Anda di halaman 1dari 2

No Soal

1. Ada beberapa peristiwa pelanggaran HAM di masa lalu dengan kategori


pelanggaran HAM berat. Sebutkan 2 (dua) dan sertakan argumentasi Anda.

2. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan 10 Desember sebagai Hari


HAM Sedunia. Di Indonesia sendiri HAM masih menjadi PR bagi Negara
(pemerintahan).
Penuntasan pelanggaran HAM masih jauh dari cita-cita. Jelaskan!

3. Menurut Anda, apakah pelanggaran terhadap Sumber Daya Alam (SDA)


termasuk pula pelanggaran HAM? Jelaskan!

JAWABAN :

1. Ada beberapa peristiwa pelanggaran HAM di masa lalu dengan kategori


pelanggaran HAM berat. Sebutkan 2 (dua) dan sertakan argumentasi Anda.
a. Kasus Penembakan Misterius (Petrus) tahun 1982 -1985
Penembakan misterius atau sering disingkat Petrus alias operasi clurit adalah
operasi rahasia yang digelar mantan Presiden Soeharto dengan dalih mengatasi
tingkat kejahatan yang begitu tinggi.
Operasi ini secara umum meliputi operasi penangkapan dan pembunuhan
terhadap orang-orang yang dianggap menggangu keamanan dan ketentraman
masyarakat, khususnya di Jakarta dan Jawa Tengah. Pelakunya tak jelas, tak
pernah tertangkap, dan tak pernah diadili. Hasil operasi Clurit ini sebanyak 532
orang tewas pada tahun 1983. Dari jumlah itu 367 orang diantaranya tewas
akibat luka tembakan. Kemudian pada tahun 1984, tercatat 107 orang tewas,
diantaranya 15 orang tewas ditembak. Setahun kemudian pada 1985 tercatat 74
orang tewas, 28 diantaranya tewas ditembak.

b. Tragedi Semanggi dan kerusuhan Mei 1998


Pada 13 – 15 Mei 1998, terjadi kerusuhan massif yang terjadi hamper diseluruh
sudut tanah air. Puncaknya di Ibu Kota Jakarta. Kerusuhan ini diawali oleh
kondisi krisis financial Asia yang makin memburuk. Serta dipicu oleh tewasnya
empat mahasiswa Universitas Trisakti yang tertembak dalam demonstrasi pada
12 mei 1998. Dalam proses hukumnya Kejaksaan Agung mengatakan kasus ini
bisa ditindaklanjuti jika ada rekomendasai dari DPR ke Presiden Karena belum
ada rekomendasi, maka Kejaksaan Agung mengembalikan berkas penyelidikan
ke Komnas Ham. Namun belakangan Kejaksaaan Agung beralasan kasusu ini
tidak dapat ditindaklanjti karena DPR sudah memutuskan bahwa tidak ditemukan
pelanggaran HAM berat, Dalil lainyya Kejaksaan Agung menganggap kasus
penembakan Trisakti sudah diputus oleh Pengadilan Militer pada 1999 sehingga
tidak dapat diadili untuk kedua kalinya.

2. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan 10 Desember sebagai Hari HAM


Sedunia. Di Indonesia sendiri HAM masih menjadi PR bagi Negara (pemerintahan).
Penuntasan pelanggaran HAM masih jauh dari cita-cita. Jelaskan!

Penuntasan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu adalah sebuah batu uji untuk
mengukur komitmen negara dalam pemajuan, penghormatan, dan perlindungan
HAM. Namun, selama setahun terakhir, tidak ada kemajuan signifikan dalam
penuntasan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu, baik dalam aspek penuntasan
kasus secara hukum (retributive justice) maupun pemulihan korban (restorative
justice). Minimnya diskursus dan langkah penyelesaian disebabkan oleh masifnya
hingar bingar Pemilu Serentak 2019 yang akhirnya mengakibatkan isu pelanggaran
HAM berat masa lalu terpinggirkan. Kondisi itu diperparah dengan tidak tampaknya
akuntabilitas pemerintah dan DPR untuk menuntaskan kasus pelanggaran HAM
berat masa lalu meskipun diakui sebagai beban sosial politik bangsa, kebijakan dan
juga pernyataan yang dikeluarkan oleh pejabat negara sangat kontraproduktif
tujuan penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat masa lalu yang berkeadilan.
Masyarakat memandang penyelesaian kasus HAM masa lalu masih simpang siur
dan belum ada penyelesaian yang menjamin rasa keadilan masyarakat. Masyarakat
menilai bahwa kasus pelanggaran HAM masa lalu sulit untuk dituntaskan karena
sudah terlalu lama dan berhadapan dengan kepentingan politik. Sehingga dapat
dijadikan sebagai cermin bagi pemerintah atas kehendak masyarakat untuk adanya
penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu.

Anda mungkin juga menyukai