Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MIKROBIOLOGI

GENETIKA MIKROORGANISME

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK VI

1. ARGA RIZQIATI WAHID (082199820482)


2. DWI INTAN SAFIRA WALLY (082246057113)
3. GRACE DE QOULEJOE (0811477707)
4. HARDIANI WINDY FABANYO (082248145400)
5. NAFSIA TIAKOLY (081381882210)
6. PARADILA LUMAELA (082239017736)
7. RAHMATIA (082197518181)
8. SAFITRI RIAN SUTATMO (081344178640)
9. SURYATI LAMBAANA (081247360757)
10. YUYUN AMALIA ALI (081248755573)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MALUKU HUSADA

AMBON

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan nikmat-Nya kepada kami. Kami sangat bersyukur karena telah diberikan nikmat kesempatan
dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini di buat
sebagai tugas mata kuliah MIKROBIOLOGI.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini dan juga terima kasih kepada Dosen MIKROBIOLOGI yang telah
memberikan kepercayaan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan baik dalam
penulisan maupun penyajian materinya. Untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya. Kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Ambon, 05 Juni 2020

Penulis

Kelompok VI
DAFTAR ISI

COVER.........................................................................................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................

1.1. Latar Belakang................................................................................................................


1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................
1.3. Tujuan.............................................................................................................................
1.4. Manfaat...........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................

2.1. Pewarisan Ciri Dan Keseragaman...................................................................................


2.2. Perubahan Fenotip Akibat Perubahan Lingkungan..........................................................
2.3. Tipe-Tipe Muatan Bakteri...............................................................................................

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................

3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................
3.2. Saran...............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang hereditas (sifat turun-temurun) sifat
induk dan variasi sifat karatteristik mikroba. Hereditas adalah pengawetan sifat-sifat struktur dan
fungsi pada keturunan-keturunan berikutnya. Perkecualian atau penyimpangan yang terjadi pada
keturunan suatu organisme berbeda dalam satu atau beberapa sifat induknya. Penyimpangan-
penyimpangan dan pengawetan sifat-sifat semacam itu dikenal dengan variasi. Variasi dapat
terjadi karena perubahan genetic dan evolusi. Diduga peristiwa perkawinan tidak terjadi pada
bakteri. Mikroba hanya berkembang biak dengan mekanisme aseksual melalui pembelahan diri.
Maka para ahli menggolongkan mikroba bersama-sama dengan alga biru dalam schizophyta.

Genetika merupakan suatu cabang ilmu yang dinamis dan berkembang dengan cepat.
Penelaahnya dilakukan oleh beribu-ribu ilmuwan diseluruh dunia. Rekayasa genetika adalah
suatu segi baru studi genetika yang menjanjikan pada masyarakat baik perkembangan yang
menguntungkan maupun kemungkinan timbulnya akibat-akibat yang membawa bencana.
Penelaahan tentang genetika pertama kali dilakukan oleh seorang ahli botani bangsa Austria,
Gregor Mendel pada tanaman kacang polongnya. Pada tahun 1860-an ia menyilangkan galur-
galur kacang polong dan mempelajari akibat-akibatnya. Hasilnya antara lain terjadi perubahan-
perubahan pada warna, bentuk, ukuran, dan siat-sifat lain dari kacang polong tersebut.

Ilmu yang mempelajari cara pengekspresian informasi genetis yang terkandung dalam
molekul DNA serta mekanisme pengendalian hereditas pada organisme oleh DNA adalah
genetika . Molekul DNA yang ditemukan dalam sel terdiri dari dua rantai komplementer yang
berbentuk heliks dan saling membelitsehingga disebut heliks ganda atau double heliks.Masing-
masing rantai DNAterdiri dari empat jenis nukleotida, yang dapat dibedakan menurut jenis
basanitrogennya yaitu adenin (A), timin (T), sitosin (C), dan guanin (G).

Pada masa kini genetika telah mampu menjelaskan cara DNA mengendalikan sifat dan
mempertahankan proses yang penting di dalam sel hidup. Langkah pertama dalam
pengekspresian sifat yang dikandung DNA ialah dengan mencetak molekul RNA berdasarkan
urutan nukleotida pada DNA. Molekul RNAmerupakan polimer rantai tunggal yang terdiri dari
empat macam nukleotida yaitu adenin (A), urasil (U), sitosin (C) dan guanin (G). (Ristiati, 2000)

Genetika mikrobia telah mengungkapkan bahwa gen terdiri dari DNA, suatu pengamatan
yang melekat dasar bagi biologi molekuler. µGenetika bakteri mendasari perkembangan rekayasa
genetika, suatu teknologi yang bertanggung jawab terhadap perkembangan di bidang kedokteran.
Berdasarkan urian diatas, untuk mengetahui lebih lanjut pengemasan bahan genetik bakteri,
penyusun mengangkat judul “Genetika Mikroba”.

Penelaahan tentang genetika pertama kali dilakukan oleh seorang ahli botani bangsa
Austria, Gregor Mendel pada tanaman kacang polongnya. Pada tahun 1860-an ia menyilangkan
galur-galur kacang polong dan mempelajari akibat-akibatnya. Hasilnya antara lain terjadi
perubahan-perubahan pada warna, bentuk, ukuran, dan sifat-sifat lain dari kacang polong
tersebut. Penelitian inilah ia mengembangkan hukum-hukum dasar kebakaan. Hukum kebakaan
berlaku umum bagi semua bentuk kehidupan. Hukum-hukum mendel berlaku pada manusia dan
juga organisme. Percobaan terdahulu yang sangat populer dalam genetika, yakni lalat buah
Drosophila. Namun sekarang, percobaan -percobaan ilmu kebakaan dengan menggunakan bakteri
Escherichia coli. Bakteri ini di pilih karena paling mudah di pelajari pada taraf molekuler
sehingga merupakan organisme pilihan bagi banyak ahli genetika. Hal ini membantu
perkembangan bidang genetika mikroba. Jasad renik yang di pelajari dalam bidang genetika
mikroba meliputi bakteri, khamir, kapang, dan virus (Waluyo, 2005).

Genetika mikrobia tradisional terutama berdasarkan pada pengamatan atau observasi


perkembangan secara luas. Variasi fenotif telah diamati berdasarkan kemampuan gen untuk
tumbuh dibawah kondisi terseleksi, misalnya bakteri yang mengandung satu gen yang resisten
terhadap ampisilin dapat dibedakan dari bakteri kekurangan gen selama pertumbuhannya dalam
lingkungan yang mengandung antibiotik sebagai suatu bahan penyeleksi. Catatan, bahwa seleksi
gen memerlukan ekspresinya dibawah kondisi yang tepat, dapat diamati pada tingkat fenotif.

Genetika mikrobia telah mengungkapkan bahwa gen terdiri dari DNA, suatu pengamatan
yang melekat dasar bagi biologi molekuler. Penemuan selanjutnya dari bakteri telah
mengungkapkan adanya restriction enzymes (enzim restriksi) yang memotong DNA pada tempat
spesifik, menghasilkan fragmen potongan DNA. Plasmida diidentifikasikan sebagai elemen
genetika kecil yang mampu melakukan replikasi diri pada bakteri dan ragi. Pengenalan dari
sebuah fragmen potongan DNA kedalam suatu plasmid memungkinkan fragmen di perbanyak
(teramplifikasi). Amplifikasi regio DNA spesifik dapat di capai oleh enzim bakteri menggunakan
polymerase chain reaction (PCR) atau metode amplifikasi nukleotida berdasar enzim yang lain
(misalnya amplifikasi berdasar transkripsi). DNA yang di masukkan kedalam plasmid dapat di
kontrol oleh promoter ekspresi pada bakteri yang mengamati protein, di ekspresi pada tingkat
tinggi. Genetika bakteri mendasari perkembangan rekayasa genetika, suatu teknologi yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan di bidang kedokteran.

Kemudian timbul pertanyaan kalau mikroba berkembang biak dengan mekanisme yang
monoton seperti diatas maka terbentuk individu seragam tetapi pada kenyataanya tidak, sehingga
terjadi variasi mikroba. Sifat mikroba sangat bervariasi karena masing-masing mikroba
mempunyai kemampuan untuk beradaptasi terhadap pengaruh lingkunan sekitarnya. Mikroba
contohnya bakteri mempunyai populasi yang berkembang cepat dan beranekaragam variasinya.
Bakteri untuk memperoleh variasi yang beragam dapat melalui mutasi. Peristiwa seksual yang
semula diduga tidak terjadi, dapat dihasilkan oleh para ahli. Bahkan perpindahan bahan genetic
dapat didemontrasikan dari satu mikroba ke mikroba lainnya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pewarisan ciri dan keragaman ?
2. Apa yang dimaksud dengan perubahan fenotip akibat perubahan lingkungan ?
3. Apa yang dimaksud dengan tipe-tipe muatan bakteri ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pewarisan ciri dan keragaman
2. Untuk dapat mengetahui perubahan fenotip akibat perubahan lingkungan
3. Untuk dapat mengetahui tipe-tipe muatan bakteri

1.4. Manfaat
1. Dapat mengetahui pewarisan ciri dan keragaman
2. Dapat mengentahui perubahan fenotip akibat perubahan lingkungan
3. Dapat mengetahui tipe-tipe muatan bakteri
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pewarisan ciri Dan Keseragaman


Ciri khas semua bentuk kehidupan, dari segi pandangan genetike adalah kemantapan
umum atau keseman ciri-ciri keterunan dan tetuannya. Mikroorganisme sebagai makhluk hidup
juga meneruskan ciri-ciri kepada keturunannya. Hal ini dapat dibuktikan dengan mengidentifikasi
spesies mikroba, bahkan galur-galur mikroba yang menunjukan bahwa mikroba tersebut mampu
meneruskan informasi genetic dari generasi ke generasi berikutnya dengan cepat.

Disamping pewarisan ciri-ciri yang menyebabkan sifat tetap, progeny memperlihatkan


(mengekspresikan) keragaman (variasi) perubahan-perubahan ini berkaitan dengan dua sifat dasar
sel atau organisme yakni fenotif dan genotif. Genotip mengaku pada komposisi genetika sel
(genom). Fenotif merupakan ekspresi genotip dalam bentuk sifat-sifat dalam bentuk yang dapat
diamati bagi sel atau organisme yang bersangkutan. Dengan kata lain genotif merupakan
kemampuan genetika jasad renik, sedangkan fenotif merupakan sifat yang terlihat sesungguhnya
karena faktor lingkungan.

Genotif perkembang biakan mikroba relative konstan selama pertumbuhannya, tetapi


dapat berubah karena mutasi. Perubahan ini mengakibatkan berubahnya fenotif sel. Variasi
genetika yang timbul didalam suatu sel mikroba dapat disebabkan karena mutasi. Mutasi adalah
perubahan didalam gen sel jasad renik yang berakibat perubahan morfologi dan biokimia didalam
sel. Mutasi pada jasad renik dapat terjadi secara spontan atau dengan pemberian suatu mutagen.
Yakni komponen yang bersifat mutagenic (penyebab mutasi).

2.2. Perubahan Fenotif Akibat Perubahan Lingkungan


Fenotif suatu populasi mikroba dipengaruhi oleh faktor lingkungan, dan dapat diamati
bila mikroba tersebut ditumbuhkan pada berbagai medium yang berbeda. Sifat-sifat fenotif yang
dapat terlihat langsung misalnya, perbedaan dalam morfologi sel dan penampakan koloni.
Sebagai contoh, bakteri pembentuk kapsul yang ditumbuhkan pada medium yang mengandung
karbohidrat tinggi akang membentuk kapsul lebuh tebal dan membentuk koloni yang berlendir.
Spora dan flagel juga dapat dihambat oleh komponen-komponen tertentu didalam medium.
Sejauh mana informasi genetic (genotip) diekspresikan tergantung dari faktor lingkungan.
Contohnya, suatu bakteri yang bersifat anaerob fakulatif akan menghasilkan produk-produk akhir
metabolisme, tergantung dari ada tidaknya oksigen selama pertumbuhan. Ada tidaknya oksigen
menentukan enzim-enzim mana yang berfungsi dan mana yang tidak. Sesungguhnya disuatu
lingkungan tertentu pengetahuan tentang faktor-faktor yang mengatur aktivitas genetic
merupakan aspek yang amat penting untuk memahami metabolism sel.

Hal yang paling menonjol pada tipe perubahan fenotip adalah melibatkan sebagian besar
sel didalam perkembang biakan. perubahan fenotip semacam ini tidak diwariskan, melainkan
terjadi bila beberapa keadaan dalam lingkungan berubah. Kembalinya pada fenotip asli terjadi
bila lingkungan yang semula pulih kembali.

Aspek lingkungan lainnya yang dapat mempengaruhi sifat fenotip mikroorganisme


adalah suhu pertumbuhan. Sebagai contoh, staphylococceus aureus dan serratia marcescens
hanya dapat memproduksi pigmen pada suhu kamar. Beberapa mikroba yang lain hanya
memproduksi enzim terinduksi jika pada substrat yang spesifik, misalnya penisilinase (beta-
laktamase) yang diproduksi oleh Staphylococeus aureus jika dalam medium yang mengandung
penisilin. Sebaliknya enzim pemecah suatu komponen dapat dihambat sintesisnya jika medium
mengandung produk hasil pemecahan komponen tersebut.
1. Mutagen
Mutagen adalah senyawa kimia atau faktor fisikawi yang dapat menyebabkan mutasi.
Misalnya sinar ultraviolet merupakan mutagen karena UV dapat menembus sel dan
diabsorpso dengan kuat oleh timin dan sitosin. Absorpsi UV oleh timin menyebabkan
terbentuknya dimer rimin yang berdekatan sehingga dapat mengubah DNA yang
akan mengganggu replikasi. Senyawa kimia yang menyebabkan mutasi misalnya
HNO2, karena asam ini menimbulkan deaminasi pada basa nitrogen nukleotida.
Asam nitrit dapat mengubah adenine menjadi hipoxantin, sitosin menjadi urasil dan
guanine menjadi xantin. Senyawa kimia mutagen yang lain ialah analog basa yaitu
senyawa kimia yang strukturnya cukup menyamai basa DNA yang normal sehingga
dapat menggantikannya selama berlangsungnya replikasi DNA. Meskipun
strukturnya mirip, ana;pg basa tidak mempunyai sifat ikatan hydrogen yang sama
seperti basa normal. Karena itu dapat menyebabkan terjadinya kesalahan dalam
replikasi yang menyebabkan mutasi. Misalnya 2-aminopurin adalah analog adenine
dan dapat berpasangan dengan timin atau sitosin. 5-bromurasil adalah analog timin
dan dapat berpasangan dengan adenine atau guanine. Selain itu sinar x, sinar y dan
partikel energy tinggi sangat berpotensi sebagai mutagen.

2. Rekombinasi Bakteri
Rekombinasi genetis ialah pembentukan suatu genotip baru melalui pemilihan
kembali gen-gen setelah terjadinya pertukaran genetis antara dua kromosom yang
berbeda dan mempunyai gen-gen serupa. Kromosom semacam ini disebut kromosom
homolog. Pertukaran ini tentu saja mengubah urutan nukleotida sehingga mengubah
informasi genetis yang dikandungnya. Pada bakteri, rekombinasi genetis dihasilkan
dari tiga tipe pemindahan gen yang menimbulkan variasi genetic yaitu : konjugasi,
transduksi, transformasi.
 Konjugasi : merupakan pemindahan bahan genetic dari suatu sel bakteri yang
bertindak sebagai donor kepada sel bakteri yang bertindak sebagai resipien.
Pemindahan ini dikode oleh plasmid. Plasmid adalah unsur genetis
ekstrakromosomal (diluar kromosom) dan dapat melangsungkan replikasi
didalam sitoplasma sel bakteri. Plasmid adalah ptongan bundar DNA yang
merupakan gen tambahan. Bila unsur ekstrakromosomal dapat bereplikasi
dan terpadu kedalam kromosom bakteri disebut episom. Hal ini yang
membedakan episom dari plasmid karena plasmid tidak terpadu kedalam
kromosom. Pada bakteri gram negative misalnya E.coli, konjugasi terjadi
dengan cara perlekatan antara sel donor dengan sel resipien melalui pili seks
atau faktor F (faktor kesuburan). Pada bakteri gram positif misalnya
Streptococcus faecalis, perlekatan antara sel donor dan resipien tidak melalui
pili.
 Transduksi : Merupakan proses pemindahan bahan genetic dari suatu bakteri
ke bakteri lain melalui bakteriofage menyerang bakteri maka DNA
bakteriofage diinjeksikan kedalam sel bakteri. Ada dua kemungkinan terjadi
yaitu :
 DNA bakteriofage akan mengambil alih fungsi metabolisme bakteri
untuk memproduksi DNA dan protein bakteriofage kemudian terjadi
perakitan partikel virus dan akhirnya virus yang utuh akan keluar
dari sel bakteri ketika sel mengalami lisis.
 DNA bakteriofage akan berinteraksi dengan DNA bakteri sehingga
terbentuklah bakteri yang bersifat lisogenik. Karena suatu sebab
yang belum diketahui maka bakteri yang bersifat lisogenik dapat
mengalami fasi liti. Dalam keadaan demikian, DNA bakteriofage
akan melepaskan diri fari DNA bakteri dan mengambil alih fungsi
metabolism untuk menghasilkan partikel virus yang baru seperti
halnya pada kemungkinan pertama
 Transformasi
Transformasi merupakan proses pemindahan DNA telanjang yang
mengandung sejumlah terbatas informasi DNA dari satu sel ke sel yang lain.
DNA tersebut diperoleh dari sel donor melalui lisis secara alamiah atau
dengan cara ekstraksi kimiawi, begitu DNA diambil oleh sel resipien maka
terjadilah rekombinasi. Gejala transformasi ini pertama kali pada
Sterptococcus pneumoniae oleh F. Griffith pada tahun 1928. Pengamatannya
menunjukan bahwa ada dua macam tipe koloni pada bakteri tersebut yaitu
koloni halus yang bersifat patogen dan koloni kasar yang nonpatogen.
Dalam percobaannya ditemukan jika campuran tipe bakteri tipe halus yang
telah dimatikan dengan pemanasan dan sel tipe kasar hidup disuntikan pada
tikus maka tikus akan mati dan dari bangkai tikus dapat diisolasi bakteri tipe
halus yang masih hidup. Griffith mengatakan bahwa ada substansi yang
berasal dari bakteri tipe halus diambil oleh bakteri tipe kasar sehingga tipe
kasar ini berubah menjadi tipe halus yang patogen. Perubahan dari tipe kasar
ke tipe halus disebut transfotmasi

3. Transformasi
Transformasi adalah pemindahan materi genetic (ADN) bebas atau “bugil” dari
suatu sel ke sel yang lain. ADN diperoleh dari sel donor melalui lisis sel alamiah atau
dengan cara ekstraksi kimiawi. Begitu ADN diambil dari sel resipien, maka terjadilah
rekombinasi. Bakteri yang telah mewarisi penanda dari sel donor tersebut telah
tertransformasi. ADN penyebab transformasi dikenali oleh Oswald Avery, Colin
Macleod, dan Maclyn McCarty dalam tahun 1994. Mereka mendefinisikan ADN
sebagai substansi kimiawi yang menyebabkan sifat menurun. Beberapa bakteri yang
telah ditransformasikan antara lain. Streptococcus pneumoniae, Bacillus
Haemophilus, Neisseria, dan Rhizobium.
Setelah masuknya ADN ke dalam sel, satu utas dengan segera dirombak oleh
enzim deoksiribonuklese, sedangkan utas yang lain mengalami perpasangan basa
dengan bagian yang homolog pada kromosom sel resipien, lalu terpadu kedalam
ADN resipien. Karena perpasangan basa komplementer berlangsung antara satu utas
fragmen ADN donor dan suatu daerah khusus pada kromosom resipien, maka
hanyalah galur-galur bakteri yang berkerabat dekat dengan ditransformasikan.
Kondisi untuk pengambilan ADN donor kedalam sel-sel resipien terjadi hanya
selama fase pertumbuhan logaritmik. Selama periode ini, bakteri yang dapat
ditransformasikan disebut kompeten untuk mengambil dan menggabungkan ADN
donor. Bikana yang kompeten mungkin menghasilkan faktor protein ekstra seluler
yang rupanya bertindak dengan cara mengikat atau menjerat fragmen-fragmen ADN
donor pada situs-situs khusus pada permukaan bakteri.
Pentingnya transformasi sebagai mekanisme perubahan genetic secara alamiah
diragukan. Mungkin proses tersebut menjadi menyusul terjadinya lisis suatu
mikroorganisme dan pelepasan ADN-nya ke lingkungan sekitar, boleh jadi
transformasi antara galur-galur bakteri dengan virulensi rendah dapat menyebabkan
timbulnya sel-sel dengan virulensi tinggi. Tetap fenomena transformasi telah terbukti
sangat berguna dalam penelitian-penelitian genetic bakteri di laboratorium, terutama
untuk memetakan kromosom bakteri.
4. Konjugasi
Konjugasi atau perkawinan adalah pemindahan materi genetic antara sel-sel yang
kontak satu sama lain secara fisik. Berbeda dengan transformasi dan transduksi yang
hanya fragmen-fragmen kecil kromosom yang dipindahkan, pada konjugasi yang
dipindahkan adalah fragmen besar, dan pada kasus-kasus tertentu bahkan seluru
kromosom.
Konjugasi pada bakteri pertama kali sering ditunjukan oleh Lederberg dan Tatum
pada tahun 1946. Mereka menggambukan dengan dua galur muatan Escherhia coli
yang berbeda yang tidak mampu mensintesis satu atau lebih faktor tumbuh esensial
dan memberikan kesempatan untuk kawin. Kemudian mereka mencawakan biakan
campuran tersebut kedalam medium minimal yang hanya menunjang pertumbuhan
galur-galur tipe liar. Ketika mereka menemukan koloni-koloni tipe liar, mereka tahu
bahwa koloni-koloni tersebut merupakan hasil rekombinasi genetic melalui konjugasi
antara galur-galur muatan.
Konjugasi pada bakteri dapat dipahami lebih jelas ketika ditemukan bahwa ada
diferensiasi seksual pada Escherichia coli. Ada tipe-tipe perkawinan yang berbeda-
beda pada bakteri tersebut. Sel jantan mengandung sepotong ADN yang kecil dan
bundar (sirkuler), di dalam sitoplasma dan tidak merupakan bagian dari kromosom
yang dinamakan faktor seks atau faktor F (faktor kesuburan+fertility factor). Sel ini
disebut sebagai F+ dan tidak merupakan sel donor dalam perkawinan. Sel Betina
dinamakan F- dan tidak memiliki faktor tersebut, dianggap sebagai sel resipien.
Persilangan anatara dua galur F- tidak menghasilkan rekombinan. Pada persilangan
F+=xF-, yang jantan mereplikasikan daktor seksnya, dan satu kopi darinya hampir
selalu dipindahkan ke sel resipien. Sel F- diubah menjadi sel F+ dan mampu menjadi
donoro. Karena itu, selama sel-sel itu tumbuh proses konjugasi dapat berlanjut
melalui penularan dengan pemindahan faktor seks secara berulang-ulang.
Pemindahan daktor F di dalam persilangan F+ x F- terjadi dengan frekuensi yang
mendekati 100%. Tetapi pembentukan rekombinasi dalam persilangan F+ x F- terjadi
dengan frekuensi rendah yakni sekitar 1 rekombinan per 10 pangkat 4 sampai 10
pangkat 5. Sehingga jelas bahwa pemindahan faktor F tidak tergantung pada
pemindahan gen-gen kromosomal.

2.3. Tipe – tipe Mutan Bakteri


Karena semua sifat sel-sel hidup pada akhirnya dikendalikan oleh gen. Maka ciri sel yang mana
pun dapat berubah karena mutasi. Berbagai ragam mutan bakteri telah diisolasi dan dipelajari
secara intensif. Beberapa dan tipe - tipe utama mutan adalah sebagai berikut:
1. Mutan yang memperlihatkan toleransi yang meningkat terhadap unsur - unsur
penghambat, terutama antibiotik (mutan yang resisten terhadap antibiotik atau obat-
obatan).
2. Mutan yang menunjukkan kemampuan fermentasi yang berubah, atau meningkatnya
atau berkurangnya kapasitas untuk menghasilkan beberapa produk akhir.
3. Mutan yang mempunyai defisiensi akan nutrisi, yaitu membutuhkan medium yang lebih
kompleks untuk tumbuhnya ketimbang biakan aslinya.
4. Mutan yang memperlihatkan perubahan dalam bentuk koloni atau kemampuan untuk
menghasilkan pigmen.
5. Mutan yang menunjukkan perubahan pada struktur permukaan dan komposisi selnya
(mutan antigenetik).
6. Mutan yang resisten terhadap aksi bakteriofage.
7. Mutan yang memperlihatkan beberapa perubahan pada cul-du morfologis, misalnya
hilangnya kemampuan untuk, menghasilkan spora, kapsul, atau flagel.
Dan daftar diatas jelas bahwa semua ciri khas bakteri dapat berubah melalui  proses mutasi.
Juga jelas bahwa beberapa dan perubahan-perubahan khusus yang disebabkan oleh mutasi
ternyata serupa atau sama dengan yang diakibatkan oleh perubahan kondisi lingkungan.
Maka dan itu perlu dipastikan secara eksperimental bahwa suatu perubahan Itu  benar-benar
disebabkan oleh mutasi dan bukanlah merupakan tangggapan terhadap lingkungan. Ada
banyak implikasi praktis yang berkaitan dengan terjadinya mutan mikrobe. Hal ini
digambarkan oleh contoh-contoh berikut:
1. Diketahui ada beberapa mikroorganisme yang menggambarkan resistensi terhadap
antibiotik-antibiotik tertentu akibat mutasi. Kenyataan ini sangat penting dalam
pengobatan penyakit karena antibiotik yang pada mulanya efektif untuk
mengendalikan suatu infeksi bakterial menjadi kurang atau tidak lagi efektlf ketika
muncul mutan-mutan yang resisten terhadap antibiotik yang bersangkutan.
2. Dapat diisolasi mutan biokimiawi yang mampu menghasilkan suatu produk akhir
dalam jumlah besar. Hal ini penting dalam Industri.
3. Pemeliharaan biakan murni spesies-spesies jasad renik yang tipikal mensyaratkan
tercegahnya mutasi, kalau tidak, maka biakan tersebut tidak akan tipikal lagi.
4. Mutan mikrobe telah digunakan secara meluas di dalam penyelidikan berbagai
proses  biokimiawi.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang hereditas (sifat turun-temurun) sifat induk
dan variasi sifat karatteristik mikroba. Hereditas adalah pengawetan sifat-sifat struktur dan fungsi
pada keturunan-keturunan berikutnya. Perkecualian atau penyimpangan yang terjadi pada
keturunan suatu organisme berbeda dalam satu atau beberapa sifat induknya. Penyimpangan-
penyimpangan dan pengawetan sifat-sifat semacam itu dikenal dengan variasi. Variasi dapat
terjadi karena perubahan genetic dan evolusi. Diduga peristiwa perkawinan tidak terjadi pada
bakteri. Mikroba hanya berkembang biak dengan mekanisme aseksual melalui pembelahan diri.
Maka para ahli menggolongkan mikroba bersama-sama dengan alga biru dalam schizophyta.

3.2. Saran
Demikian makalah ini kami buat berdasarkan sumber-sumber yang ada. Dengan membaca
makalah ini semoga menambah pengetahuan mengenai Genetika Mikroorganisme. Kami
menyadari bahwa, masih banyak kekurangan didalam penulisan makalah ini sehingga perlu bagi
kami dari para pembaca untuk memberikan kritik dan saran
DAFTAR PUSTAKA

Pelczar, Michael dan Chan. 2010. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Pres : Jakarta

Suharni, Tri Theresia, Dkk. 2008. Mikrobiologi Umum. Universitas Atma Jaya : Yogyakarta

Yahrurachman, Agus. 1994. Mikrobiologi Kedokteran ed. Revisi. Bina Rupa Aksara : Jakarta
Soal dan jawaban dari Materi Genetika Mikroorganisme

1. Jelaskan definisi dari genetika ?


Jawab : genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang hereditas (sifat turun-temurun) sifat
induk dan variasi sifat karakteristik mikroba.
2. Jelaskan definisi dari hereditas ?
Jawab : hereditas adalah pengawetan sifat-sifat struktur dan fungsi pada keturunan-keturunan
berikutnya
3. Jelaskan perbedaan antara genotip dan fenotip ?
Jawab : Genotip mengaku pada komposisi genetika sel (genom) atau dengan kata lain genotip
merupakan kemampuan genetika jasad renik. Sedangkan Fenotip merupakan ekspresi genotip
dalam bentuk sifat-sifat yang dapat diamati bagi sel atau organisme yang bersangkutan atau
dengan kata lain fenotip merupakan sifat yang terlihat sesungguhnya karena faktor lingkungan.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan mutasi ?
Jawab : Mutasi adalah perubahan didalam gen sel jasad renik yang berakibat perubahan
morfologi dan biokimia di dalam sel.
5. Mengapa bakteri tidak dapat melakukan perkawinan ?
Jawab : Karena bakteri melakukan pembelahan sel untuk memperbanyak jumlah populasi. Proses
perkawinan merupakan peristiwa yang jarang terjadi dalam kehiduan bakteri, tetapi bukan berarti
bakteri tidak mampu melakukan proses perkawinan. Bakteri tidak memerlukan perbedaan
kelamin dalam melakukan perkawinan karena memang bakteri tidak mengenal adanya perbedaan
jenis kelamin.
Salah satu proses perkawinan antar bakteri adalah proses konjugasi dimana terjadi perpindahan
materi genetic (DNA) bakteri donor ke bakteri resipien (penerima). Umumnya proses ini bisa
terjadi pada bakteri-bakteri yang memiliki kekerabatan yang dekat. Bakteri donor harus memiliki
pili seks, yakni organel ( bagian dari sel bakteri ) yang bisa digunakan sebagai selang suntik ke
bakteri resepien.
6. Bagaimana cara membedakan DNA dan RNA ?
Jawab : cara membedakan DNA dan RNA yaitu terletak pada DNA disusun oleh purin Guanin
(G), Adenin (A), Timin (T). Sedangkan untuk RNA yaitu hanya berbeda pada Timin saja, jika di
DNA Timin maka untuk RNA Timin diganti dengan Urasil.
Selain itu perbedaannya juga terletak pada rantai penyusunnya yaitu pada DNA itu rantai ganda
(double helix), sedangkan pada RNA itu rantai pendek atau rantai tunggal.
7. Apa yang menyebabkan sampai terjadinya variasi mikoba ?
Jawab : Dapat dilihat dari sifat mikroba itu sendiri, sifat mikroba sangat bervariasi karena
masing-masing mikroba mempunyai kemampuan untuk beradapatasi terhadap pengaruh
lingkungan sekitarnya. Mikroba contohnya bakteri mempunyai populasi yang berkembang cepat
dan beraneka ragam variasinya. Bakteri untuk memperoleh variasi yang beragan dapat melalui
mutasi.
8. Sebutkan dan jelaskan 3 tipe pemindahan gen yang menimbulkan variasi genetic pada
rekombinasi bakteri ?
Jawab : - Konjugasi merupakan pemindahan bahan genetic dari suatu sel bakteri yang bertindak
sebagai donor kepada sel bakteri yang bertindak sebagai resipien.
- Transduksi merupakan proses pemindahan bahan genetic dari suatu bakteri ke bakteri lain
melalui bakteriofage menyerang bakteri maka DNA bakteriofage diinjeksikan kedalam sel
bakteri.
- Transformasi merupakan proses pemindahan DNA telanjang yang mengandung sejumlah
terbatas informasi DNA dari satu sel ke sel yang lain.
9. Sebutkan 3 tipe-tipe mutan bakteri dari 7 tipe-tipe mutan bakteri ?
Jawab : - Mutan yang memperlihatkan toleransi yang meningkat terhadap unsur -unsur
penghambat, terutama antibiotik (mutan yang resisten terhadap antibiotik atau obat-obatan).
- Mutan yang menunjukkan kemampuan fermentasi yang berubah, atau meningkatnya atau
berkurangnya kapasitas untuk menghasilkan beberapa produk akhir.
- Mutan yang resisten terhadap aksi bakteriofage.
10. Berikan contoh implikasi praktis yang berkaitan dengan terjadinya mutan mikroba ?
jawab : Diketahui ada beberapa mikroorganisme yang menggambarkan resistensi terhadap
antibiotik-antibiotik tertentu akibat mutasi. Kenyataan ini sangat penting dalam  pengobatan
penyakit karena antibiotik yang pada mulanya efektif untuk mengendalikan suatu infeksi
bakterial menjadi kurang atau tidak lagi efektlf ketika muncul mutan-mutan yang resisten
terhadap antibiotik yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai