BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan dasar manusia merupakan fokus daam asuhan keperawatan. Bagian klien
yang mengalami gangguan kesehatan, maka kemungkinan ada satu atau beberapa
kebutuhan dasar klien yang akan terganggu. Kebutuhan dasar manusia dibagi menjadi
kebutuhan fisik, psikologi dan sosial. Kebutuhan fisik harus dipenuhi lebih dahulu karena
merupakan kebutuhan yang terbesar meliputi nutrisi, istirahat, oksigen, eliminasi,
kegiatan seksual, oleh karena itu perawat harus memiliki kemampuan dan pengetahuan
cara pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan memantau dan mengikuti
perkembangan kemampuan klien dalam melaksanakan aktifitas kehidupan sehari-hari
untuk memenuhi kebutuhan dasar terutama klien imobilitas.
Personal hygine adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatab diri adalah dimana
seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Melihat hal itu
personal hygine diartikan sebagai hygine perseorangan yang mencakup semua aktivitas
yang bertujuan untuk mencapai kebersihan tubuh, meliputi membasuh, mandi, merawat
rambut, kuku, gigi, gusi, dan membersihakan daerah genital. Jika seseorang sakit,
biasanya masalah kesehatan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena menganggap
masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut kurang di perhatikan
dapat memengaruhi kesehatan secara umum terutama klien imobilitas.
Begitu pentingnya personal hygine dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Oleh
karena itu, dalam kesempatan kali ini kami selaku penulis pengambil topik bahasan
tentang personal hygine.
BAB II
ISI
1. Identifikasi klien beresiko untuk masalah a. Perubahan dalam fungsi sensori dan motorik
kaki dan kuku termasuk hal tersebut : dengan penuaan yang mengganggu praktek
a. Lansia perawatan diri. Perubahan fisiologis pada masa
lansia mengubah kondisi kaki dan kuku.
b. Klien diabetes b. Perubahan vaskuler yang berhubungan dengan
diabetes yang mengurankan aliran darah ke
jaringan perife.
c. Klien gagal jantung atau penyakit ginjal c. Kondisi ini menyebabkan edema jaringan dan
penurunan alir darah ke ekstremitas.
d. Klien cidera serebrovaskuler ( stroke ). d. Paralisis residual atau penurunan sensasi
menyebabkan pola berjalan yang abnormal
akibat friksi dan tekanan pada kaki.
2. Dapatkan pesan dokter untuk memotong Kulit klien dapat terpotong dengan tidak sengaja.
kuku jika kebijakn institusi Klien tertentu dapat beresiko infeksi,tergantung
mengharuskannya. pada kondisi medis.
3. Jelaskan prosedur kepada klien termasuk Klien harus meletakkan jari tangan dan kaki ke
fakta bahwa perendaman yang tepat dalam baskom selama 10 menit sampai 20 menit.
membutuhkan waktu beberapa menit. Klien menjadi lemas atau lelah.
4. Cuci tangan atur peralatan pada meja Menjegah penundaan. Mengurangi transmisi
tempat tidur. infeksi.
5. Tarik tirai sekitar tempat tidur atau tutup Mempertahankan privasi klien mengurangi
pintu kamar ( jika diinginkan ). kecemasan.
6. Bantu klien duduk di samping tempat Duduk di kursi memudahkan pencelupan kaki ke
tidur jika memungkinkan. Letakkan karpet baskom. Karpet mandi melindungi kaki terkena
alas mandi sekali pakai di lantai di bawah kotoran. Lampu panggilan mempertahankan
kaki klien. Letakkan lampu npanggilan keselamatan lingkungan.
dalam jangkauan klien.
7. Isi baskom mandi dengan air hangat. Air hangat sangat melunakkan kuku dan sel
Periksa suhu air. epidermis yang menebal mengurangu infarmasi
kulit, dan meningkatkan sirkulasi local. Suhu air
yang tepat mencegah kulit terbakar.
5
8. Letakkan baskom pada karpet alas mandi Klien yang mengalami kelemahan otot atau
dan batu klien meletakkan kakinya tremor mempunyai kesulitan memposisikan kaki.
kedalam baskom.
9. Atur meja tempat tidur pada poosisi Memberi kemudahan untuk mencegah bahaya
rendah dan letakkan diatas pangkuan tumpah.
klien.
10. Isi mangkok piala ginjal dengan air hangat Air hangat melunakkan kuku dan sel epidermis
dan letakkan Waskom diatas meja tempat yang menebal.
tidur.
11. Instrusikan klien untuk meletakkan jari Posisi yang lama menyebabkan ketidaknyamanan
tangan pada mangkok dan letakkan kecuali jika mempertahankan garis natomi
lengkan klien dengan posisi nyaman. normal.
12. Biarkan kaki dan jari tangan klien Pelunakkan kakimumul, kalus, dan katikula
terendam selama 10 sampai 20 menit. memastikan pengangkatan sel mati dengan
Ganti air hangat dalam 10 menit jika mudah manipulasi yang mudah dari kutikula.
diperlukan.
13. Bersihkan dengan lembut bagian bawah Stik jingga mengangkat kotoran dibawah kuku
kuku kaki jari tangan dengan stik jingga yang menyimpan mikroorganisme. Pengeringan
saat jari-jari dicelup, kemudian pindahkan yang merata menghambat pertumbuhan jamur
mangkok ketingkan jari secara dan mencegah maserasi jaringan.
menyeluruh.
14. Dengan memotong kuku, poton kuku Pemotongan lurus mencegah pinggiran kuku
lurus memanjang dengan ujung jari lusrus menjadi robek dan pembentukan ujung kuku yang
merata. Bentuk kuku dengan papan tajam mengiritasi pinggir samping kuku.
penghalus. Pinggiran mencegah kuku terlalu dekat dengan
dasar kuku.
15. Tekan kutikula kebelakang secara lembut Mengurangi insiden kutikula yang meradang.
dengan stik jingga.
16. Pindahkan meja tempat tidur jauh dari Menyediakan akses yang lebih mudah untuk kaki
klien
17. Gunakan sarung tangan sekali dan gosok Mencegah tranmisi infeksi jamur. Friksi
daerah kalus pada kaki dengan waslap mengangkat lapisan kulit mati.
18. Bersihkan secara lembut bagian bawah Mengurangi peluang infeksi.
kuku dengan stik jingga. Angkat kaki dari
waskom dan keringkan secara merata.
19. Bersihkan dan potong kuku jari kaki Lubrikasi kulit kering dengan mempertahankan
menggunakan prosedur langkah 15-16 kelembaban.
6
20. Gunakan lotion untuk kaki dan tangan dan Mencegah tranmisi infeksi.
kemudian bantu klien kembali ke tempat
tidur dan posisi yang nyaman.
21. Buka sarung tangan sekali pakai dan Mengevaluasi kondisi kulit dan memungkinkan
buang pada tempatnya. Bersihkan dan perawat untuk mencatat adanya sisa ujung kuku
kembalikan peralatan dan bahan ke tempat yg kasar.
yang sesui. Letakkan linen kotor pada
tempatnya. Cuci tangan.
22. Inspeksi kuku dan kulit sekitarnya setelah Dokumentasi prosedur dan respon. Kelainan
perendaman dan pemotongan kuku. menghadap pada resiko infeksi.
23. Catat prosedur dan observasi. Laporkan
adanya kerusakan kulit.
2.3.2 Tujuan
1) Membersihkan/mengeluarkan nanah, kotoran telinga dan benda asing dari
rongga telinga
2) Mencegah infeksi pada telinga
3) Membantu memperjelas pendengaran pasien
4) Memberi rasa nyaman pada pasien
2.3.3 Persiapan Pasien
1) Menyediakan asisten bila perlu, untuk mencegah cedera pada bayi dan anak
kecil
2) Mengatur posisi kilen miring ke samping (side-lying) dengan telinga yang
akan dibersihkan pada bagian atas
2.3.4 Persiapan Alat
1) Handskun
2) Perlak dan pengalas
3) Handuk
4) Kapas lidi
5) Gliserin
6) Air hangat
7) Bengkok
8) Water pik / Spuit
9) Kapas
2.3.5 Prosedur Pelaksanaan dan Rasional
Evalusi perawatan hidung harus individual pada dasar fungsi olfaktori klien
dan hasil yang dikehendaki. Perawatan higienis sendiri tidak akan meningkatkan
fungsi olfaktori di luar tingkat data dasar klien. Evaluasi terus menerus dilakukan.
Hasil yang diharapkan dapat termasuk, “klien melakukan perawatan hidung
sehari-hari”.setelah membuat klien berusaha mendemonstrasikan perawatan
hidung dan mendapati klien mempunyai masalah dalam memanipulasi peralatan
maka perawat memperbaiki rencana dan melibatkan anggota keluarga secara
langsung
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebersihan dan perawatan jari kuku kaki dan tangan, mata, telinga, dan hidung
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam hal ini, perawat mempunyai peran
penting. Kebersihan dan perawatan klien diperlukan dalam kelancaran proses pengobatan dan
penyembuhan klien.
Kebutuhan dasar manusia dibagi menjadi kebutuhan fisik, psikologis, dan sosial.
Kebutuhan fisik harus dipenuhi, oleh karena itu perawat harus memiliki kemampuan dan
pengetahuan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan memantau dan mengikuti
perkembangan kemampuan pasien dalam melaksanakan aktifitas kehidupan sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhan dasar personal hiegine terutama pada pasien imobilisasi. Pemenuhan
kebutuhan dasar manusia mengenai personal hiegine tidak hanya ditujukan untuk perawat
yang melakukan prosedur perawatan untuk pasien yang imobilisasi, namun personal hiegine
juga ditujukan untuk pasien yang masih mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Dalam
tujuan ini proses pelaksanaan perawatan jari kuku kaki dan tangan, mata, telinga, dan hidung
pada dasarnya sama yaitu untuk memenuhi kenyamanan dan pada indikasi juga mempunyai
tujuan yang sama yaitu pada klien yang tidak dapat memenuhi kebutuhanya sendiri.
3.2 Saran
bagi kesembuhan dan kenyamanan pasien. Selanjutnya sebiknya kita mulai memahami akan
pentingnya kebersihan jari kuku kaki dan tangan, mata, telinga dan hidung. Dengan adanya
prosedur pelaksanaan yang telah dijelaskan kita bisa meminimalisasikan munculnya suatu
penyakit.
Semoga dengan selesainya makalah ini dapat menajadi pedoman dan menambah
wawasan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini banyak
sekali kekurangan, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA