Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan

menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan

individu sebagai anggota keluarga (Mubarak,W.I.dkk.2010). Pelaksanaan

asuhan keperawatan keluarga sangat diperlukan untuk kepentingan keluarga

maupun perawat, akan tetapi pada kenyataanya kelengkapan pengisian asuhan

keperawatan keluarga masih kurang perhatian sehingga masih banyak

ditemukan asuhan keperawatan yang isinya belum lengkap, padahal asuhan

keperawatan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dilaksanakan

sebagai salah satu bagian dari sistem informasi puskesmas.

Rahmat (2010) dalam penelitiannya di Puskesmas Rawat Inap Cilacap

melaporkan bahwa rerata proses keperawatan hanya 24,054%. Dan dari hasil

studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Puskesmas Siliwangi, dimana

pencapaian pembuatan asuhan keperawatan keluarga yang telah dijalankan

pada Tahun 2013 yaitu sekitar 48 KK yang setiap bulannya dilakukan

pembinaan minimal 1 bulan sekali pada 4 KK/Desa. Dan di Puskesmas DTP

Tarogong Kaler, pembuatan asuhan keperawatan keluarga yang telah

dijalankan pada Tahun 2013 yaitu sekitar 36 KK, yang setiap bulannya

dilakukan pembinaan minimal 1 bulan sekali pada 3-5 KK. Dimana target

1
2

pencapaian minimal asuhan keperawatan keluarga yang ditetapkan oleh

Provinsi Daerah selama 1 tahun itu mencapai 52 KK, yang setiap bulannya

dilakukan pembinaan minimal 1 bulan sekali dan setelah dilakukan beberapa

kali pembinaan keluarga tersebut dilepas.

Kurang maksimalnya pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga yang

dilaksanakan terkait dengan kemampuan dari pemberi asuhan yang masih jauh

dari apa yang diharapkan, baik itu dari tingkat pendidikan perawat yang

bervariasi, adanya keluhan beban kerja dari perawat yang terlalu sibuk

mengurus pasien di puskesmas, tidak ada waktu, dan tidak sempat, sehingga

dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga yaitu

meningkatkan kemandirian lima tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh

keluarga masih kurang maksimal. Lima tugas keluarga dalam mengatasi

masalah kesehatan secara mandiri diantaranya yaitu, mengenal masalah

kesehatan, memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah

kesehatan, melakukan tindakan keperawatan kesehatan kepada anggota

keluarga yang sakit, dan memelihara lingkungan sehingga dapat menunjang

peningkatan kesehatan keluarga, serta memanfaatkan sumber daya yang ada di

masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan (Sri, Arita, 2008 dalam

Agat, 2011).

Kunci utama dalam melakukan asuhan keperawatan yaitu pengkajian.

Menurut Rahmat (2010) dalam penelitiannya di Puskesmas Rawat Inap

Cilacap melaporkan bahwa rerata pada tahap pengkajian hanya 23,81%. Hal

ini disebabkan karena pada tahap pengkajian tidak dipenuhinya ketentuan-


3

ketentuan yang di tetapkan dalam standar proses keperawatan Depkes,

diantaranya adalah setelah melakukan pengkajian data tidak di kelompokan

menurut bio, psiko, social dan spiritual secara jelas.

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang

bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien.

Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi

secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Pengkajian

dilakukan guna mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan

kesehatan, dan keperawatan. Proses pengkajian dimulai dengan

mengidentifikasi data demografi dan sosio cultural, data lingkungan, struktur

dan fungsi keluarga, stress dan strategi koping keluarga serta perkembangan

keluarga.

Sejauh yang diketahui oleh peneliti pada pengkajian asuhan keperawatan

keluarga saat ini belum ada konsep tentang kebutuhan dasar keluarga, maka

dari itu peneliti mengemukakan konsep tentang kebutuhan dasar keluarga.

Menurut Orlando (dalam Atoilah,2013), kebutuhan atau keperluan adalah

segala sesuatu yang dirasakan oleh seseorang dan jika diberi / diterima dengan

baik maka akan segera merasa terpeuhi, sejahtera atau sehat. Sedangkan

menurut Kozier (1991) kebutuhan adalah sesuatu yang diinginkan, berguna

atau diperlukan / penting. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk

holistic yang utuh atau paduan dari unsur biologis, psikologis, social dan

spiritual (Alimul, 2006).


4

Menurut Yura (1983), teori kebutuhan manusia memandang manusia

sebagai suatu keterpaduan, keseluruhan yang terorganisir yang mendorong

untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan manusia dipandang sebagai

tekanan internal sebagai hasil dari perubahan keadaan system, dan tekanan ini

dinyatakan dengan perilaku untuk mencapai tujuan sehingga terpenuhinya

kebutuhan. Bila dipandang dari aspek keperawatan maka tekanan tersebut

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keperawatan dan kesehatan individu,

keluarga, kelompok maupun masyarakat (Atoilah, 2013).

Kebutuhan dasar keluarga merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh

keluarga dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis

keluarga. Kebutuhan dasar keluarga terdiri atas kebutuhan biologis, ekonomi,

spiritual, social, dan psikologis.

Salah satu tujuan dari keperawatan menurut Asmadi (2008) yaitu

mengembangkan standar keperawatan yang ada. Maka dari itu peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul "Pengembangan Pengkajian

Keperawatan Keluarga Berdasarkan Kebutuhan Dasar Keluarga Di Puskesmas

Siliwangi dan DTP Tarogong Kaler Garut Tahun 2014".

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana Pengembangkan Pengkajian Keperawatan

Keluarga Berdasarkan Kebutuhan Dasar Keluarga Di Puskesmas Siliwangi

dan DTP Tarogong Kaler Garut Tahun 2014”.


5

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui pengembangan pengkajian keperawatan keluarga

berdasarkan kebutuhan dasar keluarga di di Puskesmas Siliwangi dan

DTP Tarogong Kaler Garut Tahun 2014.

1.3.2. Tujuan Khusus

(1) Mengetahui pengembangan pengkajian keperawatan keluarga

berdasarkan kebutuhan dasar biologis.

(2) Mengetahui pengembangan pengkajian keperawatan keluarga

berdasarkan kebutuhan dasar ekonomi.

(3) Mengetahui pengembangan pengkajian keperawatan keluarga

berdasarkan kebutuhan dasar spiritual.

(4) Mengetahui pengembangan pengkajian keperawatan keluarga

berdasarkan kebutuhan dasar social.

(5) Mengetahui pengembangan pengkajian keperawatan keluarga

berdasarkan kebutuhan dasar psikologis.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pelajaran yang

sebenarnya bagi dunia keperawatan dalam melakukan pengkajian

keperawatan keluarga yang berdasarkan kebutuhan dasar keluarga.


6

1.4.2. Manfaat Teoritis

(1) Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan tambahan referensi

khususnya mengenai pengembangan pengkajian keperawatan keluarga

berdasarkan kebutuhan dasar keluarga di puskesmas.

(2) Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas

asuhan keperawatan keluarga di berbagai pelayanan kesehatan

masyarakat, misalnya setelah melakukan pengkajian data di

kelompokan menurut bio, psiko, social dan spiritual secara jelas. Juga

diharapkan dapat menggunakan format ini sebagai acuan dalam

pengkajian keluarga.

(3) Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk

penelitian selanjutnya yaitu tentang pengembangan pengkajian

keperawatan keluarga berdasarkan kebutuhan dasar keluarga dengan

sampel yang lebih berbeda. Dan dapat melakukan penelitian tentang

pengembangan intervensi keperawatan keluarga berdasarkan

kebutuhan dasar keluarga.

Anda mungkin juga menyukai