Anda di halaman 1dari 8

USEJ 3 (2) (2014)

Unnes Science Education Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBARIUM DAN INSEKTARIUM PADA


TEMA KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP SEBAGAI SUPLEMEN MEDIA
PEMBELAJARAN IPA TERPADU KELAS VII MTs

Ni’matul Afifah, Sudarmin, Tuti Widianti

Jurusan IPA Terpadu, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran IPA terpadu menggunakan herbarium dan
Diterima Februari 2014 insektarium sebagai suplemen media pembelajaran dibandingkan tanpa herbarium dan insektarium pada tema
Disetujui April 2014 klasifikasi makhluk hidup di MTs Al-Islam Jepara. Penelitian dilaksanakan pada kelas 7 MTs Al-Islam Jepara
tahun ajaran 2012/2013 dengan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah kelas
Dipublikasikan Juli 2014
7B dan 7C, diambil dengan teknik cluster random sampling. Hasil penelitian pembelajaran IPA terpadu tema
________________ klasifikasi makhluk hidup diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 83,08 dan kelas
Keywords: kontrol sebesar 72,23. Persentase aktivitas siswa kelas eksperimen sebesar 82,05% lebih tinggi dibandingkan kelas
Herbarium, Integrated kontrol sebesar 75,95%. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa efektivitas
Scienece, Insectarium, pembelajaran IPA terpadu menggunakan herbarium dan insektarium sebagai suplemen media pembelajaran
lebih tinggi dibandingkan tanpa herbarium dan insektarium pada tema klasifikasi makhluk hidup kelas 7 MTs.
Instructional Media
____________________
Abstract
___________________________________________________________________
This research aims to know the effectiveness learning of integrated science using herbarium and insectarium as supplement
instructional media compare to without herbarium and insectarium on living things classification theme in MTs Al Islam
Jepara. This research was conducted on class 7 MTs Al-Islam Jepara in the academic year of 2012/2013 using pretest-posttest
control group design. The samples were class 7B and 7C which was chosen with cluster random sampling technique. From the
result of integrated science learning on living things classification on theme, it was achieved the average score of students’
learning outcome on experimental group was 83,08 and control group was 72,23. Percentage the students’ activity on
experimental group was 82,05% higher than compare to on control group was 75,95%. Based on the result and the discussion,
it can be concluded that the effectiveness of integrated science learning use herbarium and insectariums as supplement
instructional media is higher than without herbarium and insectarium on living things classification theme on class 7 MTs.

© 2014UniversitasNegeri Semarang


Alamatkorespondensi: ISSN 2252-6617
Prodi Pendidikan IPA FMIPA UniversitasNegeri Semarang
Gedung D7 KampusSekaranGunungpati
Telp. (024) 70805795 KodePos 50229
E-mail: nikmah.jeftco@gmail.com

494
Ni’matul Afifah, dkk. / Unnes Science Education Journal 3 (2) (2014)

PENDAHULUAN

Pembelajaran IPA terpadu dikemas serangga dengan bahan pengawet alkohol 96%
dalam bentuk tema atau topik tentang suatu dan formalin 5% yang dikemas dalam bentuk
wacana yang dibahas melalui berbagai sudut koleksi media pembelajaran. Herbarium dan
pandang atau disiplin ilmu sehingga mudah insektarium sebelum digunakan penelitian
dipahami dan dikenal siswa. Mata pelajaran terlebih dahulu telah divalidasi oleh pakar
IPA terpadu menuntut guru yang profesional media, sehingga diketahui layak atau tidak
untuk menguasai materi secara terpadu. digunakan dalam penelitian.
Pemilihan sumber belajar yang tepat akan Penelitian mengenai penggunaan
berimbas pada keberhasilan pengajaran yang herbarium dan insektarium telah ada
dilakukan. Guru sebagai pendidik hendaknya sebelumnya, seperti penelitian yang dilakukan
bisa cermat dan teliti dalam memilih sumber oleh Primiani & Susianingsih (2010)
belajar yang digunakan selama proses mengajar. menunjukkan bahwa prestasi belajar disebabkan
Hal ini juga dikarenakan, apabila sumber belajar herbarium dan insektarium merupakan contoh
yang digunakan menarik bagi siswa maka siswa dari spesimen benda sudah mati yang digunakan
akan termotivasi untuk belajar. sebagai media pembelajaran secara kontekstual,
Pembelajaran yang dilaksanakan di karena siswa dapat mengerti dan memahami
MTs Al-Islam Jepara menunjukkan belum ciri-ciri morfologi tumbuhan dan serangga,
secara terpadu dan bertema. Ada beberapa sehingga lebih mudah dalam melakukan
kendala yang ditemui sekolah, yaitu belum ada identifikasi. Penelitian yang dilakukan oleh
sumber belajar dan guru IPA terpadu. Guru Syamswisma (2011) menghasilkan kesimpulan
yang tersedia merupakan bagian dari bidang bahwa adanya spesimen herbarium dapat
studi biologi, fisika dan kimia yang dituntut menunjang dan meningkatkan kualitas kegiatan
untuk mengajarkan seluruh materi IPA. Selain praktikum perkuliahan morfologi dan taksonomi
itu, guru melaksanakan pembelajaran dengan tumbuhan.
ceramah dan berpegang pada teori di buku Pada penelitian ini menggunakan tema
secara tekstual, sehingga siswa menjadi kurang klasifikasi makhluk hidup yang menghubungkan
aktif dalam pembelajaran. Hal ini berdampak kompetensi dasar mengklasifikasikan makhluk
pada ketuntasan hasil belajar siswa. Kriteria hidup berdasarkan ciri yang dimiliki,
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan di menjelaskan nama unsur dan rumus kimia
MTs Al-Islam Jepara adalah 73. Jadi siswa yang sederhana, dan menerapkan keselamatan kerja
mendapat nilai ≥ 73 tuntas dalam belajar. dalam melakukan pengamatan gejala-gejala
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka solusi alam. Model keterpaduan yang tepat pada tema
penelitian ini adalah menyediakan sumber klasifikasi makhluk hidup adalah model
belajar yang mudah dipahami siswa yaitu connected. Model connected adalah model
pembelajaran IPA terpadu dengan pembelajaran terpadu dengan menghubungkan
menggunakan media pembelajaran herbarium satu konsep dengan konsep lain, topik dengan
dan insektarium. topik lain, satu keterampilan dengan
Penggunaan herbarium dan insektarium keterampilan lain, ide yang satu dengan ide lain
diambil beberapa jenis tumbuhan, dan serangga tapi masih dalam lingkup satu bidang studi.
yang ditemukan di lingkungan sehingga Penelitian yang dilakukan oleh Huda &
memudahkan merangsang minat untuk dapat Qosyim (2013) dengan hasil belajar kognitif
melihat secara langsung dan memperjelas siswa pada pembelajaran IPA tipe connected nilai
penyampaian pesan agar tidak bersifat rata-rata hasil pretest dan posttest kemudian
verbalistis. Herbarium adalah awetan kering dilakukan uji t berpasangan dan uji t satu pihak,
tumbuhan yang dikemas dalam bentuk koleksi dari hasil uji statistik menyatakan bahwa hasil
media pembelajaran. Insektarium adalah awetan posttest lebih baik daripada hasil pretest, dengan
495
Ni’matul Afifah, dkk. / Unnes Science Education Journal 3 (2) (2014)

demikian dapat disimpulkan bahwa melalui b. Survei ke lokasi penelitian untuk


pembelajaran IPA terpadu tipe connected dengan melengkapi data-data yang dibutuhkan.
model Cooperative Learning hasil belajar siswa c. Menyusun instrumen pengumpulan data.
mengalami peningkatan. d. Melakukan ujicoba soal.
Pembelajaran IPA di MTs Al-Islam e. Melakukan validasi herbarium dan
Jepara, pada tema klasifikasi makhluk hidup insektarium oleh pakar media
menggunakan media herbarium dan insektarium f. Menentukan populasi.
sebagai sumber belajar. Agar siswa dapat g. Meminta kepada guru nilai ulangan harian
memadukan dan mengembangkan teori yang siswa kelas VII.
diterima dengan pengamatan secara langsung. h. Menentukan sampel-sampel dengan
Pada hakikatnya lingkungan dapat digunakan memilih kelas eksperimen dan kelas kontrol.
sebagai media pembelajaran IPA terpadu. i. Menguji perbedaan rata-rata nilai ulangan
Media pembelajaran dapat diartikan sebagai umum kelas eksperimen dan kelas kontrol.
segala sesuatu untuk menyalurkan pesan dari 2. Tahap Pelaksanaan
pengirim ke penerima sehingga merangsang Pelaksanaan penelitian dilakukan di
pikiran, perasaan, perhatian, minat dan MTs Al-Islam Jepara sebagai berikut.
kemauan siswa serta proses belajar dapat terjadi a. Melaksanakan pretest. Tes ini bertujuan
dalam mencapai tujuan pembelajaran secara untuk mengetahui hasil belajar siswa
efektif dan efisien (Sukiman, 2012). sebelum diberi perlakuan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk b. Pembelajaran IPA terpadu kelas eksperimen
mengetahui efektivitas pembelajaran IPA menggunakan media herbarium dan
terpadu menggunakan herbarium dan insektarium, sedangkan kelas kontrol tanpa
insektarium sebagai suplemen media media herbarium dan insektarium. Masing-
pembelajaran dibandingkan tanpa herbarium masing kelas mendapatkan perlakuan
dan insektarium pada tema klasifikasi makhluk sebanyak dua kali pertemuan.
hidup di MTs Al-Islam Jepara. c. Melaksanakan posttest. Tes ini bertujuan
untuk mengukur hasil belajar siswa setelah
METODE proses pembelajaran.
d. Pada setiap pertemuan dilakukan observasi
Penelitian ini merupakan penelitian aktivitas siswa oleh observer.
eksperimen dengan desain penelitian pretest- e. Guru dan siswa kelas eksperimen mengisi
posttest control group design. Pengambilan sampel tanggapan mengenai pembelajaran IPA
dalam penelitian menggunakan teknik cluster terpadu menggunakan media herbarium dan
random sampling. Penelitian dilaksanakan di MTs insektarium.
Al-Islam Jepara dengan sampel kelas VIIB 3. Tahap Akhir
sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIC sebagai Pada tahap akhir ini data yang
kelas kontrol. diperoleh di análisis, untuk lebih jelasnya
Penelitian ini secara garis besar terdiri sebagai berikut.
dari tiga tahap yaitu: tahap persiapan, a. Menganalisis data hasil tes kelas eksperimen
pelaksanaan dan akhir. Adapun uraian dari dan kelas kontrol dengan menggunakan uji
tahap-tahap tersebut sebagai berikut. normalitas, homogenitas, perbadaan rata-
1. Tahap Persiapan rata, dan n-gain.
Tahap persiapan dilaksanakan sebelum b. Penarikan kesimpulan.
penelitian, adapun rinciannya sebagai berikut. c. Analisis tanggapan siswa kelas eksperimen
a. Identifikasi permasalahan pembelajaran dan guru IPA mengenai pembelajaran
IPA terpadu yang dilaksanakan di sekolah menggunakan herbarium dan insektarium.
dan sumber belajar yang digunakan. d. Analisis lembar observasi aktivitas siswa.

496
Ni’matul Afifah, dkk. / Unnes Science Education Journal 3 (2) (2014)

HASIL DAN PEMBAHASAN insektarium diharapkan dapat memberikan


perubahan aktivitas dan hasil belajar menjadi
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan lebih baik, hal ini sesuai pernyataan Sukiman
pada tanggal 28 April – 18 Mei 2013. Tema (2012) bahwa media pembelajaran dapat
pembelajaran IPA terpadu yang dipilih adalah memperjelas penyajian pesan dan informasi
klasifikasi makhluk hidup tepatnya pada bab sehingga dapat memperlancar dan
klasifikasi makhluk hidup, subbab simbol bahan meningkatkan proses dan hasil belajar.
kimia berbahaya dan subbab menuliskan nama Media pembelajaran herbarium dan
dan lambang unsur kimia. Pembelajaran IPA insektarium sebelum digunakan penelitian
terpadu kelas eksperimen menggunakan media divalidasi oleh pakar media, tanggapan siswa
herbarium dan insektarium dan kelas kontrol dan tanggapan guru IPA. Validasi media
dilaksanakan tanpa herbarium dan insektarium. meliputi beberapa komponen penilaian,
Penelitian eksperimen mengenai diantaranya: komponen desain pembelajaran,
efektivitas penggunaan herbarium dan komponen desain herbarium, komponen desain
insektarium sebagai suplemen media insektarium, komponen isi materi dan
pembelajaran pada tema klasifikasi makhluk komponen kebahasaan sehingga menghasilkan
hidup dilaksanakan karena melihat dari persentase total sebesar 92% dengan kriteria
permasalahan yang ditemukan dalam layak digunakan/tidak revisi. Saran validasi
pembelajaran IPA di sekolah belum oleh pakar adalah media herbarium dibentuk
dilaksanakan secara terpadu. Hal ini buku sehingga jika digunakan tidak hilang. Hasil
dikarenakan belum ada guru dan sumber belajar validasi media herbarium dan insektarium
IPA terpadu. Penggunaan herbarium dan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Validasi Media Herbarium dan Insektarium
Kriteria Penilaian Skor Validator
1. Komponen Desain Pembelajaran 3,33
2. Komponen Herbarium 3,50
3. Komponen Insektarium 3,57
4. Komponen Isi Materi 4
5. Komponen Kebahasaan 4
Skor Total 18,40
Persentase Total 92%
Kriteria Layak/ Tidak Revisi
Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa dibawa, mudah dipindahkan dan tidak
hasil validasi media herbarium dan insektarium berbahaya bagi siswa.
pada kriteria kesesuaian dengan SK dan KD Pada komponen herbarium dan
pada komponen isi materi mendapatkan skor 4. insektarium kriteria tata letak spesimen
Hal ini menunjukkan pembelajaran yang medapatkan skor 3 karena awetan yang relatif
ditentukan sesuai dengan pencapaian KD. kecil sehingga ditemukan ruang kosong disekitar
Menurut Ibrahim (2010) salah satu kriteria awetan. Proses pembuatan herbarium dan
pembuatan media pembelajaran harus insektarium dengan menggunakan alkohol 70%
disesuaikan dengan tujuan dan materi untuk menghambat pertumbuhan bakteri agar
pembelajaran. Pada komponen desain tidak mudah busuk. Agar memudahkan saat
herbarium dan insektarium kriteria keamanan dibawa, disimpan dan dipindahkan maka media
media mendapatkan skor 3. Media herbarium dan insektarium didesain praktis
pembelajaran seyogyanya harus aman saat berbentuk buku, pada media insektarium
digunakan siswa, hal ini sesuai dengan didesain berbentuk figura sehingga dapat
pernyataan Ibrahim (2010) bahwa media menarik perhatian siswa. Pada kriteria ini
pembelajaran harus memiliki kriteria mudah mendapatkan skor 4 untuk desain herbarium
497
Ni’matul Afifah, dkk. / Unnes Science Education Journal 3 (2) (2014)

dan skor 3 untuk desain insektarium. Komponen insektarium tetapi guru memberi respon negatif
isi materi kriteria identitas media herbarium dan pada pernyataan mengenai penggunaan sumber
insektarium mendapatkan skor 4. belajar lain dalam diskusi, hal ini dikarenakan
Keseluruhan dari semua kriteria yang pada penggunaan herbarium dan insektarium
sudah ditentukan, siswa dan guru merespon siswa mengamati herbarium dan insektarium
positif pemahaman materi terhadap media. dengan memadukan identitas yang terdapat
Tanggapan guru terhadap penggunaan pada media dan hanya sebagian siswa yang
herbarium dan insektarium sebagai suplemen menggunakan sumber belajar lain seperti buku
media pembelajaran IPA terpadu dilaksanakan teks dalam menunjang pembelajaran.
oleh seorang guru IPA kelas 7 MTs Al-Islam. Hasil tanggapan siswa terhadap
Persentase total tanggapan guru penggunaan herbarium dan insektarium
terhadap media herbarium dan insektarium menunjukkan hasil yang positif dengan
adalah sebesar 92,86% dengan kriteria sangat persentase total sebesar 90,77% dengan kriteria
menarik. Guru memberikan respon positif sangat tertarik. Hasil tanggapan siswa disajikan
terhadap penggunaan media herbarium dan pada Tabel 2.
Tabel 2. Tanggapan Siswa
Aspek yang ditanyakan Persentase Ya (%) Kriteria
Desain media 94,87 Sangat menarik
Pemahaman materi terhadap media 97 Sangat Paham
Media merupakan hal yang baru 84,62 Sangat baru
Media memotivasi proses pembelajaran 92,31 Sangat memotivasi
Media menyenangkan 92,31 Sangat menyenangkan
Tema klasifikasi makhluk hidup mudah 92,31 Sangat paham
dipahami
Media memberikan gambaran yang ada di alam 84,62 Sangat memberikan
gambaran
Foto menunjang fungsi media 87,18 Sangat menunjang
Identitas yang diamati sudah lengkap 92,31 Sangat lengkap
Penggunaan sumber belajar lain dalam 87,18 Sangat digunakan
berdiskusi
Persentase Total 90,77 Sangat Tertarik
Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa media pembelajaran dapat membawa siswa ke
kriteria tanggapan siswa tentang pemahaman tempat media tersebut berasal tanpa harus
tema klasifikasi makhluk hidup terhadap berkunjung kesana. Foto bertujuan untuk
penggunaan media herbarium dan insektarium memberikan gambaran habitat asli tumbuhan
mendapatkan persentase sebesar 97%. Hal ini dan serangga sehingga siswa dapat mengkaitkan
didukung kriteria kesesuaian dengan SK dan awetan dengan kondisi di lingkungannya.
KD pada validasi media dengan skor 4. Penggunaan herbarium dan insektarium
Pemberian foto/gambar tumbuhan dan serangga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa,
sebelum diawetkan, agar menunjang fungsi terlihat bahwa selama proses pembelajaran
media mendapatkan persentase sebesar 87,18%. berlangsung siswa aktif di kelas. Data aktivitas
Menurut sobirin et all., (2013) gambar pada siswa disajikan pada Tabel 3.

498
Ni’matul Afifah, dkk. / Unnes Science Education Journal 3 (2) (2014)

Tabel 3. Aktivitas Siswa


Rata-rata Persentase Kriteria
Pernyataan Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
(%) (%)
Mendengarkan dan memperhatikan 89,74 71,43 Sangat Aktif Aktif
Membawa buku IPA 83,33 74,29 Sangat Aktif Aktif
Bekerjasama dalam kelompok 78,21 74,29 Sangat Aktif Aktif
Menghargai pendapat teman 76,92 75,71 Sangat Aktif Aktif
Berani berpendapat 83,33 78,57 Sangat Aktif Sangat Aktif
Bertanya kepada guru 80,77 81,43 Sangat Aktif Sangat Aktif
Persentase Total 82,05 75,95 Sangat Aktif Aktif
Data pada Tabel 3 menunjukkan kemampuan siswa. Hal ini sesuai tanggapan
aktivitas siswa mendengarkan dan siswa bahwa media menyenangkan dalam
memperhatikan penjelasan guru pada kelas proses pembelajaran sehingga menghasilkan
eksperimen sebesar 89,74% dan kelas kontrol persentase sebesar 92,31%. Ketuntasan klasikal
sebesar 71,43%. Aktivitas siswa bertanya pada kelas kontrol lebih kecil dibandingkan dengan
guru untuk kelas eksperimen menghasilkan kelas eksperimen menghasilkan selisih 28,84%.
persentase sebesar 80,77% lebih kecil Hal ini didukung dengan hasil observasi
dibandingkan dengan kelas kontrol sebesar aktivitas siswa pada pernyataan mendengarkan
81,43% hal ini dikarenakan pada kelas kontrol dan memperhatikan hasil belajar menghasilkan
siswa masih belum memahami materi klasifikasi persentase kelas eksperimen sebesar 89,74%
makhluk hidup hal ini dibuktikan dengan lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol sebesar
29,57% siswa tidak mendengarkan dan tidak 71,43%.
memperhatikan penjelasan guru. Rata-rata hasil belajar pretest dan posttest
Ketuntasan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sebesar 60,82 dan 83,08. Pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan Kelas kontrol rata-rata hasil belajar pretest dan
pada Gambar 1. posttest sebesar 56,69 dan 72,23. Perhitungan N-
120 [VALU gain (Sudarmin, 2012) dengan menghitung
E]4 selisih pretest dan posttest pada masing-masing
100
kelas diperoleh N-gain sebesar 0,57 untuk kelas
80 68.60
Ketuntasan (%)

eksperimen dan 0,36 untuk kelas kontrol. Data


60 [VALU nilai gain kelas eksperimen dan kelas kontrol
40 E]0 dapat disajikan pada Gambar 2.
20 2.56 0.57
0 0,6
Kelas Kelas Kontrol 0.36
Eksperimen 0,4
N-Gain

Tuntas Tidak Tuntas


Gambar 1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa 0,2
Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa
pada ketuntasan klasikal kelas eksperimen 0,0
sebesar 97,44% lebih tinggi dibandingkan Gain
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
dengan kelas kontrol sebesar 68,60%
dikarenakan pada kelas eksperimen siswa dapat Gambar 2. Nilai Gain Kelas Eksperimen
melihat secara langsung tumbuhan dan serangga dan Kelas Kontrol
yang telah mengalami proses pengawetan Pada Gambar 2 menunjukkan bahwa
sehingga dapat menambah minat dan peningkatan hasil belajar posttest dari hasil
499
Ni’matul Afifah, dkk. / Unnes Science Education Journal 3 (2) (2014)

belajar pretest, kelas eksperimen lebih tinggi Penelitian yang mendukung seperti
dibandingkan kelas kontrol. Uji hipotesis dilakukan oleh Sulistyarsi (2010) dapat ditarik
dilakukan untuk mengetahui efektivitas kesimpulan bahwa penggunaan media
pembelajaran IPA terpadu menggunakan herbarium dan insektarium dalam pembelajaran
herbarium dan insektarium dibandingkan Biologi dapat meningkatkan prestasi siswa,
pembelajaran tanpa herbarium dan insektarium. aspek afektif siswa, aspek psikomotorik siswa
Hasil perhitungan hipotesis dengan dan tanggapan guru mengenai penggunaan
menggunakan uji t diperoleh nilai thitung = 6,59 media ini adalah dapat mempermudah siswa
lebih besar dibandingkan ttabel=1,99. Dapat dalam mempelajari keanekaragaman mahluk
disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran hidup. Penelitian menggunakan model
IPA terpadu menggunakan herbarium dan pembelajaran IPA terpadu tipe connected yang
insektarium sebagai suplemen media telah dilakukan oleh Nisa’ (2012) menghsilkan
pembelajaran lebih tinggi dibandingkan tanpa simpulan bahwa perangkat pembelajaran IPA
herbarium dan insektarium pada tema klasifikasi terpadu tipe connected pada topik peredaran
makhluk hidup di MTs Al-Islam Jepara. Hal ini darah untuk kelas VIII SMP telah layak
dikarenakan melalui pembelajaran digunakan.
menggunakan herbarium dan insektarium siswa
dapat melihat secara nyata tumbuhan dan SIMPULAN
serangga yang ada di alam sehingga dapat
menghubungkan konsep yang diterima dengan Dapat disimpulkan bahwa efektivitas
pengamatan langsung. Sebagaimana yang telah penggunaan herbarium dan insektarium sebagai
diketahui secara luas bahwa siswa akan lebih suplemen media pembelajaran IPA terpadu
mantap dalam memahami materi jika siswa lebih tinggi dibandingkan pembelajaran tanpa
berperan langsung dengan lingkungan belajar media herbarium dan insektarium pada tema
sehingga tidak hanya mendengarkan atau klasifikasi makhluk hidup kelas VII MTs Al-
melihat saja tetapi siswa ikut aktif dalam proses Islam Jepara. Hal ini dapat dilihat 97,44% siswa
pembelajaran. tuntas secara klasikal dengan nilai lebih tinggi
Pembelajaran IPA terpadu tema dari KKM yang ditetapkan (hasil belajar ≥ 73).
klasifikasi makhluk hidup merupakan Siswa sangat aktif dalam proses pembelajaran
penggabungan dari bab klasifikasi makhluk sehingga persentase yang dihasilkan sebesar
hidup, subbab simbol bahan kimia berbahaya, 82.05%.
dan penulisan nama dan lambang unsur kimia.
Terlihat pada jawaban soal evaluasi yang DAFTAR PUSTAKA
menghubungkan ketiganya, seperti contoh soal
nomor 2, siswa diminta untuk menyebutkan Huda, D.K, Supriyono, & A. Qosyim. 2013.
hasil dari proses fotosintesis (C6H12O6+6O2). Penerapan IPA Terpadu Tipe Connected
Jawaban yang tepat adalah glukosa dan oksigen. dengan Model Cooperative Learning
Proses fotosintesis pada tumbuhan dituliskan untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa pada Materi Perubahan Fisika
dengan reaksi kimia sehingga siswa diminta dan Kimia di SMP Muhammadiyah 6
untuk menuliskan nama hasil reaksi fotosintesis. Surabaya. Ejournal Unesa,1(2):95-102.
Siswa kelas eksperimen menjawab dengan benar Tersedia:http//ejournal.unesa.ac.id.[tgl
soal nomor 2 sebesar 87,18% dan kelas kontrol 10-09-2013].
sebesar 74,29%. Berdasarkan persentase Ibrahim, M. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar
Mengajar. Surabaya: Unesa University
jawaban siswa yang menjawab benar soal
Press.
keterhungan konsep IPA sehingga pembelajaran Nisa’, I. 2012. Pengembangan Perangkat
IPA terpadu tepat digunakan pada tema Pembelajaran IPA Terpadu Tipe
klasifikasi makhluk hidup. Connected dengan Topik Peredaran
Darah untuk Kelas VIII SMP. Ejournal

500
Ni’matul Afifah, dkk. / Unnes Science Education Journal 3 (2) (2014)

Unesa,1(1):26-38. Sukiman. 2012. Pengembangan Media


Tersedia:http//ejournal.unesa.ac.id.[tg Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
02-01-2013]. Insan Madani.
Primiani, C.N & M.D Susianingsih. 2010. Sulistyarsi, A. 2010. Penggunaan Media
Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Herbarium dan Insectarium dalam
Belajar Biologi nelalui Pendekatan Pembelajaran Biologi untuk
Kontekstual dengan Media Herbarium Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
dan Insektarium. Jurnal Penelitian Jurnal Pendidikan, 2(1): 3-14.
Pendidikan,13(1):55–60. Tersedia:http//www.ikippgrimadiun.ac
Tersedia:http//jurnal.fkip.uns.ac.id.[tgl .id.[tgl 03-01-2013]
03-01-2013]. Syamswisma. 2011. Penggunaan Spesimen
Sobirin, M., Isnawati, R. Ambarawati. 2013. Herbarium Tumbuhan Tingkat Tinggi
Pengembangan Media Awetan Porifera (Spermatophyta) sebagai Media
untuk Pembelajaran Biologi Kelas X. Praktikum Morfologi Tumbuhan. Jurnal
Jurnal Biologi FMIPA UNNESA, 2(1). Guru Membangun, 26(2): 1-9.
Tersedia:http//ejournal.unesa.ac.id. Tersedia:http//jurnal.untan.ac.id[tgl
[tgl 02-01-2013]. 03-01-2013].
Sudarmin, 2012. Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa
Melalui Pembelajaran Kimia
Terintegrasi Kemampuan Generik
Sains.Varia Pendidikan.24(1):97-103.
Tersedia:http//publikasiilmiah.ums.ac.i
d. [tgl 04-01-2013].

501

Anda mungkin juga menyukai