Anda di halaman 1dari 39

pustakademik

Home

Beranda

Wednesday, November 1, 2017

MERINTIS USAHA BARU DAN MODEL PENGEMBANGANNYA

A. Cara Memasuki Dunia Usaha

Ada tiga cara untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha:

1. Starting (Merintis Usaha Baru) : membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan
modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri.

2. Buying (Membeli Perusahaan Orang Lain): membeli perusahaan yang telah dirintis/didirikan dan
diorganisir oleh orang lain dengan nama (Good Will) dan organisasi yang sudah ada.

3. Franchising (Kerja Sama Manajemen): suatu kerja sama antara Entrepreneur (Franchisee) dengan
perusahaan besar (Franchisor/Parent Company) dalam mengadakan persetujuan jual-beli hak monopoli
untuk menyelenggarakan usaha (Waralaba).

A.1. Starting (Merintis Usaha Baru)

Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi
resiko. Menurut Lambing ada 2 pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang
dengan mendirikan usaha baru:
1. Pendekatan Inside–Out (Idea Generation): pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci latar
belakang, dan sebagainya yang menentukan jenis usaha yang akan dirintis.

2. Pendekatan The Out–Side in (Opportunity Recognition): pendekatan yang menekankan pada basis
ide bahwa suatu perusahaan akan berhasil apabila menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan di
pasar.

Berdasarkan pendekatan Inside-Out, untuk memulai usaha, seorang calon wirausaha harus memiliki
kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan meliputi:

· Kemampuan teknik: kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang dan jasa.

· Kemampuan pemasaran: kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar dan pelanggan serta
harga yang tepat.

· Kemampuan finansial: kemampuan tentang bagaimana memperoleh sumber-sumber dana dan


cara menggunakannya.

· Kemampuang hubungan: kemampuan tentang bagaimana cara mencari, memelihara dan


mengembangkan relasi, dan kemampuan komunikasi serta negosiasi.

A.2. Buying (Membeli PerusahaanYang Sudah Didirikan)

Adapun alasan-alasan seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada dibandingkan merintis
usaha baru, yakni:

1. Resiko lebih rendah

2. Lebih mudah

3. Biaya yang dikeluarkan untuk mengelola lebih rendah

Namun demikian, membeli perusahaan yang sudah ada juga mengandung kerugian, yakni:

1. Masalah internal, contoh: banyaknya pesain dan ukuran peluang pasar.

2. Masalah eksternal, contoh masalah image atau reputasi perusahaan.

Ada empat hal kritis untuk menganalisis suatu perusahaan yang akan dibeli, yakni:
1. Alasan pemilik menjual perusahaan

2. Potensi produk dan jasa yang dihasilkan

3. Aspek legal perusahaan

4. Kondisi keuangan perusahaan yang akan dijual

A.3. Franchising (Waralaba)

Franchising merupakan cara memasuki dunia usaha yang sangat popular di dunia. Franchising
merupakan kerja sama manajemen yang biasanya berkembang dalam perusahaan eceran. Franchising
adalah suatu persetujuan lisensi menurut hukum antara suatu perusahaan penyelengara (pabrik)
dengan penyalur/perusahaan lain untuk melaksanakan usaha Dalam kerja sama franchising, perusahaan
induk (franchisor) memberikan bantuan manajemen secara berkesinambungan. Keseluruhan citra,
pembuatan, teknik pemasaran diberikan kepada penyalur (franchisee). Dasar hukum dari
penyelenggaraan franchising adalah kontrak antara perusahaan franchisor dan franchisee. Perusahaan
induk dapat membatalkan perjanjian apabila perusahaan penyalur melanggar persyaratan-persyaratan
yang telah ditetapkan.

Keuntungan dari kerja sama franchising (Zimmerer) ialah:

1. Pelatihan, pengarahan, dan pengawasan yang berlanjut dari franchisor.

2. Diberikan bantuan finansial. Biasanya biaya awal pembukaan sangat tinggi sedangkan sumber
modal yang dimiliki franchisee sedikit/terbatas.

3. Nama, merek, produk telah dikenal.

Kelemahan kerjasama franchising, yaitu:

1. Program latihan tidak sesuai dengan yang diinginkan

2. Pembatasan kreativitas penyelenggara usaha

3. Franchisee jarang memiliki hak untuk menjual perusahaannya pada pihak lain tanpa menawarkan
lebih dahulu pada franchisor dengan harga yang sama.
B. Profil Usaha Kecil dan Model Pengembangannya

Dalam undang-undang No.9/1995 Pasal 5 tentang usaha kecil disebutkan beberapa kriteria usaha kecil,
yaitu:

• Memiliki kekayaan bersih sebanyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha.

• Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000

Biro Pusat Statistik Indonesia (1998) mendefinisikan usaha kecil dengan ukuran tenaga kerja yaitu 5
sampai 19 orang, yang terdiri dari pekerja kasar yang dibayar, pekerja pemilik, dan pekerja keluarga.
Perusahaan industri yang memiliki tenaga kerja kurang dari 5 orang diklasifikasikan sebagai industri
rumah tangga (Home Industry). Pada umumnya perusahaan kecil mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu:
manajemen, persyaratan modal, dan pengoperasian bersifat lokal.

Usaha kecil memiliki kekuatan/ kelebihan, yakni:

1. Memiliki kebebasan untuk bertindak; bila ada perubahan, misalnya perubahan produk baru,
teknologi baru, mesin baru, usaha kecil bias bertindak dengan cepat menyesuaikan dengan keadaan
yang berubah.

2. Fleksibel; dapat menyesuaikan dengan kebutuhan setempat, misalnya bahan baku, tenaga kerja,
dan pemasaran produk.

3. Tidak mudah goncang; tidak rentan terhadap fluktuasi.

Kelemahan perusahaan kecil:

1. Aspek kelemahan struktural; kelemahan dalam struktur organisasi, misalnya kelemahan dalam
manajemen dan organisasi, pengendalian mutu, penguasan teknologi, kesulitan dalam mencari modal,
lemahnya SDM, lemahnya akses pasar.

2. Kelemahan kultural; kelemahan dalam budaya perusahaan yang kurang mencerminkan perusahaan
sebagai “corporate culture”

C. Kerangka Hipotesis Pengembangan Usaha Kecil

Menurut Lambing (2000: 43), untuk pengembangan perusahaan diperlukan dua keterampilan yaitu:

• Keterampilan manajemen keuangan


Manajemen keuangan merupakan menajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi-fungsi
keuangan tersebut meliputi begaimana memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana
menggunakan dana tersebut (allocation of fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan
jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan memilih sumber-sumber dana untuk
membelanjai aktiva tersebut. Untuk memperoleh dana, manajer keuangan bisa memperolehnya dari
dalam maupun luar perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal dari pasar modal, bisa berbentuk
hutang atau modal sendiri.

Manajemen keuangan sebagai aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber
modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya se-efektif, se-efisien, seproduktif mungkin untuk
menghasilkan laba. Aktivitas itu meliputi:

1. Aktivitas Pembiayaan (Financing Activity)

Aktivitas pembiayaan ialah kegiatan pemilik dan manajemen perusahaan untuk mencari sumber modal
(sumber eksternal dan internal) untuk membiayai kegiatan bisnis.

2. Aktiva Investasi (Investment activity)

Aktivitas investasi adalah kegiatan penggunaan dana berdasarkan pemikiran hasil yang sebesar-besarnya
dan resiko yang sekecil-kecilnya. Aktivitas itu meliputi:a) Modal Kerja (working Capital) atau harta lancar
(Current Assets), b) Harta Keuangan (Finaceal assets) yang terdiri: investasi pada saham (stock) dan
Obligasi (Bond), c) Harta Tetap (real Assets) yang terdiri dari: tanah, gedung, peralatan, d) Harta Tidak
Berwujud (intangible assets) terdiri dari: Hak Paten, Hak Pengelolaan Hutan, Hak Pengelolaan Tambang,
Goodwill.

3. Aktivitas Bisnis (Business Activity)

Aktivitas bisnis adalah kegiatan untuk mencari laba melalui efektivitas penjualan barang atau jasa
efisiensi biaya yang akan mengahsilkan laba. Aktivitas itu dapat dilihat dari laporan Laba-Rugi, yang
terdiri dari unsur: a) Pendapatan (sales atau Revenue); b) Beban (Expenses); c) Laba-Rugi (Profit-Loss)

4. Aktivitas Penganggaran Modal (Capital Budgeting Activity)

Penganggaran modal digunakan untuk melukiskan tindakan perencanaan dan pembelanjaan


Pengeluaran modal, seperti untuk pembelian equipment baru untuk memperkenalkan produk baru, dan
untuk memodernisasi fasilitas pabrik. Penganggaran modal melibatkan suatu pengikat (penanaman)
dana di masa sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan yang dikehendaki di masa mendatang.
Investasi membutuhkan dana yang relatif besar dan keterikatan dana tersebut dalam jangka waktu yang
relatif panjang, serta mengandung resiko. Metode-metode yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:

a) Metode Average Rate of Return


Metode ini mengukur berapa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dari suatu investasi. Angka
yang dipergunakan adalah laba setelah pajak dibandingkan dengan total average invesment. Hasil yang
diperoleh dinyatakan dalam persentase. Angka ini kemudian diperbandingkan tingkat keuntungan yang
disyaratkan, maka proyek dikatakan menguntungkan, apabila lebih kecil daripada tingkat keuntungan
yang disyaratkan proyek ditolak.

b) Metode Payback

Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Karena itu satuan hasilnya bukan
persentase, tapi satuan waktu. Kalau priode payback ini lebih pendek daripada yang disyaratkan, maka
proyek dikatakan menguntungkan, sedangkan kalau lebih lama proyek ditolak.

c) Metode Net Present Value

Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-
penerimaan kas bersih (oprasional maupun terminal cash flow) dimasa yang akan datang. Untuk
menghitung nilai sekarang tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap
relevan. Apa bila nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang lebih besar
daripada nilai sekarang investasi, maka proyek ini dikatakan menguntungkan sehinnga diterima.
Sedangkan apabila nilainya kecil (NPV negatif), proyek ditolak karena tidak menguntungkan.

d) Metode Internal Rate of Return

Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang
penerimaan-penerimaan kas bersi di masa-masa mendatang. Apabila tingkat bunga ini lebih besar
daripada tinkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang disyaratkan), maka investasi dikatakan
menguntungkan, kalau lebih kecil dikatakan merugikan.

e) Metode Profitability Index

Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa
datang dengan nilai sekarang investasi. Kalau Profitability Index (PI)-nya lebih besar daripada 1, maka
proyek dikatakan menguntungkan, tetapi kalau kurang dikatakan tidak menguntungkan. Sebagaimana
metode NPV, maka metode ini perlu menentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang akan
dipergunakan.

Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan.

• Keterampilan manajemen personal

Seseorang bisa sukses menjadi seorang manajer bagi bisnis maupun bidang kehidupannya, jika ia
memiliki keterampilan dalam hal manajemen personal. Kemampuan membangun team work yang bagus
harus diikuti dengan keterampilan dalam hal manajemen personal. Keterampilan manajemen personal
menempati level ketiga dalam piramida keterampilan manajemen. Ada dua bidang yang harus di kuasai
pada level ini yaitu manajemen diri dan manajemen waktu.

1. Manajemen Diri

Jika dalam keterampilan manajemen tim anda memotivasi orang lain untuk melakukan hal yang terbaik
dalam pekerjaannya, apakah anda juga bisa melakukannya? pertanyaan yang patut diajukan bagi diri
anda untuk menjadi manajer yang baik. Kemampuan manajemen diri adalah kemampuan untuk
memotivasi diri agar dapat melakukan hal-hal terbaik dan menghasilkan prestasi yang optimal. Selain
terampil dalam melakukan hal-hal terbaik, manajemen diri berfokus pada pekerjaan yang penting bukan
hanya pekerjaan mendesak. Orang lebih sering mengerjakan sesuatu jika sudah mendesak meski kurang
penting, sehingga menyita hal-hal yang penting. Pada level ini seorang manajer dituntut untuk bisa
memprioritaskan pekerjaan-pekerjaan penting demi keberhasilan usaha.

2. Manajemen Waktu.

Jika anda memiliki target untuk keberhasilan sebuah usaha, tentunya banyak hal yang perlu dilakukan.
Dan terkadang itu membuat anda kekurangan waktu untuk melakukannya. Karena itu penting bagi anda
memiliki keterampilan mengelola waktu. Buatlah daftar pekerjaan yang harus dilakukan, membuat
daftar pekerjaan yang penting untuk dilakukan membantu anda dalam mengelola waktu dan
menyelesaikan pekerjan-pekerjaan penting. Jangan Mengerjakan banyak hal dalam satu waktu,manusia
sangat sulit untuk multi tasking. Selesaikan satu pekerjaan dengan segera untuk selanjutnya
mengerjakan pekerjaan yang lain. Manajemen pertemuan, dalam tim anda tidak dapat dielakkan dari
meeting untuk menyelesaikan permasalahan tertentu. Aturlah pertemuan agar berjalan baik dan
menghasilkan banyak hal. Keterampilan manajemen personal menuntut anda untuk memiliki kontrol
terhadap diri anda sendiri dan bagaimana anda mengalokasikan waktu yang ada untuk pekerjaan.
(Galeriukm).

at November 01, 2017

Share

No comments:

Post a Comment


Home

View web version

About Me

pustakademik

View my complete profile

Powered by Blogger.

WINDA SYAFRIZA'S blog

Blog ini berisi bahasan tentang semua hal yang berhubungan dengan mata kuliah.

Selasa, 08 September 2009

MERINTIS USAHA BARU DAN MODEL PENGEMBANGANNYA

BAB I

PENDAHULUAN

Sebelum kita membahas mengenai usaha baru dan model pengembangannya, alangkah baiknya kita
mengetahui akan pengertian bisnis dan tujuannya.

Menurut Brown dan Protello, bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat, apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis inipun
akan meningkat pula perkembangannya dalam melayani masyarakat.

Sedangkan tujuan dari bisnis itu sendiri adalah

Untuk memasuki dunia usaha, seseorang harus memiliki jiwa sebagai seorang wirausaha. Wirausaha
adalah orang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi resiko. Sebagai
pengelola sekaligus pemilik usaha, kita harus memiliki kecakapan untuk bekerja, mengorgansir, kreatif
dan lebih menyukai tantangan.

Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai atau memasuki dunia usaha (bisnis), yaitu;

1. Merintis Usaha Baru;


Merintis usaha baru yaitu membentuk dan mendirikan suatu usaha baru dengan menggunakan modal,
ide, organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri. Dalam hal ini, ada tiga bentuk usaha yang dapat
dirintis, yaitu:

a. Perusahaan Milik Sendiri,

b. Persekutuan,

c. Perusahaan Berbadan Hukum,

2. Membeli Perusahaan Orang Lain (Buying); dan

3. Kerjasama Manajemen (Franchising).

Membangun sebuah bisnis (usaha) kita harus betul-betul teliti dan cermat dalam melihat peluang yang
ada. Apabila salah melihat peluang, maka alamat yang dituju adalah kehancuran. Alasannya adalah
membangun sebuah usaha (bisnis), membeli usaha yang telah ada, ataupun kerjasama manajemen,
sama artinya dengan menanam modal (investasi).

BAB II

PEMBAHASAN

MERINTIS USAHA BARU

A. Pengertian

Pengertian lain dari bisnis menurut Hugnes dan Kapoor, adalah suatu kegiatan usaha individu yang
diorganisasi untuk menghasilkan atau menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat.

Menurut hasil survey yang dilakukan oleh Peggy Lambing (2000:90), 43% responden (wirausaha)
memulai usaha atau mendapatkan ide untuk berbisnis dari pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di
beberapa perusahaan, 11% responden memulai usaha untuk memenuhi peluang pasar, sedangkan 46%
memulai usaha dikarenakan hobi.

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam membangun sebuah usaha (bisnis) baru,
diantaranya adalah:

 Kemampuan melihat pasar potensial,

 Jenis produk (barang) yang dibutuhkan dalam pasar,

 Minat konsumen terhadap produk (barang) yang diinginkan,

 Daya beli konsumen dalam pasar tertentu, dan

 Saingan usaha sejenis dalam pasar tersebut.


Dalam memasuki dunia bisnis, seseorang dituntut untuk tidak hanya memiliki kemampuan tetapi juga
ide dan kemauan. Ide dan kemauan itulah yang akan diwujudkan dalam bentuk penciptaan/pembuatan
barang dan jasa yang laku di pasar.

B. Proses memulai bisnis

Apapun jenis dan bentuk bisnis yang akan kita jalani, pastinya mempunyai proses. Proses-proses
tersebut adalah;

1. Ide,

Pengembangan ide dalam melihat peluang usaha dapat bersumber dari pengalaman pribadi, minat,
penemuan tidak sengaja dan pencarian ide dengan dasar pertimbangan.

Banyak kalangan mencari ide baru dengan melakukan beberapa usaha. Usaha ini dapat dilakukan
dengan cara magang pada usaha lain atau dengan cara membaca beberapa tabloid atau majalah, untuk
dapat mengembangkan pikiran secara serius mengenai ide membuka sebuah usaha baru.

Majalah atau tabloid dapat dijadikan sebagai pendukung untuk mencari sumber pertimbangan ide baru.
Misalnya majalah Trubus, majalah ini banyak memberikan sejumlah informasi tentang tanaman
kesehatan, cara memelihara ternak dan cara merawat tanaman hias yang dapat menguntungkan untuk
membuka sebuah bisnis kecil-kecilan.

2. Modal,

Dalam hal ini, modal yang dimaksud bukan saja modal berupa uang, tetapi juga berupa barang, orang
(tenaga kerja/skill), dan juga fasilitas. Modal berupa uang atau sumber dana tersebut dapat diperoleh
dari kekayaan sendiri, dari badan-badan keuangan (seperti; bank, pegadaian, koperasi), dan juga dari
orang-orang yang bersedia menjadi penyandang dana (investor/penanam modal).

3. Barang dan Jasa,

Menentukan barang dan jasa yang akan dijadikan sebagai objek bisnis tentunya harus memiliki pasar
(dibutuhkan konsumen dan laku di pasaran).

4. Pasar,

Mengamati peluang pasar sebelum menciptakan barang dan jasa (barang dan jasa apa yang sedang
banyak diminati oleh konsumen).

5. Profit,

Bila peluang pasar sudah tersedia, maka tinggal memproduksi barang dan jasa yang telah ditentukan
sebagai objek bisnis, memasarkannya dan segera mendapatkan keuntungan dari penjualan barang dan
jasa yang ditawarkan.
C. Hal-hal yang diperhatikan dalam merintis usaha baru

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha baru, adalah;

1. Bidang dan Jenis Usaha Yang Akan Dimasuki,

Dengan adanya pengenalan jenis usaha, diharapkan dapat memperoleh gambaran secra sederhana
sehingga menjamin proses pencapaian tuuan dan sasaran usaha yang telah direncanakan. Secara umum,
bidang dan jenis usahanya adalah;

 Bidang agraris, yaitu kegiatan usaha yang meliputi: pertanian, perikanan, perkebunan.

 Bidang ekstraktif, yaitu kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang pengumpulan hasil alam, seperti
pertambangan, penggalian bahan baku dalam bumi dan pengambilan hasil alam.

 Bidang industri, yaitu kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang pengolahan bahan baku menjadi
bahan setengah jadi dan barang jadi, seperti industri makanan, industri kayu dan industri tekstil.

 Bidang perdagangan, yaitu kegiatan usaha yang bergerak dalam jual beli barang, seperti grosir
pedagang eceran, makelar dan komisioner.

 Bidang jasa, yaitu kegiatan yang bergerak dalam bidang penawaran jasa, seperti biro perjalanan,
konsultan, perhotelan, dan akuntan publik.

2. Bentuk Usaha dan Kepemilikan yang Akan Dipilih,

 Perusahaan Perseorangan (PO),

Bentuk usaha ini paling sederhana dan mudah mengorganisasikannya karena pemiliknya hanya satu
orang dan langsung dikelola sendiri. Jadi segala resiko, tanggungjawab dan keuntungan ada pada
pundak pemilik usaha.

 Persekutuan Komanditer (CV),

Usaha persekutuan didirikan minimal dua orang secara bersama membangun sebuah usaha dengan
menjadi pemilik bersama dari suatu perusahaan, dengan mengumpulkan sejumlah kekayaan. Kekayaan
yang dikumpulkan itu dapt berupa dana, tenaga, keahlian dan sarana lain yang dapat menunjang
jalannya usaha. Keangotaan persekutuan terdiri dari dua kelompok, yaitu anggota pasif persekutuan dan
anggota aktif persekutuan.

Anggota pasif persekutuan, kedudukannya dalam usaha ini adalah sebagai peserta yang hanya
menyetorkan modal saja. Sedangkan anggota aktif persekutuan adalah sebagai peserta dan sekaligus
ikut mengelola usaha.
Jadi, tanggungjawab anggota pasif persekutuan hanya sebatas modal yang disetor dan tanggungjawab
anggota aktif persekutuan adalah penuh terhadap jalannya usaha.

 Perseroan,

Perseroan yaitu perusahaan yang anggotanya terdiri atas para pemegang saham, yang mempunyai
tanggungjawab terbatas terhadap hutang-hutang perusahaan sebesar modal disetor.

Saham yang dikeluarkan oleh suatu perseroan terbatas pada pokoknya dapat digolongkan ke dalam dua
jenis saham, yaitu;

a. Saham biasa (common stock), merupakan bentuk pemilihan tanpa hak istimewa. Artinya para pemilik
akan memperoleh pembagian keuntungan (dalam bentuk dividen) hanya apabila perusahaan
memperoleh laba.

b. Saham istimewa (preferred stock), merupakan bentuk pemilikan dan hak istimewa. Hak istimewa yang
ada pada pemegang saham istimewa adalah pembagian dividen yang didahulukan, pembagian dividen
kumulatif, pembagian kekayaan yang didahulukan.

 Firma, yaitu persekutuan yang menjalankan perusahaan di bawah nama bersama yang didirikan
dengan sebuah akta pendirian usaha yang dibuat oleh pejabat yang berwenang yaitu notaries.
Tanggungjawab pemilik terhadap perusahaan ini adalah sama, yaitu apabila memperoleh laba, maka
keuntungan dibagi bersama, sebaliknya bila rugi ditanggung pula secara bersama-sama.

3. Tempat Usaha yang Akan Dipilih,

Para pengelola usaha sangat berkepentingan dalam mencari tempat usaha yang strategis. Perusahaan
yang akan didirikan sudah barang tentu di tempat yang sangat potensial (strategis). Tempat usaha harus
berdekatan dengan tempat konsumen, agar dapat menjamin penyerahan barang yang mudah dan
cepat.

Tempat usaha yang strategis adalah tempat atau letak perusahaan melakukan aktivitas berikut
pemasarannya, serta penjualan barang dagangan yang dapat memberikan keuntungan besar. Selain itu,
tempat usaha yang strategis juga memiliki berbagai fasilitas, seperti; tempat parkir yang luas,
transportasi yang mudah dijangkau dan lancar.

4. Organisasi Usaha yang Akan Dipilih,

Menurut George R. Terry, organisasi adalah mengalokasikan seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan
antara kelompok kerja dan menetapkan wewenang serta tanggungjawab masing-masing individu yang
bertanggungjawab untuk setiap komponen kerja dan menyediakan lingkungan kerja yang tepat dan
sesuai.

Struktur organisasi usaha bergantung pada lingkup, cakupan, dan skala usaha yang akan dimasuki.
Semakin besar lingkup usaha, semakin kompleks pula organisasinya.
Bentuk usaha kecil, umumnya dikelola langsung oleh pemilik dan bahkan angota keluarga atau kerabat
langsung sebagai tenaga pembantu dalam mengelola usaha. Pada usaha seperti ini, terdapat
ketidakjelasan status pembagian tugas, wewenagn dan tanggungjawab. Mereka mengerjakan segalanya
sampai dalam urusan rumah tangga, sehinga batasan kekayaan usaha dengan kekayaan pribadi tidak
jelas sama sekali.

Gambaran seperti ini, jelas menunjukkan kesemrautan dalam mengelola usaha dan inilah terkadang
yang menjadi titik persoalan sehingga usaha kecil dan menengah selalu mengalami kegagalan. Apabila
keadaan ini dibiarkan, maka akan berakibat fatal, yaitu hancurnya usaha yang sudah dibangun dengan
susah payah.

Dalam perusahaan yang lebih besar, seperti Perseroan Terbatas (PT), Komanditer (CV) dan Firma (Fa),
organisasi perusahaan ini lebih kompleks. Organisasi perusahaan ini memiliki tingkatan, yaitu rapat
umum, pemegang saham, dewan komisaris, dewan direktur, dan tim manajer.

Pemegang saham adalah pemegang kekuasaan tertinggi yang bertugas mengangkat dewan komisaris
dan dewan. Tugas dewan komisaris adalah mengawasi kegiatan direksi dalam menjalankan perusahaan.
Untuk menjamin kelancaran perusahaan dalam melaksanakan tugasnya, direksi mengangkat beberapa
orang manajer.

5. Jaminan Usaha yang Mungkin Diperoleh,

Dalam hal ini, yang harus memperoleh jaminan adalah; penemuan-penemuan, identitas dan nama
perusahaan, serta keorisinilan produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan, seperti:

a. Paten,

Paten adalah suatu pengakuan dari lembaga yang berwenang atas penemuan produk yang diberi
kewenangan untuk membuat, meggunakan, dan menjual penemuannya selama paten tersebut masih
dalam jaminan.

Untuk mendapatkan hak paten, alat yang diciptakan harus betul-betul baru (bukan produk perbaikan).
Suatu alat tidak dapt diberikan hak paten apabila alat tersebut telah dipublikasikan sebelum
mengajukan hak paten.

Langkah-langkah untuk mendapatkan hak paten, yaitu:

1. tetapkan bahwa yang ditemukan betul-betul baru,

2. dokumentasikan produk yang ditemukan tersebut,

3. telusuri paten-paten yang telah ada,

4. pelajari hasil telusuran, dan

5. mengajukan lamaran paten.


b. Merek Dagang,

Merek dagang (trade merk), merupakan istilah khusus dalam perdaangan atau perusahaan. Merek
daang pada umumnya berbentuk symbol, nama, logo, slogan atau tempat dagang yang oleh perusahaan
digunakan untuk menunjukkan keorisinilan prosuk atau membedakannya dengan produk lain di pasar.

Merek dagang pada umumnya, dijadikan symbol perusahan di pasaran. Untuk menetapkan merek, harus
dipilih kata yang khas, mudah dikenal dan diingat, seta unik bagi pelanggan sehingga menjadi merek
terkenal.

c. Hak Cipta,

Hak cipta (copyright), adalah hak istimewa guna melindungi pencipta dari keorisinilan ciptaannya, misal
karangan, musik lagu dan hak untuk memproduksi, memperbaiki, mendistribusikan, atau menjual.

6. Lingkungan Usaha yang Akan Terpengaruh,

Lingkungan usaha tidak bisa diabaikan begitu saja. Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun
penghambat jalannya perusahaan. Mengapa demikian? Karena lingkungan usaha yang akan terpengaruh
terhadap perusahaan haruslah memperoleh atau perusahaan harus memiliki dan memberikan berbagai
fasilitas yang memadai untuk kelancaran usahanya.

Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan adalah lingkungan mikro dan makro.

a) Lingkungan Mikro,

Lingkungan mikro, adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaa, seperti;

1. Pemasok,

Pemasok berkepentingan dalam menyediakan bahan baku kepada perusahaan. Untuk menghasilkan
barang dan jasa yang bermutu tinggi, maka diperlukan bahan baku dengan kualitas yang baik dari
pemasok.

2. Pembeli atau pelanggan,

Pembeli atau pelanggan merupakan lingkungan yang sangat berpengaruh karena dapat memberi
informasi bagi perusahaan. Apabila konsumen tidak puas atas barang/jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan, maka konsumen akan berpaling ke perusahaan lain yang dapat memenuhi keinginnannya
terhadap barang/jasa yang akan dikonsumsinya.

3. Karyawan,

Karyawan adalah orang pertama yang terlibat dalam perusahaan. Dengan adanya berbagai fasilitas yang
ditawarkan perusahaan kepada karyawan, maka akan meningkatkan semangat bekerja mereka untuk
lebih termotivasi, produktif, kreatif dan menguntungkan perusahaan.
4. Distributor,

Distributor merupakan lingkungan yang sangat penting dalam perusahaan karena dapat memperlancar
penjualan.

b) Lingkungan Makro

Lingkungan makro adalah lingkungan di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup
perusahaan secara keseluruhan. Lingkungan makro meliputi:

1. Lingkungan ekonomi,

Hasil penjualan dan biaya perusahaan banyak dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi. Sebagai contoh
adalah inflasi, tingkat bunga, dan fluktuasi mata uang asing, baik langsung maupun tidak akan
berpengaruh terhadap perusahaan

2. Lingkungan teknologi,

Perubahan teknologi yang secara drastis dalam abad terakhir ini telah memperluas skala industri secara
keseluruhan. Teknologi baru telah mencitakan produk-produk baru dan modifikasi produk lainnya.
Kemajuan teknologi dalam menciptakan baran dan jasa telah mampu memenuhi kebutuhan dan
permintaan pasar secara cepat.

3. Lingkungan sosiopolitik,

perubahan kekuatan politik berpengaruh terhadap perubahan pemerintahan, dan secara tidak langsung
berdampak pada perubahan ekonomi.

4. Lingkungan demografi dan gaya hidup

produk barang dan jasa yang dihasilkan sering kali dipengaruhi oleh perubahan demografi dan gaya
hidup. Misalnya saja saat sekarang ini sedang trend celana panjang jeans dengan model ujung kaki yang
mengecil. Maka, produk celana jeans yang seperti itulah yang diprosuksi oleh perusahaan. Kelompok-
kelompok masyarakat, gaya hidup, kebiasaan, pendapatan, dan struktur masyarakat bisa menjadi
peluang.

MEMBELI PERUSAHAAN ORANG LAIN (BUYING)

A. Pengertian

Membeli perusahaan orang lain berarti membeli usaha yang sudah ada. Bagi pemula dalam memasuki
dunia bisnis dengan cara membeli sebuah usaha yang sudah ada, amat sulit untuk memutuskan dibeli
atau tidak membeli usaha tersebut. bagi wirausaha yang telah berpengalaman, membeli sebuah usaha,
dirinya telah memiliki beberapa pengetahuan dalam menetapkan sebuah keputusan untuk membeli
usaha atau tidak.
Justin G. Longenecker, menuliskan ada beberapa alasan membeli sebuah usaha yang sudah ada, yaitu:

1. untuk mengurangi beberapa ketidaktentuan dan ketidaktahuan yang dihadapi dalam memulai sebuah
bisnis baru,

2. untuk mendapatkan sebuah usaha yang sedang beroperasi dan mengembangkan hubungan dengan
pelanggan dan pemasok,

3. untuk mendapatkan bisnis dibawah biaya dalam memulai sebuah bisnis baru.

B. Masalah yang akan dihadapi

Beberapa pengusaha memilih untuk membeli bisnis yang sudah berdiri daripada mengambil resiko
memulai bisnis baru. Membeli bisnis yang sudah ada memiliki banyak keungtungan; adanya karyawan
untuk melayani pelanggan yang juga sudah ada dan berurusan dengan pemasok yang menjadi
langganan perusahaan, barang atau jasa tersebut sudah dikenal di pasar, dan izin serta lisensi yang
dibutuhkan telah diperoleh. Memperoleh pendanaan untuk bisnis yang sudah ada juga lebih mudah
dibandingkan dengan bisnis baru. Beberapa penjual bahkan membantu pembeli dengan menyediakan
pendanaan dan menawarkan jasa sebagai konsultan.Namun demikian, membeli perusahaan yang sudah
ada juga mengandung kerugian dan permasalahan, baik eksternal maupun internal.

1. Masalah eksternal, yaitu lingkungan; seperti banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar.

2. Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan; misalnya masalah citra atau
reputasi perusahaan seperti masalah karyawan, konflik antara manajemen dan karyawan yang sukar
diselesaikan oleh pemilik yang baru, masalah lokasi, dan masalah masa depan perusahaan.

C. Menganalisis perusahaan yang akan dibeli

Di Amerika Serikat, ada beberapa pialang (perantara) yang secara khusus menangani masalah dalam
menilai sebuah usaha dan langsung menangani semua persetujuan untuk menutup pembelian usaha
yang dimintakan oleh calon pembeli usaha. Nama kelompok pialang tersebut disebut Matchmaker,
seperti Certified Business Broker yang berkedudukan di Houston Texas. Lembaga ini menangani dan
menilai kelayakan usaha untuk dibeli atau tidak yang ditugaskan oleh calon pembeli usaha.

Untuk menemukan bisnis yang dijual, hubngi Kamar Dagang (Chamber of Commerce) local Anda serta
para professional seperti pengacara, akuntan, dan agen asuransi. Adalah penting untuk menganalisis
kinerja dari bisnis yang sedang dipertimbangkan. Kebanyakan orang ingin membeli bisnis yang sehat
sehingga mereka tinggal melanjutkan keberhasilannya.

Untuk memasuki dunia bisnis dengan cara membeli usaha orang lain, maka hal yang harus diperhatikan
adalah;
 Perhatikan lokasi usaha, harus strategis,

 Apakah usaha tersebut berkembang,

 Teliti hubungan manajemen perusahaan dengan karyawan, hubungan manajemen dengan para
pemasok, relasi perusahaan, dan orang-orang atau instansi yang ada hubungannya terhadap
perkembangan usaha tersebut,

 Organisasi perusahaan,

 Bentuk perusahaan,

 Bidang dan jenis perusahaan,

 Jaminan usaha, dan

 Yang paling penting kesesuaian harga perusahaan.

KERJASAMA MANAJEMEN (WARALABA)

A. Pengertian

Seperti membeli bisnis yang sudah mapan, waralaba menawarkan cara yang tidak begitu resiko untuk
memulai suatu bisnis dibandingkan dengan memulai perusahaan yang sepenuhnya baru. Kerjasama
manajemen (waralaba/franchising), merupakan kerja sama manajemen yang biasanya berkembang
dalam perusahaan ritel. Waralaba dilaksanakan atas persetujuan lisensi menurut hukum antara suatu
perusahaan (pabrik) penyelenggara dengan penyalur atau perusahaan lain untuk menjalankan usaha.

Perusahaan yang memberikan lisensi disebut franchisor atau prinsipal waralaba dan penyalur disebut
franchisee atau agen waralaba.franchisor memberikan izin kepada franchisee untuk menggunakan
nama, tempat/daerah, bimbingan, latihan karyawan, periklanan, dan perbekalan material yang
berlanjut.

B. Hal-hal yang diperhatikan dalam memulai usaha waralaba

Dukungan awal meliputi salah satu atau keseluruhan dari aspek-aspek berikut ini:

1. Pemilihan tempat,

2. Rencana bangunan,

3. Pembelian peralatan,

4. Pola arus kerja,


5. Pemilihan karyawan,

6. Periklanan,

7. Grafik perkembangan usaha,

8. Bantuan pada acara pembukuan.

Selain dukungan awal, bantuan lain yang berlanjut dapat pula meliputi faktor-faktor berikut:

1. Pencatatan dan akuntansi,

2. Konsultasi,

3. Pemeriksaan dan standarisasi,

4. Promosi,

5. Pengendalian kualitas,

6. Nasihat hukum,

7. Penelitian,

8. Material lainnya.

Menurut Zimmerer (1996), keuntungan dari kerja sama waralaba, adalah:

1. Pelatihan, pengarahan dan pengawasan yang berlanjut dari franchisor,

2. Bantuan finansial. Biasanya biaya awal pembukaan sangat tinggi, sedangkan sumber modal dari
perusahaan waralaba sangat terbatas,

3. keuntungan dari penggunaan nama, merek, dan produk yang telah dikenal.

Selain keuntungan di atas, kerja sama waralaba tidak selalu menjamin keberhasilan karena sangat
bergantung pada jenis usaha dan kecakapan para wirausah. Dan kerugian yang mungkin terjadi menurut
Zimmerer, adalah:

1. Program latihan tidak sesuai dengan yang diinginkan,

2. pembatasan kreativitas penyelenggaraan usaha franchisee,

3. Franchisee jarang memiliki hak untuk menjual perusahaannya kepada pihak lain tanpa menawarkan
terlebih dahulu kepada pihak franchisor dengan harga yang sama.

Profil Usaha Kecil dan Model Pengembangannya


Berikut merupakan tabel yang berisikan kelebihan dan kelemahan merintis, membeli, dan kerjasama
manajemen (waralaba):

BENTUK KELEBIHAN KELEMAHAN

Merintis Usaha (Starting)

Membeli Perusahaan (Buying)

Kerjasama manajemen (Franchising)

 Gagasan murni

 Bebas beroperasi

 Fleksibel dan mudah pengaturannya

 Kemungkinan sukses.

 Lokasi sudah cocok

 Karyawan dan pemasok biasanya sudah mantap

 Sudah siap operasi

 Mendapat pengalaman dalam logo, nama, metode teknik produksi, pelatiha, teknik, bantuan modal.

 Penggunaan nama, merek yang sudah dikenal.  Pengakuan nama kurang

 Fasilitas inefisien
 Penuh ketidakpastian

 Persaingan kurang diketahui

 Perusahaan yang dijual biasanya lemah

 Peralatan tidak efisien

 Mahal

 Sulit inovasi

 Tidak mandiri

 Kreativitas tidak berkembang

 Menjadi interdependen terdominasi, rentan terhadap perubahan franchisor

Menurut skala usaha, secara garis besarnya kelompok usaha dibagi dalam tiga bagian, yaitu usah kecil,
menengah dan besar. Usaha kecil merupakan bentuk kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan
memenuhi krieteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan. Menurut UU No. 5
tahun 1995 tentang usaha kecil, maka yang dimaksud dengan pengusaha kecil apabila memenuhi syarat
seperti berikut:

1. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta, (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha),

2. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1 milyar,

3. milik WNI,

4. berdiri sendiri, buka merupakan anak perusahaan.

5. berbentuk usaha perorangan.

Kriteria usaha kecil, adalah;

1. manajemen berdiri sendiri, manajer adalah pemilik,

2. modal disediakan oleh pemilik atau sekelompok kecil

3. daerah operasi bersifat lokal,


4. ukuran dalam keseluruhan relatif kecil.

BAB III

KESIMPULAN

Tiga cara memasuki dunia usaha, ada 3, yaitu;

1. merintis usaha baru,

2. membeli perusahaan dari orang lain, dan

3. kerjasama manajemen.

Unsur yang harus diperhatikan dalam merintis perusahaan baru, diantaranya, adalah;

1. bidang dan jenis usaha,

2. bentuk usaha dan kepemilikan perusahaan,

3. tempat usaha,

4. organisasi usaha,

5. jaminan usaha, dan

6. lingkungan usaha.

Bagaimana cara dan apapun bidang/jenis usaha yang akan kita masuki pastilah memiliki kelebihan dan
kelemahan. Untuk itu kita harus dapat menentukan bidang dan jenis usaha apa yang akan kita mulai,
apakah kita mempunyai keahlian di bidang usaha yang akan kita masuki tersebut, agar tidak mengalami
kejadian yang fatal dikemudian hari, yaitu usaha yang kita dirikan hancur atau berhenti begitu saja
karena kita tidak memiliki kompetensi di bidang usaha yang kita mulai.

Kami dari seluruh anggota pemakalah, mengucapkan selamat dan semoga sukses bagi anda yang akan
memulai karir dengan memasuki dunia usaha. Semoga makalah ini bisa dijadikan salah satu panduan
untuk memulai karir anda.

Sekian pembahasan mengenai “Merintis Usaha Baru dan Model Pengembangannya”. Mungkin terdapat
kesalahan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, pemakalah mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca sekalian, agar di waktu yang akan dating, makalah ini akan semakin sempurna. Wassalam.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Mardiyatmo. 2006, KEWIRAUSAHAAN. Jakarta: Yudhistira.

Suryana. 2006, KEWIRAUSAHAAN. Jakarta: Salemba Empat.

Budiarta, Kustoro, dkk. 2007, PENGANTAR BISNIS. Medan.

Manurung. 2005, KEWIRAUSAHAAN. Medan.

WINDA SYAFRIZA'S forum di 00.39.00

2 komentar:

Unknown22 Agustus 2016 22.59

Bonus Deposit 100% –Sudahkah anda berbisnis forex trading?, bergabung sekarang juga dengan kami

trading forex hotforexasian.com

-----------------

Kelebihan Bertransaksi di HotForex

1. HotForex Memberikan Bonus Deposit 100% pada akun anda

2. Trading di HotForex dimulai dari 0 spread

3. Deposit Mulai dari 70 Ribuan atau 5 usd

4. Memiliki regulasi yang benar FSC

5. Perusahaan HotForex Berdiri Sejak Tahun 2010

6. Deposit dapat dilakukan menggunakan BANK LOKAL BCA, MANDIRI, BRI DAN FASAPAY

7. Hotforex juga menyediakan akun PAMM dimana anda dapat menitip dana kepada perusahaan untuk
di kelola dan

banyak lagi kelebihan yang lainya, daftar segera disini hotforexasian.com.

-----------------

Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :

Tlp : 085364558922
BBM : efx2009

Balas

Unknown6 Januari 2017 01.44

FBS Indonesia Broker Terbaik – Dapatkan Banyak Kelebihan Trading Bersama FBS,bergabung sekarang
juga dengan kami trading forex fbsindonesia.co.id

-----------------

Kelebihan Broker Forex FBS

1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPOSIT ANDA

2. SPREAD DIMULAI DARI 0 Dan

3. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANK LOKAL Indonesia dan banyak lagi yang lainya

Buka akun anda di fbsindonesia.co.id

-----------------

Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :

Tlp : 085364558922

BBM : FBSID007

Balas

Beranda

Lihat versi web


Mengenai Saya

Foto saya

WINDA SYAFRIZA'S forum

Low profile, simple, serious.

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Evi Nursyafitri Kesling

Environmental Health, Sanitasi. Auger D.IV 2013

Evi Nursyafitri Kesling

Environmental Health, Sanitasi. Auger D.IV 2013

Selasa, 24 Maret 2015

Makalah Kewirausahaan 4

DOSEN : ZAENAB, S.KM, M.Kes

MATA KULIAH: KEWIRAUSAHAAN

MAKALAH

(Merintis Usaha Baru & Waralaba)


DI SUSUN OLEH KELOMPOK V:

1. DESI

2. FADHAL MUHAMMAD

3. NUR PADILA

4. MUH.MUHLIS P

5. RIRI REZKY RAMADANI

6. SUARNI S

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2013/2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah KEWIRAUSAHAAN ini dengan baik
Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah KEWIRAUSAHAAN .Dengan adanya
makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti tentang cara merintis usaha serta pengembangannya
dan juga mengerti tentang waralaba

Saya menyadari bahwa penulisan rangkuman ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran sangat diharapkan guna perbaikan di masa mendatang dan semoga bermanfaat bagi kita
semua, Amin.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR :............................................................... i

DAFTAR ISI :............................................................... ii

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang :............................................................... 1

B.Tujuan :............................................................... 1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Cara merintis Usaha Baru :............................... 2

B. Proses Pendirian Usaha :............................... 7

C. Organisasi Usaha :............................... 8

D. Cara Menejemen (waralaba) :............................... 9

BAB III .PENUTUP

A.Kesimpulan :............................................................... 12

B.Saran :............................................................... 12

Lampiran : .............................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA :............................................................... 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut J.B Say, wirausaha adalah orang yang menggeser sumber-sumber ekonomi dari produktivitas
terendah menjadi produktivitas tertinggi dan berlimpah luah. Menurutnya, wirausahalah yang
menghasilkan perubahan.Perubahan itu dilakukan tidak dengan mengerjakan sesuatu yang lebih baik
tetapi dengan melakukan segala sesuatu yang berbeda (“not by doing things better but by doing
something different”).(Judul buku :Kewirausahaan tahun 2002)

Secara kualitatif, peran wirausaha melalui usaha kecilnya tidak diragukan lagi, yakni: Pertama, usaha
dapat memperkokoh perekonomian nasional melalui berbagai keterkaitan usaha, seperti fungsi
pemasok, fungsi penyalur, dan pemasaran bagi hasil produk-produk industri besar. Industri kecil
berfungsi sebagai transformator antar sektor yang mempunyai kaitan ke depan maupun ke belakang
( forward and backward-linkages) (Druc-ker, 1979:54).Kedua, usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi
ekonomi khususnya dalam menyerap sumber daya yang ada. Ketiga, usaha kecil dipandang sebagai
sarana pendistribusian pendapatan nasional., alat pemerataan berusaha dan pemerataan pendapatan
(wealth creation process), karena jumlahnya tersebar, baik di perkotaan maupun di pedesaan.

Fungsi wirausaha adalah menciptakan nilai barang dan jasa di pasar melalui proses pengkombinasian
sumber daya dengan cara-cara baru yang berbeda untuk dapat bersaing. (Marzuki Usman, 1977).

B. TUJUAN

a. Untuk mengetahui Cara merintis usaha baru & cara pengembangannya

b. Untuk mengetahui proses pendirian usaha

c. Untuk megetahui tentang organisasi usaha


d. Untuk mengetahui tentang cara menejemen (waralaba)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Cara merintis usaha baru

1. Merintis Usaha Baru (starting)

Merintis Usaha Baru (starting), yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan
modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri.

Ada tiga bentuk usaha baru yang dapat dirintis:

a) Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), yaitu bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri
oleh seseorang,

b) Persekutuan (partnership), yaitu suatu kerja sama (asosiasi) dua orang atau lebih yang secara
bersama-sama menjalankan usaha bersama, dan

c) Kerja sama manajemen (franchising), yaitu suatu kerja sama antara entrepreneur (franchisee)
dengan perusahaan besar(franchisor/parent company) dalam mengadakan persetujuan jual-beli hak
monopoli untuk menyelenggarakan usaha. Kerja sama ini biasanya dengan dukungan awal seperti
pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian peralatan, pola arus kerja, pemilihan karyawan,
advertensi, pembukuan, pencatatan dan akuntansi, konsultasi, standar, promosi, pengendalian kualitas,
riset, nasihat hukum, dan sumber-sumber permodalan.

Menurut hasil survai yang dilakukan oleh Peggy Lambing (2000:90) hampir setengah atau 43% (persen)
responden (wirausaha) menggunakan sumber ide bisnisnya dari pengalaman yang diperoleh ketika
bekerja di beberapa perusahaan atau tempat-tempat professional dan lainnya. Mereka mengetahui
cara-cara mengoperasikan perusahaan dari pengalaman tersebut.Sebanyak 15% lagi dari responden,
dengan mencobanya, dan mereka merasa mampu menjadi lebih baik.Sebanyak 1 dari 10 responden
(11%) dari wirausaha yang disurvei mengungkapkan memulai usaha untuk memenuhi peluang
pasar.Sedangkan sebanyak 31% lagi dikarenakan hobi.

Dalam memasuki arena bisnis atau memulai usaha baru, seorang dituntut tidak hanya memiliki
kemampuan, tetapi juga harus memiliki ide dan kemauan.Seperti telah disinggung, bahwa ide dan
kemauan tersebut harus diwujudkan dalam bentuk barang dan jasa yang laku di pasar.

Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

a) Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.

b) Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan yang akan dipilih.


c) Tempat usaha yang akan dipilih.

d) Organisasi usaha yang akan digunakan.

e) Jaminan usaha yang mungkin diperoleh.

f) Lingkungan usaha yang akan berpengaruh.

a. Hambatan-Hambatan Dalam Memasuki Industri

Menurut Peggy Lambing (2000:95) ada beberapa hambatan untuk memasuki industri baru, yaitu:

1. Sikap dan kebiasaan pelanggan. Loyalitas pelanggan kepada perusahaan baru masih kurang.
Sebaliknya perusahaan yang sudah ada justru lebih bertahan karena telah lama mengetahui sikap dan
kebiasaan pelanggan.

2. Biaya perubahan (switching cost), yaitu biaya-biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali para
karyawan, dan penggantian alat serta sistem yang lama.

3. Respons dari pesaing yang ada yang secara agresif akan mempertahankan pangsa pasar yang ada.

b. Paten, Merek Dagang, dan Hak Cipta

Paten, merek dagang, dan hak cipta sangat penting bagi perusahaan terutama untuk melindungi
penemuan-penemuan, identitas dan nama perusahaan, serta keorisinilan produk-produk yang
dihasilkan oleh perusahaan. Paten adalah suatu pengakuan dari lembaga yang berwewenang atas
penemuan produk yang diberi kewenangan untuk membuat, menggunakan dan menjual penemuannya
selama paten tersebut masih dalam jaminan.Merek dagang (brand nema) merupakan istilah khusus
dalam perdagangan atau perusahaan. Hak cipta (Copyright) adalah suatu hak istimewa guna melindungi
pencipta dari keorisinilan ciptaannya.

c. Tantangan Memulai Usaha Baru

Alasan wirausahawan merintis usaha baru sangat beragam. Koratko & Hodgetts (2007) mengungkapkan,
salah satu studi menemukan bahwa ada tujuh alasan seorang wirausaha melakukan usaha baru:

Kebutuhan akan pengakuan diri

Kebutuhan untuk kebebasan

Kebutuhan pengembangan diri dan kepribadian

Keamanan dan pengembangan asset (philanthropic)

Persepsi kemakmuran (perception of wealth)


Pengurangan pajak

Mengikuti mental model.

Dalam merintis usaha baru dibutuhkan komitmen tinggi, waktu, tenaga dan biaya.Evaluasi terhadap
internal dan eksternal sangat menentukan keberhasilan usaha baru. Beberapa elemen yang
mempengaruhi kinerja usaha baru (new star-up venture) adalah:

Karakteristik wirausahawan

Proses pendirian

Lingkungan

Karakteritik jenis usaha

Sesuatu yang sangat kritis dalam memulai usaha adalah melakukan penilaian dalam beberapa hal,
karena menyangkut risiko yang harus ditanggung.(hasil penelitian: Dr. Zahroh Naimah, SE., Ak.,
M.Si.Fakultas Ekonomi & Bisnis / Departemen Akuntansi).Sesuatu yang sangat kritis dalam memulai
usaha adalah melakukan penilaian dalam beberapa hal, karena menyangkut risiko yang harus
ditanggung.

2. Cara Pengembangan Usaha

Menurut hasil studi yang dilakukan oleh John Eggers dan Kim Leahy mengidentifikasi enam (6) tahapan
pengembangan bisnis, yaitu tahapan konsepsi (conception), survival, stabilitas, orientasi pertumbuhan,
pertumbuhan yang cepat, dan kematangan.Menurut Lambing (2000:43) ada dua keterampilan yang
sangat diperlukan oleh pemilik perusahaan dalam rangka pengembangan perusahaan, yaitu manajemen
personal dan manajemen keuangan.

Banyak konsep yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi dan manajemen modern tentang cara meraih
keberhasilan usaha dalam mempertahankan eksistensinya secara dinamis. Dalam berbagai konsep
strategi bersaing dikemukakan bahwa keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung pada
kemampuan internal. Secara internal, perusahaan perlu memiliki kompetensi khusus (core competency)
yang dicari dari integrasi fungsional (design school) (Mintzberg, 1990) atau dari kemampuan internal
(resurce-based theory) (Pandian, 1992), atau dari “core competency” (D’Aveni, 1994), atau dari
“strategic intent” (Gary Hamel, 1994:129), atau ada yang lebih popular dari tantangan eksternal
“dynamic theory” (Porter, 1980).

Dalam teori persaingan Porter dikemukakan bahwa untuk menciptakan daya saing khusus, perusahaan
harus menciptakan keunggulan melalui strategi generik (generic strategic), yaitu strategi yang
menekankan pada keunggulan biaya rendah (low cost), diferensiasi (differentiation), dan fokus (focus).
Menurut Mahoney & Pandian (1992) dam D’Aveni (1994), strategi Porter tersebut adalah berjangka
pendek dan statis. Menurutnya, sekarang ini keadaannya sudah sangat cepat berubah, maka yang
diperlukan adalah strategi jangka panjang dan dinamis. Menurut Richard D’Aveni (1994:253) dan Gary
Hamel (1994:232), perusahaan harus menekankan strategi yang memfokuskan pada pengembangan
kompetensi inti (builing core competency), pengetahuan dan keunikan intangible asset untuk
menciptakan keunggulan, dan hanya wirausahalah yang mampu mencari peluang secara kreatif dalam
menciptakan keunggulan.

Dalam menghadapi krisis ekonomi nasional seperti sekarang ini, baik teori dynamic strategy maupun
teori resourse-based strategy sangat relevan bila khusus diterapkan dalam pemberdayaan usaha kecil
nasional dewasa ini.Perhatian utama harus ditekankan pada penciptaan nilai tambah untuk meraih
keunggulan daya saing (competitive advantages) melalui pengembangan kapabilitas khusus
(kewirausahaan), sehingga perusahaan kecil tidak lagi mengandalkan strategi kekuatan pasar (market
power) melalui monopoli dan fasilitas pemerintah.

Dalam strategi ini, perusahaan kecil harus mengarah pada skill khusus secara internal yang bisa
menciptakan core product yang unggul untuk memperbesar manufacturing share(muncul pada berbagai
product yang memiliki komponen penting yang sama). Strategi tersebut lebih murah dan ampuh dalam
memberdayakan usaha kecil, karena perusahaan kecil bisa memanfaatkan sumber daya lokalnya (Albert
Wijaya, 1993). Menurut teori “resource-based strategy” ini, agar perusahaan meraih keuntungan secara
terus-menerus, yaitu meraih semua pesaing di industri yang bersangkutan, maka perusahaan harus
mengutamakan kapabilitas internal yang superior, yang tidak transparan, sukar ditiru atau dialihkan oleh
pesaing dan memberi daya saing jangka panjang (futuristik) yang kuat melebihi tuntutan masa kini di
pasar dan dalam situasi eksternal yang bergejolak, serta recession proof (Mahoney & Padian, 1992).
Sumber daya perusahaan yang bisa dikembangkan secara khusus menurut Pandian (1992) adalah tanah,
teknologi, tenaga kerja (kapabilitas dan pengetahuannya), modal dan kebiasaan rutin.

Secara spesifik, ahli lain Burns (1990) menyarankan, bahwa agar perusahaan kecil berhasil take-off,
maka harus ada usaha-usaha yang khusus diarahkan untuk survival, consolidatin, control, planning, dan
expectation.

Dalam konteks persaingan bebas yang semakin dinamis seperti sekarang ini, menurut D’Aveni (1987),
perusahaan harus menekankan pada strategi pengembangan kompetensi inti (building core-
competency), yaitu pengetahuan dan keunikan untuk menciptakan keunggulan seperti yang telah
diungkapkan. Keunggulan tersebut menurutnya diciptakan melalui “The New 7-S’ strategy (The New 7-S’
s)” yaitu:

1. Superior stakeholder satisfaction, yaitu mengutamakan kepuasan stakeholder.

2. Strategic sooth saying, yaitu merancang strategi yang membuat kejutan atau yang mencengangkan.

3. Position for speed, yaitu posisi untuk mengutamakan kecepatan.

4. Position for surprise, yaitu posisi untuk membuat kejutan.

5. Shifting the role of the game, yaitu strategi untuk mengadakan perubahan / pergeseran peran yang
dimainkan.
6. Signaling strategic intent, yaitu menonjolkan strategi yang menyentuh perasaan.

7. Simultaneous and sequential strategic thrusts, yaitu membuat rangkaian strategi kepercayaan
secara simultan.

Berdasarkan pandangan para ahli di atas, jelaslah bahwa daya hidup perusahaan baik kecil maupun
besar pada umumnya sangat tergantung pada strategi manajemen perusahaan dalam memberdayakan
sumber daya internal.

B. Proses Pendirian Usaha

Tahapan Pendirian Badan Usaha

Perzinan pembuatan badan usaha perlu dirancang agar dalam pelaksanaan kegiatan, para pelaku dunia
usaha menyadari akan tanggung jawab dan tidak asal dalam melakukan praktik kerja yang dapat
merugikan orang lain atau bahkan Negara. Peraturan perizinan memliki mata rantai prosedur yang
panjangnya bergantung pada skala perusahaan yang akan didirikan. Badan hukum Adapun yang menjadi
pokok yang harus diperhatikan dalam hubungannya dengan pendirian badan usaha ialah :

1. Tahapan pengurusan izin pendirian

Bagi perusahaan skala besar hal ini menjadi prinsip yang tidak boleh dihilangkan demi kemajuan dan
pengakuan atas perusahaan yang bersangkutan. Hasil akhir pada tahapan ini adalah sebuah izin prinsip
yang dikenal dengan Letter of Intent yang dapat berupa izin sementara, izin tetap hinga izin perluasan.
Untk beerapa jenis perusahaan misalnya, sole distributor dari sebuah merek dagang, Letter of Intent
akan memberi turunan berupa Letter of Appointment sebagai bentuk surat perjanjian keagenan yang
merupakan izin perluasan jika perusahaan ini memberi kesempatan pada perusahaan lain untuk
mendistribusikan barang yang diproduksi.

2. Tahapan pengesahan menjadi badan hukum

Tidak semua badan usaha mesti ber badan hukum. Akan tetapi setiap usaha yang memang dimaksudkan
untuk ekspansi atau berkembang menjadi berskala besar maka hal yang harus dilakukan untuk
mendapatkan izin atas kegiatan yang dilakukannya tidak boleh mengabaikan hukum yang berlaku. Izin
yang mengikat suatu bentuk usaha tertentu di Indonesia memang terdapat lebih dari satu macam.
Adapun pengakuan badan hukum bisa didasarkan pada Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD),
hingga Undang-Undang Penanaman Modal Asing ( UU PMA ).

3. Tahapan penggolongan menurut bidang yang dijalani.


Badan usaha dikelompokkan kedalam berbagai jenis berdasarkan jenis bidang kegiatan yang dijalani.
Berkaitan dengan bidang tersebut, maka setiap pengurusan izin disesuaikan dengan departemen yang
membawahinya seperti kehutanan, pertambangan, perdagangan, pertanian dsb. Badan hukum.

4. Tahapan mendapatkan pengakuan.

Pengesahan dan izin dari departemen lain yang terkait Departemen tertentu yang berhubungan
langsung dengan jenis kegiatan badan usaha akan mengeluarkan izin. Namun diluar itu, badan usaha
juga harus mendapatkan izin dari departemen lain yang pada nantinya akan bersinggungan dengan
operasional badan usaha misalnya Departemen Perdagangan mengeluarkan izin pendirian industri
pembuatan obat berupa SIUP. Maka sebgai kelanjutannya, kegiatan ini harus mendapatkan sertifikasi
juga dari BP POM, Izin Gangguan atau HO dari Dinas Perizinan, Izin Reklame, dll.

C. Organisasi Usaha

1. Pengertian Organisasi usaha

Organisasi usaha adalah suatu bentuk kerjasama antara sekelompok orang yang mempunyai tujuan
sama dan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama

2. Tujuan dan sasaran Usaha

a. Tujuannya adalah menyatukan pendapat dan langkah kerja dalam bekerja agar efektif dan efisien
dalam mencapai sasaran usaha.

b. Sasaran usaha ialah mendapatkan keuntungan/laba baik sendiri maupun bersama-sama

3. Menetapkan Bentuk Badan Usaha

a. Pengertian Badan Usaha

Adalah suatubentuk organisasi usaha yang bekerja untuk mendapatkan keuntungan

b. Bentuk-bentuk badan usaha

- Perusahan perseorangan adalah bentuk usaha yang masih sederhana dengan modal terbatas serta
dilakukan secara sendiri/perseorangan.

- Perseoroan Terbatas ialah yang memperoleh modalnya dengan menjual/mengeluarkan saham


(sero) dimana setiap orang dapat memiliki satu atau lebih serta bertanggungjawab sebesar modal yang
diserahkan.
- Persekutuan Comanditier(cv) adalah perkumpulan beberapa orang yang mengikatkan diri untuk
menyerahkan modal ke dalam perusahaan yang dijalankan oleh satu atau beberapa orang anggota
dengan nama bersama dan mereka adalah merupakan pemiliknya.

- Persekutuan Firma adalah persekutuan yang didirikan oleh beberapa orang dikelola dan dimiliki
secara bersama-sama.

- Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi yang
melandaskan kegiatannya berdasarkan atas asas kekeluargaan

D. Waralaba

Waralaba merupakan cara memasuki dunia usaha yang sangat populer di seluruh dunia. Format bisnis
waralaba telah memberikan fasilitas jasa yang luas bagi para diler seperti pemasaran, periklanan,
pelatihan, standar produksi, dan pengerjaan manual, serta bimbingan pengawasan kualitas.

Waralaba merupakan kerja sama manajemen yang biasanya berkembang dalam perusahaan ritel.
Perusahaan yang memberi lisensi disebut franchisor atau prinsipal waralaba dan penyalur disebut
franchisee atau agen waralaba. Franchisor mengizinkan franchisee untuk menggunakan nama,
tempat/daerah, bimbingan, latihan karyawaan, periklanan, dan perbekalan material yang berlanjut.

Dukungan awal meliputi salah satu atau keseluruhan dari aspek-aspek berikut ini:

1) Pemilihan tempat.

2) Rencana bangunan.

3) Pembelian peralatan.

4) Pola arus kerja.

5) Pemilihan karyawan.

6) Periklanan.

7) Grafik.

8) Bantuan pada acara pembukaan.

Selain dukungan awal, bantuan lain yang berlanjut dapat pula meliputi faktor-faktor berikut:

1) Pencatatan dan akuntansi.

2) Konsultasi.

3) Pemeriksaan dan standardisasi.


4) Promosi.

5) Pengendalian kualitas.

6) Nasihat hukum

7) Penelitian.

8) Material lainnya.

Dasar hukum dari penyelenggara waralaba adalah kontrak antara perusahaan franchisor dengan
franchisee. Perusahaan induk dapat saja membtalkan perjanjian tersebut apabila perusahaan yang
diajak kerja sama melanggar persyaratan yang telah ditetapkan dalam persetujuan.

Menurut Zimmerer (1996), keuntungan kerja sama waralaba adalah:

1) Pelatihan, pengarahan, dan pengawasan yang berlanjut dari franchisor.

2) Bantuan finansial. Biasanya biaya awal pembukaan sangat tinggi, sedangkan sumber modal dari
perusahaan waralaba sangat terbatas.

3) Keuntungan dari penggunaan nama, merek, dan produk yang telah dikenal.

Di samping beberapa keuntungan di atas, kerja sama waralaba tidak selalu menjamin keberhasilan
karena sangat bergantung pada jenis usaha dan kecakapan para wirausaha. Kerugian yang mungkin
terjadi menurut Zimmerer adalah:

a) Program latihan tidak sesuai dengan yang diinginkan.

b) Pembatasan kreativitas penyelenggaraan usaha franchisee.

c) Franchisee jarang memiliki hak untuk menjual perusahaannya kepada pihak lain tanpa
menawarkan terlebih dahulu kepada pihak franchisor dengan harga yang sama.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

a. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.

b. Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan yang akan dipilih.

c. Tempat usaha yang akan dipilih.

d. Organisasi usaha yang akan digunakan.

e. Jaminan usaha yang mungkin diperoleh.

f. Lingkungan usaha yang akan berpengaruh

Menurut Peggy Lambing (2000:95) ada beberapa hambatan untuk memasuki industri baru, yaitu:

1. Sikap dan kebiasaan pelanggan. Loyalitas pelanggan kepada perusahaan baru masih kurang.
Sebaliknya perusahaan yang sudah ada justru lebih bertahan karena telah lama mengetahui sikap dan
kebiasaan pelanggan.

2. Biaya perubahan (switching cost), yaitu biaya-biaya yang diperlukan untuk pelatihan kembali para
karyawan, dan penggantian alat serta sistem yang lama.

3. Respons dari pesaing yang ada yang secara agresif akan mempertahankan pangsa pasar yang ada.
Organisasi adalah suatu bentuk kerjasama antara sekelompok orang yang mempunyai tujuan sama dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama

Waralaba merupakan cara memasuki dunia usaha yang sangat populer di seluruh dunia.

B. SARAN

Sebagai saran kami dari penulis mengharapkan setelah membaca Makalah ini, dapat memberikan
motivasi dan sarana untuk membuka usaha sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di
Indonesia terutamanya.

Lampiran

PERTANYAAN:

1. Contoh lingkungan usaha yang berpengaruh dalam merintis usaha baru? (Nasrianti)

Ø Lingkungan sangat berpengaruh dalam merintis usaha, suatu usaha tidak akan berkembang jika
kondisi lingkungannya tidak mendukung misalnya membuka usaha di daerah kumuh otomatis dapat
mengurangi minat para konsumen.

2. Jelaskan pengertian dari persekutuan Firma? (Syamsinar N)

Ø Persekutuan firma adalah perusahaan yang didirikan oleh beberapa orang yang juga langsung
memimpin perusahaan. Anggota-anggota bertanggung jawab tidak terbatas atas utang perusahaan.
seperti halnya perusahaan perseorangan, demikian pula pada firma, secara yuridis, tidak ada pemisahan
antara harta pribadi di rumah dengan harta (modal) yang ditanamkan dalam perusahaan. Menurut
KUHD, firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan memakai nama untuk
kepentingan bersama. namun, persekutuan boleh bernama seorang anggota atau nama lain.
Persekutuan firma didirikan sedikitnya oleh dua oang di depan notaris untuk mendapatkan akta
pendirian sebagai bukti tertulis

3. Mengapa sikap & kebiasaan pelanggan termsuk salah satu hambatan merintis suatu usaha?
(Marwan Muhammad)

Ø Loyalitas pelanggan kepada perusahaan baru masih kurang. Sebaliknya perusahaan yang sudah ada
justru lebih bertahan karena telah lama mengetahui sikap dan kebiasaan pelanggan

4. Apakah yang dimksud manajemen Ritel? (Nurul Fahmi)

Ø Retail adalah penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen. Retail berasal dari bahasa
Perancis yaitu ” Retailer” yang berarti ” Memotong menjadi kecil kecil” (Risch, 1991 ). Pengertian
Retailing adalah semua aktivitas yang mengikut sertakan pemasaran barang dan jasa secara langsung
kepada pelanggan

5. Jelaskan tentang jaminan usaha beserta contohnya? (Sulfiadi)

Ø Yang dimaksud dengan Jaminan dalam arti luas adalah jaminan yang bersifat materil maupun yang
bersifat immateril. Jaminan yang bersifat materil misalnya bangunan, tanah, kendaraan, perhiasan, surat
berharga. Sedangkan jaminan yang bersifat immateril misalnya jaminan perorangan.

Ø Contohnya: seseorang penjual Es Cincau akan membuka cabang usaha maka dia meminjam modsl
pada pihak Bank untuk pembelian alata dan bahan seperi gerona cincau dan keperluan lainnya.

6. Jelaskan hubungan Waralaba dengan merintis usaha? (Wahyu Purnomo Jamir)

Ø Merintis Usaha Baru (starting), yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan
modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri. Sedangakan Waralaba adalah kerja sama
manajemen yang biasanya berkembang dalam perusahaan ritel. Hubungan waralaba dan merintis
usaha yaitu. Suatu usaha dapat mendapat keuntungan jika memiliki menejemen yang baik dan aktif,
serta tertata rapi sehingga suatu usaha dapat berkembang pesat dan memperoleh keuntungan yang
banyak pula.

DAFTAR PUSTAKA

http://my_education.com

http://sumarsonoyappi.wordpress.com/2008/07/25/organisasi-usaha

Unknown di 14.51.00

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Beranda

Lihat versi web

About Me

Unknown

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai