BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
indikator Angka Kematian Ibu (AKI), AKI adalah jumlah kematian ibu selama
Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu, terlebih lagi
setiap tahun sejumlah 358.000 ibu meninggal saat bersalin dimana 355.000
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI tahun 2015 di dunia yaitu
2017).
menempati urutan AKI tertinggi se-Asia Tenggara pada tahun 2014 yaitu 214
2
per 100.000 KH, diikuti dengan Fhilipina 170, Vietnam 160, Thailand 44,
tahun 2012 sebanyak 359/100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2015
dari negara di ASEAN pada tahun 2012 terdapat 32/1000 kelahiran hidup
dan turun pada 2017 menjadi 24/1000 kelahiran hidup (Jalasutra, 2019)
Menurut Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2016 tercatat AKI
Barat pada tahun 2016 yaitu 3.702 bayi meninggal (3,93/1000) (Suhendar,
2016).
angka kematian ibu setara dengan 29,27 per 100.000 KH. Jumlah AKB di
Kota Bogor mengalami peningkatan dari tahun 2016 sebanyak 53 kasus dan
2017).
(25%), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%),
dan komplikasi aborsi tidak aman (13%), serta sebab-sebab lainnya (8%)
(Sitohang, 2016). Dan Penyebab AKB di dunia antara lain bayi lahir
premature (29%), sepsis dan pneumonia (25%) dan (23%) merupakan bayi
(32%) dan hipertensi dalam kehamilan (25%), diikuti oleh infeksi (5%), partus
lama (5%), dan abortus (1%). Selain penyebab obstetrik, kematian ibu juga
2015). Selain itu penyebab tidak langsung dari kematian ibu adalah faktor
pernafasan (37%) dan prematuritas (34%). Dan pada usia 728 hari terbesar
kematian pada bayi usia 29 hari – 1 tahun terbesar adalah diare sebesar
melahirkan (60,87%), waktu nifas (30,43%), dan pada waktu hamil (8,70%)
2016).
Menurut Profil Kesehatan Kota Bogor Kematian Ibu terjadi pada ibu
hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas, dengan penyebab kematian yaitu
(33%). Dan kematian bayi paling banyak terjadi pada usia 0-28 hari sejumlah
kasus (11%), ikterus 3 kasus (4,7%) dan penyebab lain 8 kasus (12,5%)
yang salah satu tujuannya adalah Sistem Kesehatan Nasional yaitu pada
obstetri dan bayi baru lahir minimal 150 Rumah Sakit PONEK dan 300
menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25%. Program ini
(PONEK) dalam suatu bentuk kerjasama antara PONED dan PONEK dalam
2017).
Berdasarkan pada diskusi gerakan penyelamatan ibu dan bayi baru lahir
di Jawa Barat yang digelar oleh United States Aids for International
gerakan ini diinisiasi oleh program EMAS yang merupakan program hibah
sistem rujukan ibu dan bayi baru lahir efektif dan efisien (Asshidiq, 2016)
6
Upaya yang dilakukan Kota Bogor dalam menurunkan AKI dan AKB
AKI dan AKB yang salah satu caranya yaitu harus memberikan asuhan
kebidanan komprehensif pada setiap ibu hamil, bersalin, bayi baru lalir, ibu
2016).
Kebidanan Masa Nifas (Postnatal Care), dan Asuhan Kebidanan Bayi Baru
terhadap ibu hamil atau janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan,
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas
jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pasca
persalinan, pada hari keempat sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan,
dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan. Masa nifas
dimulai dari enam jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan. KB juga
ibu dengan kondisi 4T. Selain itu, program KB juga bertujuan untuk
meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan
harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir
berperan penting dalam menurunkan AKI dan AKB di Indonesia oleh karena
Pada Ny.I di Puskesmas Bogor Tengan Periode Mei - Juli Tahun 2019”
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dan keluarga
2. Tujuan Khusus
kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dan
keluarga berencana.
pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dan keluarga
berencana.
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dan keluarga
berencana.
dan aman pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dan
keluarga berencana.
9
pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dan keluarga
berencana.
C. Gambaran Kasus
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB yang di berikan kepada
kehamilan sebanyak 17x (2x oleh mahasiswa) selama kehamilan saat ini
ibu melakukan suntik TT satu kali yaitu pada usia kehamilan 22 minggu 14
Februari 2019.
Badan sekarang 59 kg. Tinggi Badan (TB) 157 cm, Lingkar Lengan
Atas (LILA) 24,5 cm, Tekanan Darah (TD) 110/80 mmHg, Nadi
sesuai masa kehamilan, tidak ada luka bekas operasi, ada linea
nigra dan tidak ada striae. pada palpasi Leopold I didapatkan 3 jari
bawah ibu.
sebelah kanan teraba bagian terkecil janin, perut ibu sebelah kiri
presentasi kepala.
2. Intranatal Care
mulas sejak pukul 21.00 WIB tanggal 01 Juni 2019, sudah keluar lendir
darah dan belum keluar air-air dari jalan lahir. Keadaan Umum baik,
perut ibu sebelah kanan teraba bagian terkecil janin, perut ibu sebelah
kiri teraba panjang keras memanjang ada tahanan. Leopold III teraba
bulat, keras, tidak dapat digoyangkan. Leopold IV, 3/5 bagian. DJJ
dan simpisis bagian kiri bawah ibu, His 3x dalam 10 menit lamanya 35
detik, kuat. Pemeriksaann genital vulva vagina tidak ada kelainan, portio
kuat, Pemeriksaan genetalia vulva vagina tidak ada kelainan, portio tipis
lunak pembukaan 7cm, ketuban utuh, presentasi kepala, posisi UUK kiri
meneran seperti ingin BAB dan terasa keluar air-air. Keadaan Umum
genitalia yaitu vulva dan vagina tidak ada kelainan, portio tidak teraba,
WIB bayi lahir spontan, jenis kelamin perempuan menangis kuat, tonus
manajemen aktif kala III Plasenta lahir pukul 08.37 WIB. Hasil
36,5°C. TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
dan 30 menit pada 1 jam kedua. Memberikan obat kepada ibu Tablet FE
diminum pada jam yang sama dan paracetamol 500mg 10 tablet 3x1
dan bayinya sudah BAK belum BAB. Keadaan umum baik, warna kulit
badan 3800 gram, panjang badan 52 cm, Lingkar kepala 33 cm, Lingkar
dada 34 cm. Pada pemeriksaan fisik tidak ada kelainan. Bayi diberi
Usia 1 jam.
BBL dan PNC 1 minggu, Tanggal 08 Juni 2019 Pukul 09.20 WIB
berhenti menyusu, hanya di beri ASI. Tali pusat sudah puput pada hari
ke lima, bayi BAK 6-7 x/hari, BAB 1-2x/hari. Keadaan umum bayi baik,
Berat badan 4000 gram, panjang badan 53 cm, laju jantung 130x/menit,
sklera putih, abdomen tidak kembung, pusar bayi bersih, warna kulit
usia 6 hari.
BBL dan PNC 2 minggu, Tanggal 16 Juni 2019 Pukul 08.30 WIB
tidak rewel, BAK 7-8x/hari, BAB 2x/hari. Keadaan umum bayi baik, berat
tanggal 2 Juli 2019, saat bayi berusia 1 bulan untuk dilakukan imunisasi
BAB dan BAK lancar, ASI keluar lancar. Keadaan umum ibu baik, berat
pada genitalia lochea serosa. Ekstremitas atas dan bawah kuku bersih
dan tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada tanda homand.
pada ibu KB apa yang akan ibu pilih, ibu memilih KB jangka panjang
2019.
BBL dan PNC 6 minggu, Tanggal 14 Juli 2019 Pukul 10.30 WIB
Ibu mengatakan bayinya menyusu kuat dan tetap di beri ASI dan
minggu.
Keadaan umum ibu baik, berat badan 51 kg, tekanan darah 120/70
Pelaksana studi kasus komprehensif ini dimulai sejak Mei 2019 sampai
BBL dan Nifas 6 Jam : Minggu, 02 Juni 2019 di Puskesmas Bogor Tengah.
BBL dan Nifas 1 Minggu : Sabtu, 08 Juni 2019 di Puskesmas Bogor Tengah.
E. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Pasien
hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana (KB).
kebidanan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan keluarga
berencana.
20
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
1. Definisi
Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 hari
(40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) (Rukiyah, 2016).
2. Tanda Kehamilan
bulan 1,2,3 gunakan rumus (hari +7), (bulan +9) dan (tahun +0).
Bila HPHT berada pada bulan 4-12 gunakan rumus (hari +7),
kadang oleh muntah. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak
(Husin, 2014).
6) Sering kencing
7) Obstipasi
8) Pigmentasi kulit
menjadi lebih hitam dan linea alba. Hal ini terjadi karna pengaruh
24
kulit.
9) Epulis
triwulan pertama.
10) Varises
kehamilan muda.
1) Uterus membesar
2) Tanda hegar
atas simpisis maka isthmus ini tidak teraba seolah olah korpus
3) Tanda Chadwick
hormone estrogen.
4) Tanda piscaseck
6) Goodell sign
daun telinga.
kencing pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat membantu
c. Tanda Pasti
jam minimal 10 kali, gerakan ini dirasa dan dihitung oleh ibu
2016).
2014).
(Jannah, 2012).
per menit. Jika DJJ <120 disebut bradikardi dan takikardi jika
a) Trimester I
8) Jarak Kehamilan
adalah >2 tahun sampai 5 tahun, semakin pendek (<2 tahun), ibu
bisa lahir terlalu cepat, terlalu kecil atau dengan BBLR (Monita,
2016).
ibu. Perubahan yang terjadi bukan hanya pada bentuk tubuh ibu, namun
juga terjadi secara fisiologis pada sistem organ ibu. Hal tersebut
janin. Perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu hamil antara lain :
a. Sistem reproduksi
1) Uterus
a) Ukuran
Tabel 2.1
Umur kehamilan berdasarkan TFU
(Jannah, 2012)
b) Berat
Tabel 2.2
Bentuk Uterus berdasarkan usia kehamilan
Usia kehamilan Bentuk dan Konsistensi Uterus
Seperti buah alpukat. Ismust rahim
menjadi hipertropi dan bertambah
Bulan pertama
panjang sehingga bila diraba terasa
lebih lunak (tanda hegar)
2 bulan Sebesar telur bebek
3 bulan Sebesar telur angsa
4 bulan Berbentuk bulat
Rahim teraba seperti berisi cairan
ketuban, rahim terasa tipis. Itulah
5 bulan sebabnya mengapa bagian-bagian
janin ini dapat dirasakan melalui
perabaan dinding perut.
(Jannah, 2012).
32
atau retrofleksi
rongga pelvis
d) Vaskularisasi
e) Serviks uteri
f) Ovarium
b. Sistem Kardiovaskular
massa sel darah merah bertambah 20-30%. Sel darah merah akan
zat besi dan akan meningkat 30% jika ibu mendapat suplementasi
c. Sistem Urinaria
d. Sistem Gastrointestina
(Jannah, 2012).
e. Sistem Metabolisme
f. Sistem Muskuloskeletal
g. Sistem integument
jelas terlihat pada kelompok wanita dengan warna kulit gelap atau
wajah. Ketika terjadi pada kulit muka dikenal sebagai cloasma atau
h. Payudara
i. Sistem Endokrin
gastroinstesin.
38
antara lain:
desidua.
4) Pakreas ibu
Peningkatan berat badan yang tepat bagi setiap ibu hamil saat
rendah.
40
1) Trimester I
tergolong rendah, kira-kira 1-2 kg. karena pada masa ini saat
dibentuk.
2) Trimester II
badan yang berebih dan secara cepat bisa jadi indikasi awal
3) Trimester III
(Walyani, 2015).
IMT = 2
Tabel 2.3
Kategori Indeks Masa Tubuh
Kategori IMT Rekomendasi
Rendah <19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas >29 >7
Gimeli 16 – 20,5
(Walyani, 2015)
k. Sistem Pernafasan
mengalami perubahan psikologis dan pada saat ini pula wanita akan
sebagai berikut:
a. Tahap Antisipasi
dimasa kecilnya dan membuat suatu daftar hal-hal yang positif dari
nanti. Aspek lain yang berpengaruh dalam tahap ini adalah seiring
terdekatnya.
peran)
(Sulistyawati, 2016).
kehamilannya.
saja.
1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon
yang tinggi.
5) Libido meningkat.
dirinya.
Penuh Kewaspadaan)
1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik.
3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
8) Libido menurun.
(Sulistyawati, 2016).
penyebab :
2) Cara meringankan/mencegah
3) Pencegahan/farmakologi
4) Tanda bahaya
b) Malnutrisi.
c) Hiperemesis gravidarum.
b. Ngidam
masa kehamilan.
dengan :
2) Cara meringankan/mencegah
3) Pencegahan/farmakologi
Tidak perlu.
4) Tanda bahaya
b) Malnutrisi.
47
c. Kelelahan/fatique
Selama trimester I
berkaitan dengan.
d) Penelanan udara.
2) Cara meringankan/mencegah
3) Pencegahan/farmakologi
c) Simethicone (efektifitasnya).
4) Tanda bahaya
48
d. Keputihan
sebagai akibat.
2) Cara meringankan/mencegah
bukan nilon.
3) Pencegahan/farmakologi
Tidak perlu.
4) Tanda bahaya
siang hari karna statis vena, pada malam hari terdapat aliran
2) Cara meringankan/mencegah
caffeine.
3) Pencegahan/farmakologi
4) Tanda bahaya
a) Dysuria (UTI).
50
kehamilan.
f. Gusi berdarah
2) Cara meringankan/mencegah
3) Pencegahan/farmakologi
Tidak perlu
4) Tanda bahaya
a) Bisulan.
g. Edema dependen
2) Cara meringankan/mencegah
e) Jika perlu sering melatih kaki untuk ditekuk ketika duduk atau
beristirahat.
f) Hindari kaus kaki yang ketat atau tali/pita yang ketat pada kaki.
3) Pencegahan/farmakologi
4) Tanda bahaya
hypertensi.
52
h. Pusing
hemodinamis.
meningkat.
preeklampsia berat.
2) Cara meringankan/mencegah
sesak.
Bidan/Dokter.
3) Pencegahan/farmakologi
Tidak perlu.
4) Tanda bahaya
53
2) Cara meringankan/mencegah
3) Pencegahan/farmakologi
Tidak ada
4) Tanda Bahaya
a) Kehamilan ektopik.
j. Haemorroid (wasir)
a) Konstipasi.
hemorroidal.
daerah anorectal.
2) Cara meringankan/mencegah
a) Hindari konstipasi.
seperlunya.
3) Pencegahan/farmakologi
hidrocortisone.
4) Tanda bahaya
Thrombi.
c) Kecenderungan genetis.
2) Cara meringankan/mencegah
sanitari.
3) Pencegahan/farmakologi
Tidak perlu.
4) Tanda bahaya
adalah :
a. Perdarahan vagina
adalah sakit kepala hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan
senja).
infeksi lain.
beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini
preeclampsia.
akan lebih muda terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika
a. Trimester I dan II
3) Pemeriksaan ultrasonografi.
gram/kg.
58
b. Trimester III
4) Pemeriksaan ultrasonografi
5) Imunisasi tetanus II
7) Rencana pengobatan
8. ANC
a. Definisi
2014).
59
b. Tujuan
(Walyani, 2015).
c. Kunjungan ANC
kunjungan sebaiknya :
d. Standar Asuhan
malaria menjadi 14 T :
(Manuaba, 2014).
BB. Kenaikan BB ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kilo gram
2014).
2) Tekanan darah
2015).
merah. Diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah
2017).
5) Pemberian imunisasi TT
disuntikan terakhir telah lebih dari setahun dan bagi ibu hamil
Tabel 2.4
Imunisasi TT
Perlindungan Masa
Imunisasi Interval
(%) perlindungan
25 tahun /
TT 5 1 tahun setelah TT 4 99% seumur
hidup.
(Walyani, 2015).
6) Pemberian Hb
2014).
66
lancar.
67
2014).
c) Gangguan pertumbuhan.
a) Definisi konseling
b) Prinsip-prinsip konseling
(1) Keterbukaan
(2) Empati
(3) Dukungan
diinginkan.
Trimester I
pengobatan
Trimester II
pengobatannya.
saluran perkemihan.
Trimester III
B. Persalinan
1. Definisi
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
rahim ibu melalui jalan lahir atau dengan jalan lain yang kemudian janin
(Rohani, 2011).
a. Teori Keregangan
tertentu.
d. Teori Prostaglandin
(Manuaba, 2014).
a. Terjadi Lightening
fundus uteri karena bayi sudah masuk pintu atas panggul yang
permulaan ini lebih sering diistilahkan sebagai his palsu. Sifat his
kemajuan persalinan.
4) Durasinya pendek.
Tanda-tanda inpartu :
irama teratur dan frekuensi yang kian sering, lama his berkisar 45-
pembukaan).
besar.
a. Power (Kekuatan/tenaga)
Frekuensi dari jenis his ini tidak teratur dan menyebabkan nyeri
atau nyeri.
3) Tenaga Mengedan
disebabkan karena :
2012).
Tabel 2.5
Tulang Panggul
Jenis Tulang Terdapat
Os ilium (tulang usus) Crista iliaca
Spina iliaca anterior superior
Spina iliaca posterior
superior
Spina iliaca posterior inferior
Spina iliaca anterior inferior
Incisura ischiadica mayor
Linea inominata
Corpus os ilii
Os ischium (tulang Spina ischiadica
duduk) Inchisura ischiadica minor
Tuber ischiadicum
Acetabulum
Ramus superior ossis ischii
Ramus inferior inferior ossis
ischii
Corpus os ischii
Os pubis (tulang Foramen obturatorium
kemaluan) Ramus superior ossis pubis
Ramus inferior ossis pubis
78
Linea illiopectinea
Corpus pubis
Tuber culum pubicum
Arcus pubis
Simfisis pubis
Os sacrum (tulang Promontorium
kelangkang) Foramen sacralia anterior
Crista sacralis
Vertebra sacralis
Ala sacralis
Vertebra lumbalis
Os coccygeus (tulang Vertebra cocyges
tungging)
(Nurasiah, 2012)
2) Bentuk Panggul.
a) Panggul Gynecoid
b) Panggul android
wanita.
79
c) Panggul anthropid
d) Panggul platypelloid
(Kuswanti, 2014).
Gambar 2.1
Jenis-jenis Panggul
Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala
2014).
1) Janin
2) Plasenta
(Sondakh, 2013).
d. Psikologis
satu hal yang kodrati. Banyak persiapan yang dilakukan sejak awal
e. Pysician (Penolong)
5. Mekanisme persalinan
a. Penurunan kepala
pasien.
b. Penguncian (Engagement)
c. Fleksi
menjadi hal yang sangat penting karena dengan fleksi diameter kepala
janin terkecil dapat bergerak melalui panggul dan terus menuju dasar
berputar dari arah diameter kanan, miring kearah diameter pintu atas
panggul dari panggul tetapi bahu tetap miring ke kiri, dengan demikian
bahu akan berubah dan leher akan berputar 45º. Hubungan antara
kepala dan panggul ini akan terus berlanjut selama kepala janin masih
berada di dalam panggul. Pada umumnya rotasi penuh dari kepala ini
akan terjadi ketika kepala telah sampai di dasar panggul atau segera
Proses ini terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul, dimana
f. Restitusi
bahu. Pada saat kepala janin mencapai dasar panggul, bahu akan
agar terletak dalam diameter yang besar dari rongga panggul. Bahu
(Sulistyawati, 2012).
a. Kala I
2013).
84
menjadi 4 cm.
terfokus diantaranya :
3) Pemeriksaan abdomen
uteri.
adalah DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180 kali per menit,
rujukan.
d) Menentukan presentasi
4) Pemeriksaan dalam
a. Kala II
Pada kala ini, his terkoordinir kuat, cepat, dan lebih lama terjadi
mau buang air besar, dengan tanda anus membuka. Pada waktu his,
selama kala II adalah sering, kuat, dan sedikit lebih lama yaitu kira-
b. Kala III
dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi
30 menit (Moegni, 2013). Manajemen aktif kala III yaitu setelah bayi
a) Secara Schultze
b) Secara Duncan
a) Kustner
lepas.
b) Klein
Sewaktu ada his, rahim kita dorong sedikit, bila tali pusat
c) Strassman
c. Kala IV
tanda vital lainnya, tonus uterus dan kontraksi, tinggi fundus uterus,
1) Kontraksi uterus
a. Uterus
Saat ada his, uterus teraba sangat keras karena seluruh ototnya
b. Serviks
Pada kala II, serviks sudah menipis dan dilatasi maksimal. Saat
pembukaan 10cm.
mulai membuka dan tak lama kemudian kepala janin tampak pada
d. Ekspulsi Janin
tidak masuk lagi diluar his. Dengan his serta kekuatan meneran
e. Tekanan Darah
f. Metabolisme
g. Denyut Nadi
bayi.
91
h. Suhu
i. Pernapasan
aliran plasma ginjal poliuri menjadi kurang jelas pada posisi telentang
hal yang wajar, tetapi Protein urin (+2) merupakan hal yang tidak
k. Gastrointestinal
l. Hematologi
(Sulistyawati, 2012).
dan vaginanya.
komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asuhan bayi baru lahir
bayi).
Untuk Ibu :
sepatu bot.
cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
kering.
tinggi.
94
belakang.
normal (120-160x/menit).
dalam partograf.
95
Meneran
secara benar.
jika ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada
kondisi ini, ibu diposisikan setengah duduk atau posisi lain yang
13) Lakukan bimbingan meneran saat ibu merasa ingin meneran atau
yang lama).
h) Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir
multigravida.
bawah ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva 5-6 cm.
16) Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong
ibu
18) Pakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
Lahirnya Kepala
19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm, lindungi
yang sesuai jika hal itu terjadi) dan segera lanjutkan proses
b) Jika tali pusat melilit leher bayi secara kuat, klem tali pusat di
dua tempat dan potong tali pusat di antara dua klem tersebut.
21) Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung
secara spontan.
Lahirnya Bahu
22) Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusurkan tangan yang ada di
dan pegang kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari pada satu
98
sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan
jari telunjuk).
26) Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh
bawah ibu.
27) Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang
berkontraksi baik.
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit
30) Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, pegang tali pusat
jari telunjuk dan jari tengah tangan lain menjepit tali pusat dan
pada titik tersebut tahan klem ini pada posisinya, gunakan jari
telunjuk dan tengah tangan lain untuk mendorong isi tali pusat ke
arah ibu (sekitar 5 cm) dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm
b) Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
disediakan.
32) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-bayi.
dengan posisi lebih rendah dari putting susu atau areola mamae
ibu.
33) Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
34) Letakan satu tangan di atas kain perut bawah ibu (diatas simfisis)
i. Mengeluarkan Plasenta
36) Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke arah
dilahirkan
atas).
pusat :
(5) Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir
manual.
tertinggal.
102
rangsangan taktil/massase.
k. Menilai Perdarahan
menimbulkan perdarahan.
larutan klorin 0,5%, bilas kedua tangan tersebut dengan air DTT
perdarahan pervaginam.
Evaluasi
44) Ajarkan ibu dan keluarga cara melakukan massase uterus dan
menilai kontraksi.
46) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.
47) Pantau keadaan bayi dan pastikan bayi bernafas dengan baik
(40-60x/menit).
b) Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera rujuk
ke RS rujukan.
48) Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
49) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu berikan ASI, anjurkan
diinginkannya.
setelah didekontaminasi..
104
fisik bayi.
55) Dalam satu jam pertama, beri salep tetes mata profilaksis infeksi,
persalinan :
normal
n. Dokumentasi
(JNPKKR, 2016).
9. Patograf
a. Definisi
2016).
b. Manfaat Partograf
relevan dari setiap ibu atau bayi baru lahir yang diasuhnya.
c. Fungsi
d. Cara pencatatan
3) Grafik DJJ
agak besar).
108
160.
berikut:
0 : sutura terpisah
(Sulistyawati, 2012).
6) Kemajuan persalinan
a) Pembukaan serviks
Tabel 2.6
Penurunan kepala janin menurut sistem perlimaan
Pemeriksaa
Pemeriksaan luar Keterangan
n dalam
Teraba 5/5 bagian Kepala diatas PAP dan
mudah di gerakan
Teraba 4/5 bagian H I – II Bagian terbesar kepala
belum masuk panggul
sehingga sulit digerakan
Teraba 3/5 bagian H II – III Bagian terbesar kepala
belum masuk panggul
Teraba 2/5 bagian H III (+) Bagian besar kepala
sudah masuk panggul
Teraba 1/5 bagian H III – IV Kepala di dasar panggul
Teraba 0/5 bagian H IV Kepala di perineum.
(Sulistyawati, 2012).
7) Kontraksi Uterus
detik
lamanya 20 – 40 detik
a) Oksitosin
permenit.
112
waktunya.
beri tanda titik pada kolom waktu yang sesuai (.), nilai dan
sesuai dan nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering
b) Volume urine
(Prawirohardjo, 2014).
Gambar 2.2
Halaman Depan Partograf
1) Data Dasar
(Prawirohardjo, 2014).
a) Kala I.
tersebut.
114
b) Kala II
sesuai.
c) Kala III
e) Kala IV
(Prawirohardjo, 2014).
Gambar 2.3
Halaman Belakang Partograf
10. IMD
a. Definisi IMD
sendiri segera setelah bayi lahir. Kontak antara kulit bayi dengan kulit
(Sondakh, 2013).
116
b. Manfaat IMD
c. Kriteria Pelaksanaan
atau verniks.
bayi di dada atau perut ibu agar terjadi sentuhan kulit ibu dan
selesei.
9) Proses menyusu dini dan kontak kulit ibu dan bayi harus
10) Berikan ASI saja tanpa minuman atau cairan lain, kecuali ada
d. Syarat IMD
IMD dapat dilaksanakan dengan syarat kondisi ibu dan bayi baik
ibu pasca melahirkan juga perlu dinilai dan dipantau (Ratuliu, 2014).
1. Definisi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan
2013).
118
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2,500 – 4,000
Bayi baru lahir normal ialah bayi yang lahir dalam presentasi
2500 – 4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah,
2013).
cukup.
sempurna.
m. Gerak aktif
119
n. Genitalia
a. Reflex
menyusu.
kepala yang diputar, tetapi ekstremitas pada sisi lain fleksi. Pada
dengan kuat.
6) Reflex Moro
7) Walking Reflex
8) Babynsky Reflex
b. Menangis
c. Pola tidur
Bayi baru lahir biasanya akan tidur pada sebagian besar waktu
lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus
kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar. Dengan
(Elmeida, 2015).
susu formula atau usia kehamilan dan berat badan pada saat
intrakranial.
6) Memandikan BBL
badan kurang dari 2500 gram tidak dianjurkan mandi pada enam
124
1) Minuman
2) Pola Eliminasi
3) Tidur
4) Kebersihan kulit
dahulu.
5) Keamanan
tidur bayi.
126
6) Tanda-tanda bahaya
memar.
mengantuk berlebihan.
berdarah.
sulit.
b) Pemberian ASI
d) Tanda-tanda bahaya
e) imunisasi
kebersihannya.
3) Imunisasi
5. Pemeriksaan fisik
kepala sampai ujung kaki tidak boleh ada yang yang terlewatkan,
karena jika ada kelainan atau cacat bawaan, atau ada luka/ lecet akan
badan dengan cara: Letakan kain atau kertas pelindung dan atur skala
dikurangi berat alas dan pembungkus bayi, berat badan bayi lahir
di tempat yang datar, dibawah cahaya lampu sorot agar bayi tidak
kedinginan, ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan kaki/
badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak
lentur.
a. Bagian Kepala
dan lainnya.
3) Periksa mata
4) Hidung
lebarnya harus lebih dari 2,5 cm. Bayi harus bernapas dengan
5) Mulut
sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari
abnormalitas ginjal.
1) Pemeriksaan leher
2) Klavikula
3) Tangan
4) Dada
c. Abdomen
persisten.
134
d. Genetalia
1) Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.
bleeding).
f. Tungkai
g. Spinal
h. Kulit
2013).
Terdapat minimal 3 kali kunjungan ulang pada bayi baru lahir yaitu
pada usia 6-48 jam (KN1), pada usia 3-7 hari (KN2) dan pada usia 8-28
setelah kelahiran sekitar 10% dari berat badan waktu lahir. Hal ini
yang belum lancar dan berat badan akan kembali pada hari
fungsi dari organism, secara garis besar tinggi badan anak dapat
D. Nifas
1. Definisi
(Prawirohardjo, 2014).
137
kondisi sebelum hamil. dengan involusi uterus ini, lapisan luar dari
Tabel 2.7
Involusi Uterus
2) Autolysis
panjangnya dari semula dan lima kali lebarnya dari sebelum hamil.
3) Atrofi jaringan
138
total. Selama 1-2 jam pertama post partum, intensitas uteri kontraksi
uterus dapat berkurang dan menjadi teratur. Oleh karena itu penting
5) Lokhea
asam yang ada pada vagina normal. Lokhea berbau amis atau anyir
keluarnya :
a) Lokhea rubra, lokhea ini keluar pada hari ke-1 sampai hari ke-4
dan berlendir, serta berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7.
demam. Bila terjadi infeksi, akan keluar cairan nanah berbau busuk
140
jam, hanya dapat dimasuki 2-3 jari. Pada minggu ke-6 post partum,
hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam
keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara perlahan akan
pada vagina pada umumnya tidak seberapa luas dan akan secara
8) Perineum
sebelum hamil.
Supaya buang air besar kembali normal, dapat diatasi dengan diet
tinggi serat, peningkatan asupan cairan, dan ambulasi awal. Bila ini
nafsu makan.
dari keadaan ini adalah terdapat spasme sfinkter dan edema leher
Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam 12-36 jam post
kali kencing masih tertinggal urine residual (normal kurang lebih 15 cc).
Dalam hal ini, sisa urine dan trauma pada kandung kemih sewaktu
persalinan.
abdomen masih agak lunak dan kendor untuk sementara waktu. Untuk
fisioterapi.
1) Hormon plasenta
post partum.
2) Hormon pituitary
144
progesteron.
4) Kadar estrogen
1) Suhu badan
normal, suhu badan menjadi biasa. Biasanya, pada hari ke-3 suhu
2) Nadi
145
Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 kali per
Setiap denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit adalah
3) Tekanan darah
4) Pernafasan
denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal maka pernafasan juga
saluran pencernaan.
terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama masa ini,
darah kembali seperti sediakala. Umumnya ini terjadi pada 3-5 hari
postpartum.
tetap tinggi dalam beberapa hari post partum. Jumlah sel darah
Jumlah Hb, Hmt, dan erytrosit sangat bervariasi pada saat awal-
akan dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi wanita tersebut. Selama
hari ke-7 post partum, yang akan kembali normal dalam 4-5 minggu
a. Fase Taking In
dari hari pertama sampai hari ke dua setalah melahirkan. Ibu terfokus
nyeri pada luka jahitan, kurang tidur, kelelahan. Hal yang perlu
c. Fase Letting go
2) Suhu
3) Nadi
4) Pernafasan
5) Keadaan umum
lain-lain.
nyeri.
9) Genitalia
10) Ekstremitas
151
vitamin A bagi ibu nifas dan juga bayi serta menjaga daya tahan
tubuh.
terjadi.
c. Ambulasi
152
Ambulasi setelah bersalin ibu akan merasa lelah. Oleh karena itu
membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya. Ibu post partum
Anjurkan ibu untuk memulai mobilisasi dengan miring kanan atau kiri,
d. Eliminasi BAK/BAB
bila dapat BAK spontan setiap 3-4 jam. Kesulitan BAK dapat
Ibu diharapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari post partum. Apabila
perlu.
f. Istirahat
dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pasca malam hari dan 1 jam pada
perlahan.
sendiri.
g. Seksual
antara lain :
1) Gangguan/ketidaknyamanan fisik.
2) Kelelahan.
4) Kecemasan berlebihan.
h. Latihan/Senam nifas
dengan cara latihan senam nifas. Senam nifas adalah senam yang
nifas. Paling sedikit empat kali dilakukan kunjungan masa nifas untuk
menilai status ibu dan bayi baru lahir, juga untuk mencegah,
perdarahan berlanjut.
atonia uteri.
hipotermia.
abnormal.
hari.
157
abnormal.
tanda-tanda penyulit.
hari.
atau bayinya.
(Nugroho, 2014).
hal yang dapat menyebabkan masalah bagi ibu postpartum, hal ini
terjadi penurunan berat badan pada ibu postpartum yang terus menerus
disisi lain ada sebagian ibu yang pola makannya justru menurun setelah
(Mustary, 2013).
Berat badan ibu postpartum ialah selisih berat badan ibu saat bayi
Penurunan berat badan ibu postpartum yang memberi ASI ialah 3,20 kg,
pada ibu yang memberikan ASI dan susu formula penurunan berat
badan yang terjadi ialah 3,70 kg dan pada ibu postpartum yang
(Puspitaningrum, 2013).
a. Pengertian
(Prawirohardjo, 2014).
159
b. Etologi
berusia 30 tahun lebih pada saat bersalin berada pada posisi sit up
c. Faktor Predisposisi
d. Penanganan
(Rukiyah, 2010).
160
E. Keluarga Berencana
1. Definisi program KB
2011).
2. Tujuan program KB
(Marmi 2016).
(Sulistyawati, 2011).
pemakaiannya.
sekali.
memasuki arena fertilisasi atau sel telur tidak dikeluarkan atau tidak
a. Pengertian
2016).
b. Jenis AKDR
AKDR Non-hormonal
a) Medicated IUD
b) Un Medicated IUD
1) Progestasert-T = Alza T
warna hitam.
2) LNG-20
pertahun.
terhambatnya implantasi.
dalam endrometrium.
alkali phospatase.
mukosa uterus.
decidual/progestational).
d. Efektivitas
pribadi.
166
Progesteron.
paritas, diketahui :
pengangkatan/pengeluaran IUD.
2016).
a. Keuntungan
untuk hamil.
380A).
b. Kerugian
pemasangan.
10) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas
11) Mungkin AKDR keluar lagi dari uterus tanpa diketahui (sering
1) Usia reproduksi.
2) Keadaan nulipara.
12) Perokok.
17) Pernah menderita penyakit seperti stroke, DM, liver dan empedu.
evaluasi).
11) Darah haid yang banyak, haid yang ireguler atau perdarahan
bercak (spotting).
12) Anemia.
14) Usia pemakai yang masih muda dan sangat rawan terjangkit IMS,
2016)
1) Sedang Haid
2) Pascapersalinan
pasca keguguran.
171
3) Pascakeguguran
4) Masa interval
sebagainya).
bagian fundus.
6) After morning
2) Perdarahan
dapat diraba.
173
yaitu :
rongga rahim.
2015).
langkah, meliputi :
174
kesehatan lain.
Menurut Helen Varney (2007), alur pikir bidan saat menghadapi klien
meliputi 7 langkah. Orang lain mengetahui apa yang telah dilakukan oleh
melakukan anamnesa kepada klien, keluarga, suami atau orang yang saat
data klien melalui hasil pemeriksaan fisik ibu secara lengkap dan akurat
mulai dari ujung kepala sampai kaki serta data penunjang sebagao langkah
1 Varney.
dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu indikasi dalam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Data Subjektif
Bogor.
pandangan mata kabur, nyeri ulu hati, oedema pada wajah dan
ekstremitas.
179
jam terakhir yaitu sebanyak ±15 kali. Dalam kehamilan saat ini ibu
ASI sampai usia 1 tahun, keadaan sekarang baik dan sehat, tidak
bulan. Ibu berhenti KB karena ibu ingin mempunyai anak lagi, jumlah
selain yang diberikan bidan, tidak ada alergi obat, tidak merokok,
yaitu 4 tahun suami dan istri pertama. Respon ibu dan keluarga
merawat bayinya.
makanan yang tidak disukai dan ibu tidak ada alergi terhadap
makanan. Pola minum ibu ±7-8 gelas perhari. Ibu mengatakan tidur
siang 2 jam/hari, sedangkan pola tidur malam 7-8 jam/hari dan tidak
ada masalah. Pola BAK ±6-7 kali sehari, BAB 1 kali sehari. Dalam
ada keluhan.
Data Objektif
sebelum hamil 42 kg, berat badan sekarang 59 kg, tinggi badan 157
cm, LILA 24,5 cm, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80x/menit,
muda, sklera putih, Kedua telinga simetris, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada pengeluaran cairan. Hidung tidak terdapat polip, tidak ada
gusi merah muda dan tidak ada caries pada gigi. Leher tidak ada
182
kelenjar thyroid dan tidak ada pelebaran vena jugularis. Dada tidak
ada tarikan dinding dada, tidak ada bunyi wheezing, tidak ada bunyi
Ekstremitas atas bersih, kuku tidak pucat dan tidak terdapat eodema
oedema, tidak ada varices, reflek patella kanan dan kiri (+).
Diagnosa
Data Subjektif
Data Objektif
kiri teraba panjang keras ada tahanan, Leopold III teraba bulat,
pusat dan simfisis bagian kiri bawah ibu. TBJ (30-11) x 155 = 2945
gram.
Tidak ada
5) Rencana Asuhan
dilakukan.
2019.
6) Pelaksanaan / Implementasi
kebidanan dari mulai hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan
sekitaran rumah di pagi hari jam 06.00 WIB ±10 menit dan
darah dari jalan lahir dan keluar cairan ketuban. Jika ibu
pada tanggal 30 Mei 2018 dan apabila ibu ada keluhan boleh
7) Evaluasi
bersalin, bayi baru lahir, nifas dan KB. Ibu mengisi dan
keadaan baik.
dalam kehamilan.
Subjektif :
bawah.
Objektif :
187
bulat, lunak, tidak melenting. Leopold II perut sebelah kanan ibu teraba
bagian terkecil janin, perut sebelah kiri ibu teraba keras, memanjang
Assesment :
Planning :
normal, DJJ 146x/menit teratur. Ibu dan janin dalam keadaan baik.
bagian bawah.
d) Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup tidur siang minimal 1-2
sesuai anjuran bidan seperti nasi, sayuran hijau, ikan, daging, dan
buah-buahan.
surat penting.
flek atau lendir darah dari jalan lahir dan keluar cairan ketuban. Jika
Subjektif :
keluar lendir darah, belum keluar air-air, ibu mengatakan janin bergerak
aktif. Ibu mengatakan terakhir makan pukul 20.00 WIB, terakhir BAB pada
Objektif :
Leopoid II perut ibu sebelah kanan teraba bagian terkecil janin, perut ibu
sebelah kiri teraba panjang keras memanjang ada tahanan. Leopoid III
antara pusat dan simpisis bagian kiri bawah ibu, His 4x dalam 10 menit
kepala posisi UUK kiri depan, penurunan hodge II+, tidak ada moulage.
Assesment :
Planning :
a) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin dalam
DJJ 146x/menit.
yaitu dengan cara menarik nafas dari hidup dan keluarkan melalui mulut
kontraksi
puskesmas.
kanan jika mulas terasa semakin sering dan tidak kuat untuk berjalan-
jalan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan makan dan minum saat tidak merasa
mulas
Evaluasi : Ibu mengerti dan bersedia untuk tidak menahan BAK dan
BAB
disiapkan.
Evaluasi : His, DJJ, nadi setiap 30 menit sekali, suhu 2 jam sekali,
pemeriksaan dalam dan tekanan darah 4 jam sekali atau jika ada
indikasi.
diantara pusat dan simpisis, His 4x dalam 10 menit lamanya 45 detik, kuat,
Pemeriksaan genetalia vulva vagina tidak ada kelainan, portio tipis lunak
pembukaan 7cm, ketuban utuh, presentasi kepala, posisi UUK kiri depan,
Subjektif :
Objektif :
kiri bawah ibu, His 5x dalam 10 menit lamanya 50 detik, kuat. Pemeriksaan
genitalia yaitu vulva dan vagina tidak ada kelainan, portio tidak teraba,
Assesment :
Planning :
Evaluasi : Ibu merasa nyaman dan ibu memilih posisi setengah duduk.
selama bersalin.
d) Mengajarkan ibu cara mengedan yang baik dan benar yaitu pada saat
ada kontraksi atau mulas dengan cara merangkul paha ditarik kearah
dada, kepala diangkat mata dibuka sambil melihat perut, dan gigi
Evaluasi : bayi lahir spontan pukul 08.30 WIB, jenis kelamin perempuan,
g) Mengeringkan bayi.
194
Subjektif :
Ibu mengatakan perut masih terasa mulas dan sedikit lemas dan
Objektif :
Keadaan umum baik, palpasi abdomen TFU sepusat, tidak ada janin
cc.
Assessment :
Planning :
ibu
d) Meletakkan bayi diatas perut ibu untuk dilakukan IMD selama 1 jam.
Evaluasi : selaput korion dan amnion utuh, insersi tali pusat sentralis ±
meletakkan lima jari dan telapak tangan diatas perut ibu kemudian putar
Subjektif :
Ibu mengatakan senang dan tenang atas kelahiran bayinya telah lahir
dengan selamat, perutnya masih terasa mulas, dan ibu merasa lelah.
Objektif :
uterus baik, kandung kemih kosong, pengeluaran darah ±110 cc, tidak
terdapat laserasi.
Assesment :
Planning :
196
baik.
perdarahan) selama 2 jam yaitu setiap 15 menit pada 1 jam petama dan
e) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap bayi ingin dan minimal
Evaluasi: ibu bersedia untuk menyusui bayinya setiap bayi ingin dan
payudara berwarna merah dan sakit, sulit buang air kecil, perdarahan
ibu.
3x1, Vit A 2 kapsul 1x1 diminum pada jam yang sama dan paracetamol
belakang.
Subjektif :
Bayi telah dilahirkan 1 jam yang lalu, bayi sudah melakukan IMD
Objektif :
Bayi lahir spontan pukul 08.30 WIB, Keadaan umum baik, jenis
badan 3800 gram, panjang badan 52 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar
dada 34 cm.
normal, reflek glabellar aktif, kedua telinga simetris, daun telinga sudah
cupping hidung, bibir tidak sianosis, tidak ada labioskizis dan tidak ada
tidak ada pelebaran pada vena jugularis, reflek tonicneck positif. Dada
simetris, tidak ada retraksi dinding dada, putting susu sudah terbentuk,
bunyi jantung normal, tidak ada bunyi wheezing dan ronchi dalam
lubang vagina positif, lubang uretra positif. Ekstremitas atas dan bawah
normal, bergerak aktif, jumlah jari lengkap, reflek grasping positif dan
lubang anus. Reflek moro positif, reflek sucking dan reflek swallowing
Assesment :
Planning :
199
baik, warna kulit kemerahan, tonus otot baik, tingkat aktivitas aktif
dada 34 cm.
keadaan baik.
mencegah infeksi
c) Menyuntikan Vit K 0,5 ml disuntikan pada 1/3 paha kiri bagian luar
e) Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir, seperti demam
>38,5 °C, bayi merintih, bayi tidak mau menyusu, bayi tidur terus
200
dan perdarahan pada tali pusat. Ibu segera memanggil bidan jika
Subjektif :
BAB.
Objektif :
Assesment :
Planning :
keadaan baik.
mandi pagi dan sore lalu di keringkan hingga kering jangan di bubuhi
Evaluasi: ibu mengerti untuk perawatan tali pusar dan akan menjaga
kehangatan bayinya.
kemaluannya.
>38,5°C, bayi merintih, tidak mau menyusu, bayi tidur terus, dan
atau jika terdapat tanda bahaya pada bayi segera datang ke fasilitas
kesehatan.
8 Juni 2019.
Subjektif :
berhenti menyusu, ibu mengatakan bayinya hanya di beri ASI dan tali
pusatnya sudah puput pada hari ke lima, pola eliminasi bayi BAB 6-7
Objektif :
badan 53 cm, laju jantung 130x/ menit, pernafasan 42x/ menit, suhu
36,5°C, mata konjungtiva merah muda, sklera putih, dada tidak ada
Assesment :
Planning :
baik, BB 4000 gram, panjang badan 53 cm, laju jantung 130x/ menit,
keadaan baik.
kemaluannya.
demam >38,5 °C, bayi merintih, bayi tidak mau menyusu, bayi tidur
dikeringkan.
atau jika terdapat tanda bahaya pada bayi segera datang ke fasilitas
Subjektif :
sering dan kuat, tidak rewel, BAK 7-8 x/hari, BAB 2x/hari.
Objektif :
Keadaan umum bayi baik, berat badan 4300 gram, panjang badan
54 cm, laju jantung 127x/ menit, pernafasan 42x/ menit, suhu 36,8°C.
204
Mata konjungtiva merah muda, sklera putih, mulut bersih, pusar bersih,
Assesment :
Planning :
baik. berat badan 4300 gram, laju jantung 127x/ menit, pernafasan
keadaan baik.
b) Mengingatkan ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir, seperti demam
>38,5 °C, bayi merintih, bayi tidak mau menyusu, bayi tidur terus
Subjektif :
205
Ibu mengatakan bayinya menyusu kuat dan tetap diberi ASI dan
Objektif :
Keadaan umum bayi baik, berat badan 4800 gram, panjang badan
Mata konjungtiva merah muda, sklera putih, mulut bersih, pusar bersih,
kulit kemerahan, turgor kulit baik, bergerak aktif. BAK dan BAB lancar.
Assesment :
Planning :
berat badan 4800 gram, panjang badan 56 cm, laju jantung 121 x/
merah muda, sklera putih, mulut bersih, tali pusat bersih, kulit
keadaan baik..
°C, bayi merintih, bayi tidak mau menyusu, bayi tidur terus dan
Subjektif :
Ibu mengatakan masih terasa mulas dan sudah dapat BAK sendiri
Objektif:
wajah tidak pucat, mata konjungtiva merah muda, sklera putih, bibir
207
Assesment:
Planning:
keadaan baik.
mengenai mules yang di alami ibu adalah hal yang fisiologis dan
d) Mengajarkan ibu cara menyusui bayi yang baik dan benar yaitu
sabit, telinga dan tangan bayi membentuk garis lurus, mulut harus
ikan, telur dan buah-buahan dan minum air putih 8 gelas/ hari.
bidan.
minimal 1-2 jam dan tidur dimalam hari minimal 6-8 jam perhari, ibu
berbau
Vit A 1x1 pada jam yang sama dan paracetamol 3x1 diminum bila
08 Juni 2019.
08 Juni 2019.
Subjektif :
Ibu mengatakan tidak ada keluhan, BAK dan BAB lancar, ASI
kecoklatan.
Objektif :
muda, skelra putih, bibir tidak pucat, payudara tidak ada benjolan , ASI
Assesment :
Planning :
36,5°C.
keadaan baik.
bergizi dan kaya protein karena ibu sedang menyusui, seperti telur
dan ikan, sayuran hijau dan buah-buahan dan minum air putih 8
gelas/ hari.
d) Memastikan ibu beristirahat yang cukup tidur siang hari minimal 1-2
jam dan malam hari minimal 6-8 jam perhari, ibu harus bisa
bulan.
yaitu posisi ibu duduk dengan baik dan rileks, membuka mulut bayi
bidan.
Subjektif:
Objektif :
sklera putih, bibir tidak pucat, abdomen TFU tidak teraba, kandung
bawah kuku bersih dan tidak oedema, tidak ada varises, tidak ada
tanda homan.
Assesment :
Planning :
keadaan baik.
nasi, sayur, lauk pauk, buah, susu dan tidak ada pantangan
c) Memastikan ibu beristirahat yang cukup tidur siang hari minimal 1-2
jam dan malam hari minimal 6-8 jam perhari, ibu harus bisa
sendiri.
Subjektif :
Objektif :
muda, sklera putih, leher tidak ada benjolan, payudara tidak ada
alba. Ekstremitas atas dan bawah kuku bersih dan tidak ada oedema,
Assesment :
Planning :
keadaan baik.
b) Menjelaskan kepada ibu bahwa masa nifas ibu telah berakhir dan
d) Memastikan ibu untuk selalu beristirahat yang cukup tidur siang hari
minimal 1-2 jam dan malam hari minimal 6-8 jam perhari, ibu harus
bisa mengambil kesempatan tidur saat bayi tidur ibupun ikun tidur.
1) Pemasangan AKDR
Subjektif :
Objektif :
genetalia vulva dan vagina tidak ada kelainan, tidak ada ulkus, panjang
rahim 7cm, ekstremitas atas tidak ada oedema dan bawah tidak ada
Assesment :
Planning :
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan studi kasus ini meliputi pembahasan yang telah dibahas
nifas dan KB. Hal ini sesuai dengan teori Walyani (2015), Pada langkah
pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua yang
selama masa kehamila – nifas. Hal ini sesuai dengan teori Walyani
2019. Hal ini sesuai dengan rumus dari Naegle menurut Jannah (2012),
HPHT berada pada bulan 4-12 (hari +7), (bulan -3) dan (tahun +1).
Diperoleh usia kehamilan Ny.I 38 minggu. Hal ini sesuai dengan teori
(2016), bahwa jarak persalinan yang baik untuk kesehatan ibu dan anak
219
adalah >2 tahun sampai 5 tahun, semakin pendek (< 2 tahun), ibu
lain yang sangat berbahaya dan juga bagi bayinya bisa lahir terlalu
cepat, terlalu kecil atau dengan bayi berat lahir rendah (BBLR).
minggu ke 18-20.
15 kali. Hal ini sesuai dengan teori Sulistyawati (2016), bahwa gerakan
janin dalam 24 jam minimal 10 kali, gerakan ini dirasa dan dihitung oleh
Pada kehamilan saat ini ibu melakukan suntik TT satu kali yaitu
pada usia kehamilan 22 minggu tanggal 14 Februari 2019. Hal ini sesuai
dengan teori Husin (2014) bahwa vaksin TT diberikan pada trimester III
melakukan TT saat ini karena UK ibu saat ini 38 minggu, maka tidak
220
antara minggu ke 24-28 dan trimester III 2x antara minggu 30-32 dan
cm dengan hasil IMT 24. Hal ini sesuai dengan teori Walyani (2015)
<19,8, normal 19,8 – 26, tinggi 26 – 29, dan obesitas jika >29.
Lingkar Lengan Atas (LILA) merupakan salah satu indikator status gizi
ibu hamil. Ukuran LILA ≤23,5 cm merupakan pertanda status gizi buruk.
Ny.I dalam batas normal. Tidak ada kesenjangan dengan teori Walyani
terkecil janin, perut sebelah kiri teraba keras memanjang, ada tahanan.
Divergen teraba 4/5 bagian. Hal ini sesuai dengan teori Husin (2014)
38 minggu.
222
ada kesenjangan dengan teori Husin (2014), bahwa DJJ normal janin
Denyut jantung normal janin berfrekuensi antara 120-160 per menit. Jika
DJJ <120 disebut bradikardi dan takikardi jika DJJ >160 per menit.
155 = 2945 gram. Hal ini sesuai dengan cara Jhonson dalam teori Husin
(2014) yaitu Taksiran berat janin (TBJ) merupakan suatu estimasi atau
dimana TFU dalam satuan cm, dihitung dengan menggunakan pita ukur
memasuki pintu atas panggul (stasion +), 11 jika sudah memasuki pintu
Ny.I hanya 5T yaitu timbang berat badan dan tinggi badan, tekanan
antara teori dengan asuhan yang penulis lakukan, menurut teori Walyani
pelayanan yang sesuai dengan standar yang terdiri 14T dan minimal di
lakukan 12T.
usia kehamilan Ny.I sekarang 38 minggu. Hal ini sesuai dengan teori
hamil yang pertama kali, lalu di periksa lagi menjelang persalinan dan
protein urin dan urin reduksi dikarenakan Ny.I tidak ada indikasi untuk
karena usia kandungan Ny.I 38 minggu. Hal ini sesuai dengan teori
Husin (2014) bahwa senam hamil dapat dimulai pada usia kehamilan 22
minggu dan dilakukan atas nasehat dokter atau bidan. Anjuran senam
kehamilannya, saat ini mengeluh sakit perut bagian bawah. Hal tersebut
merupakan hal fisiologis. Hal ini sesuai dengan teori Indrayani (2011)
fisiolongis karena nyeri seperti kram ringan, terasa akibat gerakan tiba-
sampai 16 kg.
Suhu 36,6°C. Tidak ada kesenjangan dengan teori Walyani (2015), yaitu
36,5 – 37,5°C.
sebelah kiri teraba keras, memanjang ada tahanan, Leopold III teraba
keras, tidak dapat digoyangkan , Leopold IV divergen 4/5 bagian. Hal ini
225
normalan.
batas normal. Tidak ada kesenjangan dengan teori Husin (2014), bahwa
DJJ normal janin berfrekuensi antara 120-160 per menit. Jika DJJ <120
disebut bradikardi dan takikardi jika DJJ >160 per menit. Takikardi dan
yaitu timbang berat badan dan tinggi badan, tekanan darah, pengukuran
1. Kala I
sejak pukul 21.00 WIB tanggal 01/06/2019, sudah keluar lendir darah
dan belum keluar air-air. Keluhan yang dirasakan ibu merupakan tanda-
tanda persalinan. Hal ini sesuai dengan teori Marmi (2016) bahwa
membuka.
Ny.I dalam usia kehamilan cukup bulan yaitu 40 minggu. Tidak ada
yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin.
terkecil janin, perut ibu sebelah kiri teraba keras memanjang ada
tahanan. Leopold III teraba bulat, keras, tidak dapat digoyangkan. hal ini
tafsiran berat badan bayi yang akan dilahirkan normal, ini dikarenakan
ada kesenjangan dengan teori Husin (2014), bahwa DJJ normal janin
dengan hasil 4x dalam 10 menit lamanya 35 detik. Hal ini sesuai dengan
20 detik.
posisi UUK kiri depan, penurunan hodge II, tidak ada molage. Hal ini
Nadi 30 menit sekali, Suhu tubuh setiap 2 jam sekali, DJJ setiap 30
dilakukan setiap 4 jam sekali atau jika ada indikasi. Hal ini sesuai
menit sekali, Suhu tubuh setiap 2 jam sekali, DJJ setiap 30 menit sekali,
jam sekali.
36,6°C dalam batas normal. Hal ini sesuai dengan teori Walyani (2015)
dengan teori Husin (2014), bahwa DJJ normal janin berfrekuensi antara
dengan hasil 4x dalam 10 menit lamanya 45 detik. Hal ini sesuai dengan
20 detik.
229
kepala, posisi UUK kiri depan, penurunan Hodge III, tidak ada moulage.
Hal ini sesuai dengan teori Eniyati (2012) bahwa pada pemeriksaan
jalan lahir.
2. Kala II
Pukul 08.00 WIB, ibu mengeluh mulas semakin sering, merasa ada
dorongan meneran seperti ingin BAB dan terasa keluar air-air. Hasil
pemeriksaan vulva dan vagina tidak ada kelainan, portio tipis lunak,
tidak ada moulage. Hal ini sesuai dengan teori JNPKKR (2016) bahwa
ini merupakan tanda gejala kala II persalinan, yaitu ibu merasa ada
nadi Ny.I Hal ini sesuai dengan teori Sulistyawati (2010) bahwa
sangat dipengaruhi oleh rasa senang, nyeri, rasa takut dan penggunaan
teknik pernafasan.
proses persalinan, mengajarkan ibu meneran yang baik dan benar. Hal
bahan yang tidak tembus cairan, penutup kepala, kacamata dan sepatu
Hal ini sesuai dengan teori JNPKKR (2016) bahwa persalinan normal
dilakukan dengan 60 langkah APN. Bayi lahir spontan pukul 08.30 WIB.
bayi didada ibu agar bayi mencari puting ibu selama 1 jam, tidak ada
atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera
setelah bayi lahir. Kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya dibiarkan
payudara.
3. Kala III
IU secara IM segera setelah bayi lahir yaitu 1/3 paha antero lateral paha
massase uterus selama kurang lebih 15 detik setelah plasenta lahir. Hal
Manajemen aktif kala III yaitu setelah bayi lahir palpasi abdomen
lateral 1/3 atas paha pasien secara IM segera setelah bayi lahir,
uteri setinggi pusat dan berisi plasenta, beberapa saat kemudian, timbul
Plasenta lahir pukul 08.37 WIB lama kala III yaitu 7 menit. Tidak
kiri diatas simpisis ibu tangan kanan meregangkan tali pusat dan tali
lakukan adalah perasat kustner. Hal ini sesuai dengan teori Eniyati
disertai tangan pada atas simpisis, tali pusat ditegangkan, maka bila tali
pusat masuk berarti belum lepas, apabila tambah maju berarti sudah
lepas.
insersi tali pusat sentralis ±45 cm, berat ±500 gram, tebal ±2,5 cm,
kotiledon lengkap.
4. Kala IV
Pada kala ini ibu mengeluh perutnya masih terasa mulas, hal ini
kondisi sebelum hamil. Dengan involusi uterus ini, lapisan luar dari
uteri).
perdarahan) selama 2 jam yaitu 15 menit pada satu jam pertama dan
setiap 15 menit pada satu jam pertama setelah melahirkan dan setiap
(TFU 2 jari diibawah pusat, kontraksi baik). Hal ini sesuai dengan teori
Sulistyawati (2015) bahwa pada akhir kala III, TFU teraba 2 jari dibawah
pusat.
Ny. I sebanyak ±110 cc. Hal ini sesuai dengan teori Sulistyawati (2015)
menggunakan washlap yang dibasahi air DTT. Hal ini sesuai dengan
bahwa bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
234
ranjang atau disekitar ibu berbaring. Bantu ibu memakai pakaian yang
merasa demam minum 3x1/ hari. Vit A sebanyak 2 buah bagus untuk
mata dan bayinya diminum sekarang setelah ibu makan dan setelah 24
mencegah anemia diminum setiap malam seperti waktu hamil. Hal ini
vitamin A 200.000 intra unit, dan jika terdapat nyeri perineum atau
masa nifas, karna tidak menutup kemungkinan semua ibu nifas yang
IV persalinan.
235
pertama pada saat bayi usia 6 jam, kunjungan kedua pada saat bayi
berusia 6 hari, kunjungan ketiga pada saat bayi berusia 2 minggu, dan
kunjungan keempat pada saat bayi berusia 6 minggu. Hal ini sesuai
kunjungan ulang pada bayi baru lahir yaitu pada usia 6-48 jam (KN1), pada
usia 3-7 hari (KN2) dan pada usia 8-28 hari (KN3).
menangis kuat, tonus otot aktif, warna kulit kemerahan. Hal ini sesuai
dengan teori Dewi (2013) bahwa ciri-ciri bayi baru lahir normal yaitu lahir
licin karena jaringan subkutan yang cukup, gerak aktif, dan bayi
lahir dan setelah tali pusat dipotong dan diikat, yaitu dengan cara
meletakkan bayi diatas perut ibu selama 1 jam setelah bayi lahir. Hal ini
sesuai dengan teori Sondahk (2013) IMD atau permulaan menyusu dini
adalah bayi mulai menyusu sndiri segera setelah bayi lahir. Kontak
236
antara kulit bayi dengan kulit ibunya dibiarkan setidaknya selama 1 jam
segera setelah lahir, kemudian bayi akan mencari payudara ibu dengan
sendirinya.
gram, Panjang badan 52 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 34 cm.
Pemeriksaan pada By. Ny.I normal tidak ada kesenjangan dengan teori
Dewi (2013) menyatakan ciri-ciri bayi lahir normal yaitu berat badan
Pemeriksaan reflek glabelar (+), reflek moro (+), reflek rooting (+),
sucking (+), swallowing (+), tonic neck (+), babinsky (+), walking (+). Hal
perilaku bayi baru lahir adalah reflex kedipan (glabelar reflex), reflex
jalan lahir ibu dan akan disuntikan vitamin K di 1/3 paha kiri bagian luar
bayi baru lahir belum sempurna, ibu mengetahuinya. Hal ini sesuai
dengan teori Laksmi (2010) bahwa semua bayi baru lahir diberikan
vitamin K1 yaitu 1 ampul yang sudah dibuka tidak boleh disimpan untuk
dipergunakan kembali.
ini sesuai dengan teori Laksmi (2010) menyatakan bahwa Pada waktu
bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan
Bayi baru lahir normal dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan
tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu
36,7°C. Hal ini sesuai dengan teori Dewi (2013) bahwa frekuensi denyut
36,5-37,6°C.
Bayi sudah BAK tetapi belum BAB. Hal ini sesui dengan teori
HB0 untuk mencegah penyakit hepatitis. hal ini sesuai dengan teori
Imunisasi Hepatitis B (HB0) hanya diberikan pada bayi usia 0-7 hari.
By.Ny. I dimandikan setelah 6 jam lahir. Hal ini sesuai dengan teori
mandi pagi dan sore lalu dikeringkan jangan diberikan apapun. Hal ini
sesuai dengan teori Dewi (2013) bahwa telah dilaksanakan beberapa uji
klinis untuk membandingkan cara perawatan tali pusat agar tidak terjadi
diberi ASI dan tali pusat puput pada hari ke lima, pola eliminasi BAK 6-
239
7x/hari, BAB 1-2x/hari. hal ini sesuai dengan teori Rukiyah (2013)
cairan yang cukup. bayi biasanya dalam 3 hari pertama BAB, tinja masih
dalam bentuk kemonium dan normalnya bayi BAB paling tidak 1x sehari.
Keadaan umum bayi baik, Berat badan bayi 4000 gram, panjang
karena berat badan bayi pada saat lahir 3800 gram. Hal ini sesuai
bayi lahir sampai usia 6 bulan sebesar 140 – 200 gram perminggu.
Ny.I memberikan bayinya ASI dengan teratur minimal 2 jam sekali dan
suhu 36,5°C. Hal ini sesuai dengan teori Dewi (2013) bahwa frekuensi
normal 36,5-37,6°C.
dibersihkan dan mengingatkan ibu tanda bahaya bayi baru lahir, seperti
demam >38°C, bayi merintih, bayi tidak mau menyusu, bayi tidur terus
dan perdarahan pada tali pusat Hal ini sesuai dengan teori Dewi (2013)
tanda bahaya.
240
pemeriksaan keadaan umum bayi baik, Berat badan bayi 4300 gram,
panjang badan 54 cm, Hal ini sesuai dengan teori Martini (2015) yang
sebesar 140 – 200 gram perminggu. asumsi penulis berat badan bayi
panjang badan bayi Ny.I saat ini masih dalam batas normal.
suhu 36,6°C. Hal ini sesuai dengan teori Dewi (2013) bahwa frekuensi
normal 36,5-37,6°C.
Bogor tengah tanggal 2 juli 2019, saat bayinya berusia 1 bulan untuk
dilakukan imunisasi BCG dan polio 1. Hal ini sesuai dengan teori Dewi
pada bayi usia 0-2 bulan. Apabila BCG akan diberikan ketika bayi
terlebih dahulu.
badan 56 cm. Hal ini sesuai dengan teori Martini (2015) yang
sebesar 140 – 200 gram perminggu. asumsi penulis berat badan bayi
suhu 36,8°C. Hal ini sesuai dengan teori Dewi (2013) bahwa frekuensi
normal 36,5-37,6°C.
selanjutnya yaitu DPT dan polio 2. Hal ini sesuai dengan teori Rukiyah
setelah persalinan dan 6 minggu setelah persalinan. Hal ini sesuai dengan
kali yaitu pada 6-8 jam setelah persalinan, 6 hari setelah persalinan, 2
partum, ibu mengatakan masih merasa mulas, sudah dapat BAK sendiri
sebelum hamil. dengan involusi uterus ini, lapisan luar dari desidua yang
bangun dari tempat tidurnya. Ibu post partum dipernolehkan bangun dari
243
36,5°C. Hal ini sesuai dengan teori Sulistyawati (2015) dalam 1 hari (24
denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal maka pernafasan juga
dengan teori menurut Sulistyawati (2015) bahwa pada akhir kala III,
lokhea rubra. Hal ini sesuai dengan teori Sulistyawati (2015) yaitu
menyatakan bahwa lokhea rubra keluar pada hari ke-1 sampai hari ke-4
mengatakan tidak ada keluhan, BAK dan BAB lancar, ASI lancar keluar
pengeluaran darah yang Ny.I alami normal. Hal ini sesuai dengan teori
20x/menit, suhu 36,5°C. Hal ini sesuai dengan teori Sulistyawati (2015)
bahwa dalam 1 hari (24 jam) postpartum, suhu badan akan naik sedikit
biasa. Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 kali per
Bila suhu dan nadi tidak normal maka pernafasan juga akan
pencernaan.
dan simpisis, kontraksi baik, kandung kemih kosong. Hal ini sesuai
245
TFU teraba pertengahan pusat dan simpisis dengan berat 500 gram.
cukup 1-2 jam disiang hari dan 7-8 jam pada malam hari, ibu harus bisa
mengambil kesempatan tidur siang saat bayi tertidur ibu pun ikut tidur.
Hal ini sesuai dengan teori Nugroho (2014), yang menyatakan ibu
dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pasca malam hari dan 1 jam
seimbang bergizi dan kaya protein karna ibu sedang menyusui. Hal ini
apapun. Hal ini sesuai dengan teori Elmeida (2015) yang menyatakan
Keadaan umum ibu baik, tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 78x/menit,
normal, suhu badan menjadi biasa. Denyut nadi normal pada orang
dewasa adalah 60-80 kali per menit. Denyut nadi sehabis melahirkan
suhu dan nadi tidak normal maka pernafasan juga akan mengikutinya,
kandung kemih kosong. Hal ini sesuai dengan teori Sulistyawati (2015)
Hal ini sesuai dengan teori Sulistyawati (2015) yaitu lochea serosa
robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke-
14.
247
ada oedema, dan tidak ada tanda homan. Hal ini sesuai dengan teori
adanya oedema, nyeri tekan atau panas pada betis adanya tanda
tangan pada lutut ibu, dan lakukan tekanan ringan untuk menjaga
efek sampingnya. Hal ini sesuai dengan teori Sari (2014) yang
pemeriksaan keadaan umum ibu baik, berat badan 52kg, tekanan darah
muda sklera putih, leher tidak ada benjolan, payudara tidak ada
benjolan, Abdomen TFU tidak teraba, kandung kemih kosong. Hal ini
berat 50 gram.
248
Pada genitalia lokhea alba, Hal ini sesuai dengan teori sulistyawati
(2015) bahwa Lokhea alba mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel,
selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati. lokhea ini
Bogor Tengah. Hasil anamnesa Ny.I ingin ber KB, ibu ingin menggunakan
Hal ini. Hal ini sesuai dengan teori Marmi (2016) yang menyatakan bahwa
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah satu alat kontrasepsi modern
yang telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, dan
sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua
umum ibu baik, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan
249
ekstremitas atas tidak ada oedema, bawah tidak ada oedema dan varises.
Hal ini sesuai dengan teori Marmi (2016) bahwa yang dapat menggunakan
Pemeriksaan genetalia vulva dan vagina tidak ada kelainan, tidak ada
ulkus, panjang rahim 7 cm. Hal ini sesuai dengan teori handayani (2015)
rongga rahim kurang dari 5cm. Sedangkan pada Ny.I ukuran rahim 7 cm.
terjadi keluhan. Hal ini sesuai dengan teori Sofian (2015) menyatakan
BAB V
PENUTUP
e. KESIMPULAN
Penulis melakukan
f. SARAN