Audit system kepastian kualitas adalah proses sistematis, mandiri, dan terdokumentasi
untuk memperoleh bukti objektif dan menilainya secara objektif untuk menentukan sejauh
mana kriteria audit telah di penuhi. Audit ini dirancang untuk menilai aktivitas, prkaktik atas
kebijakan perusahaan untuk menentukan apakah perusahaan memiliki kemampuan untuk
memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan dalam operasinya.
Suatu audit mencakup pembandingan, audit terhadap keluhan dan ketidak sesuaian yang
tidak tertangani. Berbagai pihak berkepentingan terhdap hasil audit system kepastian kualitas
dengan berbagai kepentingan dan tujuannya:
a. Membuat karyawan mengerti dan termotivasi untuk mencapai tujuan dan sasaran
perusahaan
b. Menyatukan evaluasi perbaikan dan peneraoan aktivitas dalam satu kesatuan
c. Meminimalkan miskomunikasi diantara berbagai tingkatan organisasi
d. Menimbulkan keinginanuntuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam perbaikan
berkelanjutan sebagai wujud peningkatan kinerja karyawan
3. Keterlibatan sumber daya manusia
Penerapan prinsip ini akan membantu individu dan kelompok untuk:
a. Memahami tentang pentingnya kontribusi dan penerapan mereka dalam
perusahaan
b. Mengidentifikasi kendala-kendala yang dapat menghambat kinerja mereka
c. Bertanggung jawab terhadap maslah yang di hadapi dan mencari solusinya
d. Mampu meniali kinerja sendiri dihubungkan dengan tujuan perusahaan dan tujuan
pribadi
e. Berusaha meningkatkan kompetensi pengetahuan dan pengalaman guna
memberikan kontribus
a. Integrasi dan kesesuaian dari proses perose terbaik dalam mencapai hasil-hasil
yang diinginkan
b. Kemampuan memfokuskan usaha-usaha pada proses-proses kunci
c. Memberikan kepercayaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
konsistensi dan efisiensi organisasi
6. Peningkatan berkelanjutan
Peningkatan berkelanjutan merupakan pengembangan dari konsep peningkatan terus-
menerus dimana dalam peningkatan berkelanjut ini dilakukan suatu stabilisasi terlebih
dahulu terhdap peningkatan yang telah dilakukan sebelumnya untuk melakukan
oeningkatan berikutnya. Prunsup ini membantu prusahaan untuk:
a. Memberikan pelatihan yang memadai kepada setiap orang dalam organisasi
tentang metode dan alat-alat peningkatan berkelnjutan
b. Menjadikan peningkatan berkelanjutan dari produk proses dan system sebagai
tujuan utama individu dan kelompok dalam organisasi
c. Menepatkan sasarn-sasaran dan ukuran-ukuran yang berkaitan dengan
peningkatan berkelnjutan
Manfaat:
Manfaat:
Langkah-Langkah Audit
Mengadopsi model PDSA, audit system manajemen kualitas dapat mengikuti
Langkah-langkah beriku:
1. Perencanaan audit
Pada tahap ini auditor melakukan identifikasi terhadap tujuan atau sasaran organisasi.
Pernyataan tujuan dapat mempertegas focus audit mengikuti pernyataan tujuan ini
perencanaan audit dapat mengidentifikasi 5W+1H
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan audit dimuali dari pertemuan pendahuluan auditor dengan berbagai pihak
berwenang untuk membahas ruang lingkup tujuan jadwal pelaksanaan dan rancangan
kertas kerja. Proses audit dimulai dari merevie proses, produk atau system
Selama mereview proses auditor mendokumentasikan berbagai temuab dalam kertas
kerja audit yang nantinya akan disediakan diringkasan umum yang akan di bahas di
permeuan akhir dengan berbagai pihak terkait
3. Memahami hasil audit
Hasil audit menyajikan informasi tentang kekuatan, kelemahan dan berbagai bagian
yang membutuhkan peningkatan dalam organisasi auditee. Laporan hasil audit yang
disampaikan auditor memuat kesimpulan hasil audit yang didukung buklti dan
rekomendasi yang diberikan
4. Tindakan perbaikan
Pada tahap ini organisasi di damping auditor mengimplementasikan rencana Tindakan
perbaikan yang telah ditetapkan.
Lima klausul dari ISO 9001:2008 memberikan rujukan referensi tentang system kapasitas
kualitas, yang meliputi :
Beberapa kriteria kualitas yang termuat dalam klausul 4 dapat diuraiakan sebagai berikut:
1. Persyaratan umum
Untuk menetapkan system ini, organisasi harus:
a. Menetapkan proses yang diperlukan untuk system manajmen kualitas dan
aplikasinya diselutuh organisasi
b. Menetapkan urutan dan interaksi proses-proses tersebut
c. Menetapkan kriteria dan metode yang diperlukan untuk mastikan bahwa baik
operasi maupun kendali proses-proses tersebut efektif.
d. Memastikan tersediannya sumber daya dan informasi yang diperlukan untuk
mendukung operasi dan pemantauan proses-proses tersebut
e. Memantau, mengukur jika diperlukan, dan menganalisis proses-proses tersebut ,
serta
f. Mengimplementasika tindakan yng diperlukan untuk mencapai hasil yang
diencanakan dan perbaikan berkelanjutan dari proses-proses tersebut.
2. Persyaratan Dokumentasi
a. Umum
Dokumentasi system manajemen kualitas harus mencakup:
1) Pernyataan terdokumentasi dari kebijakan kualitas dan sasaran kualitas.
2) Pedoman kualitas
3) Prosedur terdokumentasi dan rekaman yang disyaratkan oleh ISO 9001:200
4) Dokumen, termasuk rekaman, yang ditetapkan oleh organisasi untuk
memastikan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendlian proses-prosesnya
secara efektif.
b. Manual kualitas
Organisasi harus menetapkan dan memelihara sebuah manual kualitas yang
mencakup:
1) Lingkup system manajemen kualitas, termasuk rincian pengecualiandari dan
alas an pengecualian apapun.
2) Prosedur terdokumentsi yang ditetapkan untuk system manjemen kualitas atau
mengacu kepada prosedur tersebut, serta
3) Deskripsi interaksi antar proses-proses system manajmen kualitas.
c. Pengendalian dokumen
Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk menentukan pengendalian yang
diperlukan untuk:
1) Menyetujui kecukupan dokuemn sebelum diterbitkan,
2) Meninjau dan memutakhirkan seperlunya serta untuk menyetujui ulang
dokumen.
3) Memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumen
ditunjukkan,
4) Memastikn bahwa versi relevan dari dokumen yang berlaku tersedia ditempat
pemakaian,
5) Memastikan dokumen selalu dapat dibaca dan mudah didentifikasi.
6) Memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar yang ditetapkan oleh
organisasi yang diperlukan untuk perencanaan dan pelaksanaan system
manajemen kualitas telah didentifikasi dan distribusinya dikendalikan, dan
7) Mencegah pemakain dokumen kadaluawarsa yang tak sengaja dan
menetapkan identifikasi sesaui dengan dokumen tersebut, apabila disimpan
untuk maksud tertentu.
d. Pengendalian rekaman
Reaman harus ditetapkan untuk memberikan buku kesesuaian dengan persyaratan
dan beroperasinya secara efektif system manajmen kualitas harus dikendalikan.
Rekaman harus tetap mudah dapat dibaca, da[at didentifikasi, dan dapat
ditunjukkan.
1. Komitmen manajemen
Manajemen puncak harus memberikan bukti dari koitmennya untuk perkembangan
dan penerapan sistemmanajmen kualitas serta terus-menerus meningkatkan
efektivitasnya dengan:
a. Berkomunikasi pada organisasi tentang pentingnya memahami persyaratan
pelanggan dan memahami peraturan/hokum yang berlaku.
b. Menetapkan kebijakan kualitas/tujuan kulitas.
c. Memastikan tujuan kulitas yang dibuat.
d. Melaksnakan tinjauan manajemen
e. Memastikan tersedianya sumber daya yang cukup.
2. Focus pada pelanggan.
Manajemen puncak harus memastikan ahwa persyaratan pelanggan telah ditentukan
dan dipenuhi untuk mencapai kepuasan pelanggan.
3. Kebijakan kualitas
Manajemen puncak harus memastikan bahwa kebijakan kualitasnya:
a. Sesuai degan tujuan organisasi,
b. Mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan dan terus-menerus
memperbaiki sefektivitas system manajemen kualitas.
c. Menyediakan kerangka kerja untuk mnetapkan dan mennjau tujuan kualitas.
d. Disampaikan dan dipahami dalam organisasi dan
e. Dotinjau agar sesuai secara terus-menerus.
4. Perencanaan
a. Sasaran kualitas
Manajemen puncak harus memastikan bahwa tujua kualitas termasuk yang
diperlukan untuk memenhi persyaratan produk, ditetapkan pada fungsi dan tingkat
yang relevan dalam organisasi. Tujuan kualitas harus terukur dan konsisten
dengan kebijakan kualitas.
b. Perencanaan system manajemen kualitas
Manajemen puncak harus memastikan bahwa:
1) Rencana system manajmen kualitas diajalankan dalam rangka memenuhi
persyaratan penggan dan juga tujuan kualitas
2) Keterpanduan system manjemen kualitas dipelihara bila terjadi peubahan pada
system manajmen kualitas yang direncnakan dan ditetapkan.
5. Tanggung jawab, wewenang, dan komunikasi
a. Tanggung jawab dan wewenang
Manajmen puncak harus memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang
ditetapkan dan dikomunikasikan dalam organisasi.
b. Wakil manajmeen
Manajmen pucak harus menetapkan anggota manjemen yang lepas dari tanggung
jawab lain., yang diberikan (memiliki ) tanggung jawab dan wewenang antara
lain:
1) Memastikan proses yang dibutuhkan untuk system manajmen kualitas telah
dibuat, ditetapkan, dan dipelihara.
2) Melaporkan kepada manjemen puncak tentang kinerja system manajemen
kualitas dan kebutuhan untuk meingkatkannya.
3) Memastikan peningkatankepedulian terhadap persyaratan pelanggan pada
keseluruhan organisasi
c. Komunikasi internal
Manajmen puncak memastikan bahwa proses komunikasi yang sesuai ditetapkan
dalam organisasi dan bahwa komunikasi tersebut berkaitan dengan efektivitas
penerapan system manajemen kualitas pada organisasi.
6. Tinjauan manajemen
a. Umum manajemen puncak harus meninjau system manjemen kualitas organisasi
secara periodic untuk mematikan kesesuaian, kecukupan, dan efektivitas yang
berkelanjutan.
b. Input dan tinjauan
Input untuk tinjauan manajemen harus meliputi informai tetang:
1) Hasil audit
2) Umpan balik dari konsumen
3) Kinerja proses da produk yang sesuai
4) Status dari tindakan pencegahan dan perbaikan
5) Tindakan tindak lanjut dari tinjauan manajemen sebelumnya
6) Perubahan yang dapat memengaruhi system manajemen kualitas
7) Rekomendasi untuk perbaikan
c. Output dari tinjauan
Output dari tinjauan manajemen harus meliputi keputusan dan tindakan yang
berhubungan dengan :
1) Perbaikan yang efektif dari system manajemen kualitas dan prosesnya,
2) Perbaikan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan
3) Sumber daya yang dibutuhkan.
1. Umum
Organisasi harus merencanakan dan menerapkan proses pemantauan, pengukuran,
analissi dan pengembangan yang diutuhkan untuk:
a. Memperlihatkan kesesuaian produk
b. Memastikan kesesuaian system manajemn kualitas
c. Melaukan peningkatan erkelanjutan yang efektif terhadap system manajemen
kualitas.
2. Pemantauan dan pengukuran
a. Kepuasan pelanggan
sebagai salah satu alat untuk mengukur kinerja system manajmen kualitas,
organisasi harus memantau informasi yang berhubungan dengan pandangan
pelanggan apakah organisasi telah memenuhi persyaratan pelanggan.
b. Audit internal
Organisasi harus menjadwalakan lingkup perencanaan audit internal untuk
menentukan apakah manajmen kualitas sudah mencakup hal-hal berikut.
1) Sesuai untuk perencanaan yang disusun pada persyaratan ISO 9001:2008 dan
pada persyaratan system manajemen kualitas yang ditetapkan organisasi.
2) Diterapkan dan dipelihara secara efektif.
c. Pemantaun dan pengukuran proses
Organisasi harus menggunakan metode yang sesuai untuk pemantauan, dan jika
dapat diterapkan, pengukuran terhadap proses manajemen kualitas. Metode
tersebut harus menunjukkan kemampuan proses untuk mencapai hasil yang telah
direncanakan. Bila hasil yang direncanakan tidak tercapai, koreksi dan tindakan
pencegahan harus diambil dengan tepat untuk memastikan kesesuaian produk.
d. Pemantauan dan pengukuran produk
Organisasi harus memantau dan mengukur karakteristik produk untuk
memverifikasi bahwa persyaratan produk tersebut terpenuhi.
3. Pengendalian produk yang tidak sesuai
Jika berlaku, organisasi harus menangani produk yang tidak sesuai dengan satu atau
lebih dari cara berikut:
a. Mengambil tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang
ditemukan
b. Memperbolehkan pemakaian, pelepasan tau penerimaan melalui konsesi oleh
pihak berwenang yang relevan dan bila mungkin oleh pelanggan.
c. Melakukan tindakan pencegaan pemakaian atau penerapan awal yang
dimaksudkan
d. Dengan melakukan tindakan yangs epadan dengan akibat dari ketidaksesuaian
tersebut ketika produk yang tidak sesuai terdeteksi setelah penyimpanan atau
pengguna telah dimulai.
4. Anaisis data
Analisis data harus menyediakan informasi yang berhubungan dengan:
a. Kepuasan pelanggan
b. Kepuasandengan persyaratan produk
c. Karakterisik kecenderungan proses dan produk termasuk kesempatan dalam
tindakan pencegahan
d. Pemasok
5. Peningkatan
a. Peningkatan berkelanjutan
Organisasi harus melakukan peningkatan berkelanjutan terhadap efektivitas
system manjemen kualitas, melaui pemkaian kebijakan kualitas, sasaran – sasaran
kualitas, hasil audit, analisis data, tindakan perbaikan, pencegahan, dan tindakan
manjemen
b. Tindakan koreksi
Organisasi harus mengambil tindakan untuk mengurangi penyebab
ketidaksesuaian dalam rangka mencegah berulang terjadinya hal tersebut.
Tindakan perbaikan harus sesuai dengna penyebab ketidaksesuian yang
ditemukan.
c. Tindakan pencegahan organisai harus menentukan tindakan untuk menghilangkan
penyebab potensial ketidak sesuaian untuk mencegah terjadinya hal yang tidak
didinginkan. Tindakan pencegahan harus sesuai dengan penyebab masalah
potensial.