dan sebagai bahan kesesuaian dalam
menentukan RAPBD yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat.
Adapun kedepan, Puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan
teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara
komprehensif dan terpadu.

C. Wilayah Kerja Puskesmas


Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu
kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu
puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas,
dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).
Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab
langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

D. Sasaran Kerja Puskesmas


1. Misi 1 : Melaksanakan pelayanan kesehatan yang paripurna, merata dan
bermutu

a. Tujuan :
Terselenggaranya upaya kesehatan secara menyeluruh, terpadu,
berkelanjutan, terjangkau dan bermutu bagi seluruh masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

b. Sasaran :
1) Meningkatnya ketersediaan dan kemudahan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
2) Meningkatnya kesehatan ibu dan bayi yang ditandai dengan
menurunya angka kematian ibu dan bayi.
3) Meningkatnya status gizi masyarakat, khususnya bagi masyarakat
miskin dan rentan

2. Misi 2: Melaksanakan penanggulangan masalah kesehatan dan penyehatan


lingkungan

a. Tujuan :
Terselenggarnya pencegahan dan pengendalian penyakit yang
komprehensif dalam rangka menurunkan angka kesakitan, kematian dan
kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular , dan pengendalian
faktor resiko serta mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat.

b. Sasaran :
1) Menurunnya jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit
2) Meningkatnya upaya pencegahan penyakit
3) Meningkatnya kualitas lingkungan hidup
4) Meningkatnya pengendalian faktor resiko

3. Misi 3 : Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan


masyarakat dan kemitraan di bidang kesehatan

a. Tujuan :
Terciptanya kemandirian dan partisipasi masyarakat untuk
membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui promosi
kesehatan yang efektif dan pengembangan Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).

b. Sasaran :
1) Meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan yang berbasis
masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat yang mendiri
untuk hidup sehat.
2) Meningkatnya promosi kesehatan yang efektif untuk membudayakan
PHBS di masyarakat
3) Meningkatnya pemberdayaan masyarakat melalui Upaya Kesehatan
Besumber Masyarakat (UKBM)

E. Struktur Organisasi dan Tugas Pokok Puskesmas


1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban
tugas masing-masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas
di satu kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota,
sedangkan penetapannya dilakukan dengan Peraturan Daerah. Sebagai acuan
dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut:
a. Kepala Puskesmas
b. Unit Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu Kepala Puskesmas
dalam pengelolaan:
1) Data dan informasi
2) Perencanaan dan penilaian
3) Keuangan
4) Umum dan pengawasan
a. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas
1) Upaya kesehatn masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM
ƒ
2) Upaya kesehatan perorangan
b. Jarinangan pelayanan puskesmas
1) Unit puskesmas pembantu
2) Unit puskesmas keliling
3) Unit bidan di desa/komunitas

2. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi puskesmas
disesuaikan dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing unit puskesmas.
Khusus untuk Kepala Puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan harus
seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya
mencakup kesehatan masyarakat.
3. Eselon Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan kesehatan
di tingkat kecamatan. Sesuai dengan tanggungjawab tersebut dan besarnya
peran Kepala Puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
tingkat kecamatan, maka jabatan Kepala Puskesmas setingkat dengan eselon
III-B.
Dalam keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk
menjabat jabatan eselon III-B, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan
kriteria Kepala Puskesmas yakni seorang sarjana di bidang kesehatan
kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup bidang kesehatan
masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat tetap.

F. System Rujukan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas
kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal
balik, baik secara vertikal dalam arti satu strata sarana pelayanan kesehatan
ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horisontal
dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama.

BAB 11 : Manajemen Puskesmas


BAB 12 : Pengertian Manajemen Puskesmas
Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara
sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien.
Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh puskesmas
membentuk fungsi-fungsi manajemen.

BAB 13 : Perencanaan Manajemen Puskesmas


Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja pusksesmas. Rencana tahunan
puskesmas dibedakan atas dua macam. Pertama, rencana tahunan upaya
kesehatan wajib. Kedua, rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan.

1. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib


Jenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk setiap puskesmas, yakni
Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak
termasuk Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan
dan Pemberantasan Penyakit Menular serta Pengobatan. Langkah-langkah
perencanaan yang harus dilakukan puskesmas adalah sebagai berikut:
a. Menyusun usulan kegiatan
Langkah pertama yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun
usulan kegiatan dengan memperhatikan berbagai kebijakan yang
berlaku, baik nasional maupun daerah, sesuai dengan masalah sebagai
hasil dari kajian data dan informasi yang tersedia di puskesmas.
Usulan ini disusun dalam bentuk matriks ( Gantt Chart) yang berisikan
rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan (volume), waktu,
lokasi serta perkiraan kebutuhan biaya untuk setiap kegiatan. Rencana
ini disusun melalui pertemuan perencanaan tahunan puskesmas yang
dilaksanakan sesuai dengan siklus perencanaan kabupaten/kota
dengan mengikut sertakan BPP serta dikoordinasikan dengan camat.
b. Mengajukan usulan kegiatan
Langkah kedua yang dilakukan puskesmas adalah mengajukan usulan
kegiatan tersebut ke dinas kesehatan kabupaten/kota untuk persetujuan
pembiayaannya. Perlu diperhatikan dalam mengajukan usulan
kegiatan harus dilengkapi dengan usulan kebutuhan rutin, sarana dan
prasarana, dan operasional puskesmas beserta pembiayaannya.
c. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
Langkah ketiga yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun
rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota (Rencana Kerja Kegiatan/ Plan of Action )
dalam bentuk matriks ( Gantt Chart) yang dilengkapi dengan
pemetaan wilayah (mapping ).
2. Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan
Jenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan
pokok puskesmas yang telah ada, atau upaya inovasi yang dikembangkan
sendiri. Upaya laboratorium medik, upaya laboratorium kesehatan
masyarakat dan pencatatan dan pelaporan tidak termasuk pilihan karena
ketiga upaya ini merupakan upaya penunjang yang harus dilakukan untuk
kelengkapan upaya-upaya puskesmas. Langkah-langkah perencanaan
upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan oleh puskesmas
mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Identifikasi upaya kesehatan pengembangan
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi upaya
kesehatan pengembangan yang akan diselenggarakan oleh puskesmas.
Identifikasi ini dilakukan berdasarkan ada/tidaknya masalah kesehatan
yang terkait dengan setiap upaya kesehatan pengembangan tersebut.
Apabila puskesmas memiliki kemampuan, identifikasi masalah
dilakukan bersama masyarakat melalui pengumpulan data secara
langsung di lapangan (Survei Mawas Diri). Tetapi apabila
kemampuan pengumpulan data bersama masyarakat tersebut tidak
dimiliki oleh puskesmas, identifikasi dilaku kan melalui kesepakatan
kelompok (Delbecq Technique) oleh petugas puskesmas dengan
mengikut sertakan Badan Penyantun Puskesmas. Tergantung dari
kemampuan yang dimiliki, jumlah upaya kesehatan pengembangan
yang terpilih dapat lebih dari satu. Di samping itu identifikasi upaya
kesehayan pengembangan dapat pula memilih upaya yang bersifat
inovatif yang tidak tercantum dalam daftar upaya kesehatan
puskesmas yang telah ada, melainkan dikembangkan sendiri sesuai
dengan masalah dan kebutuhan masyarakat serta kemampuan
puskesmas.
b. Menyusun usulan kegiatan
Langkah kedua yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun
usulan kegiatan yang berisikan rincian kegiatan, tujuan sasaran,
besaran kegiatan (volume), waktu, lokasi serta perkiraan kebutuhan
biaya untuk setiap kegiatan. Rencana yang telah disusun tersebut
diajukan dalam bentuk matriks ( Gantt Chart). Penyusunan rencana
pada tahap awal pengembangan program dilakukan melalui pertemuan
yang dilaksanakan secara khusus bersama dengan BPP dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dalam bentuk musyawarah masyarakat.
Penyusunan rencana pada tahap pelaksanaan tahun berikutnya
dilakukan secara terintegrasi dengan penyusunan rencana upaya
kesehatan wajib
c. Mengajukan usulan kegiatan
Langkah ketiga yang dilakukan oleh puskesmas adalah mengajukan
usulan kegiatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk
pembiayaannya. Usulan kegiatan tersebut dapat pula diajukan ke
Badan Penyantun Puskesmas atau pihak-pihak lain. Apabila dilakukan
ke pihak-pihak lain, usulan kegiatan harus dilengkapi dengan uraian
tentang latar belakang, tujuan serta urgensi perlu dilaksanakannya
upaya pengembangan tersebut.
d. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
Langkah keempat yang dilakukan oleh puskesmas adalah menyusun
rencana pelaksanaan yang telah disetujui Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota atau penyandang dana lain (Rencana Kerja
Kegiatan/Plan of Action) dalam bentuk matriks ( Gantt Chart) yang
dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping ). Penyusunan rencana
pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara terpadu dengan penyusunan
rencana pelaksanaan upaya kesehatan wajib.

BAB 14 : Pelaksanaan dan Pengendalian Manajemen Puskesmas


Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan,
pemantauan serta penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan
puskesmas, baik rencana tahunan upaya kesehatan wajib maupun rencana
tahunan upaya kesehatan pengembangan, dalam mengatasi masalah
kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Langkah-langkah pelaksanaan dan
pengendalian adalah sebagai berikut:

1. Pengorganisasian
Untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan puskesmas, perlu dilakukan
pengorganisasian. Ada dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan.
Pertama, pengorganisasian berupa penentuan para penanggungjawab dan
para pelaksana untuk setiap kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah
kerja. Dengan perkataan lain, dilakukan pembagian habis seluruh program
kerja dan seluruh wilayah kerja kepada seluruh petugas puskesmas dengan
mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya. Penentuan para
penanggungjawab ini dilakukan melalui pertemuan penggalangan tim pada
awal tahun kegiatan. Kedua, pengorganisasian berupa penggalangan
kerjasama tim secara lintas sektoral. Ada dua bentuk penggalangan
kerjasama yang dapat dilakukan:
a) Penggalangan kerjasama dalam bentuk dua pihak, yakni antara dua
sektor terkait, misalnya antara puskesmas dengan sektor tenaga kerja
pada waktu menyelenggarakan upaya kesehatan kerja.
b) Penggalangan kerjasama dalam bentuk banyak pihak, yakni antar
berbagai sektor terkait, misalnya antara puskesmas dengan sektor
pendidikan, sektor agama, sektor kecamatan pada waktu
menyelenggarakan upaya kesehatan sekolah. Penggalangan kerjasama
lintas sektor ini dapat dilakukan:
1) Secara langsung yakni antar sektor-sektor terkait
2) Secara tidak langsung yakni dengan memanfaatkan pertemuan
koordinasi kecamatan
2. Penyelenggaraan
Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah
menyelenggarakan rencana kegiatan puskesmas, dalam arti para
penanggungjawab dan para pelaksana yang telah ditetapkan pada
pengorganisasian, ditugaskan menyelenggarakan kegiatan puskesmas
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk dapat terselenggaranya
rencana tersebut perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut:
a) Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah disusun, terutama yang
menyangkut jadwal pelaksanaan, target pencapaian, lokasi wilayah
kerja dan rincian tugas para penanggungjawab dan pelaksana.
b) Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk setiap petugas sesuai dengan
rencana pelaksanaan yang telah disusun. Beban kegiatan puskesmas
harus terbagi habis dan merata kepada seluruh petugas.
c) Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan. Pada waktu menyelenggarakan kegiatan puskesmas harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Azas penyelenggaraan puskesmas
Penyelenggaraan kegiatan puskesmas harus menerapkan keempat
azas penyelenggaraan puskesmas yakni azas pertanggungjawaban
wilayah, azas pemberdayaan masyarakat, azas keterpaduan dan
azas rujukan
2. Berbagai standar dan pedoman pelayanan puskesmas
Pada saat ini telah berhasil dikembangkan berbagai standar dan
pedoman pelayanan puskesmas sebagai acuan penyelenggaraan
kegiatan puskesmas yang harus diperhatikan pada waktu
menyelenggarakan kegiatan puskesmas. Standar dan pedoman
tersebut adalah:
1) Standar dan pedoman bangunan puskesmas
2) Standar dan pedoman peralatan puskesmas
3) Standar manajemen peralatan puskesmas
4) Standar dan pedoman ketenagaan puskesmas
5) Pedoman pengobatan rasional puskesmas
6) Standar manajemen obat puskesmas
7) Standar dan pedoman teknis pelayanan berbagai upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat
yang diselenggarakan oleh puskesmas
8) Pedoman Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(SIMPUS)
9) Pedoman perhitungan satuan biaya pelayanan puskesmas
3. Kendali mutu
Penyelenggaraan kegiatan puskesmas harus menerapkan program
kendali mutu. Prinsip program kendali mutu adalah kepatuhan
terhadap berbagai standar dan pedoman pelayanan serta etika
profesi, yang memuaskan pemakai jasa pelayanan.
4. Kendali biaya
Penyelenggaraan kegiatan puskesmas harus menerapkan program
kendali biaya. Prinsip program kendali biaya adalah kepatuhan
terhadap berbagai standar dan pedoman pelayanan serta etika
profesi, yang terjangkau oleh pemakai jasa pelayanan.
3. Pemantauan
Penyelenggaraan kegiatan harus diikuti dengan kegiatan pemantauan yang
dilakukan secara berkala. Kegiatan pemantauan mencakup hal-hal sebagai
berikut:
a. Melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai,
yang dibedakan atas dua hal:
1. Telaahan internal, yakni telaahan bulanan terhadap
penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai puskesmas,
dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan. Data yang
dipergunakan diambil dari Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas (SIMPUS) yang berlaku. Kesimpulan dirumuskan
dalam dua bentuk. Pertama, kinerja puskesmas yang terdiri dari
cakupan ( coverage), mutu (quality ) dan biaya ( cost ). Kedua,
masalah dan hambatan yang ditemukan pada waktu
penyelenggaraan kegiatan puskesmas. Telaahan bulanan ini
dilakukan dalam Lokakarya Mini Bulanan puskesmas.
2. Telaahan eksternal yakni telaahan triwulan terhadap hasil yang
dicapai oleh sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya
serta sektor lain terkait yang ada di wilayah kerja puskesmas.
Telaahan triwulan ini dilakukan dalam Lokakarya Mini Triwulan
puskesmas secara lintas sektor.
b. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan
pencapain kinerja puskesmas serta masalah dan hambatan yang
ditemukan dari hasil telaahan bulanan dan triwulanan.
4. Penilaian
Kegiatan penilaian dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan yang
dilakukan mencakup hal-hal sebagai berikut:
a Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil
yang dicapai, dibandingkan dengan rencana tahunan dan standar
pelayanan. Sumber data yang dipergunakan pada penilaian dibedakan
atas dua. Pertama, sumber data primer yakni yang berasal dari
SIMPUS dan berbagai sumber data lain yang terkait, yang
dikumpulkan secara khusus pada akhir tahun. Kedua, sumber data
sekunder yakni data dari hasil pemantauan bulanan dan triwulanan.
b Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan
pencapaian serta masalah dan hambatan yang ditemukan untuk
rencana tahun berikutnya.

A. Pengawasan dan Pertanggungjawaban Manajemen Puskesmas


Pengawasan danpertanggungjawaban adalah proses memperoleh kepastian
atas kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap
rencana dan peraturan perundangan-undangan serta kewajiban yang berlaku.
Untuk terselenggaranya pengawasan dan pertanggungjawaban dilakukan
kegiatan sebagai berikut:

1. Pengawasan
Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan
eksternal. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan
langsung. Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas
kesehatan kabupaten/kota serta berbagai institusi pemerintah terkait.
Pengawasan me ncakup aspek administratif, keuangan dan teknis
pelayanan. Apabila pada pengawasan ditemukan adanya penyimpangan,
baik terhadap rencana, standar, peraturan perundangan-undangan maupun
berbagai kewajiban yang berlaku, perlu dilakukan pembinaan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
2. Pertanggungjawaban
Pada setiap akhir tahun anggaran, kepala puskesmas harus membuat
laporan pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan
kegiatan, serta perolehan dan penggunaan berbagai sumberdaya termasuk
keuangan. Laporan tersebut disampaikan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota serta pihak-pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat
melalui Badan Penyantun Puskesmas. Apabila terjadi penggantian kepala
puskesmas, maka kepala puskesmas yang lama diwajibkan membuat
laporan pertanggungjawaban masa jabatannya.

BAB 15 : Model Manajemen Puskesmas


Untuk dapat mewujudkan visi, misi, dan tujuan Puskesmas,
diperlukan model manajemen yang cocok dan efektif untuk Puskesmas yang
bersangkutan. Beberapa model manajemen telah diperkenalkan pada
Puskesmas, yaitu :
Model Manajemen P1 – P2 – P3
Manajemen Puskesmas terdiri dari P1 (Perencanaan), P2 (Penggerakan
Pelaksanaan), dan P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian)
P1 (Perencanaan) Puskesmas : Microplanning Puskesmas.
Microplanning adalah penyusunan rencana 5 (lima) tahunan dengan
tahapan tiap-tiap tahun di tingkat Puskesmas untuk mengembangkan dan
membina Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Keluarga Berencana-
Kesehatan diwilayah kerjanya, berdasarkan masalah yang dihadapi dan
kemampuan yang dimiliki dalam rangka meningkatkan fungsi Puskesmas
(Departemen Kesehatan, 1989).
Tujuan umum microplanning adalah meningkatkan cakupan
pelayanan program prioritas yang mempunyai daya ungkit terbesar terhadap
penurunan angka kematian bayi, anak balita dan fertilitas dalam wilayah
kerjanya yang pada gilirannya dapat meningkatkan fungsi Puskesmas.
Sedangkan tujuan khususnya adalah :
1)   mengembangkan dan membina pos-pos pelayanan terpadu KB-Kesehatan
di desa-desa wilayah kerja Puskesmas, sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki dan masalah yang dihadapi sehingga dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien,
2)      meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan, dan
3)      meningkatkan kemampuan staf Puskesmas dalamberfikir secara analitik
dan mendorong untuk berinisiatif, kreatif, dan inovatif.
Ruang Lingkup microplanning adalah kegiatan pokok Puskesmas,
meliputi 18 kegiatan pokok. Namun demikian, mengingat dalam Pelita IV
prioritas diberikan pada penurunan angka kematian bayi dan anak balita serta
angka fertilitas, maka perencanaan yang dimaksud baru diarahkan pada 5
(lima) program terpadu KB-Kesehatan, yaitu program Kesehatan Ibu dan
Anak, Keluarga Berencana, Gizi, Imunisasi, dan Penanggulangan Diare.
Kelima program tersebut mempunyai daya ungkit terbesar terhadap upaya
penurunan angka kematian bayi, anak balita, dan angka fertilitas.

P2 (Penggarakan dan Pelaksanaan) Puskesmas


Tujuan Penggerakan dan Pelaksanaan (P2) Puskesmas adalah
meningkatkan fungsi Puskesmas melalui peningkatan kemampuan tenaga
Puskesmas untuk bekerja sama dalam Tim dan membina kerja sama lintas
program dan lintas sektoral. Komponen Penggerakan Pelaksanaan (P2)
Puskesmas dilakukan melalui Lokakarya Mini Puskesmas yang terdiri dari 4
(empat) komponen meliputi:
(1) penggalangan kerjasama Tim yaitu lokakarya yang dilaksanakan setahun
sekali di Puskesmas, dalam rangka meningkatkan kerja sama antar petugas
Puskesmas untuk meningkatkan fungsi Puskesmas, melalui suatu proses
dinamika kelompok yang diikuti dengan analisis beban kerja masing-masing
tenaga yang dikaitkan dengan berbagai kelemahan penampilan kerja
Puskesmas menurut hasil stratifikasi Puskesmas,
(2) penggalangan Kerjasama Lintas Sektoral yaitu dalam rangka
meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor terkait
melalui suatu pertemuan lintas sektoral setahun sekali. Sebagai hasil
pertemuan adalah kesepakatan rencana kerja sama lintas sektoral dalam
membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan termasuk
keterpaduan KB-Kesehatan,
(3) rapat kerja Tribulanan Lintas Sektoral,sebagai tindak lanjut pertemuan
penggalangan kerja sama lintas sektoral,dilakukan pertemuan lintas sektoral
setiap 3 (tiga) bulan sekali untukmengkaji hasil kegiatan kerja sama lintas
sektoral selama 3 (tiga) bulan yang lalu dan memecahkan masalah yang
dihadapi, kemudian disusun rencana kerja sama lintas sektoral bulan
selanjutnya, dan
(4) Lokakarya Bulanan Puskesmas, yaitu pertemuan antar tenaga Puskesmas
pada setiap akhir bulan untuk mengevaluasi pelaksanaan rencana kerja bulan
yang lalu dan membuat rencana bulan yang akan datang. Adapun tujuan
Lokakarya Bulanan Puskesmas adalah
a)      disampaikan hasil rapat dari tingkat kabupaten, kecamatan dan lain
sebagainya,
b)      diketahuinya hasil dan evaluasi kegiatan Puskesmas bulan lalu,
c)      diketahuinya hambatan dan masalah dalam pelaksanaan kegiatan bulan
lalu,
d)     dirumuskannya cara pemecahan masalah,
e)      disusunnya rencana kerja harian petugas selama satu bulan yang akan
datang,
f)       diberikannya tambahan pengetahuan baru,
g)      disusunnya POA Puskesmas, baik POA tahunan maupun bulanan, dan
h)      diketahuinya masalah di Puskesmas berdasarkan hasil Stratifikasi
Puskesmas (Departemen Kesehatan, 1988).

P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian): Stratifikasi Puskesmas


Stratifikasi Puskesmas adalah upaya untuk melakukan penilaian
prestasi kerja Puskesmas dengan mengelompokkan Puskesmas dalam 3 strata
yaitu Strata Puskesmas dengan prestasi kerja baik (Strata I), Strata Puskesmas
dengan prestasi kerja cukup (Strata II) dan Strata Puskesmas dengan prestasi
kerja kurang (Strata III).
Pengelompokkan ketiga strata tersebut digunakan dalam rangka
pemantauan terhadap tingkat perkembangan fungsi Puskesmas, sehingga
pembinaan dalam rangka peningkatan fungsi Puskesmas dapat dilaksanakan
lebih terarah. Hal ini diharapkan agar dapat menimbulkan gairah kerja, rasa
tanggung jawab dan kreatifitas kerja yang dinamis melalui pengembangan
falsafah mawas diri. Adapun tujuan umum Stratifikasi Puskesmas adalah
mendapatkan gambaran tentang tingkat perkembangan fungsi Puskesmas
secara berkala dalam rangka pembinaan dan pengembangannya. Sedangkan
tujuan khususnya adalah :
a.       mendapatkan gambaran secara menyeluruh
b.      perkembangan Puskesmas dalam rangka mawas diri,
c.       mendapatkan masukan untuk perencanaan Puskesmas di masa
mendatang, dan
d.      mendapatkan informasi tentang masalah dan hambatan pelaksanaan
Puskesmas sebagai masukan untuk pembinaannya. Aspek yang dinilai
dalam Stratifikasi Puskesmas meliputi hasil kegiatan pokok Puskesmas,
proses manajemen, termasuk berbagai komponen penunjang baik fisik
maupun non fisik dan keadaan lingkungan wilayah kerja Puskesmas yang
dapat berpengaruh terhadap penampilan kerja Puskesmas. Dengan Stratifikasi
Puskesmas ada 3 (tiga) area yang perlu dibina yaitu :
a)      Puskesmas sebagai wadah pemberi pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Pembinaan ini diarahkan terhadap fasilitas fisik, pelaksanaan
manajemen, dan kemampuan pegawai,
b)      pelaksanaan program-program sektor kesehatan maupun program lintas
sektoral yang
c) secara langsung maupun tidak langsung menjadi tanggung jawab
Puskesmas dalam pelaksanaannya maupun sarana penunjangnya dan
d)   peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk
hidup sehat dan produktif
BAB III
PENUTUP

15.1.1.1 Kesimpulan
Menurut Departemen Kesehatan RI (1991) Puskesmas adalah suatu kesatuan
organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Fungsi Puskesmas ada tiga fungsi puskesmas yaitu :
a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
Kegiatan pokok Puskesmas ada 20 pokok kegiatan puskesmas yang
diselenggarakan oleh puskesmas sejak pertama kali berdiri.
Selain itu wilayah kerja puskesmas, bisa kecamatan, faktor kepadatan
penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya
merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.

15.1.1.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan seharusnya kita lebih mengahayati fungsi
puskesmas, karena puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang paling
dekat dengan masyarakat. Selayaknya kita sebagai tenaga kesehatan turut
mengembangkan program-program yang ada di Puskesmas. Sehingga kita dapat
memberikan pelayanan yang terbaik kepada klien.
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan RI No 128/Menkes/SK II/2004 tentang Kebijakan


Dasar Puskesmas

Widiastuti, Thanty, 2008, Tinjauan Umum Tentang Puskesmas, http:/


/id.scribd.com/doc/91211249/13/E-Tinjauan-Umum-Tentang-Puskesmas.

Sudayasa, Putu, 2010, Berbagi Info Tentang Puskesmas.


http//www.puskel.com. Norfatmawati, Prayudha, Puskesmas: BAB II Tinjauan
Pustaka2011. http://digilib.unismus.ac.id/files/disk1/105/jtpunimus-gdl-
agussantos-5214-3-bab2.pdf.

Anda mungkin juga menyukai