Tugas Individu
2. Dampak apa yang mungkin dapat ditimbulkan pada penggunaan TPH dalam jangka
panjang?
Jawab:
Risiko TPH antara lain kanker ovarium, kanker endometrium, kanker payudara,
tromboembolis vena (Infrak, storke), penyakit kandung empedu, dan mungkin
penyakit kardiovaskular pada wanita yang lebih tua. Risiko tergantung pada regimen
hormonal yang digunakan (hanya estrogen versus estrogen plus progestogen), rute
pemberian, dosis, durasi terapi, usia saat memulai pengobatan, dan faktor risiko pasien
lainnya.
3. Pemeriksaan penunjang laboratorium untuk menegakan keadaan menopause dan
perimenopause adalah…..
Jawab:
Tes laboratorium
Perimenopause: FSH pada hari ke-2 atau ke-3 dari siklus menstruasi lebih besar
dari 10 hingga 12 IU / L (mIU / mL)
Menopause: FSH lebih dari 40 IU / L (mIU / mL) (FSH tinggi tidak diperlukan
untuk menegakkan diagnosis)
Relatif kontraindikasi :
Tekanan darah tinggi
Hipertrigliseridemia
Gangguan fungsi hati dan riwayat penyakit kuning kolestatik
Hipotirodisme
Retensi cairan
Hipokalsemia berat
Kanker ovarium
Eksaserbasi endometriosis
Eksaserbasi asma, diabetes mellitus, migren, lupus sistemik, eritematosus,
epilepsi, porfiria, dan hemangioma hati
5. Sebutkan alternative obat-obatan yang dipakai untuk terapi horflush selain estrogen!
Jawab:
7. Sebutkan dampak yang mungkin timbul akibat adanya interaksi antar kontrasepsi oral
dengan obat antikonvulsan dan griseovulfin.
Jawab: Menginduksi hormone hepar (hepatic)
Kemungkinan terjadi 2 akibat dari interaksi kontrasepsi oral dengan
antikonvulsan, yaitu:
a. Efek obat kontrasepsi oral berkurang atau mengurangi kemanjuran kontrasepsi
oral.Penjelasan yang paling sering tentang mekanisme kegagalan terapi
kontrasepsi oral adalah antikonvulsan mempercepat metabolisme obat kontrasepsi
oral melalui induksi enzim hepatik pemetabolisme obat.Sehingga mengurangi
efek kontrasepsi. Kehamilan dan perdarahan merupakan indikasi terjadinya
interaksi.
b. Efek antikonvulsif dapat berkurang. Berkaitan dengan kontrol serangan kejang.
Kadang terjadi perubahan fungsi tubuh karena penggunaan kontrasepsi oral yang
mempengaruhi hormon. Perubahan pada kontrol serangan kejang menyebabkan
terjadinya retensi cairan dan oleh karena itu memperparah kejang
Wanita yang mengonsumsi antikonvulsan tertentu untuk gangguan kejang harus
diberikan bentuk kontrasepsi lain seperti IUD, medroksiprogesteron suntik, implan atau
pilihan nonhormonal. Beberapa antikonvulsan (terutama fenobarbital, karbamazepin,
fenitoin) menyebabkan metabolisme estrogen dan progestin, memicu pendarahan hebat
dan berpotensi mengurangi kemanjuran kontrasepsi. Selain itu, beberapa antikonvulsan
(misalnya fenitoinan) dikenal sebagai teratogen.
Antibiotik
Penggunaan antibiotik dapat menyebabkan kegagalan oral kontrasepsi. Wanita yang
mengalami perdarahan hebat selama penggunaan bersamaan antibiotik dan kontrasepsi
oral (dan CHC lainnya) harus disarankan untuk menggunakan metode kontrasepsi
alternatif selama periode penggunaan bersamaan.
Griseofulvin
Bagaimana interaksi terjadi:
Penyebab interaksi tidak diketahui. Jika kedua obat ini dikonsumsi bersamaan, tubuh
memungkinkan memproses estrogen dalam oral kontrasepsi lebih cepat.
Apa yang mungkin terjadi:
Efek oral kontrasepsi dapat berkurang dan menyebabkan kehamilan, perdarahan hebat,
atau siklus menstruasi yang tidak teratur.