GENETIKA MIKROORGANISME
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VI
MALUKU HUSADA
AMBON
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan nikmat-Nya kepada kami. Kami sangat bersyukur karena telah diberikan nikmat kesempatan
dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini di buat
sebagai tugas mata kuliah MIKROBIOLOGI.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini dan juga terima kasih kepada Dosen MIKROBIOLOGI yang telah
memberikan kepercayaan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan baik dalam
penulisan maupun penyajian materinya. Untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya. Kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
Kelompok VI
DAFTAR ISI
COVER.........................................................................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................
3.2. Saran...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Genetika merupakan suatu cabang ilmu yang dinamis dan berkembang dengan cepat.
Penelaahnya dilakukan oleh beribu-ribu ilmuwan diseluruh dunia. Rekayasa genetika adalah
suatu segi baru studi genetika yang menjanjikan pada masyarakat baik perkembangan yang
menguntungkan maupun kemungkinan timbulnya akibat-akibat yang membawa bencana.
Penelaahan tentang genetika pertama kali dilakukan oleh seorang ahli botani bangsa Austria,
Gregor Mendel pada tanaman kacang polongnya. Pada tahun 1860-an ia menyilangkan galur-
galur kacang polong dan mempelajari akibat-akibatnya. Hasilnya antara lain terjadi perubahan-
perubahan pada warna, bentuk, ukuran, dan siat-sifat lain dari kacang polong tersebut.
Ilmu yang mempelajari cara pengekspresian informasi genetis yang terkandung dalam
molekul DNA serta mekanisme pengendalian hereditas pada organisme oleh DNA adalah
genetika . Molekul DNA yang ditemukan dalam sel terdiri dari dua rantai komplementer yang
berbentuk heliks dan saling membelitsehingga disebut heliks ganda atau double heliks.Masing-
masing rantai DNAterdiri dari empat jenis nukleotida, yang dapat dibedakan menurut jenis
basanitrogennya yaitu adenin (A), timin (T), sitosin (C), dan guanin (G).
Pada masa kini genetika telah mampu menjelaskan cara DNA mengendalikan sifat dan
mempertahankan proses yang penting di dalam sel hidup. Langkah pertama dalam
pengekspresian sifat yang dikandung DNA ialah dengan mencetak molekul RNA berdasarkan
urutan nukleotida pada DNA. Molekul RNAmerupakan polimer rantai tunggal yang terdiri dari
empat macam nukleotida yaitu adenin (A), urasil (U), sitosin (C) dan guanin (G). (Ristiati, 2000)
Genetika mikrobia telah mengungkapkan bahwa gen terdiri dari DNA, suatu pengamatan
yang melekat dasar bagi biologi molekuler. µGenetika bakteri mendasari perkembangan rekayasa
genetika, suatu teknologi yang bertanggung jawab terhadap perkembangan di bidang kedokteran.
Berdasarkan urian diatas, untuk mengetahui lebih lanjut pengemasan bahan genetik bakteri,
penyusun mengangkat judul “Genetika Mikroba”.
Penelaahan tentang genetika pertama kali dilakukan oleh seorang ahli botani bangsa
Austria, Gregor Mendel pada tanaman kacang polongnya. Pada tahun 1860-an ia menyilangkan
galur-galur kacang polong dan mempelajari akibat-akibatnya. Hasilnya antara lain terjadi
perubahan-perubahan pada warna, bentuk, ukuran, dan sifat-sifat lain dari kacang polong
tersebut. Penelitian inilah ia mengembangkan hukum-hukum dasar kebakaan. Hukum kebakaan
berlaku umum bagi semua bentuk kehidupan. Hukum-hukum mendel berlaku pada manusia dan
juga organisme. Percobaan terdahulu yang sangat populer dalam genetika, yakni lalat buah
Drosophila. Namun sekarang, percobaan -percobaan ilmu kebakaan dengan menggunakan bakteri
Escherichia coli. Bakteri ini di pilih karena paling mudah di pelajari pada taraf molekuler
sehingga merupakan organisme pilihan bagi banyak ahli genetika. Hal ini membantu
perkembangan bidang genetika mikroba. Jasad renik yang di pelajari dalam bidang genetika
mikroba meliputi bakteri, khamir, kapang, dan virus (Waluyo, 2005).
Genetika mikrobia telah mengungkapkan bahwa gen terdiri dari DNA, suatu pengamatan
yang melekat dasar bagi biologi molekuler. Penemuan selanjutnya dari bakteri telah
mengungkapkan adanya restriction enzymes (enzim restriksi) yang memotong DNA pada tempat
spesifik, menghasilkan fragmen potongan DNA. Plasmida diidentifikasikan sebagai elemen
genetika kecil yang mampu melakukan replikasi diri pada bakteri dan ragi. Pengenalan dari
sebuah fragmen potongan DNA kedalam suatu plasmid memungkinkan fragmen di perbanyak
(teramplifikasi). Amplifikasi regio DNA spesifik dapat di capai oleh enzim bakteri menggunakan
polymerase chain reaction (PCR) atau metode amplifikasi nukleotida berdasar enzim yang lain
(misalnya amplifikasi berdasar transkripsi). DNA yang di masukkan kedalam plasmid dapat di
kontrol oleh promoter ekspresi pada bakteri yang mengamati protein, di ekspresi pada tingkat
tinggi. Genetika bakteri mendasari perkembangan rekayasa genetika, suatu teknologi yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan di bidang kedokteran.
Kemudian timbul pertanyaan kalau mikroba berkembang biak dengan mekanisme yang
monoton seperti diatas maka terbentuk individu seragam tetapi pada kenyataanya tidak, sehingga
terjadi variasi mikroba. Sifat mikroba sangat bervariasi karena masing-masing mikroba
mempunyai kemampuan untuk beradaptasi terhadap pengaruh lingkunan sekitarnya. Mikroba
contohnya bakteri mempunyai populasi yang berkembang cepat dan beranekaragam variasinya.
Bakteri untuk memperoleh variasi yang beragam dapat melalui mutasi. Peristiwa seksual yang
semula diduga tidak terjadi, dapat dihasilkan oleh para ahli. Bahkan perpindahan bahan genetic
dapat didemontrasikan dari satu mikroba ke mikroba lainnya.
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pewarisan ciri dan keragaman
2. Untuk dapat mengetahui perubahan fenotip akibat perubahan lingkungan
3. Untuk dapat mengetahui tipe-tipe muatan bakteri
1.4. Manfaat
1. Dapat mengetahui pewarisan ciri dan keragaman
2. Dapat mengentahui perubahan fenotip akibat perubahan lingkungan
3. Dapat mengetahui tipe-tipe muatan bakteri
BAB II
PEMBAHASAN
Hal yang paling menonjol pada tipe perubahan fenotip adalah melibatkan sebagian besar
sel didalam perkembang biakan. perubahan fenotip semacam ini tidak diwariskan, melainkan
terjadi bila beberapa keadaan dalam lingkungan berubah. Kembalinya pada fenotip asli terjadi
bila lingkungan yang semula pulih kembali.
2. Rekombinasi Bakteri
Rekombinasi genetis ialah pembentukan suatu genotip baru melalui pemilihan
kembali gen-gen setelah terjadinya pertukaran genetis antara dua kromosom yang
berbeda dan mempunyai gen-gen serupa. Kromosom semacam ini disebut kromosom
homolog. Pertukaran ini tentu saja mengubah urutan nukleotida sehingga mengubah
informasi genetis yang dikandungnya. Pada bakteri, rekombinasi genetis dihasilkan
dari tiga tipe pemindahan gen yang menimbulkan variasi genetic yaitu : konjugasi,
transduksi, transformasi.
Konjugasi : merupakan pemindahan bahan genetic dari suatu sel bakteri yang
bertindak sebagai donor kepada sel bakteri yang bertindak sebagai resipien.
Pemindahan ini dikode oleh plasmid. Plasmid adalah unsur genetis
ekstrakromosomal (diluar kromosom) dan dapat melangsungkan replikasi
didalam sitoplasma sel bakteri. Plasmid adalah ptongan bundar DNA yang
merupakan gen tambahan. Bila unsur ekstrakromosomal dapat bereplikasi
dan terpadu kedalam kromosom bakteri disebut episom. Hal ini yang
membedakan episom dari plasmid karena plasmid tidak terpadu kedalam
kromosom. Pada bakteri gram negative misalnya E.coli, konjugasi terjadi
dengan cara perlekatan antara sel donor dengan sel resipien melalui pili seks
atau faktor F (faktor kesuburan). Pada bakteri gram positif misalnya
Streptococcus faecalis, perlekatan antara sel donor dan resipien tidak melalui
pili.
Transduksi : Merupakan proses pemindahan bahan genetic dari suatu bakteri
ke bakteri lain melalui bakteriofage menyerang bakteri maka DNA
bakteriofage diinjeksikan kedalam sel bakteri. Ada dua kemungkinan terjadi
yaitu :
DNA bakteriofage akan mengambil alih fungsi metabolisme bakteri
untuk memproduksi DNA dan protein bakteriofage kemudian terjadi
perakitan partikel virus dan akhirnya virus yang utuh akan keluar
dari sel bakteri ketika sel mengalami lisis.
DNA bakteriofage akan berinteraksi dengan DNA bakteri sehingga
terbentuklah bakteri yang bersifat lisogenik. Karena suatu sebab
yang belum diketahui maka bakteri yang bersifat lisogenik dapat
mengalami fasi liti. Dalam keadaan demikian, DNA bakteriofage
akan melepaskan diri fari DNA bakteri dan mengambil alih fungsi
metabolism untuk menghasilkan partikel virus yang baru seperti
halnya pada kemungkinan pertama
Transformasi
Transformasi merupakan proses pemindahan DNA telanjang yang
mengandung sejumlah terbatas informasi DNA dari satu sel ke sel yang lain.
DNA tersebut diperoleh dari sel donor melalui lisis secara alamiah atau
dengan cara ekstraksi kimiawi, begitu DNA diambil oleh sel resipien maka
terjadilah rekombinasi. Gejala transformasi ini pertama kali pada
Sterptococcus pneumoniae oleh F. Griffith pada tahun 1928. Pengamatannya
menunjukan bahwa ada dua macam tipe koloni pada bakteri tersebut yaitu
koloni halus yang bersifat patogen dan koloni kasar yang nonpatogen.
Dalam percobaannya ditemukan jika campuran tipe bakteri tipe halus yang
telah dimatikan dengan pemanasan dan sel tipe kasar hidup disuntikan pada
tikus maka tikus akan mati dan dari bangkai tikus dapat diisolasi bakteri tipe
halus yang masih hidup. Griffith mengatakan bahwa ada substansi yang
berasal dari bakteri tipe halus diambil oleh bakteri tipe kasar sehingga tipe
kasar ini berubah menjadi tipe halus yang patogen. Perubahan dari tipe kasar
ke tipe halus disebut transfotmasi
3. Transformasi
Transformasi adalah pemindahan materi genetic (ADN) bebas atau “bugil” dari
suatu sel ke sel yang lain. ADN diperoleh dari sel donor melalui lisis sel alamiah atau
dengan cara ekstraksi kimiawi. Begitu ADN diambil dari sel resipien, maka terjadilah
rekombinasi. Bakteri yang telah mewarisi penanda dari sel donor tersebut telah
tertransformasi. ADN penyebab transformasi dikenali oleh Oswald Avery, Colin
Macleod, dan Maclyn McCarty dalam tahun 1994. Mereka mendefinisikan ADN
sebagai substansi kimiawi yang menyebabkan sifat menurun. Beberapa bakteri yang
telah ditransformasikan antara lain. Streptococcus pneumoniae, Bacillus
Haemophilus, Neisseria, dan Rhizobium.
Setelah masuknya ADN ke dalam sel, satu utas dengan segera dirombak oleh
enzim deoksiribonuklese, sedangkan utas yang lain mengalami perpasangan basa
dengan bagian yang homolog pada kromosom sel resipien, lalu terpadu kedalam
ADN resipien. Karena perpasangan basa komplementer berlangsung antara satu utas
fragmen ADN donor dan suatu daerah khusus pada kromosom resipien, maka
hanyalah galur-galur bakteri yang berkerabat dekat dengan ditransformasikan.
Kondisi untuk pengambilan ADN donor kedalam sel-sel resipien terjadi hanya
selama fase pertumbuhan logaritmik. Selama periode ini, bakteri yang dapat
ditransformasikan disebut kompeten untuk mengambil dan menggabungkan ADN
donor. Bikana yang kompeten mungkin menghasilkan faktor protein ekstra seluler
yang rupanya bertindak dengan cara mengikat atau menjerat fragmen-fragmen ADN
donor pada situs-situs khusus pada permukaan bakteri.
Pentingnya transformasi sebagai mekanisme perubahan genetic secara alamiah
diragukan. Mungkin proses tersebut menjadi menyusul terjadinya lisis suatu
mikroorganisme dan pelepasan ADN-nya ke lingkungan sekitar, boleh jadi
transformasi antara galur-galur bakteri dengan virulensi rendah dapat menyebabkan
timbulnya sel-sel dengan virulensi tinggi. Tetap fenomena transformasi telah terbukti
sangat berguna dalam penelitian-penelitian genetic bakteri di laboratorium, terutama
untuk memetakan kromosom bakteri.
4. Konjugasi
Konjugasi atau perkawinan adalah pemindahan materi genetic antara sel-sel yang
kontak satu sama lain secara fisik. Berbeda dengan transformasi dan transduksi yang
hanya fragmen-fragmen kecil kromosom yang dipindahkan, pada konjugasi yang
dipindahkan adalah fragmen besar, dan pada kasus-kasus tertentu bahkan seluru
kromosom.
Konjugasi pada bakteri pertama kali sering ditunjukan oleh Lederberg dan Tatum
pada tahun 1946. Mereka menggambukan dengan dua galur muatan Escherhia coli
yang berbeda yang tidak mampu mensintesis satu atau lebih faktor tumbuh esensial
dan memberikan kesempatan untuk kawin. Kemudian mereka mencawakan biakan
campuran tersebut kedalam medium minimal yang hanya menunjang pertumbuhan
galur-galur tipe liar. Ketika mereka menemukan koloni-koloni tipe liar, mereka tahu
bahwa koloni-koloni tersebut merupakan hasil rekombinasi genetic melalui konjugasi
antara galur-galur muatan.
Konjugasi pada bakteri dapat dipahami lebih jelas ketika ditemukan bahwa ada
diferensiasi seksual pada Escherichia coli. Ada tipe-tipe perkawinan yang berbeda-
beda pada bakteri tersebut. Sel jantan mengandung sepotong ADN yang kecil dan
bundar (sirkuler), di dalam sitoplasma dan tidak merupakan bagian dari kromosom
yang dinamakan faktor seks atau faktor F (faktor kesuburan+fertility factor). Sel ini
disebut sebagai F+ dan tidak merupakan sel donor dalam perkawinan. Sel Betina
dinamakan F- dan tidak memiliki faktor tersebut, dianggap sebagai sel resipien.
Persilangan anatara dua galur F- tidak menghasilkan rekombinan. Pada persilangan
F+=xF-, yang jantan mereplikasikan daktor seksnya, dan satu kopi darinya hampir
selalu dipindahkan ke sel resipien. Sel F- diubah menjadi sel F+ dan mampu menjadi
donoro. Karena itu, selama sel-sel itu tumbuh proses konjugasi dapat berlanjut
melalui penularan dengan pemindahan faktor seks secara berulang-ulang.
Pemindahan daktor F di dalam persilangan F+ x F- terjadi dengan frekuensi yang
mendekati 100%. Tetapi pembentukan rekombinasi dalam persilangan F+ x F- terjadi
dengan frekuensi rendah yakni sekitar 1 rekombinan per 10 pangkat 4 sampai 10
pangkat 5. Sehingga jelas bahwa pemindahan faktor F tidak tergantung pada
pemindahan gen-gen kromosomal.
3.1. Kesimpulan
Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang hereditas (sifat turun-temurun) sifat induk
dan variasi sifat karatteristik mikroba. Hereditas adalah pengawetan sifat-sifat struktur dan fungsi
pada keturunan-keturunan berikutnya. Perkecualian atau penyimpangan yang terjadi pada
keturunan suatu organisme berbeda dalam satu atau beberapa sifat induknya. Penyimpangan-
penyimpangan dan pengawetan sifat-sifat semacam itu dikenal dengan variasi. Variasi dapat
terjadi karena perubahan genetic dan evolusi. Diduga peristiwa perkawinan tidak terjadi pada
bakteri. Mikroba hanya berkembang biak dengan mekanisme aseksual melalui pembelahan diri.
Maka para ahli menggolongkan mikroba bersama-sama dengan alga biru dalam schizophyta.
3.2. Saran
Demikian makalah ini kami buat berdasarkan sumber-sumber yang ada. Dengan membaca
makalah ini semoga menambah pengetahuan mengenai Genetika Mikroorganisme. Kami
menyadari bahwa, masih banyak kekurangan didalam penulisan makalah ini sehingga perlu bagi
kami dari para pembaca untuk memberikan kritik dan saran
DAFTAR PUSTAKA
Suharni, Tri Theresia, Dkk. 2008. Mikrobiologi Umum. Universitas Atma Jaya : Yogyakarta
Yahrurachman, Agus. 1994. Mikrobiologi Kedokteran ed. Revisi. Bina Rupa Aksara : Jakarta
Soal dan jawaban dari Materi Genetika Mikroorganisme