Disusun oleh :
1. Debby Firdiany
2. Diana Rusdianingsih
3. Diky Aditya Firmansyah
4. Dina Indayani S
5. Dini Putri
6. Dwi Aulia Arayana
7. Hanny Roebyah
8. Herini Yulistia Ningrum
9. Heris Hersita
P R O G R A M S TU D I P R O F E S I N ER S
BOGOR 2020
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah
hubungan sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan
jiwa adalah gangguan persepsi sensori: Halusinasi merupakan salah satu
masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan.Pasien merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita
klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan
asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan
melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi
halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil rumusan masalah
bagaimana TAK halusinasi sesi 1 sampai dengan 5 pada pasien dengan
halusinasi di Ruang Arimbi RS Marzoeki Mahdi Kota Bogor.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum TAK stimulasi persepsi sensori adalah klien mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan
stimulus kepadanya.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus proposal ini adalah sebagai berikut.
a. Pasien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan salam,nama
lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi.
b. Pasien mampu berkenalan dengan anggota kelompok;
c. Pasien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok;
d. Pasien mampu menyampaikan topik pembicaraan.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Deskripsi
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu
dengan yang lain, saling bergantungan dan mempunyai norma yang sama.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok pasien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama (Keliat, 2005). Wilson dan Kneisl (1992) dalam
Keliat (2005) menyatakan bahwa TAK adalah manual, rekreasi, dan teknik
kreatif untuk memfasilitasi pengalaman seseorang serta meningkatkan respon
sosial. Ada dua tujuan umum dari terapi aktivitas kelompok ini yaitu tujuan
terapeutik dan tujuan rehabilitatif. Tujuan terapeutik meliputi: menggunakan
kegiatan untuk memfasilitasi interaksi, mendorong sosialisasi dengan
lingkungan (hubungan dengan luar diri pasien), meningkatkan stimulus
realitas dan respon individu, memotivasi dan mendorong fungsi kognitif dan
afektif, meningkatkan rasa dimiliki, meningkatkan rasa percaya diri, belajar
cara baru dalam menyelesaikan masalah. Sedangkan tujuan rehabilitatif
meliputi: meningkatkan kemampuan untuk ekpresi diri, meningkatkan
kemampuan empati, meningkatkan keterampilan sosial, dan meningkatkan
pola penyelesaian masalah. Beberapa aspek dari pasien yang harus
diperhatikan dalam penjaringan pasien yang akan diberikan aktivitas
kelompok adalah sebagai berikut.
1. Aspek emosi
Gelisah, curiga, merasa tidak berguna, tidak dicintai, tidak dihargai, tidak
diperhatikan, merasa disisihkan, merasa terpencil, pasien merasakan takut dan
cemas, menyendiri, menghindar dari orang lain.
2. Aspek intelektual
Pasien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya pasien
menjawab seperlunya, jawaban pasien sesuai dengan pertanyaan perawat
3. Aspek sosial
Pasien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat, pasien
mengatakan bersedia mengikuti terapi aktivitas, pasien mau berinteraksi
minimal dengan satu perawat lain ke satu pasien lain
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam 5
sesi, yaitu:
B. Klien
1. Kriteria klien
a. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
b. Klien yang mengalami perubahan persepsi.
2. Kriteria kelompok
a. Kecil : Terdiri dari 4 orang klien
b. Sedang : Terdiri dari 7-8 orang klien
c. Besar. : Terdiri dari minimal 10 orang klien
3. Proses seleksi Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
C. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana
mestinya.
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga
akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan
bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
b. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas
D. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat
atau klien lain
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang
telah dipilih
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti
oleh klien tersebut
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi pesan pada kegiatan ini
E. Pengorganisasian
1. Pelaksanaan
JENIS
SESI HARI TANGGAL WAKTU TEMPAT
TAK
2. Pengorganisasian Kelompok
JENIS SES
LEADER CO LEADER FASILITATOR OBSERVER
TAK I
3. Persiapan lingkungan.
1. Ventilasi baik.
2. Penerangan cukup.
1) Leader
Tugas:
2) Co Leader
Tugas:
a. Membuka acara
b. Mendampingi Leader
3) Fasilitator
Tugas:
4) Observer
Tugas
CL
L
K
K
K
F F
K
K
K K
O
Keterangan: O
L
: Leader : Observer.
CL K
: Co Leader : Klien
: Fasilitator.
BAB 3
PELAKSANAAN
Sessi 1
Mengenal Halusinasi
A. Tujuan
1. Klien dapat mengenal halusinasi
2. Klien mengenal perasaannya saat mengalami halusinasi
B. Setting
1. Terapis & klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Tempat aman & nyaman
C. Alat
1. Spidol
2. Kertas
3. Musik
D. Metode
1. Diskusi & Tanya jawab
2. Bermain peran / simulasi
E. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan
sensori persepsi : halusinasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat & tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama lengkap & panggilan terapis (pakai papan nama)
3) Menanyakan nama lengkap & panggilan semua klien (beri papan
nama)
b. Evaluasi / validasi : Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
mengenal suara – suara yang didengar
2) Terapis menjelaskan aturan main sebagai berikut :
a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus izin
terapis
b. Lama kegiatan 20 menit
c. Setiap klien mengikuti kegiatan mulai dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
mengenal suara – suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu
terjadinya, situasi yang mendukung, dan perasaan klien saat mengalami
halusinasi
b. Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasinya, kapan terjadinya,
situasi yang mendukung, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi.
Mulai dari klien sebelah kanan, secara berurutan sampai semua klien
mendapat giliran. Hasilnya ditulis di whiteboard.
c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi yang mendukung, dan perasaan
klien saat mengalami halusinasi
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan
perasaan saat mengalami halusinasi.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol
halusinasi
2) Menyepakati waktu dan tempat
F. Evaluasi & Dokumentasi
Evaluasi
Petunjuk
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
Beri tanda √ bila klien mampu dan beri tanda × bila klien tidak mampu
Dokumentasi
Sessi 2
Mengontrol halusinasi dengan menghardik
Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
Setting
1. Terapis & klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman & tenang
Alat
1. Balon
2. Musik
Metode
1. Diskusi & Tanya jawab
2. Bermain peran / simulasi
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1
b. Mempersiapkan alat & tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam Klien dari terapis untuk klien
2) dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi / validasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi : isi, waktu,
situasi, dan perasaan.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan latihan satu cara
mengontrol halusinasi
2) Menjelaskan aturan main, yaitu :
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus
meminta izin kepada terapis
Lama kegiatan 20 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Jelaskan kegiatan yaitu music akan dihidupkan serta balon diedarkan dan pada saat
musik dimatikan maka anggota kelompok yang memegang balon memperkenalkan
dirinya.
b. Hidupkan music dan edarkan balon berlawanan dengan arah jarum jam
c. Pada saat musikdimatikan anggota kelompok yang memegang balon mendapat
giliran untuk menyebutkan salam, nama lengkap, nama panggilan hobi dan asal
dimulai oleh perawat sebagai contoh
d. Tulis nama panggilan pada kerta stempel atau dipakai
e. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi
dan terapis memperagakan cara menghardik halusinasi
f. Ulangi 2 dan 3 dan 4 sampai semua anggota kelompok mendapat giliran
g. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari jika halusinasi muncul
2) Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian
klien
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang
berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan melakukan
kegiatan
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya
4 Memperagakan menghardik
halusinasi
Petunjuk
Evaluasi dilaksanakan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
Beri tanda √ bila klien mampu dan beri tanda × bila klien tidak mampu
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan klien dalam catatan Asuhan Keperawatan
Sessi 3
Mencegah Halusinasi dengan Bercakap – cakap
Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap – cakap dengan orang lain untuk
mencegah munculnya halusinasi.
2. Klien dapat bercakap – cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Musik
2. Balon
Metode
1. Diskusi kelompok
2. Bermain peran/simulasi
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sessi 3
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi / validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang telah
dipelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah) untuk
mencegah halusinasi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi
dengan bercakap – cakap.
2) Terapis menjelaskan aturan sebagai berikut:
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok
harus meminta izin kepada terapis
Lama kegiatan 20 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap – cakap dengan orang lain untuk
mengontrol dan mencegah halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bias diajak
bercakap – cakap.
c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan
bisa dilakukan.
d. Terapis memperagakan cara bercakap – cakap jika halusinasi muncul.
e. Terapis meminta tiap klien untuk memperagakan percakapan dengan orang
disebelahnya.
f. Berikan pujian atas keberhasilan klien
g. Ulangi point e dan f sampai semua klien mendapat giliran.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih
3) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi, yaitu
menghardik, melakukan kegiatan harian, dan bercakap – cakap.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK
berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh minum
obat.
2) Terapis menyepakati waktu dan tempat
2 Memperagakan percakapan
Petunjuk
Evaluasi dilaksanakan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja.
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
Beri tanda √ bila klien mampu dan beri tanda × bila klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan klien dalam catatan Asuhan Keperawatan
Sessi 4
Mengontrol halusinasi dengan Melakukan Kegiatan
Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah
munculnya halusinasi
2. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Kertas
2. Pulpen/Spidol
3. Musik
4. Balon
Metode
1. Diskusi dan Tanya jawab
2. Bermain peran/simulasi dan latihan
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti TAK sessi 2
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi / validasi
1) Terapis menanyakan keadaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan cara mengontrol cara mengontrol halusinasi
yang telah dipelajari
3) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara
menghardik halusinasi
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah terjadinya
halusinasi dengan melakukan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main sebagai berikut:
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
Lama kegiatan 20 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan cara kedua, yaitu melakukan kegiatan sehari – hari
secara teratur akan mencegah munculnya halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa dilakukan
sehari – hari, dan tulis di kertas yang telah dibagikan
c. Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan harian, terapis menulis formulir
yang sama di whiteboard.
d. Terapis membimbing satu – persatu klien untuk membuat jadwal kegiatan
harian, dari bangun pagi sampai tidur malam. .
e. Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
f. Berikan pujian atas keberhasilan klien.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun
jadwal kegiatan dan memperagakannya.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan dua cara mengontrol halusinasi,
yaitu menghardik dan melakukan kegiatan.
c. Kontrak yang akan dating
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu
belajar cara mengontrol halusinasi dengan bercakap – cakap.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.
Evaluasi & Dokumentasi
Evaluasi
Sessi 4 : TAK Stimulasi Persepsi Halusinasi
Kemampuan Mencegah Halusinasi dengan melakukan kegiatan
Petunjuk
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya tahap kerja.
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
Beri tanda √ bila klien mampu dan beri tanda × bila klien tidak mampu
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan klien dalam catatan asuhan keperawatan.
Sessi 5
Mengontrol Halusinasi dengan Patuh Minum Obat
Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat
2. Klien dapat menyebutkan akibat / kerugian tidak patuh minum obat
3. Klien dapat menyebutkan lima benar dalam aturan minum obat
Setting
1. Terapis & klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Papan tulis / flipchart / whiteboard dan alat tulis
2. Kertas
3. Pulpen/spidol
4. Musik
5. Beberapa contoh obat
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi & Tanya jawab
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 4
b. Mempersiapkan alat & tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi / validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah
menggunakan tiga cara yang telah dipelajari (menghardik, menyibukkan
dengan kegiatan, dan bercakap – cakap).
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol halusinasi
dengan patuh minum obat.
2) Menjelaskan aturan main sebagai berikut :
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis
Lama kegiatan 20 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan macam obat yang diminum klien : nama dan warana
(upayakan tiap klien dapat menyebutkan)
b. Mendiskusikan waktu minum obat yang biasa dilakukan klien.
c. Tuliskan di kertas hasil point a & b
d. Menjelaskan enam benar cara minum obat, yaitu benar obat, benar waktu
minum obat, benar orang yang minum obat, benar cara minum obat, benar
dosis obat dan benar dokumentasi.
e. Minta klien menyebutkan enam benar cara minum obat secara bergiliran.
f. Berikan pujian pada klien yang benar
g. Mendiskusikan perasaan klien setelah minum obat (catat di kertas)
h. Mendiskusikan peranan klien setelah teratur minum obat (catat di kertas)
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara mencegah
halusinasi / kambuh
j. Menjelaskan akibat / kerugian jika tidak patuh minum obat, yaitu kejadian
halusinasi / kambuh
k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat & kerugian
tidak patuh minum obat
l. Memberi pujian pada jawaban klien yang benar
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan
yang telah dipelajari
3) Memberikan pujian & penghargaan atas jawaban yang
benar
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien
menggunakan kegiatan fisik, interaksi social asertif, kegiatan ibadah, dan
patuh minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan
2) Memasukkan kegiatan
minum obat pada jadwal kegiatan harian klien
c. Kontrak yang akan datang
1) Mengakhiri pertemuan untuk
TAK halusinasi, dan disepakati jika klien perlu TAK yang lain.
Petunjuk
Evaluasi dilaksanakan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
Beri tanda √ bila klien mampu & beri tanda × bila klien tidak mampu
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan klien dalam catatan Asuhan Keperawatan.
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
TAK halusinasi adalah upaya yang diadakan dengan memberikan stimulus
tertentu kepada pasien sehingga terjadi perubahan perilaku pada pasien. TAK
halusinasi sesi 1 sampai 5 adalah terapi yang dilakukan terhadap sekelompok
pasien dalam upaya memfasilitasi kemampuan pasien untuk melakukan
perubahan persepsi dalam pemikirannya. TAK ini diharapkan pasien mampu
memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, nama panggilan,
asal dan hobi.
TAK halusinasi ditujukan kepada pasien dengan indikasi:
a. pasien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal;
b. pasien baru masuk; dan
c. pasien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai dengan
stimulus.
B. Saran
Diharapkan bagi instansi pelayanan memberikan terapi aktivitas kelompok
secara rutin dengan metode-metode yang telah dikembangkan yang praktis,
efisien dan efektif.