Anda di halaman 1dari 30

STRATEGI MENJAWAB UKOM

TEKNIK UMUM

1 soal usahakan menjawab dengan waktu 1 menit. Setiap badan soal/kasus maksimal dibaca 2
kali sudah dapat dipastikan arahnya. Ada 2 tahap urutan membaca yaitu scamming dan
scanning. Scamming (membaca keseluruhan kasus dengan hati-hati serta menyimak ide
utama dari soal) , Scanning (membaca sekali lagi kasus untuk memperjelas ide yang mana
lebih kuat biasanya ini kalau main idea dan idea pengecohnya sulit dibedakan).

A) Teknik menjawab soal pengkajian


Kata kunci : mengenali dan memahami dengan baik data-data utama yang diperlukan
dalam menentukan masalah, mengenali nilai normal dan fisiologi normal tubuh.

B) Teknik menjawab soal diagnosa


Kata kunci : mengenali main stream data (paling dominan) yaitu dengan ciri fokus data
jelas sehingga akan ditemukan ciri yang harus didapat dalam soal.

C) Teknik menjawab soal intervensi/implementasi


Kata kunci : memahami diagnosa keperawatan yang tepat, memilih tindakan yang paling
menolong untuk kasus tersebut (yang mengancam hidup) berdasarkan data dominan yang
diungkapkan memahami SOP yang baik.

D) Teknik menjawab evaluasi


Kata kunci : memahami aspek apa yang harus dinilai setelah melakukan suatu tindakan
dan nilai baku mutu fisiologi tubuh.

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


1. Sistem Pernafasan (Respirasi)
Kasus  Asma, COPD, Tuberculosis, Efusi Pleura dan Pneumonia

2. Sistem Kardiovaskular
Kasus  Angina pectoris, infark miokard, gagal jantung kongestif, miokarditis dan
perikarditis

3. Sistem Pencernaan
Kasus  Thypoid, appendicitis, hepatitis, sirosis hepatis, diare dan ca colon

4. Sistem Saraf
Kasus  Stroke, cedera kepala, dan meningitis dan tumor otak

5. Sistem Endokrin
Kasus  DM tipe2 dan Hipo/Hipertiroid

6. Sistem Muskuloskeletal
Kasus  Fraktur, osteomyelitis dan osteoarthris

7. Sistem Ginjal dan Perkemihan


Kasus  CKD, hemodialisis, infeksi saluran kemih dan BPH (Benigna Prostat Hipertropi),
infeksi saluran kemih dan batu ginjal

8. Sistem Integumen
Kasus  Luka bakar, psoriasis vulgaris dan dermatitis

9. Sistem Darah dan Kekebalan Imun


Kasus  HIV/AIDS, Anemia, SLE dan DHF

10. Sistem Pengindraan


Kasus  Katarak, glaucoma, mastoiditis dan otitis media
KEPERAWATAN ANAK

1. Sistem Pernafasan (Respirasi)


Kasus  Pneumonia, TBC, Asfiksia (gagal nafas spontan pada bayi baru lahir), asma

2. Sistem Kardiovaskular
Kasus  Penyakit jantung bawaan

3. Sistem Pencernaan
Kasus  Diare, Hirschprung (tidak adanya saraf-saraf pada suatu bagian usus
mengakibatkan obstruksi), hyperbilirubin, gizi buruk

4. Sistem Saraf
Kasus  Kejang demam, meningitis, hidrosepalus

6. Sistem Perkemihan
Kasus  ISK, sindrom nefrotik (kehilangan protein plasma)

7. Sistem Integumen
Kasus  Campak

8. Sistem Darah dan Kekebalan Imun


Kasus  Thalasemia, demam berdarah

9. Sistem Pengindraan
Kasus  Konjungtivitis, Infeksi telinga (OMA & OMK)

10. Pelayanan Kesehatan  Imunisasi Dasar (Imunisasi dasar & imunisasi lanjutan),
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak (KPSP  Kuesioner Pra Skrining Perkembangan),
Bayi Berat Lahir Rendah, Proses Keperawatan Bayi Berat Lahir Rendah dan Hospitalisasi

KEPERAWATAN MATERNITAS
1. Antenatal
a) Status obstetri  Gravida, Partus, Abortus
b) Palpasi Leopold
c) Pemeriksaan fisik ibu masa kehamilan
d) Kasus  Abortus, KET dan Mola Hidatidosa, Placenta Previa, Solutio Plasenta,
Hyperemisis gravidarum dan PEB

2. Intranatal
a) Partograf
b) APGAR score
c) Manajemen kala III
d) Observasi kala IV
e) Manajemen nyeri persalinan
f) Kasus  Distocia dan KPD ( Ketuban Pecah Dini )

KEPERAWATAN JIWA

Kasus dalam masalah gangguan jiwa


 Harga diri renda kronik, Resiko Perilaku Kekerasan, Halusinasi, Isolasi Sosial, Defisit
Perawatan Diri, Resiko Bunuh Diri, Waham

KEPERAWATAN KELUARGA

8 Asas etik dalam keperawatan : Autonomy, beneficence, non-maleficence, veracity,


confidentiality, justice, otonom, fidelity

KEPERAWATAN GERONTIK
Pahami perubahan fisiologis lansia pada setiap kasus dan perubahan istirahat dan tidur

KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Intervensi keperawatan komunitas : Primer, sekunder, tersier


2. Upaya pelayan kesehatan : Promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif

KEPERAWATAN MANAJEMEN

POCAS dalam mengelola pasien


P : Planning
O : Organizing
S : Staffing (pengelolaan staf)
A : Actuiting (pengarahan)
C : Controlling (pengendalian)

KEPERAWATAN KEGAWATDARURAT

Kasus
1. Tension pneumothoraks, open pneumothoraks, apneu (penilaian hasil keseimbangan
asam basa), ACS (interpretasi ekg)
2. Keracunan, internal bleedding (perdarahan rongga abdomen  penurunan ttv & akral
dingin)
3. Cedera kepala (GCS, racoon eyes)
4. DM tipe 1 dan 2 dengan kondisi hipoglikemia, Diabetic ketoasidosis ditandai dengan
hiperglikemia
5. Fraktur terbuka/tertutup
6. Luka bakar (luas luka bakar, area dan derajat luka bakar dan rule of nine)
7. Triage  Primary survey, secondary survey, triage bencana dengan konsep START
(Simple Triage And Rapid Treatment), triage rumah sakit, menentukan prioritas pasien
(labeling), level triage (warna dan level).
PEMBAHASAN SOAL
1. Seorang perempuan berusia 34 tahun di rawat diruang bedah dengan luka bakar
derajat II. Pasien mengeluh nyeri, lemas dan haus. Hasil pengkajian luka bakar daerah
dada, tangan kanan dan paha kanan.
Berapakah persentase luka bakar pada kasus tersebut ?
a) 44%
b) 42%
c) 34%
d) 32%
e) 27%

Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengkajian pada kasus luka bakar diatas ditemukan luka bakar
daerah dada, tangan kanan dan paha kanan. Untuk menentukan persentase luas luka
bakar digunakan rumus rule of nine sehingga didapatkan hasil :
- daerah dada nilainya 9%
- tangan kanan 9%
- paha kanan 9%. total area yang mengalami luka bakar adalah 27%

Jawaban : E 27%
2. Seorang laki-laki berusia 48 tahun dirawat hari ke-3 dengan diagnosis gagal jantung
kongestif. Pasien mengeluh sesak bertambah, saat berjalan ke kamar mandi. Hasil
pemeriksaan fisik, frekuensi nadi 90 x/m, TD 150/90 mmHg, frekuensi napas 28 x/m,
urine 40cc/jam, dan hasil EKG sinus rhythm.
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?
a) Intoleransi aktifitas
b) Pola nafas tidak efektif
c) Gangguan eliminasi urin
d) Kelebihan volume cairan
e) Gangguan perfusi jaringan

Pembahasan :
KONSEP  gagal jantung merupakan kegagalan jantung dalam memompa darah
secara normal ke seluruh tubuh, sehingga darah yang berisi nutrisi dan oksigen tidak
dapat di distribusikan secara adekuat sampai ke sel. Akibatnya proses metabolisme sel
menjadi terganggu dan energi yang dihasilkan berkurang. Tanpa energi yang cukup,
pasien tidak toleran dalam melakukan aktivitas secara normal.
“pada kasus adalah adanya keluhan sesak nafas pada pasien gagal jantung dan
bertambah sesak saat berjalan kekamar mandi”. A. INTOLERANSI AKTIFITAS

3. Seorang laki-laki usia 64 tahun di rawat diruang penyakit dalam dengan keluhan sesak
napas dan kedua kaki bengkak. Semua dirasakan memberat saat pasien beraktivitas.
Hasil pengkajian pasien terlihat pucat dan sianosis, lemah tidak berdaya, TD 100/70
mmHg, HR 100 x/m, RR 24 x/m dan dangkal, serta photo torak menunjukan CTR
65%.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a) intoleransi aktifitas
b) gangguan perfusi jaringan
c) penurunan curah jantung
d) pola napas tidak efektif
e) kelebihan volume cairan

Pembahasan :
Tanda yang menonjol dikemukan pada kasus  ketidakmampuan jantung dalam
memompa darah, akibat dari pembesaran jantung (CTR > 50%)  pada kasus
terdapat photo torak menunjukkan CTR 65%, sehingga terjadi penurunan curah
jantung. Kompensasi jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh adalah
dengan meningkatkan nadi. Pucat dan lemah sebagai akibat tidak sampainya darah ke
perifer dan darah di perifer banyak mengandung CO2 sulit kembali ke jantung.

Kata kuncinya :
Masalah prioritas pada pasien gagal jantung yang menimbulkan berbagai masalah
lainnya dan dapat mengancam jiwa pasien adalah C. PENURUNAN CARDIAC
JANTUNG

4. Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke poliklinik paru. Saat ini sedang
menjalani program pengobatan TB. Pasien memiliki riwayat buruk perokok aktif dan
suka meludah sembarangan. Sebagai upaya preventif, perawat memotivasi pasien
untuk berhenti merokok dan membuang ludah pada tempat yang sudah disediakan
dirumah mengingat pasien saat ini tinggal bersama dengan anak perempuannya yang
sedang hamil dan memiliki anak balita.
Apakah prinsip etik yang diterapkan oleh perawat tersebut ?
a) Non-maleficence
b) Confidentiality
c) Beneficence
d) Autonomy
e) Fidelity

Pembahasan :
INGAT! 8 prinsip etik
Non-maleficence (mencegah bahaya)
Pertimbangan etik yang mengarah pada tindakan yang mencegah kondisi bahaya
pada pasien
Confidentiality (kerahasiaan)
Tindakan perawat menjaga kerahasiaan informasi pasien
Autonomy (memberi kebebasan)
Tindakan yang melibatkan dan memberi kebebasan dalam memutuskan kepada
pasien
Fidelity (menepati janji)
Tindakan perawat untuk selalu menepati janji
Beneficence (berbuat baik)
Tindakan yang menguntungkan pasien dan menghindari tindakan yang merugikan
pasien

fokus pada pernyataan : “perawat memotivasi pasien untuk berhenti merokok dan
membuang ludah pada tempat yang sudah disediakan dirumah mengingat pasien saat
ini tinggal bersama dengan anak perempuannya yang sedang hamil dan memiliki anak
balita”.

Berarti perawat mempertimbangkan tindakan yang memberikan kebaikan bagi pasien


& anggota keluarganya yaitu mencegah perburukan akibat rokok dan mencegah
penyebaran dan penularan tuberculosis kepada anggota keluarga pasien”

Jawaban : C. BENEFICENCE (BERBUAT BAIK)

5. Pasien laki-laki berusia 80 tahun dirawat dipenyakit dalam dengan gagal jantung
grade IV. Pasien menyatakan telah siap meninggal dan lebih berbahagia bisa bertemu
Tuhannya dan menolak untuk dilakukan tindakan apapun. Kondisi pasien menurun
kesadaran sopor koma dan mengalami henti jantung. Perawat tetap melakukan
tindakan RJP.
Manakah prinsip etik yang dilanggar perawat pada kasus tersebut?
a) Justice
b) Fidelity
c) Otonomi
d) Benificience
e) Non Maleficience

Pembahasan :
Justice : keadilan
Fidelity : menepati janji
Otonomi : Autonomi (memutuskan sesuatu dan orang lain harus menghargainya)
Benificience : melakukan hal-hal yang baik bagi orang lain (tidak merugikan)
pasien dan orang lain
Non Maleficience : mencegah bahaya

fokus pada pernyataan : “pasien menyatakan telah siap meninggal dan lebih
berbahagia bisa bertemu Tuhannya dan menolak untuk dilakukan tindakan apapun.
Kondisi pasien menurun kesadaran sopor koma dan mengalami henti jantung. Perawat
tetap melakukan tindakan RJP”.

Pasien mempunyai hak untuk mengelola dan memutuskan tindakan yang boleh dan
tidak boleh dilakukan terhadap dirinya sepanjang perawat telah menjelaskan dengan
benar dan proporsional. Namun keputusan tetap ditangan pasien atau keluarganya.

Pada kasus ini perawat melakukan tindakan RJP padahal pasien sudah nyaman dengan
tidak dilakukan tindakan apapun dan itu telah menjadi pilihannya. Maka perawat telah
mengabaikan hak dan otonomi pasien. Jawaban : C. OTONOMI

6. Seorang laki-laki usia 60 tahun dilakukan perawatan kolostomi yang telah penuh
dengan feses. Saat ini sedang melepas katung secara perlahan mulai dari bagian atas
sambil mengencangkan kulit perut pasien. Perawat menggunakan tisu untuk
mengusap sisa feses dari stoma dan menutup stoma dengan kasa lembab. Perawat
mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril.
Apakah tindakan selanjutnya yang tepat?
a) mengukur stoma
b) mengoleskan salep
c) menilai kondisi stoma
d) membersihkan stoma
e) memasang kantong kolostomi

Pembahasan :
INGAT! Prosedur perawatan luka kolostomi, dimulai dengan
1. mencuci tangan,
2. membuka kantong kolostomi,
3. membersihkan area periostomal dan mengeringkannya,
4. kemudian cuci tangan steril,
5. gunakan handscoen steril,
6. bersihkan stoma,
7. berikan salep,
8. ukur stoma,
9. pasang kantong kolostomi,
10. rapikan alat dan cuci tangan.

Kata kuncinya :
Jawaban A, B dan E tidak mungkin karena stoma belum dibersihkan sedangkan
menilai kondisi stoma dilakukan pada tahap awal saat membuka stoma. JADI
tindakan selanjutnya setelah menggunakan handscone steril adalah ....
D. MEMBERSIHKAN STOMA

7. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosa
DM. Hasil pengkajian pasien mengeluh lemas, berkeringat dingin, pucat dan gelisah,
GDS : 58 mg/dl. Pasien mendapatkan terapi insulin 10 iu namun tidak menghabiskan
makanannya.
Apa intervensi yang tepat dilakukan?
a) memberikan dextrose 40%
b) memonitor glukosa darah
c) memberikan minuman manis
d) menganjurkan untuk segera makan nasi
e) menganjurkan menghentikan sementara obat diabetes

Pembahasan :
Pada pengkajian didapatkan pasien lemas, keringat dingin, pucat serta GDS pasien 58
mg/dl. INGAT ! GDS normal :
sebelum makan : sekitar 70-130 mg/dl
2 jam setelah makan : < dari 140 mg/dL
kalau GDS pasien 58 mg/dl berarti pasien mengalami hipoglikemia, penkes yang
adekuat yang diperlukan agar pasien mampu memahami penatalaksanaan yang
penting, seperti tidak menunda makan. Tindakan segera dengan memberikan intake
cairan berupa C. MEMBERIKAN MINUMAN MANIS  agar kondisi hipoglikemia
tidak berlanjut.

Pemberian dextrose 40% hanya diberikan pada pasien hipoglikemia tapi mengalami
penurunan kesadaran. sedangkan pilihan B, D, E BUKAN penanganan cepat pada
hipoglikemia di ruang rawat.

8. Seorang perempuan berusia 56 tahun dirawat dirumah sakit dengan diagnosis DM.
Hasil pengkajian, sensasi pada telapak kaki berkurang, luka lecet pada kaki, terdapat
kalus dan penurunan refleks sensorik pada telapak kaki. Pasien terkadang suka
minum-minuman manis dan jarang olahraga.
Apakah pendidikan kesehatan utama pada kasus?
a) menganjurkan berolahraga
b) memberikan edukasi tentang diet
c) memberikan edukasi perawatan kaki
d) memberikan informasi tentang komplikasi diabetes
e) menganjurkan pasien untuk memantau gula darah secara rutin

Pembahasan :
Fokus pada pengkajian : sensasi pada telapak kaki berkurang, luka lecet pada kaki,
terdapat kalus dan penurunan refleks sensorik pada telapak kaki  Komplikasi
hiperglikemia.

sedangkan kondisi neuropati, penuruan sistem imun  komplikasi lanjutan.


JADI untuk mencegak terjadinya komplikasi lanjutan perawat harus ...

C. MEMBERIKAN EDUKASI PERAWATAN KAKI

9. Seorang laki-laki 19 tahun, dirawat diruang bedah post Orif (open reduction internal)
seminggu yang lalu, akibat fraktur tertutup femur sinistra. Pasien memulai fase
rehabilitasi dengan latihan berjalan menggunakan kruk aksila dengan 3 titik. Tampak
perawat sedang melatih berjalan melalui tangga.
Bagaimanakah cara yang tepat penggunaan alat bantu pada kasus?
a) kruk sisi kanan turun terlebih dahulu
b) kruk sisi kiri turun terlebih dahulu
c) kaki kanan turun terlebih dahulu
d) kedua kruk turun bersamaa
e) kaki kiri turun terlebih dahulu

Pembahasan :
INGAT !
Jika naik tangga dimulai dengan  kaki yang sehat terlebih dahulu
Jika turun tangga dimulai dengan  kedua kruk terlebih dahulu

Jawaban : D. KEDUA KRUK TURUN BERSAMA

10. Seorang laki-laki berusia 26 tahun di rawat diruang bedah dengan faktur krusis,
pasien mengeluh nyeri. TD 140/90 mmHg, N 100x/m, RR 24 x/m, suhu 37,2C. pasien
mengungkapkan kecemasannya dengan rencana operasi yang akan dilakukan, tampak
gelisah dan murung, dan mengungkapkan rasa takutnya.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
a) mengelola nyeri
b) melibatkan keluarga
c) mengelola kecemasan pasien
d) memberikan penjelasan manfaat operasi
e) memberikan motivasi untuk menyetujui operasi

Pembahasan :
Masalah utama adalah kecemasan  fokus pada hasil pengkajian “pasien
mengungkapkan kecemasan, tampak gelisah dan murung”. Kemudian pasien
mengungkapkan rasa takutnya  salah satu peran perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan sehingga dengan kondisi pasien yang mengalami situasi gelisah, takut
dan cemas perlu diberikan penguatan dan pendampingan. Jadi tindakan yang harus
dilakukan C. MENGELOLA KECEMASAN PASIEN (meditasi, yoga, terapi musik,
terapi murotal)

11. Seorang laki-laki berusia 30 tahun dirawat diruang bedah akibat fraktur. Pasien
mengeluh nyeri di kaki kanannya. Hasil pengkajian : kaki tampak bengkak, nyeri dada
skala 7, gelisah, terpasang traksi, tampah lemah, sering teriak-teriak. TD 140/90
mmHg, N 100 x/m, RR 26 x/m.
Apakah tindakan yang tepat pada kasus tersebut?
a) observasi CRT
b) lakukan massage
c) observasi kekuatan otot
d) Lakukan relaksasi napas dalam
e) kolaborasi pemberian analgesic

Pembahasan :
INGAT!
Nyeri ringan & sedang  teknik relaksasi dan distraksi
Nyeri berat dan hebat  medikasi analgetik

Pada kasus diatas nyeri 5-7 dalam kategori berat dan perlu tindakan kolaborasi
pemberian analgesic karena tindakan relaksasi tidak dimungkinkan menghilangkan
nyeri dengan skala tersebut.  E. KOLABORASI PEMBERIAN ANALGESIC

12. Seorang laki-laki berusia 24 tahun dirawat diruang bedah akibat fraktur femur tertutup
1/3 distal. Hasil pengkajian, tampak bengkak, nyeri skala 6. Pasien direncakan
pemasangan gips, persiapan alat dan pasien sudah dilakukan. Pasien telah
mendapatkan penjelasan tentang pemasangan gips yang akan dilakukan.
Apakah prosedur selanjutnya pada kasus tersebut?
a) pasang stockinete
b) pembersihan kulit
c) berikan bantalan tambahan
d) pasang penyangga tungkai
e) tekan bagian distal daerah femur

Pembahasan :
INGAT ! Prosedur pemasangan gips :
1) persiapan pasien & alat
2) menjelaskan tujuan tindakan
3) bersihkan kulit
4) kaji adanya luka
5) pemasangan stockinete diatas tungkai sesuai ukuran
6) pasang bantalan penyangga tungkai
7) periksa bagian sital setelah dipasasng gips

Fokus pada penyataan : persiapan alat dan pasien sudah dilakukan dan pasien telah
mendapatkan penjelasan tentang pemasangan gips.
A, C, D dan E  tahap proses saat pemasangan gips. Jawaban nya adalah
B. PEMBERSIHAN KULIT

13. Seorang perempuan berusia 55 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan ulkus
diabetikum pada kaki kanan. Perawat sedang melakukan perawatan luka, setelah
mmbuka balutan kemudian mengkaji karakteristik luka, tampak kemerahan pada luka
dan sebagian berwarna hitam. Kemudian perawat membersihkan luka dengan NaCL
0,9%.
Apakah prosedur selanjutnya pada kasus tersebut?
a) mengeringkan luka
b) melakukan nekrotomi
c) memberikan obat pada luka
d) memberikan kompres basah
e) menutup luka dengan kassa steril

Pembahasan :
INGAT! prosedur perawatan luka :
1) cuci tangan
2) pasang handscone
3) buka balutan
4) kaji luka
5) ganti handscone steril
6) bersihkan luka dengan nacl
7) nekrotomi jaringan mati
8) beri obat / kompres luka
9) tutup luka dengan kasa steril

Pembahasan :
Fokus penyataan “Kemudian perawat membersihkan luka dengan NaCL 0,9%”.
setelah tindakan ini , tindakan selanjutnya APA??

B. MELAKUKAN NEKROTOMI

14. Seorang laki-laki berusia 34 tahun dirawat diruang penyakit dalam karena diduga
terinfeksi HIV. Hasil pengkajian : nyeri menelan, terdapat candidiasis oral,
pemeriksan HIV (+), kondisi pasien hanya diketahui oleh istrinya. Perawat menolak
menyampaikan kondisi pasien sebenarnya kepada anggota keluarga yang lain.
Apakah prinsip etik pada kasus tersebut?
a) Fidelity
b) Vercity
c) Otonomi
d) Benificience
e) Confidentiality

Pembahasan :
INGAT ! Prinsip etik
Fidelity : menepati janji
Veracity : kejujuran
Otonom : Autonomi
Beneficence : (berbuat baik)
Confidentiality : (menjaga rahasia)

Fokus penyataan  “kondisi pasien hanya diketahui oleh istrinya dan perawat
menolak menyampaikan kondisi pasien sebenarnya kepada anggota keluarga yang
lain”.
Berarti perawat diminta untuk menjaga kerahasiaan dan tidak menyampaikan kondisi
sebenarnya pada keluarga yang lain.

Jawaban : E. CONFIDENTIALITY

15. Lima orang pasien secara bersamaan diantar ke UGD dengan kondisi :
Pasien A : seorang laki-laki berusia 45 tahun, riwayat penyakit jantung dan saat ini
mengeluh nyeri dada
Pasien B : seorang perempuan berusia 27 tahun mengalami serangan asma
Pasien C : laki-laki berusia 38 tahun tidak sadarkan diri, dan tidak berespon terhadap
nyeri
Pasien D : seorang laki-laki berusia 32 tahun mengalami fraktur tertutup di daerah
tibia fibula
Pasien E : seorang perempuan berusia 54 tahun terdapat luka di bagian dahinya
Manakah pasien yang harus mendapatkan prioritas penanganan segera ?
a) pasien A
b) pasien B
c) pasien C
d) pasien D
e) pasien E

Pembahasan :
Pada pasien dengan kondisi tidak sadarkan diri, berpotensi menimbulkan obstruksi
atau sumbatan jalan napas akibat dari lidah jatuh ke belakang dan bila penanganannya
terlambat dapat menyebabkan kematian.

Kata kuncinya :
penanganan pada keadaan gadar  primary survey  airway, breathing, circulation,
disability dan exposure.
Pasien A, B, D, E sadar sedangkan pasien C mengalami penurunan kesadaran yang
menyebabkan lidah jatuh ke belakang dan menutupi jalan napas. Jadi pasien yang
harus di prioritaskan adalah C. PASIEN C

16. Seorang laki-laki berusia 38 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil
pengkajian tampak jejas pada area dada, bunyi jantung menjauh dan JVP meningkat.
TD 85/50 mmHg. N 116 x/m, dan RR 28 x/m.
Apakah label warna triage pada kasus tersebut?
a) Merah
b) Kuning
c) Hijau
d) Biru
e) Hitam

Pembahasan :
Makna warna triage :
Prioritas 1  MERAH  kondisi kritis
1. Airway & Breathing
2. Perdarahan yang tidak terkontrol
3. Cedera leher atau kepala
4. Luka terbuka di perut
5. Luka bakar berat
Prioritas 2  KUNING  kondisi yang mendesak
1. Luka bakar tanpa ada masalah dengan jalan napas
2. Rasa sakit yang amat sakit dibeberapa tubuh
3. Adanya bengkak & perubahan bentuk (ekstremitas)
Prioritas 3  HIJAU  kondisi korban yang tidak mengalami cedera serius,
memerlukan perawatan sedikit dan dapat menunggu
perawatan tanpa bertambah parah
1. Rasa sakit (nyeri) ringan
2. Luka bakar ringan
Prioritas 0  HITAM  kondisi korban meninggal

Fokus pada pengkajian : Pasien mengalami trauma mengenai dada (tampak jejas pada
area dada)  injury epikardium  pendarahan yang menumpuk di pericardium 
berkurangnya relaksasi ventrikel sehingga ventrikel filling tidak optimal. Jika volume
terus bertambah, apa yang akan terjadi ???? akan terjadinya kompensasi seperti nadi
meningkat  bradikardi  henti jantung, pada kasus pasien memiliki tanda klinis
bunyi jantung menjauh, JVP (jugular venous pressure) meningkat  tidak segera
ditangani (<10 menit) akan menyebabkan kematian. Jadi label triage pada kasus ini
warna A. MERAH

17. Seorang laki-laki berusia 25 tahun dirawat di ICU dengan diagnosis gagal napas.
Hasil pengkajian : kesadaran compos mentis, terpasang ventilator mode CPAP,
terdengaar bunyi gurgling dan pasien akan dilakukan penghisapan lendir (suction).
Apakah tindakan pertama yang harus segera dilakukan pada kasus?
a) pasang cateter suction
b) tingkatkan fraksi O2 100%
c) penghisapan lendir dilakukan dengan cara berputar
d) masukkan cateter suction dengan posisi canula terbuka
e) lakukan penghisapan lendir dengan posisi canula ditutup

Pembahasan :
Pada kasus akan dilakukan penghisapan lendir (suction) JADI yang harus di ingat
SPO tindakan suction. Pada kasus pasien terpasang ventilator mode CPAP  yang
akan menyebabkan penurunan kemampuan fungsi silia dalam mengeluarkan secret 
potensi terjadi akumulasi sekret dijalan nafas  APA yang akan terjadi ??? obstruksi
pada jalan napas yang berdampak pada ventiasi dan akan menyebabkan saturasi
oksigen menurun  kematian.

Kata kuncinya :
pada tindakan suction, oksigen dari tubuh akan dapat ikut terhisap sehingga dapat
menyebabkan saturasi O2 turun. JADI tahap pertama sebelum dilakukan tindakan
sebagai antisipasi penuruan saturasi oksigen adalah dengan B. meningkatkan fraksi
O2 nya.

18. Seorang laki-laki berusia 45 tahun, diantar ke UGD karena nyeri dada. Hasil
pengkajian : nyeri di dada yang menjalar ke lengan kiri dan punggung, skala nyeri 8,
rochi positif, TD 100/60 mmHg, N 70 x/m, RR 24 x/m dan suhu 35,8C. Gambaran
EKG ada infark miokard luas dan pasien sudah diberikan NTG 10 mg sublingual.
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus tersebut?
a) kolaborasi analgesik kuat (morphin)
b) kolaborasi pemberia anti platelet
c) kolaborasi pemberian oksigen
d) kolaborasi obat digitalis
e) kolaborasi nitrogliserin

Pembahasan :
Pada kasus ini dilihat dulu pasien mengalami penyakit APA?
Acute Coronary Syndrome (ACS) , kenapa ACS ?
ACS  terjadi karena adanya oklusi dimana terjadi penumpukkan plak pada area
lebih dari 2 cabang arteri koroner, oklusi lebih dari 70% akan direspon tubuh berupa
sensasi nyeri pada area jantung (didaerah dada bagian kiri) “pada kasus ini pasien
mengalami nyeri di dada yang menjalar ke lengan kiri dan punggung”, kemudian pada
pasien ACS nyeri akan semakin memberat dan menggambarkan kerusakan pada area
miokard “pada kasus terkaji nyeri pasien dengan skala 8 dan hasil ekg terdapat infark
miokard”. dan pasien sudah diberikan NGT 10 mg sublingual.

Kata kuncinya :
INGAT! tatalaksana yang telah terstandarisasi sesuai SPO sesudah NTG diberikan
jika masih ada keluhan nyeri dada adalah A. pemberian MORPHIN (karena sensasi
nyeri tersebut hanya bisa diturunkan dengan pemberian analgesik dosis kuat yaitu
“morphin”)

19. Seorang laki-laki berusia 60 tahun diantar ke UGD karena tidak sadarkan diri. Hasil
pengkajian : riwayat jatuh dikamar mandi, GCS E2M4V3, tampak jejas di area
frontal, lemah dan terdengar bunyi napas gurgling. TD 150/100 mmHg. N 64 x/m, RR
26 x/m dan akral terasa dingin. Hasil CT scan : stroke infark hemisfer sinistra.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus tersebut ?
a) melakukan penghisapan lendir
b) mengatur posisi fowler
c) memasang oksigen
d) memasang ETT
e) memasang OPA

Pembahasan :
Pengkajian pada pasien terjadi penurunan kesadaran (GCS pasien E2M4V3 = 9).
Lihat airway dan breathing nya  terdengar bunyi napas gurgling (adanya
penumpukkan sekret) yang berpotensi kematian jika tidak segera dilakukan tindakan.
Tindakan yang dilakukan untuk menjaga fungsi jalan napas tetap adekuat adalah
A. melakukan penghisapan lendir

20. Anak laki-laki usia 5 tahun dirawat diruang anak dengan keluhan batuk disertai
demam. Hasil pengkajian : tidak nafsu makan, rewel, sulit tidur pada malam hari,
sputum kental, terdengar ronchi di kedua lapang paru, RR 30 x/m, N 90x/m, suhu
37,9C.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus?
a) bersihan jalan napas tidak efektif
b) gangguan pertukaran gas
c) resiko defisit nutrisi
d) gangguan pola tidur
e) hipertermia

Pembahasan :
Scanning data abnormal pada kasusnya : data yang menonjol pada gangguan sistem
pernapasan yaitu  sputum kental, ronkhi dikedua lapang paru dan batuk. Pada
option jawaban ada 2 masalah sistem pernapasan. Data abnormal (sputum kental,
ronkhi dikedua lapang paru dan batuk) merupakan data mayor pada masalah A.
BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF yang merupakan masalah prioritas.

Kemudian pada option jawaban pertukaran gas tidak cukup datanya untuk
menegakkan diagnosa keperawatan.
Karena biasanya data mayor pada diagnosa keperawatan gangguan pertukaran gas
adalah : pasien dispnea, takikardi dan data minornya pusing, napas cuping hidung

21. Bayi laki-laki usia 1 hari dirawat dalam inkubator di RS dengan hiperbilirubinemia.
Hasil pengkajian : BBL 2300 gr, BB saat ini 2280gr, kuning pada kulit, sklera, dan
membran mukosa mulut, reflek hisap lemah, suhu 37,7C, N 120 x/m, RR 45 x/m,
bilirubin serum 15 mg/dL. Rencana akan dilakukan fototerapi.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
a) Hipertermia
b) Defisit nutrisi
c) Ikterik neonatus
d) Resiko tinggi cidera
e) Resiko tinggi gangguan integritas kulit

Pembahasan :
Pada kasuskan sudah jelas pasien mengalami hiperbilirubinemia di usia 1 hari (24 jam
kehidupan), data mayornya kuning pada kulit, sklera dan membran mukosa mulut.
dan bilirubin serum nya 15mg/dl.
INGAT!  jika bilirubin serum >2mg/dl merupakan data mayor pada masalah
keperawatan C. IKTETIK NEONATUS.

22. Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik ginekologi dengan keluhan
nyeri saat berhubungan dengan pasangan. Hasil pengkajian, pasien mengatakan sudah
satu tahun tidak menstruasi, jarang melakukan hubungan seksual dan belum pernah
mendapatkan informasi tentang menopause.
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien tersebut?
a) Cemas
b) nyeri akut
c) disfungsi seksual
d) defisit pengetahuna
e) ketidakefektifan pola seksual

Pembahasan :
Fokus pada penyataan : nyeri saat berhubungan dengan pasangan, sehingga karena
rasa nyeri tersebut pasien jarang melakukan hubungan seksual. Berarti berdasarkan
keluhan pasien tersebut pasien mengalami perubahan pola hubungan seksual
 E. KETIDAKEFEKTIFAN POLA SEKSUAL

23. Seorang perempuan berusia 35 tahun berada di ruang bersalin memasuki kala III.
Hasil pengkajian pasien telah diberikan suntikan oksitosin, plasenta belum lepas,
kontraksi uterus kuat, dan bayi masih dilakukan IMD. Observasi tanda-tanda vital
TD : 90/70 mmHg, N 88x/m, RR 24 x/m dan suhu 37C.
Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a) Lanjutkan IMD
b) Monitor perdarahan
c) Lakukan masase uterus
d) Kolaborasi pemberian cairan infus
e) Lakukan peregangan tali pusat terkendali
Pembahasan :
INGAT ! managemen aktif kala III secara berurutan :
1. suntikan oksitosin
2. peregangan tali pusat terkendali
3. masase uterus

Hasil pengkajian  memasuki kala III dan sudah diberikan suntikan oksitosin tapi
plasenta belum lepas, IMD  hanya dilakukan untuk membantu proses oksitosin
alami saja. jadi intervensi keperawatan yang tepat adalah
E. LAKUKAN PEREGANGAN TALI PUSAT TERKENDALI

24. Seorang perempuan berusia 20 tahun P1A0 Post Sc hari kedua rawat gabung dengan
bayi. Hasil pengkajian : TPU 1 jari bawah pusat, dan kontraksi baik. Kondisi bayi
sehat, BBL 2600 gram dan reflex hisap baik. Pasien mengeluh ASI hanya keluar
sedikit sehingga ibu jarang menyusui.
Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a) ajarkan teknik relaksasi
b) ajarkan posisi pelekatan
c) lakukan kompres hangat
d) susui bayi sesering mungkin
e) lakukan perawatan payudara
Pembahasan :
Setelah ibu melahirkan, faktor yang paling penting dalam proses pemberian ASI
kepada bayi adalah hisapan bayi pada payudara ibu. Pada hasil pengkajian kasus :
kondisi bayi sehat, reflex hisap baik, ibu dan bayi sudah rawat gabung, tapi pasien
mengeluh ASI hanyak keluar sedikit sehingga ibu jarang menyusui.

Untuk mengatasi ASI yang masih sedikit adalah dengan D. susui bayi sesering
mungkin.
karena  hisapan bayi pada payudara ibu ini akan menstimuasi pengeluaran hormon
oksitosin & hormon prolaktin yang fungsinya untuk produksi ASI dan pengeluaran
ASI. jadi kalau si bayi terus menerus menghisap payudara ibu jumlah ASI juga akan
semakin banyak untuk mencukupi kebutuhan nutrisi bagi bayi.

Anda mungkin juga menyukai