Anda di halaman 1dari 4

Tugas Kuliah

Nama Mahasiswa : Padma Widyanti


NIM : 1910417013
Kelas : E3 Konversi
Jurusan : Manajemen
Mata Kuliah : SPSS

Soal :
Berikanlah contoh secara ringkas kasus digunakannya sampling setiap :
1. Probability Sampling (Sampel Acak)
a. Simple Random Sampling (Sampel Acak Sederhana)
b. Statified Random Sampling (Sampel Acak Berstrata)
c. Cluster Sampling (Sampel Gugus)
d. Systematic Sampling (Sampel Sistematis)
e. Area Sampling (Sampel Wilayah)
2. Non Probability/Non Random Sampling (Sampel Tidak Acak)
a. Convenience Sampling (Sampel kemudahan)
b. Purposive sampling (Sampel Pertimbangan)
i. Judgment Sampling (sampel Sistematis)
ii. Quota Sampling (Sampel Kuota)
c. Snowball Sampling (sampel Bola Salju)

Jawaban :

1. PROBABILITY SAMPLING (SAMPLE ACAK)


Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel.
Contoh:
Jumlah populasi diketahui secara pasti, misalnya:
 Jumlah Karyawan di suatu Perusahaan(misalnya: 200 orang).
 Jumlah Pegawai di suatu Instansi (misalnya: 1000 orang).

a. Simple Random Sampling


Contoh :
Populasinya adalah siswa SMP Negeri XX Pontianak yang berjumlah 500
orang. Jumlah sampel ditentukan dengan Tabel Isaac dan Michael
dengan tingkat kesalahan adalah sebesar 5% sehingga jumlah sampel
ditentukan sebesar 205. Jumlah sampel 205 ini selanjutnya diambil
secara acak tanpa memperhatikan kelas, usia dan jenis kelamin
b. Stratified Random Sampling ( sampel acak berstrata)
Contoh :
Misalnya target populasi sebanyak 300 PNS, selanjutnya populasi dibagi
kedalam tiga strata kepangkatan misalnya:
1. Golongan II : 100 PNS
2. Golongan III : 150 PNS
3. Golongan IV : 50 PNS
Jumlah : 300 PNS
Setelah jumlah populasi diketahui (300 PNS), langkah selanjutnya
adalah melakukan pengambilan sampel dari setiap strata.

c. Cluster sampling (sampel gugus)


Contoh :
Penelitian tentang berkesinambungan imunisasi anak balita
diKecamatan X, dan menurut laporan puskesmas jumlah anak balitanya
1.500 orang (N-1.500).
Sampel yang akan diambil sebesar 20% (n-300), dengan teknik gugus
adalah dengan mengambil 3 kelurahan dari 15 kelurahan yang ada
dikecamatan X tersebut secara random. Kemudian semua anak balita
yang berdomisili di tiga kelurahan yang terkena sampel tersebut itulah
yang diteliti

d. Systematic sampling (sampel sistematis)


Contoh :
Akan diambil sampel dari populasi karyawan yang berjumlah 125.
Karyawan ini diurutkan dari 1 – 125 berdasarkan absensi. Peneliti bisa
menentukan sampel yang diambil berdasarkan nomor genap (2, 4, 6,
dst) atau nomor ganjil (1, 2, 3, dst), atau bisa juga mengambil nomor
kelipatan (2, 4, 8, 16, dst)

e. Area Sampling (sampel wilayah)


Contoh :
Peneliti ingin mengetahui tingkat efektivitas proses belajar mengajar di
tingkat SMA. Populasi penelitian adalah siswa SMA seluruh Indonesia.
Karena jumlahnya sangat banyak dan terbagi dalam berbagai provinsi,
maka penentuan sampelnya dilakukan dalam tahapan sebagai berikut :
Tahap Pertama adalah menentukan sample daerah. Misalnya
ditentukan secara acak 10 Provinsi yang akan dijadikan daerah sampel.
Tahap kedua. Mengambil sampel SMA di tingkat Provinsi secara acak
yang selanjutnya disebut sampel provinsi. Karena provinsi terdiri dari
Kabupaten/Kota,
maka diambil secara acak SMA tingkat Kabupaten yang akan ditetapkan
sebagai sampel (disebut Kabupaten Sampel), dan seterusnya, sampai
tingkat kelurahan / Desa yang akan dijadikan sampel.
Setelah digabungkan, maka keseluruhan SMA yang dijadikan sampel ini
diharapkan akan menggambarkan keseluruhan populasi secara
keseluruhan.

2. Non Probability/Non Random Sampling (Sample Tak Acak)


Non Probability/Non Random Sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Jumlah populasi tidak diketahui secara pasti, misalnya:
 Pengunjung yang datang ke Mall.
 Pengunjung yang datang ke Toko.

a. Conveniece Sampling (Sampel Kemudahan)


Contoh :
Memilih 10 orang pertama yang menjadi pasien di poli gigi dalam
sebuah rumah sakit

b. Purposive Sampling (Sampling Pertimbangan)


Contoh :
Apabila peneliti akan meneliti dengan judul “pengaruh konsumsi
tablet besi selama hamil terhadap kadar hemoglobin pasca
melahirkan” maka peneliti menetapkan kriteria khusus sebagai syarat
populasi (ibu hamil) yang dapat dijadikan sampel, yaitu apabila ibu
tersebut tidak mempunyai berbagai jenis penyakit anemia.
Alasannya ditetapkan kriteria tersebut adalah karena kadar
hemoglobin tidak hanya disebabkan konsumsi tablet besi , melainkan
oleh berbagai penyebab lainnya yang mendasar seperti penyakit
anemia megaloblastik, anemia aplastik atau berbagai jenis anemia
lainnya.

i. Judgment Sampling ( Sampel Sistematis)


Contoh :
Dalam sebuah penelitian mengenai sikap dan perilaku konsumen
terhadap rokok star mild
Judgment yang diambil adalah sebagai berikut :
- Letak geografis responden mudah dijangkau
- Responden hanya perokok, untuk meminimumkan bias karena
sikap dan perilaku perokok dan bukan perokok dapat bertolak
belakang
- Responden yang pernah mencoba rokok star mild, karena yang
sudah jelas sikap dan perlikunya terhadap merek tersebut.
ii. Quota Sampling (Sampel Kuota)
Akan diteliti mengenai manfaat penggunaan internet
pada peningkatan kualitas proses belajar mengajar pada mata
kuliah tertentu, peneliti menentukan quota untuk masing-masing
sampel :
Jumlah mahasiswa = 50 orang
Jumlah dosen = 5 orang
Jumlah mata kuliah = 3 mata kuliah
Sehingga diperoleh 150 mahasiswa dan 15 dosen sebagai sampel
penelitian untuk 3 mata kuliah yang memanfaatkan internet
dalam proses belajar mengajarnya

c. Snowball Sampling (Sampel Bola Salju)


Contoh :
Akan diteliti mengenai pendapat mahasiswa terdapat pemberlakuan
Kurikulum Baru Di Universitas Panca Bakti, Sampel Ditentukan
Sebesar 100 Mahasiswa, Peneliti Menetukan Sampel Awal 10
Mahasiswa. Masing-Masing Mencari 1 Orang Mahasiswa Lain Untuk
Dimintai Pendapatnya. Dan Seterusnya Hingga Diperoleh Sampel
Dalam Jumlah 100 Mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai