Anda di halaman 1dari 4

BANK INDONESIA (BANK SENTRAL)

Bank Indonesia (BI) / Bank Sentral Republik Indonesia adalah sebagai bank
sentral, Bank Indonesia yang mempunyai satu tujuan tunggal, yakni mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah mengandung dua aspek,
yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap
mata uang negara lain.
Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek
kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara
lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus
dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggungjawabnya. Dengan demikian,
tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan
mudah.
Sejak tahun 1999, status Bank Indonesia ditetapkan sebagai lembaga negara
yang independen dan memiliki kewenangan penuh dalam menjalankan tugasnya serta
bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau pihak lain. Hal ini diatur dalam
Undang-Undang No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, yang kemudian diubah melalui
Undang-Undang No. 6/2009.
Dengan demikian, Bank Indonesia wajib menolak intervensi dalam bentuk apa
pun dan dari pihak manapun. Status dan kedudukan Bank Indonesia ini diperlukan agar
Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter
dengan lebih efektif dan efisien. Statusnya juga diakui sebagai badan hukum publik dan
badan hukum perdata yang ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum
publik, Bank Indonesia memiliki wewenang untuk menetapkan aturan-aturan hukum
yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang. Sedangkan sebagai badan hukum
perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas namanya sendiri di dalam
ataupun di luar pengadilan.

1. Profil Bank Indonesia ( Bank Sentral)


Bank Indonesia adalah bank terbesar yang menjadi bank pusat atau bank sentral
negara Indonesia. Bank ini didirikan pada tanggal 1 Juli 1828 dengan nama De
Javasche Bank pada masa pemerintahan Hindia-Belanda yang bertujuan mencetak dan
mengedarkan mata uang pada saat itu. Kemudian pada tahun 1953 setelah Indonesia
merdeka, melalui Undang-Undang Pokok Bank Indonesia menetapkan bahwa pendirian
Bank Indonesia menggantikan De Javasche Bank sebagai bank sentral. Dengan
membawa tiga tugas utama di bidang moneter, perbankan, dan system pembayaran
dan transaksi.
Pada tahun 1968 pemerintah menerbitkan Undang-Undang Bank Sentral yang
mengatur kedudukan dan tugas dari Bank Indonesia sebagai bank utama negara.
Terpisah dari bank-bank lain yang melakukan fungsi komersial dan bisnis, Bank
Indonesia juga bertugas membantu Pemerintah dalam kelancaran produksi dan
pembangunan dan memperluas lapangan kerja untuk meningkatkan taraf hidup rakyat
Indonesia.
Kedudukannya sebagai bank sentral memiliki satu tujuanya itu mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah yang terbagi atas dua aspek, yaitu kestabilan nilai
mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.
Perumusan tujuan tunggal tersebut dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang
harus dicapai dan tolok ukur keberhasilan Bank Indonesia dalam menjalankan
fungsinya. Sebagai bank sentral negara, Bank Indonesia memiliki wewenang dalam
memutuskan kebijakan moneter yang tepa tberupa Open Market Operation, Discount
Policy, Sanering, dan Selective Credit.

2. Sejarah Bank Indonesia (Bank Sentral)


Padatahun 1826, "De Javasche Bank" didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda
yang bertugas untuk mencetak dan mengedarkan uang. Padat ahun 1881, kantor De
Javasche Bank dibuka di Amsterdam yang kemudian berlanjut membuka cabang di New
York. Pada tahun 1930, bank ini memiliki total 16 kantor cabang di Hindia Belanda,
yaitu di Bandung, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, Malang, Kediri,
Aceh, Medan, Padang, Palembang, Banjarmasin, Pontianak, Makassar, dan Manado.
Pada tahun 1953, Bank Indonesia didirikan untuk menggantikan fungsi De
Javasche Bank sebagai bank sentral dengan tiga tugas utama di bidang moneter,
perbankan, dan system pembayaran. Bank Indonesia juga mendapat tugas penting lain
dalam hubungannya dengan Pemerintah dan melanjutkan fungsi bank komersial yang
dilakukan De Javasche Bank sebelumnya.
Pada tahun 1968, Undang-Undang Bank Sentral diterbitkan untuk mengatur
kedudukan dan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral, terpisah dari bank lain yang
melakukan fungsi komersial. Selain tugas pokoknya, Bank Indonesia juga bertugas
untuk membantu Pemerintah sebagai agen pembangunan mendorong kelancaran
produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan
taraf hidup rakyat.
Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia terjadi di tahun 1999. Dengan UU No.
23/1999, Bank Indonesia memiliki tujuan tunggal yaitu mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Kemudian pada tahun 2004, Undang-Undang Bank Indonesia
diamandemen dengan focus pada aspek penting terkait pelaksanaan tugas dan
wewenang Bank Indonesia, termasuk penguatan governance.
Pada tahun 2008, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang No. 2 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagai upaya untuk menjaga stabilitas
system keuangan. Amendamen ini bermaksud untuk meningkatkan ketahanan
perbankan nasional dalam menghadapi krisis global lewat peningkatan akses perbankan
terhadap Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek dari Bank Indonesia.

3. Tujuan dan Tugas Bank Indonesia


Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki satu tujuan tunggal, yaitu mencapai
dan memelihara nilai rupiah. Kestabilan ini bias mengandung 2 aspek, yakni:
1. Kestabilan nilai mata uang pada barang dan jasa.
2. Kestabilan nilai mata uang pada mata uang negara lain.
Aspek pertama dapat diukur lewat perkembangan laju inflasi, sedangkan aspek
kedua tercermin dari nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Keberadaan
tujuan tunggal ini diharapkan dapat memperjelas sasaran apa yang harus dicapai Bank
Indonesia dan batas-batas tanggungjawabnya. Dalam upaya mencapai tujuan
tunggalnya, Bank Indonesia didukung oleh 3 pilar yang merupakan 3 bidang tugasnya,
yakni:
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
3. Menjaga stabilitas sistemke uangan.

4. Visi dan Misi


Visi
Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian
nasional dan terbaik di antara negara emerging markets untuk Indonesia maju.
Misi
1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah melalui efektivitas kebijakan
moneter dan bauran Kebijakan Bank Indonesia;
2. Turut menjaga stabilitas system keuangan melalui efektivitas kebijakan makro
prudensial Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikro prudensial Otoritas
Jasa Keuangan;
3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan
system pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta
mitra strategis lain;
4. Turut mendukung stabilitas makro ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan melalui sinergi bauran Kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan
fiscal dan reformasi structural Pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain; 
5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat
efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi
nasional;
6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional
hingga di tingkat daerah;
7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan
melalui penguatan organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan system
informasi yang handal, serta peran internasional yang proaktif. 

5. Nilai-Nilai Strategis
Nilai-nilai strategis Bank Indonesia adalah:
1) Kejujuran dan integritas (trust and integrity)
2) Profesionalisme (professionalism)
3) Keunggulan (excellence)
4) Mengutamakan kepentingan umum (public interest)
5) Koordinasi dan kerjasama tim (coordination and teamwork) yang berlandaskan
keluhuran nilai-nilai agama (religi).

6. CRS (Corporate Social Responbility ) pada Bank Indonesia (Bank Sentral)


Dengan dasar pemikiran bahwa komunikasi merupakan hal pokok bagi Bank Indonesia
untuk membina relationship dan menunjukkan kepedulian terhadap komunitasnya,
Bank Indonesia melalui program CSR berusaha untuk mengedepankan kegiatan yang
bermanfaat bagi kedua belah pihak dengan tujuan untuk:
1) Meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat khususnya masyarakat ekonomi
menengah dan kecil;
2) membantu program Pemerintah dalam menyiapkan sumber daya manusia yang
unggul dan berkualitas serta mampu berkompetisi dengan SDM asing; dan
3) meningkatkan dan memelihara ekosistem melalui kerjasama dengan segenap
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai