Anda di halaman 1dari 2

Terima kasih atas kesempatannya untuk menanggapi diskusi ini.

1. Secara umum semua model pengembangan kurikulum bagus, tetapi menurut


saya model pengembangan kurikulum yang tepat digunakan di Indonesia adalah
Model Kurikulum Hilda Taba yang menggunakan pendekatan akar
rumput (grass-roots approach) bagi perkembangan kurikulum. Taba percaya
kurikulum harus dirancang oleh guru dan bukan diberikan oleh pihak berwenang.
Menurut Taba guru harus memulai proses dengan menciptakan suatu unit
belajar mengajar khusus bagi murid-murid mereka disekolah dan bukan terlibat
dalam rancangan suatu kurikulum umum, karena itu Taba menganut pendekatan
induktif yang dimulai dengan hal khusus dan dibangun menjadi suatu rancangan
umum. Model kurikulum oleh Hilda Taba ini  sebagai model pembelajaran secara
induktif yang terdiri atas langkah-langkah terstruktur yang memiliki tahapan-
tahapan sebagai berikut: 1) Mendiagnosis kebutuhan, 2) Merumuskan tujuan
khusus, 3) Memilih isi, 4) Mengorganisasi isi, 5) Memilih pengalaman belajar, 6)
Mengorganisasi pengalaman belajar, 7) Menentukan alat evaluasi dan prosedur
yang harus dilakukan siswa, 8) Memeriksa keseimbangan isi kurikulum. Guru
menjadi motor  penggerak untuk menjangkau fase demi fase melalui pertanyaan-
pertanyaan yangdiajukan kepada siswa secara sambung-menyambung.
Tujuan utama model iniadalah pengembangan keterampilan berpikir kritis
siswa di samping penguasaan secara tuntas topik yang dibicarakan. Model
Taba berorientasi pada pendekatan proses.

2. Menurut saya langkah-langkah pengembangan “Kurikulum Darurat” pada masa


Pandemi Covid-19 ini sudah menerapkan prinsip dan landasan pengembangan
kurikulum karena keberadaan “Kurikulum Darurat” sendiri dikarenakan keadaan
yang mengharuskan pemerintah membuat kebijakan guna melancarkan proses
Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) selama masa pandemic ini yang berupa
penyederhanaan kompetensi dasar di setiap mata pelajaran dan berfokus
terhadap kompetensi esensial dan kompetensi prasyarat guna kelanjutan
pembelajaran di tingkat selanjutnya. Landasan kurikulum pada hakikatnya
merupakan factor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh
pengembang kurikulum, baik pada lingkungan sekolah maupun luar sekolah.
Dalam pengembangan kurikulum darurat di masa pandemic ini haruslah tetap
menyesuaikan dengan keadaan masyarakat seperti keadaan ekonomi,
kebutuhan dan psikologis anak baik fisik, mental dan kesehatan anak serta
keluarga siswa selama pandemic dan diberlakukannya kurikulum darurat yang
sebagai penunjang program BDR. Di dalam langkah pengembangan kurikulum
darurat ini dilakukan pengurangan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran
yang mana memudahkan siswa untuk belajar di rumah tanpa terbebani tuntutan
menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan
dan guru pun tidak dibebani target tatap muka 24 jam dalam 1 minggu sehingga
guru dapat focus memberikan pelajaran interaktif kepada siswa tanpa perlu
mengejar pemenuhan jam yang tentunya dalam mengembangkan kurikulum
darurat ini tidak mengurangi atau menghilangkan salah satu landasan tersebut
yang menjadi aspek pokok yang melandasi pengembangan kurikulum.

Anda mungkin juga menyukai