PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 2017 diprediksikan hampir 9 juta orang meninggal di seluruh
dunia akibat kanker dan akan terus meningkat hingga 13 juta orang per tahun di 2030. Di
Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Menurut data (Riskesdas, 2013),
prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4 per 100 penduduk atau sekitar 347.000 orang.
Sedangkan jika melihat data BPJS Kesehatan, terdapat peningkatan jumlah kasus kanker
yang ditangani .
Karsinoma/ kanker payudara adalah kanker yang paling sering terjadi pada wanita
di seluruh dunia. Kanker payudara adalah penyakit yang ditandai adanya pertumbuhan
abnormal dari payudara yang tumbuh cepat, dimulai dari sistem saluran kelenjar susu,
kemudian tumbuh menyusup ke bagian lain melalui pembuluh darah dan pembuluh getah
bening. Jika tidak cepat di atasi akibatnya dapat menyerang seluruh bagian tubuh
(metastasis).Oleh sebab itu penting sekali bagi wanita untuk melakukan deteksi dini
kanker payudara, dengan tujuan mendeteksi kanker sedini mungkin agar lebih mudah
ditangani.Salah satu cara yang paling sederhana dan paling murah untuk deteksi kanker
payudara adalah dengan mengenali payudara sendiri melalui Self Breast Examination atau
pemeriksaan payudara sendiri di singkat dengan SADARI. ( Irianto,2015)
1) Bagi Penulis
Diharapkan agar penulis mempunyai tambahan wawasan dan pengetahuan dalam
penatalaksanaan pada pasien dengan penyakit Ca Mammae dan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien dengan Ca Mammae.
2.1 DEFINISI
1. Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus
tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di
payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa
menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada
kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel
kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T,
2005)
2. Ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang dengan tidak
terkendali, inilah yang disebut kanker payudara. Sel-sel tersebut dapat menyerang
jaringan sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh. Kumpulan besar dari jaringan yang
tidak terkontrol ini disebut tumor atau benjolan. Akan tetapi, tidak semua tumor
merupakan kanker karena sifatnya yang tidak menyebar atau mengancam nyawa.
Tumor ini disebut tumor jinak. Tumor yang dapat menyebar ke seluruh tubuh atau
menyerang jaringan sekitar disebut kanker atau tumor ganas. Teorinya, setiap jenis
jaringan pada payudara dapat membentuk kanker, biasanya timbul pada saluran
atau kelenjar susu.
Anatomi payudara
Keterangan:
A. Duktus pembesaran
E. Jaringan lemak
G. Dinding dada
Sejumlah jaringan lemak tergantung pada banyaknya faktor termasuk
usia,persentase lemak tubuh, dan keturunan. Sendi tulang cooper
menghubungkan dinding dada pada kulit payudara dan memberikan bentuk
payudara dan keelatisannya.( Long, 2000 )
Gambar 2 payudara
( Zuidema, 1999)
Fisiologi Payudara
Belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, para peneliti telah
mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Riset lebih lanjut tentang faktor-faktor
resiko akan membantu dalam mengembangkan strategi yang efektif untuk mencegah
kanker payudara. Faktor-faktor resiko mencakup:
Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan
struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
Riwayat kanker payudara
Terjadi malignitas sinkron di payudara lain karena mammae adalah organ
berpasangan
Anak perempuan dari ibu dengan kanker payudara (herediter)
Menarke dini
Resiko Ca payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi sebelum
usia 12 tahun.
Nulipara dan usia maternal
Lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang melahirkan setelah usia 30 tahun
lebih berisiko mengalami kanker payudara.
Menopause pada usia lanjut (setelah usia 50 tahun).
Riwayat penyakit payudara jinak
Kontrasepsi oral
Mengkonsumsi alkohol setiap hari
Hormon
Diduga tidak adanya keseimbangan estrogen sehingga dapat menyebabkan
carcinoma mammae. Oleh sebab itu carcinoma mammae lebih banyak perempuan
dibandingkan dengan laki-laki
Pernah menjalani operasi ginekologi misalnya tumor ovarium
Pernah mengalami radiasi didaerah dada.
Pernah mengalami operasi pada payudara kelainan jinak atau tumor ganas
mammae
Disebabkan oleh tumor yang terjadi karena trauma yang berulang-ulang iritasi yang
berjalan kronis oleh karena rangsangan oleh bahan-bahan kimiawi, zat pewarna, sinar
radioaktif
Obesitas pasca maunopause
2.4 KLASIFIKASI
2.5 PATOFISIOLOGI
tahap yaitu inisiasi, promosi dan perkembangan. Pada tahap inisiasi kondisi sel
sudah mengalami perubahan permanen akibat kerusakan DNA yang berakhir pada
mutasi gen. Sel yang telah berubah ini tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan
sel normal di sekitarnya. Tahap inisiasi memakan waktu satu sampai beberapa
hari. Tahap yang kedua yaitu tahap promosi. Periode berlangsungnya tahap ini
memakan waktu hingga sepuluh tahun lebih karena pada tahap ini merupakan
proses panjang yang disebabkan oleh kerusakan yang melekat dalam materi
genetik sel. Diawali dengan mekanisme epigentic akan terjadi ekspansi sel-sel
dari proses ini adalah klon baru sel-sel tumor yang memiliki aktivitas pembelahan
terus menerus, bersifat ganas, berkembang biak, menyerbu jaringan sekitar, lalu
Pasien biasanya datang dengan benjolan/massa di payuidara, rasa sakit, keluar cairan dari
puting susu, kulit sekung (lesung), retraksi atau deviasi putting susu, nyeri tekan atau rabas
khususnya berdarah, dari putting. Kulit Peau d’ orange, kulit tebal dengan pori-pori yang
menonjol sama dengan kulit jeruk, dan atau ulserasi pada payudara keduanya merupakan tanda
lanjut dari penyakit.
Tanda dan gejala metastasis yang luas meliputi pembesaran kelenjar getah bening, nyeri pada
daerah bahu, pinggang, punggung bagian bawah, atau pelvis, batuk menetap, anoreksi atau berat
badan yang turun, gangguan pencernaan, pusing, penglihatan yang kabur dan sakit kepala.
Ca payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara tetapi mayoritas terjadi
pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat. Ca payudara
umumnya terjadi pda payudara sebelah kiri. Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras
dengan batas yang tidak teratur. Keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan
yang terjadi pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit payudara jinak.
Metastasis ke kulit dapat dimanifestasikan adanya Ca payudara pada tahap lanjut
Sedangkan menurut Irianto (2015) ada tanda dan gejala yang khas menunjukkan
adanya suatu keganasan, antara lain :
1. Adanya retraksi / inversi nipple ( dimana puting susu tertarik ke dalam atau masuk dalam
payudara)berwarna merah atau kecoklatan sampai menjadi edema hingga kulit kelihatan
seperti kulit jeruk ( peau d “orange), mengkerut atau timbul borok ( ulkus ) pada payudara
. Ulkus makin lama makin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh
payudara , sering berbau busuk dan mudah berdarah.
2. Keluarnya cairan dari puting susu. Yang khas adalah cairan keluar dari muara duktus satu
payudara dan mungkin berdarah ,timbul perbesaran kelenjar getah bening diketiak,
bengkak (edema) pada lengan dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh. Kanker payudara
yang sudah lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas
Heagensen sebagai berikut :
17
a. Benjolan payudara umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara.
Benjolan itu mula-mula tidak nyeri makin lama makin besar, lalu melekat pada
kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.
b. Adanya nodul satelit pada kulit payudara ,kanker jenis mastitis karsinimatosa;
terdapat nodul pada sternal; nodul pada supraklavikula; adanya edema lengan;
adanya metastase jauhkulit terfiksasi pada dinding thorak, kelenjar getah bening
aksila berdiameter 2,5 cm dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain
2.7 KOMPLIKASI
Komplikasi potensial dari Ca payudara adalah limfederma. Hal ini terjadi jika saluran
limfe untuk menjamin aliran balik limfe ke sirkulasi umum tidak berfungsi dengan
adekuat. Jika nodus eksilaris dan sistem limfe diangkat, maka sistem kolateral dan
aksilaris harus mengambil alih fungsi mereka. Apabila mereka diinstruksikan dengan
cermat dan didorong untuk meninggikan, memasase dan melatih lengan yang sakit
selama 3-4 bulan. Dengan melakukan hal ini akan membantu mencegah perubahan
bentuk tubuh dan mencegah kemungkinan terbukanya pembengkakan yang
menyulitkan.
6. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas, dengan
cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan
berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi.
7. CT. Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
8. Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah
dengan sendimental dan sentrifugis darah.
1. Pencegahan
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di
payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya
pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi,
payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaan
adalah sebagai berikut :
a. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara.
Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada
ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting
susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah
dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
b. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
c. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.
d. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan
sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari
kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga
apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
e. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu
bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah
digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan
(tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan
sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan,
semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna. Lakukan hal yang
sama untuk payudara dan ketiak kanan
2. Pembedahan
a. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran)
Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan
jaringan yang luas dengan kulit yang terkena) sampai kuadranektomi
(pengangkatan seperempat payudara), pengangkatan atau pengambilan contoh
jaringan dari kelenjar limfe aksila untuk penentuan stadium; radiasi dosis tinggi
mutlak perlu (5000-6000 rad).
b. Mastektomi total
Dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe dilateral
otocpectoralis minor.
c. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksila
d. Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya, seluruh isi
aksila.
e. Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria
interna.
3. Non pembedahan
a. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada
kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar
limfe,aksila, kekambuhan tumor local atau regional setelah mastektomi.
b. Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.
c. Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen,
coferektomi adrenalektomi hipofisektomi.(Smeltzer, dkk. 2002. hal: 1596-
1600).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
I. Pengkajian Fokus
Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan hal yang
penting di lakukan baik saat pasien pertama kali masuk rumah sakit maupun selama pasien
dirawat di rumah sakit.
1. Biodata Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/ bangsa,
pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor register.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama Payudara terasa nyeri ,tegang dan tidak enak.
b. Riwayat kesehatan dahulu
2) Nutrisi – Metabolik
3) Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami
melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
5. Pemeriksaan Diagnostik
- Batasecho anterior lesi kuat , posterior lesi lemah sampai tidak ada
c) Mammografi,
1. Pre Operasi
a. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio
ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan
keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan
kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri,
stimulasi simpatetik.
b. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan
dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan sering
bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam
mengikiuti intruksi/pencegahan komplikasi.
.
2. Post Operasi
a. Nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan, trauma jaringan, interupsi
saraf, diseksi otot
b. .Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam penampilan sekunder
terhadap pemberian sitostatika.
c. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik
yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan
(anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue,
ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake tidak
adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20% atau
lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal
cramping.
d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder
dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasive pembedahan
e. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pembedahan, efek radiasi
dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.
f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, gangguan neuromuscular,
nyeri.
III. NCP
1. Pre Operasi
Tujuan :
Rencana Tindakan:
Tujuan :
Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan pada tingkatan
siap.
Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan mengikuti prosedur
tersebut.
Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam pengo-
batan.
Bekerjasama dengan pemberi informasi.
Kriteria Hasil :
Pasien dapat mengetahui tentang diagnosis dan pengobatan yang akan di jalani
Rencana Tindakan :
1) Tentukan persepsi klien tentang kanker dan pengobatannya, ceritakan pada
klien tentang pengalaman klien lain yang menderita kanker
Rasional :
2. Post Operasi
a) Diagnosa Keperawatan : Nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan, trauma
jaringan, interupsi saraf, diseksi otot.
Tujuan :
Tampak rileks
Mampu tidur atau istirahat dengan tepat
Mengekspresikan penurunan nyeri
Kriteria Hasil :
Pasien dapat mengontrol nyeri dan mampu mengekspresikan nyeri
Rencana Tindakan:
1) Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, lamanya, dan intensitas (skala 0-10)
Rasional:
Membantu klien mengkaji keluhan nyeri yang dirasakan
2) Diskusikan sensasi masih adanya payudara normal
Rasional:
Memberi pengetahuan klien tentang sensasi payudara klien
3) Bantu pasien menemukan posisi nyaman
Rasional :
Agar pasien dapat nyaman dan aman
4) Berikan tindakan kenyamanan dasar tehnik relaksasi
Rasional :
Memberikan kenyamanan pada pasien
5) Sokong dada saat latihan nafas dalam
Rasional :
Membantu pasien mengurangi rasa nyeri
6) Berikan obat nyeri yang tepat pada jadwal teratur sebelum nyeri berat dan sebelum
aktivitas dijadwalkan
Rasional :
Membantu mengurangi rasa nyeri
b) Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan
dalam penampilan sekunder terhadap pemberian sitostatika.
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan perawatan, konsep diri dan persepsi klien menjadi stabil
Kriteria Hasil
Klien mampu untuk mengeskpresikan perasaan tentang kondisinya
Klien mampu membagi perasaan dengan perawat, keluarga dan orang dekat.
Klien mengkomunikasikan perasaan tentang perubahan dirinya secara
konstruktif.
Klien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri.
Rencana Tindakan :
1) Kontak dengan klien sering dan perlakukan klien dengan hangat dan sikap positi
Rasional :
Perasaan empatik dan perhatian untuk siap membantu klien dalam mengatasi
permasalahan yang ada.
2) Berikan dorongan pada klien untuk mengekpresikan perasaan dan pikiran tentang
kondisi, kemajuan, prognose, sisem pendukung dan pengobatan
Rasional :
Perasaan yang diungkapakan pada orang yang dipercaya akan membuat perasaan
lega dan tidak tekanan batin.
3) Kaji respon negatif terhadap perubahan penampilan (menyangkal perubahan,
penurunan kemampuan merawat diri, isolasi sosial, penolakan untuk mendiskusikan
masa depan.
Rasional :
Respon klien yang negatfi diperlukan bantuan baik fisik mapun psikis-moral untuk
memenuhi kebutuhan sehari-sehari
4) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain yang terkait untuk tindakan konseling secara
profesion
Rasional :
Konseling kesehatan secara bersama akan lebih lebih efektif.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien mampu memenuhi kebutuhan nutrisi
Kriteria Hasil :
• Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada
tanda malnutrisi
• Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat
• Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan
penyakitnya
Rencana Tindakan :
1) Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan
kebutuhannya
Rasional :
Memberikan informasi tentang status gizi klien.
2) Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat badan.
Rasional :
Memberikan informasi tentang penambahan dan penurunan berat badan klien.
3) Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis.
Rasional :
Menunjukkan keadaan gizi klien sangat buruk.
4) Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang
adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien.
Rasional :
Kalori merupakan sumber energi.
5) Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman atau
keluarga.
Rasional :
Agar klien merasa seperti berada dirumah sendiri.
6) Anjurkan komunikasi terbuka tentang problem anoreksia yang dialami klien.
Kolaboratif
Rasional :
Agar dapat diatasi secara bersama-sama (dengan ahli gizi, perawat dan klien).
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dapat menurunkan infeksi
Kriteria Hasil :
Pertahankan lingkungan akseptik yang aman, mengidentifikasi faktor-faktor resiko
individu dan intervensi untuk mengurangi potensial infeksi.
Rencana Tindakan :
1) Kaji balutan / luka untuk karakteristik drain
Rasional :
Untuk mengetahui karakteristik luka
2) Awasi vital sign
Rasional :
Mengetahui TTV pasien
3) Ganti balutan / rawat luka tiap hari
Rasional :
Agar luka tetap bersih dan menurunkan infeksi
4) Kaji dolor, color, rubor (tanda-tanda infeksi)
Rasional :
Mengkaji tanda tanda infeksi
5) Kolaborasi, pemberian antibiotic
Rasional :
Menurunkan infeksi pada luka pasien
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan kerusakan integritas kulit dapat teratasi
Kriteria Hasil :
• Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi
spesifik
• Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan
Rencana Tindakan
1) Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping therapi kanker, amati
penyembuhan luka.
Rasional :
Memberikan informasi untuk perencanaan asuhan dan mengembangkan identifikasi
awal terhadap perubahan integritas kulit.
2) Anjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal.
Rasional :
Menghindari perlukaan yang dapat menimbulkan infeksi.
3) Ubah posisi klien secara teratur.
Rasional :
Menghindari penekanan yang terus menerus pada suatu daerah tertentu.
4) Berikan advise pada klien untuk menghindari pemakaian cream kulit, minyak, bedak
tanpa rekomendasi dokter.
Rasional :
Mencegah trauma berlanjut pada kulit dan produk yang kontra indikatif
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat mulai beraktifitas
Kriteria Hasil :
• Perilaku menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri.
• Pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktivitas tanpa
dibantu.
• Koordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya baik.
Rencana Tindakan :
1) Rencanakan periode istirahat yang cukup
Rasional :
mengurangi aktivitas yang tidak diperlukan, dan energi terkumpul dapat digunakan
untuk aktivitas seperlunya secar optimal
2) Berikan latihan aktivitas secara bertahap.
Rasional :
tahapan-tahapan yang diberikan membantu proses aktivitas secara perlahan dengan
menghemat tenaga namun tujuan yang tepat, mobilisasi dini.
3) Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sesuai kebutuhan.
Rasional :
mengurangi pemakaian energi sampai kekuatan pasien pulih kembali.
4) Setelah latihan dan aktivitas kaji respons pasien.
Rasional :
menjaga kemungkinan adanya respons abnormal dari tubuh sebagai akibat dari
latihan.
38
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Carpenito Lynda Juall.2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. jakarta : EGC
Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan
dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC
Donsu Jenita D. , Bondan P., Sutejo . Rosa D. & Dewi Sari C. ( 2018). Panduan
Penulisan Tugas Akhir Dalam Bentuk Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Poltekes
Kemenkes Yogyakarta.