Anda di halaman 1dari 5

NAMA : CHOIRUN NISA

NIM : 203190132
KELAS :PGMI D
TUGAS SISTEM TATA SURYA
1. Deskripsikan/ gambarkan seberapa luas alam semesta kita ini!
Jawab :
Mungkin sebelumnya kita pernah diajarin tentang tata surya. Tapi, yang tidak pernah
diajari mulai dari kita sendiri, manusia. Dibandingkan dengan bumi, manusia itu kecil.
Andaikan manusia itu sekecil semut, bumi itu panjangnya lebih dari 127 ribu lapangan sepak
bola kalo dijejer. Tapi tentunya belum apa-apa jika dibandingkan dengan jarak ke bulan. Kita
akan butuh 3,8 juta lapangan sepakbola. Dan kalau kita naik mobil dengan kecepatan lewat
jalan tol, kita baru sampai hampir setengah tahun kemudian.
Lalu bagaimana dengan Mars? Banyak orang-orang hebat merencanakan untuk pergi
ke sana. kembali, jika kita semut, jarak ke Mars akan sepanjang 2,2 miliar lapangan sepak
bola. Dan kalau naik mobil, butuh 2,5 abad lebih samai ke sana, atau butuh rata-rata 8
generasi .
Itu baru Mars. Kalau kita pengin ke ujung tata surya, sampai Neptunus. Kita akan butuh
waktu 5000 tahun lebih, atau tak terhitung berapa generasi,
Menembus keluar dari tata surya kita, yang mengejutkan adalah kita akan bertemu
dengan pesawat antariksa Voyager. Objek manusia paling jauh yang saat ini yang ada di luar
angkasa. Voyager baru bisa dicapai 23,000 tahun dengan mobil, dan Voyager melaju begitu
cepat, yaitu 61,500 km per jam atau kecepatannya 192 kali lebih cepat dari mobil Ferrari.
Dari sudut pandang Voyager, matahari sudah terlihat seperti setitik bintang di angkasa. Tapi
meskipun setitik, kekuatan matahari masih bisa menarik jutaan komet dan benda langit
lainnya, untuk membentuk wilayah yang dinamakan Oort cloud. Dengan kecepatan Voyager,
sejarahnya dia berhasil keluar dari tata surya kita dalam waktu 35 tahun. Tapi untuk Voyager
bisa keluar dari Oort Cloud ini, dia butuh waktu sekitar 30,000 tahun. Namun, Oort Cloud
ternyata hanya satu bagian dari wilayah yang bernama Local Interstellar Cloud. Di sini, sudah
tidak masuk akal dengan satuan kilometer karena sudah luar biasa banget. Kita akan gunakan
pengukuran jarak yang nama kerennya adalah tahun cahaya. Untuk bisa membayangkan
tahun cahaya itu sulit sekali, Albert Einstein, dia yang menemukan bahwa di dunia ini objek
yang paling cepet adalah cahaya. Tapi meskipun dengan kecepatan 1 miliar kilometer per
jam, cahaya masih butuh waktu 4 tahun lebih untuk sampai di bintang paling terdekat kita,
Alpha Centauri. Dan butuh waktu 30 tahun bagi objek tercepat di alam semesta ini, untuk
bisa sampai dari ujung ke ujung.
Dan pastinya nggak berhenti di situ. Kalo kita zoom out lagi, kita bisa melihat
keseluruhan dari galaksi kita berada, galaksi Bima Sakti atau Milky Way. Kira-kira ada
sekitar 100 miliar sampe 400 miliar bintang seperti matahari, dan sekitar 800 miliar sampe
3,2 triliun planet di galaksi kita ini. Yang mengerikan adalah, mungkin di sini terlihat penuh
dengan bintang, namun tahukah kalian ada jutaan bahkan mungkin milyaran planet yang
hidup di kegelapan. Planet tanpa bintang, yang hanya mengambang di luar angkasa. Di
dalamnya, ada bumi kita, yang diterangi matahari kurang lebih di sebelah sini. Dan kira-kira
dari bumi, bintang yang bisa kita lihat dengan mata telanjang itu sebesar bola. Ya jarak
pandang kita hanya sebesar ini.
Tapi, ayo menghela nafas, karena ternyata galaksi kita yang super raksasa dengan
triliunan planet dan bintang, hanyalah satu dari 54 galaksi berbeda yang ada di Local Group.
sangat kecil dari Virgo Supercluster. Di sini, ada lebih dari 2000 galaksi kayak galaksi kita,
yang masing-masing, ada isi bintang dan planetnya yang sudah tidak terhitung berapa triliun
triliun, yang pastinya angka nolnya sudah ngalahin inflasi rupiah. Tapi, Virgo Supercluster
ternyata hanyalah bagian sangat kecil dari Laniakea Supercluster. Pada skala ini, tiap titik
kecil yang kita lihat adalah galaksi. Ini adalah wilayah angkasa yang isinya ada lebih dari
100.000 galaksi seperti kita di dalamnya. Artinya supercluster kita ini, ternyata hanyalah
bagian yang bukan lagi kecil, tapi benar-benar sudah seperti debu di Observable Universe
atau wilayah Alam Semesta Yang Bisa Kita Aamati . Di sini lah, rumah dari lebih 2 triliun
galaksi yang tak terhitung berapa banyak bintang dan planet di dalamnya, dan menjadi ujung
batas pengetahuan kita manusia tentang besarnya alam semesta, untuk sekarang.
Di luar ini, tentunya masih ada lagi. Hingga sekarang masih menjadi misteri, karena
kita hanya bisa melihat bagian ini dari alam semesta. Yang kita tahu sekarang lewat Fisika,
alam semesta di luar pengamatan kita, sedang bertumbuh terus, lebih cepat dari kecepatan
cahaya. Banyak dari ilmuwan menduga, bahwa bahkan, semesta kita ini hanyalah satu bagian
dari miliaran semesta-semesta besar lainnya. Yang saat ini, ujungnya, masih menjadi satu
misteri besar yang belum terpecahkan.

2. Mengapa luar angkasa gelap?


Jawab :
Bintang adalah benda langit yang dapat memancarkan cahayanya sendiri, serta
menghasilkan energinya sendiri. Jadi, matahari digolongkan sebagai bintang karena dapat
memancarkan cahaya sendiri. Menurut ilmu astronomi bintang terlahir dari gumpalan awan
debu yang memanas setelah proses kompresi gas, yang kemudian menjadi protobintang dan
menjadi bintang suatu hari nanti. Jumlah bintang yang berada di luar angkasa sangatlah
banyak, para ahli memperkirakan jumlah bintang yang ada di galaksi Bima Sakti sendiri
berkisar 300 miliar.
Walau demikian bintang-bintang ini memiliki jarak yang sangat jauh dari Bumi. Jarak
suatu bintang ke bintang lainnya dan ke Bumi dapat mencapai jutaan tahun cahaya. Bintang
yang semula terang benderang cahayanya kemudian  menjadi redup dikarenakan jauhnya
jarak. Hal ini pulalah yang menyebabkan bintang-bintang yang begitu banyak itu tidak dapat
sepenuhnya menerangi luar angkasa. Tidak seperti Matahari yang memiliki jarak cukup dekat
dari Bumi untuk menyinari dan memberi kehangatan pada Bumi.
TEORI BIG BANG
Sebagian besar dari kamu tentu sudah mengetahui apa itu Teori Big Bang. Teori Big
Bang dikemukakan oleh seorang ahli astronomi bernama Georges Lemaître pada tahun 1927.
Beliau mengatakan bahwa alam semesta semula hanyalah sebuah titik yang kemudian
berkembang dan membesar hingga menjadi seperti alam semesta yang ada sekarang ini.
Kemudan beberapa ahli menyadari bahwa galaksi lain yang berada di dekat galaksi kita
menjauh. Bahkan galaksi yang berada paling jauh dari kita menjauh lebih cepat dari pada
galaksi yang berada di dekat kita. Alam semesta kita ini diperkirakan berusia 13,8 miliar
tahun, dan selama itu pula ia terus berkembang.
Kesimpulannya, hingga saat ini alam semesta kita masih berkembang dan terus meluas.
Bintang-bintang dan galaksi yang semula dekat dengan kita lama kelamaan akan menjauh.
Hal ini kemudian akan membuat bintang-bintang yang semula dapat kita lihat dari Bumi
menjadi terlihat semakin kecil dan kemudian mungkin menghilang atau tidak terlihat sama
sekali dari Bumi. Karena itu pulalah bintang-bintang ini hingga kini belum mampu menyinari
luar angkasa.

3. Bagaimana satelit buatan bisa melayang dan tidak jatuh dari langit?
Jawab :
Jika setiap malam kita sudah terbiasa melihat satelit alami Bumi di Langit . Sampai saat
ini kita mungkin masih asing dengan teknologi yang disebut Satelit Buatan. Jika dilihat
dengan Teleskop Super ternyata ada puluhan satelit sedang melayang di atas kepala kita.
Kemudian , bagaimana cara satelit bisa melayang dan tak jatuh dari langit?
Untuk bisa mengorbit bumi, Satelit memerlukan kecepatan yang cukup untuk
mengatasi Gaya Sentripetal yang terjadi pada badan satelit. Kecepatan ini diperlukan satelit
untuk mengimbangi Gaya Gravitasi Bumi . Agar satelit tidak bergerak jatuh ke Permukaan
Bumi Keberhasilan dari orbit satelit, sangat dipengaruhi posisi orbit satelit dan kecepatan
orbitnya. Posisi Orbit Satelit dibagi menjadi 3. Berdasarkan jarak satelit dari Permukaan
Bumi .Posisi orbit mempengaruhi kecepatan orbitnya Semakin dekat jaraknya dengan Bumi,
semakin tinggi kecepatan Orbit Satelit. Bahkan untuk bisa tidak jatuh ke bumi Beberapa
satelit mengorbit Bumi hingga mencapai 80 kali lipat kecepatan mobil Ferrari Kecepatan
orbitnya pun harus Sesuai, Sebab kalau terlalu lambat satelit akan tertarik Gravitasi Bumi
Sementara kalau terlalu cepat Satelit akan keluar dari orbitnya . selain itu ada banyak
kegunaan satelit Salah satu satelit yang sering kita gunakan setiap hari adalah Satelit
Telekomunikasi. Satelit Telekomunikasi berfungsi sebagai Repeater dan memiliki
Transponder, Sehingga kita bisa berkomunikasi dua arah Meskipun transmisi data satelit
tidak secepat Fiber Optic Area jangkauan yang dilayani oleh satelit Jauh lebih luas.
Satelit juga menjad Sarana Komunikasi Penyelamat saat bencana. Sayangnya, Satelit
Telekomunikasi harus berhenti setelah 15 tahun mengorbit dan negara kita pun Indonesia, tak
ketinggalan Tanggal 15 Februari nanti Telkom Indonesia akan meluncurkan Satelit Telkom
3S, dengan Satelit Telkom 3S ini Internet dapat segera kita nikmati di seluruh wilayah
Indonesia,Asia Tenggara, dan sebagian Asia Timur. Diharapkan dengan adanya Telkom 3S
ini 30 juta rumah tangga Indonesia di wilayah 3T Akhirnya, bisa menikmati internet dan
pemerataan Broadband ke seluruh wilayah Indonesia Dengan lancarnya akses komunikasi,
Dan Pertumbuhan Ekonomi juga akan semakin meningkat.

4. Mengapa pluto tidak lagi dianggap sebagai planet?


Jawab :
Mungkin banyak dari kita ingat bahwa tata surya kita itu terdiri dari 9 planet, dan Pluto,
adalah salah satunya. Tetapi kemudian, Pluto, tak dianggap lagi sebagai planet? Kenapa
demikian?
Pluto ditemukan pada tahun 1930, oleh seorang astronom yang mengira bahwa ia telah
berhasil menemukan planet ke-9 di tata surya kita, setelah Neptunus. Pluto, untuk sebuah
planet di tata surya kita, ukurannya memang terbilang kecil. Tetapi para astronom pada saat
itu, sangat yakin bahwa Pluto memang planet ke-9 di tata surya kita.
Kemudian permasalahannya muncul, ketika teleskop yang lebih canggih berhasil
dikembangkan pada saat itu. Dari hasil pengamatan, kita mengetahui bahwa Pluto, hanyalah
salah satu dari banyak sekali objek langit yang berada di area yang bernama Kuiper Belt. Di
Kuiper Belt ini terdapat sekitar 70.000 objek langit seperti Pluto. Salah satunya adalah Eris
yang ukurannya lebih besar dari Pluto, dimana akhirnya itu membuat status Pluto sebagai
planet dipertanyakan.
Banyaknya objek langit seperti Pluto di luar sana, membuat para astronom akhirnya
membuat syarat untuk sebuah objek langit, bisa disebut sebagai planet. Syarat pertama,
adalah objek tersebut harus mengorbit matahari. Syarat yang kedua, objek tersebut harus
berbentuk bulat sebagai pertanda bahwa objek tersebut memiliki gravitasi yang cukup kuat.
Dan syarat yang terakhir adalah objek tersebut harus merupakan objek dengan gravitasi yang
cukup kuat sehingga dapat membersihkan objek-objek lain dari orbitnya. Dan syarat terakhir
inilah yang tak bisa dipenuhi oleh Pluto.
Idealnya, Pluto harus membersihkan objek-objek lain disekitarnya, untuk dapat disebut
sebagai planet. Tetapi kemudian, untuk mengelompokkan planet-planet seperti Pluto ini, para
astronom menciptakan sebutan khusus yang bernama “dwarf planet” atau planet kerdil. Jadi,
kita harus berterima kasih kepada Pluto, karena faktanya sebelum kasus Pluto di tahun 2006
kita tidak memiliki syarat spesifik untuk sebuah objek langit bisa disebut sebagai planet. Dan
mungkin saja, jika bukan karena Pluto, objek berbentuk bulat apapun yang melayang di
angkasa bisa saja kita sebut sebagai planet.

Anda mungkin juga menyukai