Sektor Publik
Posted on April 4, 2011
PENDAHULUAN
Setiap organisasi baik organisasi public maupun swasta memiliki tujuan yang hendak dicapai.
Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang dijabarkan dalam bentuk
program-program atau aktivitas.
Organisasi memerlukan sistem pengendalian manajemen untuk memberikan jaminan
dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi
dapat dicapai. Dengan tercapainya sebuah tujuan, manajemen organisasi dapat mengukur
bagaimana kinerjanya selama proses hinggga tujuan itu dapat tercapai dan dapat menilai
apakah manajemen itu sudah bekerja dengan baik. Dalam hal ini tujuan dari Akuntansi Sektor
Publik tidak untuk mencari keuntungan melainkam pelayanan terhadap masyarakat.
PEMBAHASAN
A. Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen diperlukan untuk menjamin terlaksananya strategi organisasi secara
efektif dan efisien. Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas, yaitu :
1. Perencanaan,
2. Koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi,
3. Komunikasi informasi,
4. Pengambilan keputusan,
5. Memotivasi orang-orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan
organisasi,
6. Pengendalian, dan
7. Penilaian kinerja.
Struktur organisasi harus sesuai dengan desain sistem pengendalian manajemen, karena
sistem pengendalian manajemen berfokus pada unit-unit organisasi sebagai pusat
pertanggungjawaban. Pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut merupakan basis
perencanaan, pengendalian, dan penilaian kerja.
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi formal
terdiri dari aktivitas formal dalam organisasi yang meliputi: (1) perumusan strategi (strategy
formulation), (2) perencanaan strategik (strategic planning), (3) penganggaran, (4)
operasional (pelaksanaan anggaran), dan (5) evaluasi kinerja. Saluran komunikasi informal
dapat dilakukan melalui komunikasi langsung, pertemuan informal, diskusi, atau melalui
metoda management by walking around.
Faktor-faktor yang mempengaruhi goal congruence tersebut dapat dikategorikan dalam dua
kelompok, yaitu faktor pengendalian formal dan faktor informal. Faktor pengendalian formal
misalnya adalah sistem pengendalian manajemen, sistem aturan (rules of the game), dan
reward & punishment system. Sementara itu, faktor informal terdiri atas faktor eksternal dan
internal. Faktor pengendalian informal yang bersifat eksternal, misalnya etos kerja dan
loyalitas karyawan, sedangkan yang bersifat internal misalnya: kultur organisasi (organitation
culture), gaya manajemen (management style), dan gaya komunikasi(communication style).
Perumusan strategi (Strategy Formulation)
Perumusan strategi adalah proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, target (outcome), arah
dan kebijakan, serta strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas dan tanggung
jawab manajemen puncak (top management). Perumusan strategi dapat bersifat tidak
sistematis dan tidak harus kaku.
Perumusan strategi yang dihasilkan dari proses perumusan srategi merupakan strategi global
(makro) atau dalam perusahaan disebut corporate level strategy. Strategi makro tersebut
kemudian dijabarkan (break down) menjadi strategi lebih mikro dalam bentuk program-
program, kegiatan, atau proyek.
Strategi organisasi ditetapkan untuk memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan
organisasi. Salah satu metode penentuan strategi adalah dengan menggunakan analisis SWOT
(strength, weakness, opportunity, threat). Analisis SWOT dikembangkan dengan
menganalisis faktor internal oragnisasi yang menjadi kekuatan dan kelemahan organisasi
(care competence) dan memperhitungkan faktor eksternal berupa ancaman dan peluang.
Berdasarkan analisis SWOT tersebut, organisasi dapat menentukan strategi terbaik untuk
mencapai tujuan organisasi.
Olsen dan Eadie (1982) menyatakan bahwa proses perumusan strategi terdiri atas lima
komponen dasar, yaitu:
· Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen eksekuitf
organisasi dan memberikan rerangka pengembangan strategi serta target yang akan dicapai.
· Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan
dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan strategik.
Sementara itu Bryson (1995) membuat model delapan langkah untuk memfasilitasi
proses perumusan strategi, yaitu:
Perbedaannya dengan perumusan strategi adalah perumusan strategi merupakan proses untuk
menentukan strategi, sedangkan perencanaan strategik adalahproses menentukan bagaimana
mengimplementasikan strategi tersebut. Hasil perencanaan strategik berupa rencana-rencana
strategik. Perencanaan strategik merupakan proses menurunkan strategi dalam bentuk
program-program.
Perencanaan strategik sangat penting bagi organisasi. Manfaat perencanaan strategik bagi
organisasi, antara lain:
2. Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi yang telah
ditetapkan,
3. Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang optimal (efektf
dan efisien),
4. Sebagai rerangka untuk pelaksanaan tindakan jangka pendek (short term action),
5. Sebagai sarana bagi manajemen untuk dapat memahami strategi organisasi secara lebih
jelas, dan
Tujuan utama perencanaan strategik adalah untuk meningkatkan komunikasi antara manajer
puncak dengan manajer level bawahnya. Adanya komunikasi ini akan memungkinkan terjadi
persetujuan antara manajer puncak dengan manajer level bawah mengenai strategi terbaik
untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan. Hal ini akan mendorong terwujudnya goal
congruence.
Perencanaan strategik bukan merupakan hasil akhir yang final. Perencanaan strategik perlu
ditranslasikan dalam bentuk tindakan-tindakan konkrit. Maka dari itu, perencanaan strategik
harus didukung oleh hal-hal berikut:
3. Kultur organisasi.
Struktur organisasi hendaknya dapat mendukung pelaksanaan strategi. Oleh karena itu, perlu
dilakukan restrukturisasi dan reoragnisasi (institutional reform) agar selaras dengan strategi
dan desain sistem pengendalian manajemen. Restrukturisasi tersebut didasarkan pada prinsip:
2. Pimpinan eksekutif bertanggung jawab untuk melaksanakan strategi dan arahan kebijakan
hingga level bawah.
3. Dewan bertanggung jawab secara kolektif untuk merencanakan strategi, kebijakan dan
otorisasi alokasi sumber daya, dan menilai kinerja manajemen (eksekutif).
Perencanaan strategik tidak akan efektif jika prosedur dan sistem pengendalian tidak sesuai
dengan strategi. Harus ada kejelasan wewenang dan tanggung jawab, pendelegasian
wewenang dan tugas. Selain itu harus didukung dengan adanya regulasi keuangan,
pengendalian personel, dan manajemen kompensasi yang jelas dan fair.
Penganggaran
Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik merupakan tahap
yang dominan. Proses penganggaran pada organisasi sektor publik memiliki karakteristik
yang agak berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta. Perbedaan tersebut terutama
adalah adanya pengaruh politk dalam proses penganggaran.
Peniliaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah tahap akhir dari proses pengendalian manajemen, yang merupakan
bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan sebagai alat pengendalian.
Pengendalian manajemen melalui sistem penilaian kinerja dilakukan dengan cara
menciptakan mekanisme reward & punishment. Sistem pemberian penghargaan (rewards)
dan hukuman (punishment) digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi. Bentuk
reward dpt berupa:
2. Nonfinansial, berupa pshycological reward dan social reward. Misalnya promosi jabatan,
penambahan tanggung jawab dan kepercayaan, otonomi yang lebih besar, penempatan kerja
di tempat yg lebih baik, dan pengakuan
1. Perencanaan
3. Komunikasi informasi
4. Pengambilan keputusan
5. Memotivasi orang-orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi
6. Pengendalian
7. Penilaian kinerja
Tujuannya adalah
1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit organisasi
yang dipimpinnya
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien
Manfaatnya untuk menciptakan hubungan yang optimal antara sumber daya input yang digunakan
dengan output yang dihasilkan dikaitkan dengan target kinerja. Input diukur dengan jumlah sumber
daya yang digunakan sedangkan output diukur dengan jumlah produk atau output yang dihasilkan.
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi formasl terdiri dari
aktivitas formal dalam organisasi yang meliputi: (1) perumusan strategi, (2) perencanaan strategik,
(3) penganggaran, (4) operasional (pelaksanaan anggaran), dan (5) evaluasi kinerja. Saluran
komunikasi informal dapat dilakukan melalui komunikasi langsung, pertemuan informal, diskusi,
atau melalui metoda management by walking around.
ELEMEN PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
1. Pengendalian preventif. Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan perumusan
strategi dan perencanaan strategik yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja
berdasarkan tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan.
2. Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan
3. Sebagai saran untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang optimal (efektif dan
efisien)
5. Sebagai sarana bagi manajemen untuk dapat memahami strategi organisasi secara lebih jelas
Tujuan utama perencanaan strategik adalah untuk meningkatkan komunikasi antara manajer puncak
dengan manajer level bawahnya.
1. Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen eksekutif
organisasi dan memberikan rerangka pengembangan strategi serta target yang akan dicapai
2. Analsis atau scanning lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan pengukuran faktor-faktor
eksternal yang sedang dan akan terjadi dan kondisi yang harus dipertimbangkan pada saat
merumuskan strategi organisasi.
3. Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan organisasi dalam hal berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan strategik
4. Perumusan, evaluasi, dan pemilihan strategi