Konsep Motivasi
2.1.1 Konsep motivasi
Kepada tingkat komitmen seorang termasuk faktor yang menyebabkan
menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad
(Nursalam , 2011). Walgito (2004), mendefinisikan motivasi merupakan keadaan
dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan.
Menurut Sunaryo, (2008) motif merupakan suatu pengerak, keinginan,
rangsangan Motif atau motivasi berasal dari kata latin “ Moreve” yang berarti
dorongan dalam diri manusia untuk
bertindak atau berprilaku pengertian motivasi tidak terlepas dari kebutuhan.
Kebutuhan adalah suatu potensi dalam diri manusia yang perlu di tanggapi
atau di respon (Notoatmojo , 2010) motivasi menurut Stoner dan freman adalah
karakteristik psikologi manusia yang memberikan kontribusihasrat,
pembangkit tenaga dan dorongan dalam diri manusia
yang menyebabkan mereka, berbuat sesuatu secara singkat dalam diri individu
yang menyadari atau menentukan prilaku indivadu . kata lain Motif adalah
energi dasar yang terdapat dalam diri individu dan menentukan individu dan
menentukaan prilaku dan memberi tujuan dan arah kepada prilaku manusia.
Motivasi adalah suatu usaha yang di sadari untuk mempengaruhi tingkah laku
seseorang agar ia bergerak hatinya untuk bertindak melakukan suatu sehingga
mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Di kalangan para ahli mncul berbagai pendapat tentang motivasi. Meskipun
demikian, ada juga semacam kesamaan pendapat yang dapat ditarik mengenai
pengertian motivasi, yaitu: dorongan dari dalam diri seseorang yang
menyebabkan seseorang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
mencapai suatu tujuan. Yang dapat diamati adalah kegiatan atau mungkin
alasan-alasan tindakan tersebut (Noto Atmodjo, 2010)
2.1.4 Sumber Motivasi
a. Motivasi instrinsik
Yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Termasuk
motivasi intrinsik adalah perasaan nyaman pada ibu nifas ketika dia berada di
rumah bersalin.
b. Motivasi ekstrinsik
Yaitu motivasi yang datangnya dari luar individu, misalnya saja dukungan
verbal dan non verbal yang diberikan oleh teman dekat atau keakraban sosial.
c. Motivasi terdesak
Yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak
serta menghentak dan cepat sekali (Widayatun, 2008).
b. Tingkah Laku
Sebenarnya, semua perilaku merupakan serentetan kegiatan. Sebagai manusia
kita selalu melakukan sesuatu seperti berjalan-jalan, berbicara, makan, tidur,
bekerja, dan sebagainya. Dan semua itu pada dasarnya ditujukan untuk
mencapai tujuan.
c. Tujuan
Unsur ketiga dari motivasi ialah tujuan yang berfungsi untuk memotivasikan
tingkah laku. Sebab, selain ditentukan oleh motif dasar, tingkah laku juga
ditentukan oleh keadaan dari tujuan. Jika tujuannya menarik, individu akan
lebih aktif bertingkah laku.
2.1.9 Teori Motivasi
a. Teori hedonisme
Hedone dalam bahasa Yunani adalah kesukaan, kekuatan atau kenikmatan,
menurut pandangan hedonisme. Implikasi dari teori ini adalah adanya
anggapan bahwa orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan
menyusahkan atau mengandung resiko berat dan lebih suka melakukan suatu
yang mendatangkan kesenangan baginya.
b. Teori naluri
Bahwa pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang dalam
hal ini disebut juga dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri, dorongan
nafsu (naluri) mengembangkan diri, nafsu (naluri) mengembangkan atau
mempertahankan jenis.
c. Teori reaksi yang dipelajari
Teori berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan
naluri tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari
kebudayaan di tempat orang itu hidup. Menurut teori ini, apabila seorang
pemimpin atau pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya,
pemimpin atau pendidik hendaknya mengetahui latar belakang kehidupan dan
kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya.
d. Teori pendorong
Teori ini merupakan panduan antar teori naluri dengan "teori reaksi yang
dipelajari", daya dorong adalah semacam naluri tetapi hanya suatu dorongan
kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Oleh karena itu, menurut
teori ini bila seseorang memimpin atau mendidik ingin memotivasi anak
buahnya, ia harus berdasarkan atas daya pendorong yaitu atas naluri dan juga
reaksi yang dipelajari dari kebudayaan yang dimilikinya.
e. Teori kebutuhan
Teori kebutuhan berfokus pada yang dibutuhkan oranfg untuk hidup
berkecukupan. Menurut teori kebutuhan bahwa manusia mempunyai motivasi
kalau dia belum mencapai tingkat kepuasan tertentu dengan kehidupannya.
Yang termasuk dalam teori kebutuhan adalah :
1) Teori hierarki kebutuhan menurut Maslow
Menurut maslow, individu akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhannya
yang paling menonjol atau yang paling kuat bagi mereka pada waktu tertentu.
Abrahan Naslow memandang manusia sebagai hierarki lima macam kebutuhan,
yaitu
a) Kebutuhan fisiologis
(1) Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow.
Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang mutlak dipenuhi manusia untuk
bertahan hidup. Manusia memiliki delapan macam kebutuhan yaitu:
(2) Kebutuhan oksigen dan pertukaran gas: Merupakan kebutuhan dasar
manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh
mempertahankan hidup dan aktifitas berbagai organ atau sel.
(3) Kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan makanan: Bagian dari
kebutuhan dasar manusia secara fisiologis yang memiliki proporsi besar dalam
bagian tubuh hampir 90% dari total berat badan tubuh.
(4) Kebutuhan eliminasi urine dan alvi: Merupakan bagian dari kebutuhan
fisiologis dan bertujuan untuk mengeluarkan bahan sisa
(5) Kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan aktivitas: Untuk memulihkan
status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
terpenuhi
(6) Kebutuhan kesehatan temperatur tubuh dan kebutuhan seksual:
Merupakan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan untuk memperbanyak
keturunan (Hidayat, 2006).
b) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (Safely and Security) adalah
aman dari berbagai aspek baik fisiologis maupun psikologis, kebutuhan meliputi
:
(1) Kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan dan
infeksi
(2) Bebas dari rasa takut dan kecemasan
(3) Bebas dari perasaan terancam karena pengalaman yang baru dan asing.
c) Kebutuhan sosial, yang meliputi antara lain :
(1) Memberi dan menerima kasih sayang
(2) Perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain
(3) Kehangatan dan penuh persahabatan
(4) Mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok serta lingkungan
sosial.
d) Kebutuhan harga diri
(1) Perasaan tidak bergantung pada orang lain
(2) Kompeten
(3) Penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.
e) Kebutuhan akan aktualisasi diri (Self Actualization) antara lain
kebutuhan mempertinggi potensi – potensi dan ekspresi diri meliputi:
(1) Dapat mengenal diri sendiri dengan baik (mengenal dan memahami potensi
diri)
(2) Belajar memenuhi kebutuhan diri sendiri
(3) Tidak emosional
(4) Mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif dan mempunyai kepercayaan diri
yang tinggi dan sebagainya (Mubarak, 2007).
2) Teori ERG
Teori ERG adalah teori motivasi yang menyatakan bahwa orang bekerja keras
untuk memenuhi kebutuhan tentang existensi (Exsistence, kebutuhan mendasar
dari Maslow), kebutuhan keterkaitan (Relatedness, kebutuhan hubungan antar
pribadi) dan kebutuhan pertumbuhan (Growth, kebutuhan akan kretivitas
pribadi, atau pengaruh produktif). Teori ini menyatakan bahwa jika kebutuhan
yang lebih tinggi mengalami kekecewaan, kebutuhan yang lebih rendah akan
kembali, walaupun sudah terpuaskan.
3) Teori tiga macam kebutuhan
John W. Atkinson, mengusulkan ada tiga macam dorongan pada diri orang
yang termotivasi, kebutuhan untuk mencapai prestasi (need for achivement),
kebutuhan kekuatan (need of power), dan kebutuhan untuk berafiliasi atau
berhubungan dekat dengan orang lain (need for affiliation).
Penelitian Mc Chellend juga mengatakan bahwa manajer dapat sampai tingkat
tertentu, menaikkan untuk berprestasi dari karyawan dengan menciptakan
lingkungan kerja yang memadai.
4) Teori motivasi dua faktor
Teori ini dikembangkan oleh Frederick Herzberg ia meyakini bahwa karyawan
dapat dimotivasi oleh pekaryaannya sendiri dan didalamnya terdapat
kepentingan yang disesuaikan dengan tuuan organisasi. Herzberg
menyimpulkan bahwa ketidakpuasan dan kepuasan kerja dalam bekerja
muncul dari dua faktor yang terpisah yaitu:
a) Faktor penyebab ketidakpuasan termasuk dalam hal gaji, kondisi kerja,
dan kebijakan perusahaan, semuanya mempengaruhi konteks tempat
pekaryaan dilakukan.
b) Faktor penyebab kepuasan termasuk prestasi, pengakuan, tanggung
jawab dan kemajuan, semuanya berkaitan dengan isi pekaryaan dan imbalan
kerja (Purwanto, 2000)
f. Teori McGregor
Berdasarkan penelitian Mc Gregor menyimpilkan teori motivasi itu dalam teori
X dan teori Y. Teori X berdasarkan pandagan konvensional atau klasik, pada
umumnya manusia bersifat egois dan kurang acuh terhadap organisasi sehingga
perlu diperhatikan ketat dan harus dipaksa untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi. Sedangkan teori Y bertumpu pada padangan atau pendekatan
modern, pada umumnya manusia ini selalu mengembangkan dirinya untuk
mencapai tujuan atau sasaran (Notoatmodjo, 2007).
g. Teori keadilan
Teori keadilan didasrkan pada asumsi bahwa faktor utama dalam motivasi
pekaryaan adalah evaluasi individu atau keadilan dari penghargaan yang
diterima. Individu akan termotivasi jika hal yang mereka dapatkan seimbang
dengan usaha yang mereka kerjakan.
h. Teori penguatan
Teori penguatan, yang dikaitkan dengan ahli psikologi B.F Skinner dengan
teman–temannya, menunjukkan bagaimana konsekuensi tingkah laku dimasa
lampau akan mempengaruhi tindakan di masa depan dalam proses belajar siklis
(Nursalam, 2008)
2.1.10 Pengukuran Motivasi
Motivasi tidak dapat diobservasi secara langsung namun harus diukur. Pada
umumnya, yang banyak diukur adalah motivasi sosial dan motivasi biologis.
Ada beberapa cara untuk mengukur motivasi yaitu dengan 1) tes proyektif, 2)
kuesioner, dan 3) perilaku.(Notoadmodjo, 2010)
a. Tes Proyektif
Apa yang kita katakan merupakan cerminan dari apa yang ada dalam diri kita.
Dengan demikian untuk memahami apa yang dipikirkan orang, maka kita beri
stimulus yang harus diinterprestasikan. Salah satu teknik proyektif yang
banyak dikenal adalah Thematic Apperception Test (TAT). Dalam test tersebut
klien diberikan gambar dan klien diminta untuk membuat cerita dari gambar
tersebut. Dalam teori Mc Leland dikatakan, bahwa manusia memiliki tiga
kebutuhan yaitu kebutuhan untuk berprestasi (n-ach), kebutuhan
untuk power (n-power), kebutuhan untuk berafiliasi (n-aff). Dari isi cerita
tersebut kita dapat menelaah motivasi yang mendasari diri klien berdasarkan
konsep kebutuhan diatas. (Notoatmodjo, 2010)
b. Kuesioner
Salah satu cara untuk mengukur motivasi melalui kuesioner adalah dengan
meminta klien untuk mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan
yang dapat memancing motivasi klien. Sebagi contoh adalah EPPS (Edward’s
Personal Preference Schedule). Kuesioner tersebut terdiri dari 210 nomer
dimana pada masing-masing nomor terdiri dari dua pertanyaan. Klien diminta
memilih salah satu dari dua pertanyaan tersebut yang lebih mencerminkan
dirinya. Dari pengisian kuesioner tersebut kita dapat melihat dari ke-15 jenis
kebutuhan yang dalam tes tersebut, kebutuhan mana yang paling dominan dari
dalam diri kita. Contohnya antara lain, kebutuhan untuk berprestasi,
kebutuhan akan keteraturan, kebutuhan untuk berafiliasi dengan orang lain,
kebtuhan untuk membina hubungan dengan lawan jenis, bahakan kebutuhan
untuk bertindak agresif. (Notoatmodjo, 2010)
c. Observasi Perilaku
Cara lain untuk mengukur motivasi adalah dengan membuat situasi sehingga
klien dapat memunculkan perilaku yang mencerminkan motivasinya. Misalnya,
untuk mengukur keinginan untuk berprestasi, klien diminta untuk
memproduksi origami dengan batas waktu tertentu. Perilaku yang diobservasi
adalah, apakah klien menggunakan umpan balik yang diberikan, mengambil
keputusan yang berisiko dan mementingkan kualitas dari pada kuantitas
kerja. (Notoatmodjo, 2010)
Pengukuran motivasi menggunakan kuesioner dengan skala Likert yang berisi
pernyataan-pernyataan terpilih dan telah diuji validitas dan realibilitas.
1. Pernyataan positif ( Favorable)
a) Sangat setuju (SS) jika responden sangat setuju dengan pernyataan
kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner diskor 4.
b) Setuju (S) jika responden setuju dengan pernyataan kuesioner yang
diberikan melalui jawaban kuesioner diskor 3.
c) Tidak setuju (TS) jika responden tidak setuju dengan pernyataan kuesioner
yang diberikan melalui jawaban kuesioner diskor 2.
d) Sangat tidak setuju (STS) jika responden sangat tidak setuju dengan
pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner diskor 1.
2. Pernyataan negatif ( Unfavorable )
a) Sangat setuju (SS) jika responden sangat setuju dengan pernyataan
kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner diskor 1.
b) Setuju (S) jika responden setuju dengan pernyataan kuesioner yang
diberikan melalui jawaban kuesioner diskor 2.
c) Tidak setuju (TS) jika responden tidak setuju dengan pernyataan kuesioner
yang diberikan melalui jawaban kuesioner diskor 3.
d) Sangat tidak setuju (STS) jika responden sangat tidak setuju dengan
pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner diskor 4.
Kriteria motivasi dikategorikan menjadi :
1. Motivasi Kuat : 67 – 100%
2. Motivasi Sedang : 34 – 66%
3. Motivasi Lemah : 0 – 33% (Hidayat, 2009).
DAFTAR PUSTAKA