Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebutuhan dasar manusia merupakan fokus daam asuhan keperawatan. Bagian klien
yang mengalami gangguan kesehatan, maka kemungkinan ada satu atau beberapa
kebutuhan dasar klien yang akan terganggu. Kebutuhan dasar manusia dibagi menjadi
kebutuhan fisik, psikologi dan sosial. Kebutuhan fisik harus dipenuhi lebih dahulu karena
merupakan kebutuhan yang terbesar meliputi nutrisi, istirahat, oksigen, eliminasi,
kegiatan seksual, oleh karena itu perawat harus memiliki kemampuan dan pengetahuan
cara pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan memantau dan mengikuti
perkembangan kemampuan klien dalam melaksanakan aktifitas kehidupan sehari-hari
untuk memenuhi kebutuhan dasar terutama klien imobilitas.

Personal hygine adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatab diri adalah dimana
seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Melihat hal itu
personal hygine diartikan sebagai hygine perseorangan yang mencakup semua aktivitas
yang bertujuan untuk mencapai kebersihan tubuh, meliputi membasuh, mandi, merawat
rambut, kuku, gigi, gusi, dan membersihakan daerah genital. Jika seseorang sakit,
biasanya masalah kesehatan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena menganggap
masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut kurang di perhatikan
dapat memengaruhi kesehatan secara umum terutama klien imobilitas.

Begitu pentingnya personal hygine dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Oleh
karena itu, dalam kesempatan kali ini kami selaku penulis pengambil topik bahasan
tentang personal hygine.

1.2 Ruang Lingkup masalah

Bagaimana melakukan perawatan dan kebersihan berikut :


1) Jari kuku kaki dan tangan
2) Kebersihan mata (bukan protease)
3) Kebersihan telinga
4) Kebersihan hidung
2

Dengan menjelaskan hal-hal berikut :


1) Pengertian
2) Tujuan
3) Persiapan pasien
4) Persiapan alat
5) Prosedur pelaksanaan dan rasional
6) Hal-hal yang perlu diperhatikan selama prosedur
7) Evaluasi

1.3 Tujuan Penulisa Makalah


1. Menjelaskan secara menyeluruh tentang perawatan jari kuku kaki dan tangan mulai
dari persiapan alat hingga evaluasi
2. Menjelaskan secara menyeluruh tentang kebersihan mata (bukan protease) mulai dari
persiapan alat hingga evaluasi
3. Menjelaskan secara menyeluruh tentang kebersihan telinga mulai dari persiapan alat
hingga evaluasi
4. Menjelaskan secara menyeluruh tentang kebersihan hidung mulai dari persiapan alat
hingga evaluasi

1.4 Manfaat Penulisan Makalah


1. Setelah membaca makalah ini, diharapkan para pembaca mengetahui tentang personal
hygine
2. Setelah membaca makalah ini, diharapkan para pembaca mengetahui cara melakukan
perawatan jari kuku kaki dan tangan
3. Setelah membaca makalah ini, diharapkan para pembaca mengetahui cara menjaga
kebersihan mata
4. Setelah membaca makalah ini, diharapkan para pembaca mengetahui cara menjaga
kebersihan telinga
5. Setelah membaca makalah ini, diharapkan para pembaca mengetahui cara menjaga
kebersihan hidung
3

BAB II

ISI

2.1 PERAWATAN JARI KUKU KAKI DAN TANGAN


2.1.1 Pengertian
Melakukan tindakan memotong kuku klien yang panjang karena klien tidak dapat
melakukannya.
2.1.2 Tujuan
1) Klien akan mencapai rasa nyaman dan bersih.
2) Mencegah timbulnya luka (infeksi)
3) Mengkaji/memantau masalah pada kuku tangan dan kaki
4) Mencegah kaki berbau tidak sedap
2.1.3 Persiapan Pasien
1) Mempersiapkan pasien dalam keadaan duduk
2) Menjelaskan prosedur pelaksanaan perawatan jari kuku kaki dan tangan
3) Posisi kedua tangan pasien dalam keadaan tertelungkup ( pronasi ) diatas meja
perawatan jari kuku
2.1.4 Persiapan Alat
1) Baskom
2) Mangkok piala ginjal
3) Waslap
4) Handuk mandi atau handuk muka
5) Pemotong kuku
6) Stik jingga
7) Papan penghalus
8) Lotion badan
9) Karpet alas mandi sekali pakai
10) Handuk kertas
11) Sarung tangan sekali pakai (tambahan)
4

2.1.5 Prosedur Pelaksanaan dan Rasional

PROSEDUR PELAKSANAAN RASIONAL

1. Identifikasi klien beresiko untuk masalah a. Perubahan dalam fungsi sensori dan motorik
kaki dan kuku termasuk hal tersebut : dengan penuaan yang mengganggu praktek
a. Lansia perawatan diri. Perubahan fisiologis pada masa
lansia mengubah kondisi kaki dan kuku.
b. Klien diabetes b. Perubahan vaskuler yang berhubungan dengan
diabetes yang mengurankan aliran darah ke
jaringan perife.
c. Klien gagal jantung atau penyakit ginjal c. Kondisi ini menyebabkan edema jaringan dan
penurunan alir darah ke ekstremitas.
d. Klien cidera serebrovaskuler ( stroke ). d. Paralisis residual atau penurunan sensasi
menyebabkan pola berjalan yang abnormal
akibat friksi dan tekanan pada kaki.
2. Dapatkan pesan dokter untuk memotong Kulit klien dapat terpotong dengan tidak sengaja.
kuku jika kebijakn institusi Klien tertentu dapat beresiko infeksi,tergantung
mengharuskannya. pada kondisi medis.
3. Jelaskan prosedur kepada klien termasuk Klien harus meletakkan jari tangan dan kaki ke
fakta bahwa perendaman yang tepat dalam baskom selama 10 menit sampai 20 menit.
membutuhkan waktu beberapa menit. Klien menjadi lemas atau lelah.
4. Cuci tangan atur peralatan pada meja Menjegah penundaan. Mengurangi transmisi
tempat tidur. infeksi.
5. Tarik tirai sekitar tempat tidur atau tutup Mempertahankan privasi klien mengurangi
pintu kamar ( jika diinginkan ). kecemasan.
6. Bantu klien duduk di samping tempat Duduk di kursi memudahkan pencelupan kaki ke
tidur jika memungkinkan. Letakkan karpet baskom. Karpet mandi melindungi kaki terkena
alas mandi sekali pakai di lantai di bawah kotoran. Lampu panggilan mempertahankan
kaki klien. Letakkan lampu npanggilan keselamatan lingkungan.
dalam jangkauan klien.
7. Isi baskom mandi dengan air hangat. Air hangat sangat melunakkan kuku dan sel
Periksa suhu air. epidermis yang menebal mengurangu infarmasi
kulit, dan meningkatkan sirkulasi local. Suhu air
yang tepat mencegah kulit terbakar.
5

8. Letakkan baskom pada karpet alas mandi Klien yang mengalami kelemahan otot atau
dan batu klien meletakkan kakinya tremor mempunyai kesulitan memposisikan kaki.
kedalam baskom.
9. Atur meja tempat tidur pada poosisi Memberi kemudahan untuk mencegah bahaya
rendah dan letakkan diatas pangkuan tumpah.
klien.
10. Isi mangkok piala ginjal dengan air hangat Air hangat melunakkan kuku dan sel epidermis
dan letakkan Waskom diatas meja tempat yang menebal.
tidur.
11. Instrusikan klien untuk meletakkan jari Posisi yang lama menyebabkan ketidaknyamanan
tangan pada mangkok dan letakkan kecuali jika mempertahankan garis natomi
lengkan klien dengan posisi nyaman. normal.
12. Biarkan kaki dan jari tangan klien Pelunakkan kakimumul, kalus, dan katikula
terendam selama 10 sampai 20 menit. memastikan pengangkatan sel mati dengan
Ganti air hangat dalam 10 menit jika mudah manipulasi yang mudah dari kutikula.
diperlukan.
13. Bersihkan dengan lembut bagian bawah Stik jingga mengangkat kotoran dibawah kuku
kuku kaki jari tangan dengan stik jingga yang menyimpan mikroorganisme. Pengeringan
saat jari-jari dicelup, kemudian pindahkan yang merata menghambat pertumbuhan jamur
mangkok ketingkan jari secara dan mencegah maserasi jaringan.
menyeluruh.
14. Dengan memotong kuku, poton kuku Pemotongan lurus mencegah pinggiran kuku
lurus memanjang dengan ujung jari lusrus menjadi robek dan pembentukan ujung kuku yang
merata. Bentuk kuku dengan papan tajam mengiritasi pinggir samping kuku.
penghalus. Pinggiran mencegah kuku terlalu dekat dengan
dasar kuku.
15. Tekan kutikula kebelakang secara lembut Mengurangi insiden kutikula yang meradang.
dengan stik jingga.
16. Pindahkan meja tempat tidur jauh dari Menyediakan akses yang lebih mudah untuk kaki
klien
17. Gunakan sarung tangan sekali dan gosok Mencegah tranmisi infeksi jamur. Friksi
daerah kalus pada kaki dengan waslap mengangkat lapisan kulit mati.
18. Bersihkan secara lembut bagian bawah Mengurangi peluang infeksi.
kuku dengan stik jingga. Angkat kaki dari
waskom dan keringkan secara merata.
19. Bersihkan dan potong kuku jari kaki Lubrikasi kulit kering dengan mempertahankan
menggunakan prosedur langkah 15-16 kelembaban.
6

20. Gunakan lotion untuk kaki dan tangan dan Mencegah tranmisi infeksi.
kemudian bantu klien kembali ke tempat
tidur dan posisi yang nyaman.
21. Buka sarung tangan sekali pakai dan Mengevaluasi kondisi kulit dan memungkinkan
buang pada tempatnya. Bersihkan dan perawat untuk mencatat adanya sisa ujung kuku
kembalikan peralatan dan bahan ke tempat yg kasar.
yang sesui. Letakkan linen kotor pada
tempatnya. Cuci tangan.
22. Inspeksi kuku dan kulit sekitarnya setelah Dokumentasi prosedur dan respon. Kelainan
perendaman dan pemotongan kuku. menghadap pada resiko infeksi.
23. Catat prosedur dan observasi. Laporkan
adanya kerusakan kulit.

2.1.6 Hal-hal yang Diperhatikan Selama Prosedur


1) Kuku jangan dipotong terlalu dalam karena dapat menimbulkan luka
2) Klien yang dapat melakukannya sendiri tetapi tidak sempurna, harus dibantu
oleh perawat
3) Jika perlu, cat kuku dibersihkan dengan aseton sebelum direndam air hangat
4) Pemotongan kuku pada klien yang mengalami gangguan sirkulasi dan diabetes
militus harus dilakukan secara hati-hati,jangan sampai menimbulkan luka.
2.1.7 Evaluasi
1) Respon klien terhadap perawatan kaki dan kuku dievaluasi dengan baik
selama beberapa hari atau beberapa minggu. Jika klien memiliki masalah
apapun,hal ini membutuhkan waktu bagi perubahan untuk meningkatkan.
Evaluasi berdasarkan hasil yang diharapkan memerlukan perawat untuk
menentukan kebersihan intervensi. Misalnya jika,klien terus-menerus
memiliki rasa tidak nyaman selama berjalan maka memerlukan tipe alas kaki
yang berbeda. Perawat juga menginstrusikan klien dengan cara mengevaluasi
praktik perawat kaki dan kuku pribadi.
2) Secara umum menilai adanya kemampuan untuk mempertahankan kebersihan
kuku, ditandai dengan keadaan kuku yang bersih, tidak ada tanda radang
disekitar kuku, pertumbuhan baik, dan tidak ada bau yang khas dari kuku.

2.2 KEBERSIHAN MATA ( Bukan Protase )


2.2.1 Pengertian
7

Membersihkan benda asing ( kotoran ) dari dalam mata yang mempengaruhi


pelaksanaan pengobatan, perawatan dan penyembuhan kepada pasien.
2.2.2 Tujuan
1) Menghindari terjadinya infeksi dan iritasi pada mata.
2) Memberikan rasa nyaman pada pasien
3) Menanamkan kebiasaan untuk hidup sehat, baik untuk pasien maupun petugas.
2.2.3 Persiapan Pasien

Menjelaskan prosedur pelaksanaan kepada pasien mengenai tindakan yang


akan dilakukan.

2.2.4 Persiapan Alat


1) Kapas
2) Kain yang lunak untuk mengeringkan
3) Sarung tangan
4) Baskom
5) Air hangat

2.2.5 Prosedur Pelaksanaan dan Rasional

No PROSEDUR PELAKSANAAN RASIONAL


1. Menyiapkan peralatan dan membawa alat Memudahkan akses peralatan dab mencegah
ke dekat klien. keterlambatan.
2. Menjelaskan kepada klien tujuan dan Untuk mengurangi ansietas pada klien.
prosedur yang akan dilakukan.
3. Mencuci tangan menggunakan handskun. Meminimalkan transfer mikroorganisme.
4. Mengatur posisi sesuai dengan kondisi Member rasa nyaman kepada klien.
klien.
5. Memasang perlak dan pengalas dibawah Menjaga kebersihan di daerah tempat tidur.
klien.
6. Memasang handuk di bagian dada pasien. Mencaga kebersihan klien dari basah dan kotor.
7. Mata yang akan dibersihkan diusap Mencegah kontiminasi bagian mata lain dan pada
dengan waslap dari kantus dalam kekantus kelenjar lakrimal.
luar.
8. Jika klien mempunyai sekresi kering yang Untuk melunakkan sekresi.
tidak dapat diangkat dengan mudah,
dilakukan penyekaan menggunakan kapas
8

pada margin kelopak mata.


9. Pada klien yang tidak sadar, mata dapat Sekresi mungkin mengumpul sepanjang garis
dibersihkan dengan menggunakan kapas pelupuk mata dan kantus dalam ketika mengalami
steril yang diberi pelembab normal selain penurunan reflek mengedip atau ketika mata tidak
steril. dapat menutup total.
10. Memberikan tetes mata ( dengan ijin Dapat melukai mata.
dokter ) dengan hati-hati.
11. Setelah bersih kelopak mata dikeringkan Meningkatkan kenyamanan dan mencegah trauma
dengan kapas, muka dikeringkan dengan mata.
handuk.
12. Mengambil handuk dari dada klien dan .mempertahankan kenyamanan dan keamanan
mengatur klien pada posisi semula. pada klien.
13. Melepaskan sarung tangan, mencuci Mengurangi transmisi mikroorganisme.
tangan, membereskan dan membersihkan
alat, mengembalikan ke tempat semula.
14. Mencatat prosedur dalam catatan perawat Dokumentasi yang tepat dan akurat.
dan melaporkan setiap observasi khusus.

2.2.6 Hal-hal yang Diperhatikan Selama Prosedur


1) Gunakan sabun yang halus dan berminyak, tidak menggunakannya terlalu
sering karena dapat mempengaruhi keadaan kulit pasien.
2) Jika mata terdapat kotoran,misalnya ada bulu mata, bersihkan menggunakan
kapas basah yang bersih sehingga mata tidak terkomintasi lagi.
3) Jika mata merah, nyeri dan penglihatan menurun harus dibawah ke puskesmas,
rumah sakit atau tenaga medis lainya untuk diperiksakan.
2.2.7 Evaluasi
1) Minta klien atau anggota keluarga melaporkan kunjungan terakhir ke dokter
mata.
2) Minta klien menjelaskan kapan klien harus melakukan pembersihan mata.
3) Minta klien menjelaskan tanda-tanda umum penyakit mata.
4) Observasi lingkungan rumah klien dengan deficit pengertian.

2.3 KEBERSIHAN TELINGA


2.3.1 Pengertian
Mencucian membersihkan rongga telinga agar telinga agar telinga tetap bersih dan
terhindar dari infeksi.
9

2.3.2 Tujuan
1) Membersihkan/mengeluarkan nanah, kotoran telinga dan benda asing dari
rongga telinga
2) Mencegah infeksi pada telinga
3) Membantu memperjelas pendengaran pasien
4) Memberi rasa nyaman pada pasien
2.3.3 Persiapan Pasien
1) Menyediakan asisten bila perlu, untuk mencegah cedera pada bayi dan anak
kecil
2) Mengatur posisi kilen miring ke samping (side-lying) dengan telinga yang
akan dibersihkan pada bagian atas
2.3.4 Persiapan Alat
1) Handskun
2) Perlak dan pengalas
3) Handuk
4) Kapas lidi
5) Gliserin
6) Air hangat
7) Bengkok
8) Water pik / Spuit
9) Kapas
2.3.5 Prosedur Pelaksanaan dan Rasional

No PROSEDUR PELAKSANAAN RASIONAL


1. Persiapan alat Memudahkan akses peralatan dan mencegah
keterlambatan
2. Cuci tangan dan kenakan handkun Meminimalkan transfer mikoorganisme
3. Kaji kondisi struktur telinga luar dan Memberikan dasar untuk menentukan apakah
salurannya timbul respon lokal terhadap pembersihan apakah
kondisi klien membaik
4. Jelaskan padaklien tentang tujuan dan Untuk mengurangi ansientro pada klien
prosedur yang akan dilakukan
5. Atur suplai di sisi tempat tidur Memudahkan memasukkan gliserin ke dalam
telinga. Saluran telinga dalam posisi menerima
gliserin.
10

6. Minta klien mengambil posisi miring Memudahkan memasukkan gliserin kedalam


dengan telinga yang akan dibersihkan telinga dalam posisi menerima gliserin.
berada diatas
7. Pasang perlak dan pengalas di bawah Menjaga kebersihan tempat tidur.
kepala pasien
8. Tutup tubuh klien dengan handuk Menjaga kebersihan kilen dari kotor dan basah
9. Jika serumen atau drainase menyumbat Serumen drainase menjadi tempat berkumpulnya
bagian paling luar saluran telinga, seka mikroorganisme dan dapat menghambat
dengan lembut mengenakan lidi kapas. distribusiobat kedalam saluran telinga. Okulasi
Jangan mendorong serumen ke dalam saluran telinga memengaruhi konduksi suara yang
untuk menghambat atau menyumbat normal.
saluran
10. Luruskan saluran telinga dengan menarik Meluruskan saluran telinga memberi jalan masuk
daun telinga ke bawah dan ke belakang langsung kebagian struktur telinga luar yang lebih
(pada anak-anak) atau ke atas ke luar dalam.
(dewasa)
11. Memasukkan 3 tetes gliserinpada waktu Untuk melembutkan dan melunakkan lilin
tidur dan 3 tetes hidrogen peroksida.
Pegang alat tetes 1cm diatas saluran
telinga
12. Memasukkan kira-kira 250 ml air hangat Untuk memersihkan lilin ang telah lunak secara
(30C) ke kanal telinge luar. mekanis.
13. Letakkan bengkok di bawah teinga yag Untuk menangkap larutan irigasi
terkena
14. Gunakan water pik untuk mengirigasi ke Menjaga kebersihan telinga
dalam kanal telinga
15. Setelah kenal bersih, seka setiap pelembab Menjaga kebersihan telinga
dari telinga klien dan memeriksa kanal
dari serumen yang masih teringgal
16. Keringkan telinga dengan kapas, muka Meningkatkan kenyamanan klien
direngkingkan dengan handuk
17. Atur posisi klien pada posisi semula Mempertahankan kenyamanan dan keamanan
klien
18. Lepaskan sarung tangan, cuci tangan, Mengurangi transmisi mikroorganisme
bereskan dan bersihkan alat, kembali ke
tempat semula
19. Evaluasi kondisi telinga luar diantara Menentukan respon terhadap obat
pemasukan obat
11

20. Dokumentasi tindakan Dokumentasi yang akurat adalah tepat waktu


deskriptif

2.3.6 Hal-hal yang Diperhatikan Selama Prosedur


1) Hati-hati jangan sampai kapas tertinggal dalam telinga
2) Jika letak kotoran terlalu dalam, segeradibawa ke puskesmas/tempat
pelayanan kesehatan
2.3.7 Evaluasi
Perawatan telinga harus individual pada dasar fungsi sensorik klien dan hasil
yang dikehendaki. Perawatan hyhien sendiri tidak akan meningkatkan fungsi
sensorik diluar tingkat data dasar klien. Evaluasi terus menerus diakukan.

2.4 KEBERSIHAN HIDUNG


2.4.1 Pengertian
Mencuci atau membersihkan rongga hidung dengan cara mengeluarkan
kotoran atau benda asing dari hidung agar hidung tetap bersih dan terbebas
dari infeksi.
2.4.2 Tujuan
1) Membersihkan hidung
2) Mencegah Infeksi hidung
3) Menyegarkan hidung
2.4.3 Persiapan Pasien
1) Mempersiapkan pasien sebelum melakukan tindakan
2) Klien diberi penjelasan dan dianjurkan untuk mendenguskan udara keluar
luabang hidung
2.4.4 Persiapan Alat
1) Waslap / aplikator kapas bertangkai
2) Air/salin
3) Sarung tangan sekali pakai/handskun (jika perlu)

2.4.5 Prosedur Pelaksanaan dan Rasional


12

No PROSEDUR PELAKSANAAN RASIONAL


1. Persiapan alat Memudahkan akses peralatan dan mencegah
keterlambatan
2. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan Meminimalkan transfer mikoorganisme
3. Jelaskan prosedur dan sensasi yang akan Membantu mengurangi kecemasan pada pasien
timbul, misalnya rasa terbakar atau
tersengat pada mukosa atau sensasi
tersedak ketika obat menetes ke dalam
tenggorokan
4. Atur suplai obat disisi tempat tidur pasien Atur suplai obat disisi tempat tidur pasien
5. Instruksi klien untuk menghembuskan Memastikan klien dalam keadaan rileks
udara, kecuali dikontraindikasikan (misal :
resiko peningkatan tekanan intrakranial
atau hidung berdarah)
6. Gunakan waslap basah atau apikator Untuk mengeluarkan sekret
kapas bertangkai yang dilembabkan dalam
air atau salin (aplikator seharusnya jangan
dimasukkan melebihi panjang ujung
kapas)
7. Bantu klien mengambil posisi yang Mengembalikan rasa nyaman
nyaman setelah obat diabsorbsi
8. Lepaskan sarung tangan dan buang suplai Mempertahankan lingkungan yang rapi dan
yang kotor dalam wadah yang tepat, dan teratur, mengurangi penularan mikroorganisme
cuci tangan
9. Beri tahu klien bahwa prosedur telah Klien merasa puas dan nyaman
dilaksanakan

2.4.6 Hal-hal yang Diperhatikan Selama Prosedur


1) Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air atau benda kecil.
2) Jangan biarkan benda kecil masuk ke hidung karena nantinya dapat terhisap
dan menyumbat jalan nafas serta menyebabkan luka pada membran mukosa.
3) Sewaktu mengeluarkan debu/kotoran dari lubang hidung, hembuskan secara
perlahan-lahan dengan membiarkan kedua lubang hidung tetap terbuka.
4) Jangan mengeluarkan kotoran dari lubang hidung dengan menggunakan jari,
karena dapat mengiritasi mukosa hidung.
2.4.7 Evaluasi
13

Evalusi perawatan hidung harus individual pada dasar fungsi olfaktori klien
dan hasil yang dikehendaki. Perawatan higienis sendiri tidak akan meningkatkan
fungsi olfaktori di luar tingkat data dasar klien. Evaluasi terus menerus dilakukan.
Hasil yang diharapkan dapat termasuk, “klien melakukan perawatan hidung
sehari-hari”.setelah membuat klien berusaha mendemonstrasikan perawatan
hidung dan mendapati klien mempunyai masalah dalam memanipulasi peralatan
maka perawat memperbaiki rencana dan melibatkan anggota keluarga secara
langsung

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kebersihan dan perawatan jari kuku kaki dan tangan, mata, telinga, dan hidung
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam hal ini, perawat mempunyai peran
penting. Kebersihan dan perawatan klien diperlukan dalam kelancaran proses pengobatan dan
penyembuhan klien.

Kebutuhan dasar manusia dibagi menjadi kebutuhan fisik, psikologis, dan sosial.
Kebutuhan fisik harus dipenuhi, oleh karena itu perawat harus memiliki kemampuan dan
pengetahuan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan memantau dan mengikuti
perkembangan kemampuan pasien dalam melaksanakan aktifitas kehidupan sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhan dasar personal hiegine terutama pada pasien imobilisasi. Pemenuhan
kebutuhan dasar manusia mengenai personal hiegine tidak hanya ditujukan untuk perawat
yang melakukan prosedur perawatan untuk pasien yang imobilisasi, namun personal hiegine
juga ditujukan untuk pasien yang masih mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Dalam
tujuan ini proses pelaksanaan perawatan jari kuku kaki dan tangan, mata, telinga, dan hidung
pada dasarnya sama yaitu untuk memenuhi kenyamanan dan pada indikasi juga mempunyai
tujuan yang sama yaitu pada klien yang tidak dapat memenuhi kebutuhanya sendiri.

3.2 Saran

Sebaiknya kita sebagai perawat mampu memantau kebutuhan dasar manusia


mengenai persinal hiegine untuk pasien. Karena begitu pentingnya pengaruh personal heigine
14

bagi kesembuhan dan kenyamanan pasien. Selanjutnya sebiknya kita mulai memahami akan
pentingnya kebersihan jari kuku kaki dan tangan, mata, telinga dan hidung. Dengan adanya
prosedur pelaksanaan yang telah dijelaskan kita bisa meminimalisasikan munculnya suatu
penyakit.

Semoga dengan selesainya makalah ini dapat menajadi pedoman dan menambah
wawasan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini banyak
sekali kekurangan, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Kusyati, Ns. Eni, S.Kep,dkk.(2006).Keterampilan dan Prosedur Laboratorium, (Edisi


Revisi).Jakarta:EGC

Potter, Perry.2000.Buku Saku Keterampilandan dan Prosedur Dasar, Edisi 3.Jakarta:EGC

Potter, Perry.2005.Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Volume 2.Jakarta:EGC

Suarti, Ni Made,dkk.2009.Panduan Praktik Keperawatan. Jakarta: Penerbit Citra Aji Parama

Anda mungkin juga menyukai