TINJAUAN PUSTAKA
3. Merekomendasikan tindakan
task selection.
2 Perencanaan pemeliharan 1. Much. Djunaidi Rcm (Reliability 1. mengetahui sebab dan akibat
Mesin Ballmill Dengan Basis 2. Ahmad Kholid Centered mesin ballmill sering
metode RCM
8
9
metode RCM
4 Analisa Sistem Perawatan 1. Syahrudin Reliability Centered 1. Mengetahui komponen kritis
optimal
5 Penerapan Metode Reliability 1. Ida Bagus Suardika Reliability Centered 1. Mengetahuai komponen
3. Menetukan interfal
optimal
(Sumber: Diolah oleh Penulis, 2018)
Alat berat adalah peralatan sumber daya yang melipat gandakan jasa
manusia. Excavator adalah alat berat yang biasa digunakan dalam industri
piston yang terdekat dengan body disebut boom dan yang mempunyai bucket
(ember keruk) disebut dipper. Ruang pengemudi disebut House, terletak diatas
roda (trackshoe), dan bisa berputar arah 360 derajat. Excavators ada yang
mempunyai roda dari ban biasa digunakan untuk jalanan padat dan rata disebut
"Wheel Excavators" dan ada yang mempunyai roda dari rantai besi yang akan
Excavators beroda rantai besi ini disebut juga "Crawler Excavators" Tungkai dari
excavators dioperasikan dengan sistem engsel (winches) yang ditarik oleh mesin
untuk menggali dan memuat tanah galian tersebut kedalam truck atau lokasi
Excavator diciptakan pertama kali pada tahun 1835 oleh seorang ahli mekanik
berusia 22 tahun asal Amerika Serikat yang bernama William Smith Otis.
Excavators ciptaan Otis pada awalnya digerakan oleh mesin uap dan
menggunakan rel kereta api untuk dapat berjalan. Hal ini dikarenakan Excavators
api. Pada tahun 1939 Otis menerima hak paten atas mesin ciptaannya ini, namun
pada tahun yang sama ia meninggal dunia. Otis meninggalkan 7 unit excavators
disingkat dengan sebutan "Exca" atau "PC" (untuk brand Hitachi singkatan dari
karena hanya mengacu kepada Backhoe, bagian lengan yang mempunyai bucket
Excavator
(Hitachi pc 330 zx)
komponen sub sistem oleh karena itu kesetandartan mesin harus terjaga, agar
mesin bisa tahan lama dan tak mengalami kerusakan yang berarti. Kesetandartan
3.hidraulik - 1 Bulan sekali kerak yang menempel di katup dan pegas katup
mempunyai tenaga yang cukup besar. Cara kerja mesin Excavator 330 ZX adalah
sebagai berikut :
boom, jika tuas di dorong ke depan maka akan menurunkan boom, jika
tuas di tarik ke belakang maka akan menaikan boom, jika tuas di geser ke
kiri, maka akan menutup buket, jika tuas di geser kekanan, maka akan
membuka bucket.
2. Tuas / panel di sebelah kiri : untuk mengoperasikan arah kabin dan arm,
jika tuas di dorong kedepan, maka akan menurunkan arm, jika tuas ditarik
13
ke belakang maka akan menaikan arm, jika tuas ditarik ke kiri, maka akan
menggeser kabin ke kiri, jika tuas digeser ke kanan maka akan menggeser
kabin ke kanan.
tuas / panel Excavator, jika tuas ditarik ke atas maka akan mengunci
mundur dan belok track Excavator, jika kedua tuas di tarik bersamaan ke
belakang, maka Excavator akan maju, jika kedua tuas ditarik bersamaan
belakang maka Excavator akan belok ke kiri, jika tuas kiri di tarik ke
prinsip kerjanya mesin Excavator atau Alat berat yaitu Pada dasarnya
tenaga penggerak Hydraulic Excavator ada dua yaitu Engine Type (Diesel) dan
Battery Type (Motor Listrik). Secara umum tenaga penggerak utama Hydraulic
Excavator adalah mesin diesel yang merubah energi mekanik menjadi energi
gunakan untuk mengisi truck-truck pengankut batu kapur dan merapikan batu
mesin yang digabungkan menjadi satu sehingga menjadi salah satu mesin cangih
mesin Ecavator ini ada pun peralatan dengan fungsinya masing-masing. Tabel
2.4 akan menjelaskan peralatan dan fasilitas pada mesin Hitachi 330 ZX.
operator)
6. Track Frame Fungsinya sebagai tumpuan operasional Hidraulic Excavator
7. Track shoe Fungsinya sebagai roda penggerak maju mundur
8. Mesin diesel Fungsinya Untuk memutar pompa yang kemudia mengalirkan Fluida
keinginan.
10.. Swing Untuk bergerak saat body dan attachman hydraulic berputar 360°
Kelancaran proses produksi menjadi salah satu faktor kritis yang perlu
diberikan prioritas perhatian dengan cara menjaga agar kondisi fasilitas produksi
15
atau mesin yang digunakan dapat beroperasi dengan baik. Pada saat mesin atau
sangat dimungkinkan target produksi yang ditetapkan tidak dapat tercapai dan
dengan baik seperti kondisi awalnya (Imam Budi, 2002). (Menurut Ebeling, 1997)
operasional dan aman dan apabila terjadi kerusakan maka dapat dikendalikan pada
kondisi operasional yang handal dan aman. (Menurut Al-Turki, 2011) proses
(availability) fasilitas produksi, laju produksi, kualitas produk akhir (end product),
yang dilakukan tidak saja membantu kelancaran produksi sehingga produk yang
dihasilkan tepat waktu diserahkan kepada pelanggan tapi juga menjaga fasilitas
dan peralatan tetap dalam efektif dan efisien dimana sasarannya adalah
(stock spare part) dari komponen yang terdapat dalam fasilitas industri. Masalah
yang diinginkan.
periode tertentu.
subyektif.
dengan adanya peningkatan profit dan kepuasan pelanggan, hal tersebut dilakukan
1. Meminimasi downtime
2. Memperbaiki kualitas
3. Meningkatkan produktivitas
Japan Institude of Plan Maintenance and Consultant TPM India, secara detail
pemakaian darurat.
fungsinya.
tersebut.
dilakukan oleh suatu perusahaan umumnya terbagi dalam dua bagian yaitu
Perawatan
Strategis
Perawatan
Peluang
1. Penggantian (Replacment)
(Part) dari sebuah sistem yang dirasa perlu dilakukan upaya penggantian oleh
karena utilitas mesin atau keandalan fasilitas produksi berada pada kondisi
yang kurang baik. Tujuan strategi perawatan penggantian antara lain adalah
pada saat mesin sedang shut down. Perawatan peluang dimaksudnya agar tidak
terjadi waktu menganggur (idle) baik oleh operator maupun petugas perawatan,
(repairing).
3. Perbaikan (Overhaul)
pada sedikit komponen atau sebagian besar komponen sampai pada kondisi
terhadap sistem, sehingga diharapkan sistem, atau sebagian besar sub sistem
timbulnya kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan
a. Routine Maintenance
mengganti suku cadang yang aus atau rusak yang dilakukan secara rutin
b. Periodic Maintenance
bearing.
c. Running Maintenance
d. Shutdown Maintenance
pengendalian persediaan
used-based.
yang dapat diterima, dengan melakukan perbaikan pada tahap pembuatan dan
kinerja peralatan.
tentunya kita harus menyiapkan suku cadang dan perlengkapan lainnya untuk
sistem dari keadaan rusak menjadi dapat beroperasi kembali. Perbaikan baru
yang dapat diundur. Perawatan korektif dapat dihitung sebagai Mean Time to
pekerjaan perawatan.
c. Menunggu dan logistik (Delay Time and Logistic Time) berupa waktu
menunggu persediaan.
pencegahan.
peringatan awal untuk membuat suatu tindakan terhadap kerusakan yang lebih
parah.
parah.
periode penghentian fasilitas produksi. Dalam hal ini berarti dilakukan upaya
tenaga kerja, peralatan, material dan lain-lain, untuk meminimasi waktu down
lain:
27
tahan dan kesuksesan dan karenanya harus dikelola secara strategis. Siklus
dan kebijakan lain seperti produksi. Model matematik disini adalah untuk
(equipment state).
Evaluasi Implementasi
strateginya.
proses perawatan.
Tujuan Bisnis
Kondisi
Peralatan
(keandalan yang rendah membutuhkan usaha pemeliharaan yang lebih besar) pada
gilirannya ini tergantung pada kebijakan yang dibuat selama desain dan
pada kebijakan produksi yang dipengaruhi oleh pertimbangan dasar dan komersial
mempunyai pengaruh besar dalam kinerja bisnis keseluruhan. Oleh karena itu
RCM adalah suatu proses yang digunakan untuk menentukan apa yang
harus dilakukan untuk menjamin agar sembarang aset fisik dapat kontinyu dalam
memenuhi fungsi yang diharapkan dalam konteks operasinya saat ini (Azis Riski,
2002).
operasional yang meningkat, efektifitas biaya operasi dan perawatan yang lebih
komponen yang lebih lama, basis data yang lebih koprehensif, motivasi individu,
yang lebih besar, dan kerja sama yang baik diantara bagian-bagian dalam suatu
instalansi.
Maintenance yang terjadwal. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa keandalan
dari peralatan dan struktur dari kinerja yang akan di capai adalah Fungsi dari
secara pasti tindakan kegiatan perawatan (maintenance task) yang tepat yang
kita perlu mengetahui jenis aset itu dan menetapkan yang mana yang
diikutsertakan dalam tinjauan RCM. Pada kebanyakan kasus, ini berarti bahwa
1. Apa fungsi dan standar prestasi yang terkait dengan aset dalam konteks
2. Dengan jalan apa aset ini bisa gagal dalam memenuhi fungsinya?
7. Apa yang sebaiknya dilakukan bila tugas pencegahan yang sesuai tidak
dapat ditemukan?
adalah
berdasarkan reliability.
Information Collection)
d. Sistem yang memiliki kontribusi yang besar atas terjadinya full atau
partial outage (atau shutdown).
Sedangkan dokumen atau informasi yang dibutuhkan dalam analisis
RCM antara lain :
a. Piping & Instrumentation Diagram (P&ID) merupakan ilustrasi
skematik dari hubungan fungsi antara perpi paan, instrumentasi,
komponen peralatan dan sistem.
b. Schematic / Block Diagram merupakan sebuah gambaran dari
sistem, rangkaian atau program yang masing-masing fungsinya
diwakili oleh gambar kotak berlabel dan hubungan diantaranya
digambarkan dengan garis penghubung.
c. Vendor Manual yaitu berupa dokumen data dan informasi mengenai
desain dan operasi tiap peralatan (equipment) dan komponen.
d. Equipment History yaitu kumpulan data kegagalan (failure)
komponen dan peralatan dengan data corrective maintenance yang
pernah dilakukan.
2. Definisi Batas Sistem (System Boundary Definition)
(RCM), berisi tentang apa yang harus dimasukkan dan yang tidak
jelas dan perumusan system Boundary Definition yang baik dan benar akan
data history kerusakan mesin Excavator hitachi 330 ZX tersebut selama satu
Functional Diagram)
33
blok – blok yang berisi fungsi – fungsi dari setiap sub sistem yang
sistem. maka dibuat tahapan identifikasi detail dari sistem yang meliputi:
1. Deskripsi Sistem
3. IN/OUT Interface
Failure)
membuang potensi masalah dari suatu system, desain dan proses sebelum
harus juga ditetapkan faktor Occurance (O), Severity (S), dan Detection (D).
kategorinya. Lebih jelasnya bisa dilihat dibawah ini Gambar 2.4 Daigram
Failure Mode
35
Ya Tidak
Hidden Failure
(2)Safety
Apakah failure mode membahayakn Ya D/A
keselamatan
Kembali ke Logic Tree
Safety problem untuk memastikan bahwa
kegiatan termasuk
kategori A/B/C
Tidak
YA Tidak
A
Apakah failure mode menyebabkan tidak
berfungsi (aoutege) baik seluruh atau sebagian
Apakah failure mode menyebabkan tidak
(3) Outage
Safety problem
berfungsi (aoutege) baik seluruh atau sebagian
D/B
YA Ya
B
keselamatan?
36
RCM. Dari tiap mode kerusakan dibuat daftar tindakan yang mungkin untuk
Ya Tidak
2 Apakah tindakan TD bisa digunakan ?
37
Ya Tidak
Tentukan tindakan CD
Ya Tidak
Ya
5 Tidak
Apakah tindakan FF yang dapat digunakan ?
Ya
Ya 7
Tidak
Ya
8
Apakah termasuk mode kerusakan C atau C/D ?
Tidak Ya
pemeriksaan berkala.
interval waktu yang memiliki biaya rendah. Apa bila interval waktu yang
Cp+Cf ¿ H (tp)
C(tp) =
tp
(1)
nilai harapan
Tp = Interval waktu
pertimbangan berikut:
a. Biaya yang dikeluarkan pada saat mesin berhenti produksi dalam kondisi
memnuhi fungsi yang diharapkan, maka tujuan perawatan untuk sembarang aset
hanya dapat ditetapkan dengan mendefinisikan apa saja fungsi ini, bersama-sama
sembarang aset didefinisikan oleh fungsi aset dan hubungan standar prestasi yang
fungsi dan standar prestasi dari setiap aset dalam konteks operasinya. RCM juga
40
dilaksanakan dengan betul, langkah ini saja biasanya menghabiskan 1/3 waktu
mencapai tujuan ini? Bila telah dirancang secara memadai, maka hanya beberapa
kita dapat menggunakan gabungan yang baik dari alat-alat manajemen kegagalan,
kita perlu mengidentifikasi kegagalan apa yang dapat timbul. Proses RCM
fungsinya.
fungsi tersebut.
Suatu cara bagaiman suatu komponen dapat gagal memenuhi fungsi yang
prestasi yang diinginkan. Jelas ini hanya dapat diidentifikasi setelah fungsi dan
akan menyebabkan hilangnya fungsi. Ini kemungkinan kita untuk mengerti secara
uuntuk menjamin bahwa waktu dan usahatidak sia-sia saat mencoba menangani
gejala (symptoms), bukan penyebabnya (cause). Disisi lain yang tidak kalah
pentingnya adalah untuk menjamin agar waktu tidak sia-sia untuk analisis yang
terlalu rinci.
tindakan perawatan.
Severity Rating : Tingkat keseriusan akibat dari failure modes tersebut dan
diberikan rating nilai antara 1-10 (1 : tidak berpengaruh dan 10 : sangat berpengaruh /
kritis).
Occurrence Rating : Tingkat kegagalan selama masa guna sistem, desain atau
proses, nilai dalam bentuk rating antara 1 – 10 (1 : jarang terjadi hampir tidak pernah dan
kegagalan, dan diberikan nilai antara 1-10 (1: terjadinya pasti terdeteksi dan 10:
kegagalan juga tercatat. Ini menjelaskan apa yang akan terjadi apabila mode
efek pada kualitas produk, bukti bahwa kegagalan memang terjadi, langkah
pengaruh dari setiap kegagalan, dan berapa tinggi tingkat perawtan pencegahan
yang dibutuhkan.
Analisis yang rinci pada suatu industri ukuran sedang bisa memperoleh
ini memang dapat mempengaruhi organisasi, tetapi untuk setiap kasus, efek-
memiliki konsekuensi yang serius, kita akan dengan sekuat tenaga mencoba untuk
mencegahnya. Dilain pihak, bila pengaruhnya kecil atau tidak ada sama sekali,
maka kita dapat memutuskan untuk tidak melakukan perawatan pencegahan diluar
konsekuens-konsekuensi kegagalan.
kerusakan ini terkait dengan peralatan proteksi yang tidak fail-safe). RCM
consequences)
yang ditetapkan oleh pabrik, regional atau nasional. Hal ini merupaka n
prinsip yang sangat dasar bagi RCM untuk menurunkan kedua kategori ini
mehilangkannya.
pengaruh yang sangat sedikit atau tidak ada sama sekali. Ini akan menjamin hal
memilik konsekuensi yang berarti. Bila tidak, maka keputusan umum yang
diambil adalah tidak ada perawatan pencegahan. Bila ya, maka langkah
dilaksanakan. Akan tetapi proses seleksi usaha tidak dapat ditinjau dengan baik
pencegahan ini harus berupa overhaul atau penggatian komponen pada interval
yang tetap.
46
Hal ini benar beberapa jenis peralatan sederhana, dan untuk beberapa
pada beberapa kasus khusus, karakteristik keausan kadangkal dimulai pada saat
pada crusher atau hopper line, screw conveyors, mesin perkakas, impeller
Sebagai berikut:
kalsik untuk mengatasinya, membuat hal ini jauh tertinggal dari pertumbuhan
bervariasi dan mikrodetik sampai puluhan tahun. Interval yang lebih lama
berarti frekuensi inspeksi yang lebih rendah, dan lebih banyak waktu untuk
Bila digunakan secara tepat, tugas kondisi ini merupakan cara yang
membuang suatu komponen pada atau sebelum batas umur spesifiknya tanpa
secara teknik layak untuk seluruh konteks, dan bila demikian seberapa sering
atau tidak, diatur oleh karakteristik teknis dari tugas dan dari kerusakan yang
ingin dicegahnya. Apakah tugas ini bermanfaat (worth) untuk dilakukan, diatur
Bila tugas pencegahan (yang layak secara teknis dan bermanfaat) tidak
ditemukan maka tugas standar yang harus diambil, tergantung pada konsekuensi-
1. Suatu tugas dimaksudkan untuk mencegah kegagalan dari suatu tugas fungsi
bawah yang dapat diterima. Bila tugas pencegahan yang tepat tidak
pernah gagal. Bila tugas yang ditemukan seperti ini tidak dapat menemukan
risiko kegagalan berulang sampai suatu tingkat yang cukup rendah, maka
apabila tugas ini dapat menurunkan risiko kerusakan sampai suatu batas
yang cukup rendah. Bila suatu tugas yang ditemukan tidak dapat
menurunkan risiko kerusakan sampai suatu harga yang cukup rendah yang
disetujui, maka item harus dirancang ulang atau proses harus diganti.
dalam suatu periode waktu tertentu lebih kecil dari biaya konsekuensi-
Dengan kata lain, tugas harus layak secara ekonomi. Bila tidak layak, maka
ulang.
tugas pencegahan hanya bermanfaat bila biaya tugas dalam suatu periode
waktu tertentu lebih kecil dari biaya reparasi dalam periode yang sama.
Dengan demikian tugas ini harus layak secara ekonomi. Bila tidak layak,
terjadwal, dan biaya reparasi sangat tinggi, maka keputusan standar kedua
memberikan penurunan yang berarti pada beban pekerjaan rutin. Makin sedikit
pekerjaan rutin juga berarti bahwa tugas-tugas yang tersisa harus dilakukan
dengan tepat. Ini semua berlangsung dengan eliminasi dari tugas-tugas yang tidak
konteks operasi yang berbeda pula. Ini mengakibatkan banyak jadwal yang tidak
ada manfaatnya, bukannya mereka “salah” dalam arti teknik. Tetapi merekan
insinyur bidang perawatan yang bertugas pada saat itu harus merawat peralatan
yang ada pada saat itu juga, bukannya (peralatan) apa yang seharusnya ada disitu
2.8 Keandalan
mesin, atau sistem tetap beropereasi dengan baik sesuai dengan fungsi yang
dengan kualitas tinggi dan jadwal penyerahan yang tepat waktu (on time delivery)
telah mendorong kebutuhan alat (equipment) atau mesin (machine) pada tingkat
Suatu peralatan dinyatakan memiliki dua state yaitu “baik” dan “rusak”
dapat dipastikan dalam keadaan baik dan seharga 0, maka dipastikan bahwa
sistem dalam keadaan rusak. Jika keandalan alat R(t) maka keandalan berkisar
F(t)
R(t)
0 t
Gambar 2.6 Fungsi Keandalan Sebagai Fungsi Waktu (Nachnul Ansory & M. Iron
Mustajib, 2013)
Dimana :
= 1 – P {T>t}
53
= 1 – F (t)
Dimana :
1. Pemodelan keandalan
peralatan.
3. Rekayasa keandalan
perhitungan ketidakandalan dan part dan komponen. Hal ini juga melibatkan
4. Ilmu keandalan
5. Teknologi keandalan
6. Manajemen keandalan
resiko pembongkaran).
yang baik perlu informasi mekanisme kerusakan (failure mechanism) dan pola
penggunaan (uasge patern). Pengertian failure disini dalam arti yang luas
Gambar 2.7 Diagram Hubungan Antara Keandalan (Nachnul Ansory & M. Iron
Mustajib, 2013)
selang waktu tertentu. Sedangkan fungsi keandalan adalah suatu fungsi matematis
(time failure).
56
Dimana :
[
( t )=exp −∫ λ(t)dt
0
] (7)
2.10 Kerusakan
suatu alat atau komponen tergantung pada variabel waktu dan untuk mengtahui
dimana fungsi padat probabilitas antara selang waktu tertentu ¿), maka :
ty
∫ f ( t ) dt =1 (8)
tx
∫ f ( t ) dt =1 (9)
ta
sebagai berikut :
1
F (t)= ∫ f ( t ) dt (10)
−∞
P {( x< t + △ t /x >t) }
P(x >t)
(12)
Dimana :
58
−d
f ( t )= R (t ) (13)
dt
Sedangkan :
f (t )
λ ( t )= (14)
R(t)
1 d
¿− R (t) (15)
R ( t ) dt
−dR(t)
λ ( t ) dt=
R(t)
[
Sehingga R ( t )=exp −∫ λ (t)dt
0
] (17)
Kegagalan yang terjadi pada awal pengoperasian suatu item yang ditandai
Kegagalan yang terjadi pada item yang berjalan normal ditandai laju
Kegagalan yang terjadi pada usia kegunaan tertentu yang ditandai dengan
baru.
(t)
0 t1 t2 t
peralatan.
1. Distribusi Eksponential
oleh kerusakan pada salah satu komponen dari mesin atau peralatan yang
menyebabkan mesin terhenti. Dalam hal ini kerusakan tidak dipengaruhi oleh
f (t )=λ e− λt (18)
t =waktu t ≥ 0
F ( t )=1−e−λt (19)
R ( t )=e− λt (20)
h ( t )=λ (23)
2. Distribusi Weibull
β −1 − t
β t ()
f (t )= ()
α α
e
α β
(24)
yaitu:
3. Distribusi Lognormal
62
kondisi yang bervariasi. Disini time to failur (t) dari suatu komponen
F ( t )=e
( σ
2 ) (31)
f (t )
h ( t )= (35)
R (t )
4. Distribusi Normal
paling penting baik dalam teori maupun aplikasi statistik. Fungsi-fungsi dari
distribusi Normal:
f (t )=
1
e
( t−µ
−
2σ )
2
(36)
σ √ (2 π )
63
Dimana:
F ( t )=e
−
( t−µ
σ )
2
(37)
f (t )
h ( t )=
R (t )
(40)
Mean time to Failure (MTTF) adalah nilai rata-rata atau waktu rata-rata
distribusi yaitu :
1. Exponential
1
MTTF= (41)
λ
Dimana :
64
2. Weibull
MTTF=αΓ 1+ ( 1β ) (42)
Dimana :
1
Nilai Γ (1+ ) didapat dari tabel fungsi Gamma
β
3. Lognormal
s2
MTTF=t med . e ()
2
(43)
Dimana :
4. Normal
MTTF=µ (44)
Dimana :
µ = nilai tengah
Mean time to Repair (MTTR) adalah nilai rata-rata atau waktu rata-rata
1. Exponential
1
MTTR= (45)
λ
Dimana :
λ= Failure rate
2. Weibull
MTTR=αΓ 1+ ( 1β ) (46)
Dimana :
θ = Scale parameter
β = Shape parameter
1
Nilai Γ (1+ ) didapat dari tabel fungsi Gamma
β
s2
MTTR=t med . e ( )
2
(47)
Dimana :
66