OLEH :
Ny. S dirawat di Ruang Burangrang RS Dustira dengan diagnosa medis Post Partum Spontan
(P1A1). Perawat melakukan pengkajian Hari Ke 1. Pengkajian dilakukan pada hari Senin tanggal
3 Agustus 2020. Saat diwawancara pasien mengatakan nama S. umur 24 tahun, suku/bangsa
Jawa, pendidikan SMA, alamat Ngampah Padalarang, Status perkawinan: menikah. Penanggung
jawab dari pasien adalah suaminya yang bernama Tn. G. Umur 26 tahun, suku bangsa Jawa,
pekerjaan TNI dan alamat Ngamprah Padalarang.
Pengkajian riwayat Obstetri : Menarche saat usia 10 tahun, lama menstruasi 5 hari siklus
menstruasi 28 hari, darah haid yang keluar sedang, HPHT 1 November 2019, usia saat menikah
22 tahun, lama menikah 2 tahun, menikah dengan suami yg pertama. Pasien mengatakan ini
merupakan kelahiran anak pertama, pernah mengalami keguguran 1 kali dengan usia kandungan
8 minggu dan dilakukan kuretage di RS Dustira. Keluhan Trimester I mual dan muntah, trimester
II tidak ada keluhan, trimester III mengeluh keputihan banyak dan bengkak pada kedua kakinya.
Riwayat ANC: pasien mengatakan pemeriksaan kehamilan ke Puskesmas, frekuensi sering
begitu bulan Juli semunggu 1 kali, imunisasi TT sudah didapatkan 2x di Puskesmas, Pasien
mengatakan belum pernah melakukan senam hamil, pernah mendapatkan penkes tentang nutrisi
untuk ibu hamil.
Riwayat persalinan, pasien melahirkan spontan di Ruang Bersalin RS Dustira. Klien datang ke
Poned Kebidanan Tanggal 2 Agustus 2020 jam 21.00 dan saat diperiksa pembukaan 3 cm,
sehingga klien langsung dirawat. Pada Tanggal 3 Agustus jam 05.00 lahirlah bayi secara spontan
pervaginam ditolong dokter dan bidan. Bayi lahir langsung menangis, APGAR menit pertama 8,
menit kelima 10, jenis kelamin perempuan, BB 3.100, PB 48 cm, LK 34 cm, LD 32 cm, LLA 11
cm, tidak sempat dilakukan IMD, karena menurut pasien jahitan jalan lahirnya banyak. Setelah 2
jam di Ruang Bersalin Pasien dipindahkan ke Ruang Nifas dengan KU: tampak lemah, wajah
agak pucat, kesadaran composmentis, TTV: TD: 110/70mmHg, S: 36,5°C, RR: 20 kali permenit,
N: 88 kali per menit.
Pemeriksaan fisik untuk kepala/muka, kulit kepala tampak bersih, simetris, pada kepala tidak ada
ketombe, tidak ada lesi dan nodul, penyebaran rambut merata. Pemeriksaan fisik pada mata,
konjungtiva pucat, penglihatan baik. Untuk pemeriksaan pada hidung saat inspeksi tidak ada
kelainan pada bentuk hidung, tidak ada polip, saat dilakuakan palpasi tidak ada nyeri tekan,
penciuman baik. Pemeriksaan fisik pada mukosa mulut/gigi saat di inspeksi mulut tampak bersih,
warna agak pucat, tidak ada karies gigi, tidak terdapat sariawan, lidah bersih, pengecapan baik.
Pemeriksaan fisik pada leher, saat di inspeksi tidak ada kelainan bentuk pada leher, saat palpasi
tidak ada nyeri tekan pada kelenjar tyroid, dan tidak ada pembengkakan pada kelenjar tyroid.
Pemeriksaan fisik pada dada, saat diinspeksi dada simetris, tidak ada nyeri tekan, perkusi
resonan, bunyi paru vesikuler. Suara jantung normal tidak ada bunyi jantung tambahan. Bentuk
payudara simetris antara kiri dan kanan, tidak ada edema, puting susu menonjol, warna aerola
kehitaman, kolostrum sudah keluar warna kuning pekat. Saat inspeksi kebersihan payudara
tampak bersih.
Pada pemeriksaan abdomen saat diinspeksi tampak agak cembung dan kendur, terdapat striae,
linea nigra, bising usus 10x/menit, perkusi tympani, tidak ada nyeri tekan, tinggi fundus uteri 1
jari di bawah pusat, konsistensi keras, posisi di mid line. Diastasis rektus abdominis teraba lebar
sekitar 1 cm panjang 5 cm. Pemeriksaan kulit secara keseluruhan: warna kuning langsat, turgor
kulit baik. Pemeriksaan ekstremitas, pada ekstremitas atas terpasang infus ditangan kiri, tidak
ada edema, pergerakan terbatas, pada ekstremitas bawah pergerakan terbatas, tidak ada edema,
homah sign -/-, pasien terlihat berhati-hati saat bergerak. Pada genetalia terdapat pengeluaran
darah agak banyak membasahi pempers di tengahnya, keadaan vulva kotor oleh darah, sejak
melahirkan belum diganti, area vagina dan perineum luka jahitan. Pada anus tidak terdapat
hemoroid, tidak terdapat iritasi.
Personal hygiene sejak melahirkan belum mandi dan belum ke kamar mandi karena takut
bergerak dan sakit pada jahitannya. Istirahat dan tidur. Tidur siang tidak pernah, tidur malam
22.00, sejak melahirkan belum bias tidur karena nyeri di perineum dan bayinya kadang-kadang
menangis karena dirawat gabung. Rekreasi yang dilakukan menonton TV bersama keluarga, olah
raga jarang. Pengkajian psikologis, pasien tampak gembira, walaupun terlihat lelah karena
kurang tidur sejak datang ke RS. Pasien masih belum turun dari tempat tidur. Pasien masih
ketergantungan dengan ibunya dalam hal merawat bayi. Pasien mengatakan saat ini belum bisa
menyusui bayinya sehingga bayinya sering menangis pada saat tidak berhasil menghisap puting
susunya Pasien mengatakan tidak ada perubahan nafsu makan, sering merasa haus dan lapar.
Makan baru 1 kali habis 1 porsi, minum 4 gelas air putih.
Saat dikaji tentang pengetahuan, Pasien mengetahui tentang ASI eksklusif, tetapi tidak
mengetahui cara menyusui yang benar, Pasien juga menayakan cara perawatan payudara agar
ASInya banyak. Perawatan bayi klien dibantu dan belajar dari ibunya. Klien tidak tahu KB apa
yang baik dan tepat untuk dirinya karena belum pernah KB.
Pemeriksaan penunjang: Hb 9.1 gr/dl, Hematokrit 33.1%, Lekosit 13.3 ribu, Eritrosit 4.73 juta,
SGOT 18, SGPT 9, HbsAg non reaktif. Terapi yang didapatkan Ciprotiaxin 2x1 (500mg), Asam
Mefenamat 3x500 mg, Infus RL 20 tpm.
Tambahan Kasus
Ny. S. mengatakan tidak nafsu makan, dan terkadang tidak sempat makan karena terlalu sibuk
mengurus bayinya. Ia juga terkadang bingung dengan kondisi keuangan keluarganya saat ini.
Sehingga ia memutuskan akan kembali lagi bekerja untuk membantu suaminya memenuhi
kebutuhan ekonominya. Ia memikirkan bagaimana caranya supaya ia bisa tetap memberikan ASI
pada bayinya sedangkan ia bekerja shift2an sebagai buruh pabrik.
PENGKAJIAN POSTPARTUM
I. PENGKAJIAN
A. Identitas :
Identitas klien : Penanggung jawab :
Nama : Ny.S Nama : Tn. G
Umur : 24 thn Umur : 26 thn
Pendidikan : SMA Pendidikan : Tidak terkaji
Pekerjaan : Tidak terkaji Pekerjaan : TNI
Alamat : Ngamprah Palarang Alamat : Ngamprah Padalarang
Tgl masuk : 2 Agustus 2020 Hub. Dg Klien : Suaminya
Tgl pengkajian : 3 Agustus 2020
No medrec : Tidak terkaji
Diagnosa medis : Post Partum Spontan
B. Status Kesehatan
1. Keluhan Utama : Nyeri
2. Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST) : : Nyeri dirasakan pada perineum akibat
episiotomi, pasien berhati hati pada saat
bergerak
3. Riwayat Obstetri yang lalu :
Kelahiran : Umur
Komplikasi Keadaan
abortus, anak &
No Tahun Penolong Tindakan kehamilan, anak
Preterm, Janis
persalinan, dan nifas sekarang
aterm, mati kelamin
h. Komplikasi Kala I :…
Kala II:…
i. Keadaan bayi : Lahir tanggal : 3 Agustus Jam : 05.00
BB : 3.100
Nilai Apgar : 8 menit pertama , 10 pada menit ke lima
Cacat bawaan -
Masa gestasi -
6. Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita: Jantung, ginjal,asma/ TBC, hepatitis,
DM, hipertensi, epilepsi, dll…
7. Riwayat penyakit keluarga: Jantung, hipertensi, DM …
8. Riwayat menstruasi
a. Menarche umur: 10 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lamanya : 5 hari
d. Keluhan dismenorrhoe:…
e. Keluhan keputihan:…
9. Kontrasepsi yang pernah digunakan ..........
10. Riwayat social
Kehamilan ini: Direncanakan
Perasaan tentang kehamilan ini : Senang
Status perkawinan:… kawin, … kali
Kawin I: Umur:… tahun , Anak:… orang
Kawin II:…
D. DATA PENGETAHUAN
1. Tanda bahaya post partum :
2. Pola hubungan seksual :
3. Kebutuhan Nutrisi :
4. Senam nifas : Belum pernah
5. Personal higyene : Sejak melahirkan belum mandi dan belum ke
kamar mandi karena takut bergerak dan sakit
pada jahitannya
6. Perawatan bayi : Di bantu dengan ibu nya
7. Tekhnik Menyusui yang baik : Tidak mengetahui
8. KB / kontrasepsi : Klien tidak tahu KB yang baik karena belum
pernah di KB
E. Data penunjang
Hb 9.1 gr/dl, Hematokrit 33.1%, Lekosit 13.3 ribu, Eritrosit 4.73 juta, SGOT 18, SGPT 9,
HbsAg non reaktif.
F. Terapi
Terapi yang didapatkan ciprotaxin 2x1 (500mg), Asam Mefenamat 3x500 mg
II. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Analisa Data
No. Data Menyimpang Etiologi Masalah
(Pathway)
1. DS: - Post partum Nyeri Akut
fisiologis
DO:
1. Terdapat luka jahitan Ipisiotomi (insisi)
pada perineum
2. Pasien terlihat berhati-
hati saat bergerak Terputusnya
inkontinyuitas
jaringan
Luka jahitan
perineum
Nyeri akut
DO : - Gangguan Pola
Tidur
, memperhatikan suhu
ruangan 21-24℃ dan
dalam waktu 5-10
menit, sehari 2 kali
10. Anjurkan untuk
menjemur bayi
sebelum jam 9 pagi
11. Ajarkan menyusui
sesuai kebutuhan bayi
4 Menyusui tidak Setelah dilakukan Intervensi :
efektif tindakan …x24 jam Edukasi Menyusui
berhubungan keperawatan 1. Identifikasi kesiapan 1. Mengetahui
dengan kurang diharapkan dan kemampuan kemampuan pasien
terpapar ekspetasi status menerima informasi menerima informasi
informasi menyusui membik 2. Sediakan materi dan 2. Memudahkan
tentang dengan kriteria media penkes penyampaian materi
pentingnya hasil : 3. Berikan konseling 3. Agar pasien
menyusui menyusui memahami cara
dan/atau metode 1. Kemampuan ibu menyusui yang baik
menyusui memposisikan dan benar
dibuktikan bayi dengan
dengan Pasien benar
mengatakan saat meningkat (5)
ini belum bisa 2. Tetesan/
menyusui pancaran ASI
bayinya sehingga meningkat (5)
sehingga bayinya 3. Suplai ASI
masih sering adekuat
menangis pada meningkat (5)
saat tidak 4. Kepercayaan
berhasil diri ibu
menghisap meningkat (5)
puting susunya 5. Bayi tidur
setelah
menyusui
meningkat (5)
6. Hisapan bayi
meningkat (5)
5. Defisit Setelah di lakukan Intervensi : Dukungan 1.Mengetahui tingkat
perawatan diri tindakan perawatan diri kemandirian
b.d kelemahan di keperawatan Observasi : 2.Mengidentifikasi
buktikan dengan ..x24jam di 1.Monitor tingkat kebutuhan yang
personal hygiene harapkan eksptasi kemandirian diperlukan pasien
belum mandi meningkat , dengan 2.Identifikasi kebutuhan 3.Memenuhi kebutuhan
sejak melahirkan kriteria hasil : alat bantu kebersihan perawatan diri pasien
1. Kemampuan diri, berpakaian, berhias, 4.Memudahkan pasien
mandi meningkat dan makan. dapat melakukan
(5) Tarapeutik perawatan diri secara
2. Kemampuan ke 3.Siapakan keperluan mandiri
toilet meningkat (5) pribadi (siapkan 5.Memfasilitasi dan
3. Minat parfume, sikat gigi) memudahkan pasien
melakukan 4.Dampingi dalam mandiri dalam
perawatan diri melakukan perawatan melakukan perawatan
meningkat (5) diri sampai mandiri mandiri
4.Mempertahankan 5.Fasilitasi kemandirian,
kebersihan diri bantu jika tidak mampu
meningkat (5) melakukan perawatan
diri
6. Defisit nutrisi Setelah di lakukan Intervensi : manajemen
berhubungan
tindakan nutrisi
dengan faktor
psikologis keperawatan 1. Identifikasi status 1. Mengetahui nutrisi
(keengganan nutrisi 2. Mengetahui
..x24jam di
untuk makan) 2. Identifikasi makanan makanan yang
ditandai dengan harapkan ekspetasi yang disukai disukai
tidak nafsu 3. Monitor berat badan 3. Mengetahui berat
nafsu makan
makan dan 4. Sajikan makanan badan
makan 1 porsi membaik, dengan secara menarik dan 4. Agar porsi makanan
sehari suhu yang sesuai yang dimakan
kriteria hasil :
pasien meningkat
Keinginan
makan membaik
(5)
Asupan
makanan
membaik (5)
Asupan cairan
membaik (5)
Energi untuk
makan membaik
(5)
Asupan nutrisi
membaik (5)
7. Risiko infeksi di Setelah di lakukan Intervensi : Pencegahan
buktikan dengan tindakan infeksi
kerusakan keperawatan ..x24 1. Monitor tanda dan 1. Mengetahui tanda
integritas kulit jam di harapkan gejala infeksi dan gejala infeksi
ekspetasi 2. Cuci tangan sebelum 2. Mencegah terjadinya
meningkat dan sesudah kontak risiko infeksi
Kriteria hasil : dengan pasien 3. Mencegah terjadinya
1. Elastisitas 3. Pertahankan Teknik risiko infeksi
meningkat (5) aseptic pada pasien 4. Mengetahui tanda
2. Kerusakan beresiko tinggi dan gejala infeksi
lapisan kulit 4. Jelaskan tanda dan pada klien
menurun (5) gejala infeksi 5. Mencegah terjadinya
3. Nyeri menurun 5. Anjurkan risiko infeksi pada
(5) meningkatkan asupan klien
4. Pendarahan nutrisi 6. Meningkatkan
menurun (5) 6. Anjurkan asupan nutrisi pada
meningkatkan asupan klien
cairan 7. Meningkatkan
asupan cairan pada
klien
4. Implementasi dan Evaluasi
No Dx. Keperawatan Waktu & Implementasi Evaluasi TTD &
. Tanggal Nama
Perawat
1. Nyeri akut b.d 3– Aktivitas :
agen pencedera Agustus-
fisik di buktikan 2020 1. Mengidentifikasi S:
dengan bersikap skala nyeri
protektif (waspada 2. Mengidentifikasi O:
posisi menghindari lokasi, 1. Luka jahitan M.Dzaki
nyeri) karakteristik, pada
durasi, krekuensi perineum
dan intensitas sudah
nyeri
membaik
3. Memberikan
2. Pasien
Teknik
nonfarmakologi sudah bisa
untuk bergerak
mengurangi rasa
nyeri A:
4. Kolaborasi Masalah teratasi
pemberian asam
menfenamat P:
3x500 mg Intervensi
hentikan
P:
Intervensi di
hentikan
5. Defisit perawatan S:
diri b.d kelemahan Pasien sudah
1. Mengetahui
di buktikan dengan mandi dan nyeri
personal hygiene tingkat jahitan di
belum mandi sejak rasakan
kemandirian
melahirkan berkurang
2. Mengidentifikasi
O:
kebutuhan yang
1. Keadaan
diperlukan pasien payudara bersih
3. Memenuhi 2. Vulva sudah
bersih M.Dzaki
kebutuhan
perawatan diri A: Masalah
teratasi
pasien
4. Memudahkan P Intervensi di
hentikan
pasien dapat
melakukan
perawatan diri
secara mandiri
5. Memfasilitasi dan
memudahkan
pasien mandiri
dalam melakukan
perawatan mandiri
6. Defisit nutrisi Mengetahui S:
berhubungan nutrisi Pasien
dengan faktor Mengetahui mengatakan
psikologis makanan yang tidak ada
(keengganan untuk disukai perubahan nafsu M.Dzaki
makan) ditandai Mengetahui berat makan, sering
dengan tidak nafsu badan merasa haus dan
makan dan makan Agar porsi lapar, makan
1 porsi sehari makanan yang baru 1 kali habis
dimakan pasien 1 porsi
meningkat
O:-
A: Masalah
belum teratasi
P : Intervensi
lanjutkan
7. Risiko infeksi di Aktivitas : S:
buktikan dengan
1. Monitor tanda dan
kerusakan O:
integritas kulit gejala infeksi Pampers
sudah dapat di
2. Cuci tangan
ganti
sebelum dan 2. Keadaan vulva
sudah bersih M.Dzaki
sesudah kontak
dengan pasien A: Masalah
teratasi
3. Pertahankan
Teknik aseptic P : Intervensi di
hentikan
pada pasien
beresiko tinggi
4. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
5. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
6. Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan
5. Catatan Perkembangan
No Dx. Keperawatan Waktu & Catatan Perkembangan TTD &
. Tanggal Nama
Perawat
1 Defisit 4- S:
pengetahuan Agustus- Klien tidak sempat makan karena
tentang perawatan 2020 terlalu sibuk mengurus bayinya
payudara, ASI Klien mengatakan terkadang
ekslusif, teknik bingung dengan konsisi keuangan
menyusui, keluarganya sat ini , sehingga
perawatan BBL, memutuskan akan kembali M. Dzaki
KB dibuktikan bekerja untuk membantu
dengan pasien suaminya memenuhi kebutuhan
mengatakan belum ekonominya
mengetahui
tentang perawatan O: -
payudara, ASI
ekslusif, teknik A:
menyusui, Masalah teratasi sebagian
perawatan BBL,
KB, pasien P:
mengatakan saat
ini masih belum Intervensi di lanjutkan
bisa beradaptasi I:
dengan kelahiran Identifikasi kesiapan dan
bayinya dan pasien
massih bergantung kemampuan menerima informasi
dengan ibunya Sediakan materi dan media
dalam hal merawat
bayi. penkes
Berikan konseling menyusui
Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi
Sediakan materi dan media
Pendidikan kesehatan
Ajarkan memandikan bayi dengan
memperhatikan suhu ruangan 21-
24℃ dan dalam waktu 5-10
menit, sehari 2 kali
Anjurkan untuk menjemur bayi
sebelum jam 9 pagi
Ajarkan menyusui sesuai
kebutuhan bayi
E:
Perilaku sesuai anjuran meningkat (5)
Kemampuan menjelaskan pengetahuan
tentang suatu topik meningkat (5)
Perilaku sesuai dengan pengetahuan
meingkat (5)
Pertanyaan tentang masalah yang di
hadapi menurun (5)
Persepsi yang keliru terhadap masalah
menurun (5)
Perilaku membaik (5)
R:-
2 Defisit nutrisi S:
berhubungan Klien mengatakan tidak nafsu
dengan faktor makan
psikologis Klien terkadang tidak sempat M.Dzaki
(keengganan untuk nafsu makan terkadang tidak
makan) ditandai sempat karena terlalu sibuk
dengan tidak nafsu mengurus bayinya
makan dan makan
1 porsi sehari O: -
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi di lanjutkan
I:
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi makanan yang disukai
Monitor berat badan
Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
E:
Keinginan makan membaik (5)
Asupan makanan membaik (5)
Asupan cairan membaik (5)
Energi untuk makan membaik (5)
Asupan nutrisi membaik (5)
R:-