Dikutip dari buku 'Pro dan Kontra Maulid Nabi' karya AM Waskito, dalam sejarah Islam
perayaan Maulid Nabi sudah berlangsung sejak ribuan tahun lalu. Ada tiga teori asal
usul perayaan tersebut.
Pertama, perayaan Maulid diadakan oleh kalangan Dinasti Ubaid (Fathimi) di Mesir
yang berhaluan Syiah Ismailiyah (Rafidhah). Mereka berkuasa di Mesir pada tahun 362-
567 hijriyah. Perayaan dilakukan sebagai salah satu perayaan saja. Selain itu, mereka
juga mengadakan perayaan hari Asyura, perayaan Maulid Ali, Maulid Hasan, Maulid
Husain, Maulid Fatimah, dan lainnya.
Teori kedua, Maulid Nabi berasal dari kalangan ahlus sunnah oleh Gubernur Irbil di
wilayah Irak, Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri. Dikisahkan, saat perayaan Maulid
Nabi dilakukan Muzhaffar mengundang para ulama, ahli tasawuf, ahli ilmu, dan seluruh
rakyatnya. Ia juga memberikan hidangan, hadiah, hingga sedekah kepada fakir-miskin.
Maka dari itu, Maulid Nabi juga dikenal dengan nama perayaan Syahadatin. Selain itu,
perayaan ini juga dikenal dengan Gerebeg Mulud karena cara masyarakat merayakan
Maulid Nabi dengan menggelar upacara nasi gunungan.